Baekhyun tidak fokus. Beberapa kali ia menguap dan mengeluarkan sedikit air dari sudut matanya. Bukan karena Baekhyun tidak tidur semalaman, tidak. Ia memang sering dan selalu seperti ini, setiap pelajaran Bahasa Inggris ia pasti selalu menguap tanpa henti. Bukan apa apa, hanya saja selain ia tak mengerti ia juga memang tak tertarik dengan pelajaran yang –menurutnya— aneh ini.

Karena sudah tak tahan lagi menahan rasa kantuknya, akhirnya Baekhyun pun tertidur dengan kedua tangannya menjadi bantal untuk kepalanya diatas meja. Ia tak peduli jika Jung seonsaengnim —guru Bahasa Inggrisnya— menegurnya. Toh, ia juga tak akan kelihatan karena posisi duduknya berada dipaling belakang.

"Baekhyun-ah~ Jadilah kekasihku!"

Baekhyun menatap Chanyeol dengan tulus sebelum ia menganggukkan kepalanya. Chanyeol tersenyum melihat , Chanyeol mendekatkan wajahnya ke wajah Baekhyun dan mulai menutup matanya, begitupun dengan Baekhyun. Saat deru nafas Chanyeol begitu terasa menerpa wajah Baekhyun dan tinggal beberapa centi lagi bibir mereka bertemu—

KRING

Baekhyun tersentak saat dering suara bel istirahat berbunyi. Shit! Itu hanya mimpi. Baekhyun terus mengutuk dalam hati mengapa bel harus berbunyi disaat seperti itu! Tapi, ini menguntungkan juga karena Jung seonsaengnim baru saja menutup kelas dan tentu saja ini menjadi sebuah kelegaan bagi Byun Baekhyun.

"YA! Baekhyun-ah kau tertidur lagi eo?"

"Hmm. Sudahlah Luhan-ah kajja kita ke kantin. Aku sudah sangat lapar"

Baekhyun melangkahkan kakinya meninggalkan Luhan –sahabatnya— menuju kantin. Karena ia memang benar benar lapar setelah adegan –mimpinya— ciumannya dengan Chanyeol gagal. Meskipun itu mimpi, tapi setidaknya ia bias menggapai Chanyeol sekali saja. Huft~

"YA! Baekhyun-ah tunggu aku!"

"Jadi kau bermimpi apa tadi? Kenapa tadi kau memaju majukan bibirmu seperti ini,"

Luhan mempraktekan bagaimana bibir Baekhyun yang mengerucut dan terkesan seperti ingin mencium seseorang dengan matanya yang tertutup. Baekhyun tercengang tentu saja ia langsung membekap mulut Luhan.

"Mmpphhhtt—yammpht lemmpashhht"

Luhan langsung menepuk nepuk tangan Baekhyun yang dengan seenaknya membekap mulutnya.

"YA BYUN BAEKHYUN! Kau mau membunuhku eo?"

"Ish! Kau ini berisik sekali Lu! Cepat habiskan makananmu dan lupakan mimpiku tadi arra?"

Luhan mengerucutkan bibirnya, Baekhyun memang benar benar menyebalkan! Dia tak pernah bercerita apapun soal laki laki. Lalu tadi, dia melihat Baekhyun bermimpi seperti orang yang akan berciuman. Ini benar benar aneh.

"Baek"

"Hmm"

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku, ya?"

Baekhyun menyimpan sumpitnya dan berbalik menatap Luhan.

"Lu, tidak ada apa apa oke? Dan sekali lagi aku tegaskan. Lebih baik kau cepat habiskan makananmu Lu"

"Tidak! Tidak! Tidak! Kau sedang menyukai seseorang kan? Iya kan? Ayolah Baek, kau tidak ingin bercerita pada sahabatmu yang cantik ini huh? Kau belum pernah mengatakan soal laki laki sebelumnya"

"Ya, sebelumnya dan seterusnya"

"YA! Kau mau jadi perawan tua heh?"

"Ish! Jangan asal bicara"

"Ayolah baek, ceritakan apa yang kau mimpikan tadi yayaya? Jebal~"

Luhan memasang puppy eyes nya sedangkan Baekhyun memutar bola matanya malas. Luhan selalu saja seperti ini, keras kepala.

"Lu, sekarang kau fikir. Kalau kau memimpikan Gukjae menciummu, lalu apa itu berarti kau menyukainya?"

Luhan bergidik ngeri. Membayangkan wajah Gukjae saja sudah membuatnya mual. Bagaimana tidak? Badan yang besar, cupu dan oh! Jangan lupa dengan kacamata yang setia bertengger diwajahnya.

"Hiih~ itu sangat menggelikan Baek~ Tidak mungkin kan aku menyukainya. Mendengarnya saja membuatku merinding"

"Jadi, kau sudah mengambil kesimpulannya sendiri kan Luhannie~?"

Baekhyun segera bangkit dari duduknya menuju kelasnya. Dan, meninggalkan Luhan yang masih bingung dengan perkataan Baekhyun tadi.

'Dasar lemot, tapi tak apa selagi kau masih sahabatku kkkk~'

Ya, Luhan dan Baekhyun memang bersahabat sejak mereka berada di Junior High School. Perbedaan kedunya membuat mereka menjadi sepasang sahabat yang saling melengkapi. Baekhyun itu kurang bersosialisasi sehingga terkesan sangat dingin. Berbanding terbalik dengan Luhan yang sifatnya masih kekanakan dan cenderung bergaul dengan siapa saja. Tapi meskipun begitu, Luhan selalu mengatakan bahwa Baekhyun adalah satu satu sahabat terbaiknya.

"YA! Byun Baekhyun kau bermimpi dicium oleh Gukjae?!"


PRIT

Suara peluit yang berasal dari lapangan menandakan bahwa pertandingan akan dimulai. Ya, disekolah ini sedang mengadakan lomba basket dan lapangan begitu ramai dengan sorak sorai dari para murid yang menonton pertandingan ini.

Berbanding terbalik dengan Baekhyun yang hanya menontonnya lewat jendela kelas saja, karena kebetulan kelasnya berhadapan langsung dengan lapangan basket. Sebenarnya tadi Luhan sudah mengajaknya untuk menonton langsung ke lapangan. Tapi, sekeras apapun Luhan mengajak Baekhyun pasti jawabannya akan sama,

"Lu, disana sangat berisik dan aku tidak suka. Kau sendiri saja"

Dan dengan berat hati, Luhan pun pergi sendiri ke lapangan demi melihat sunbae favorite nya. Ya, Luhan menyukai salah satu dari mereka. Oh Sehun namanya. Dia berasal dari kelas 11-A dan merupakan salah satu anggota dari klub basket sekolahnya juga.

Sebenarnya selain Luhan, Baekhyun juga diam diam menyukai salah satu pemain basket dari sekolahnya yang merupakan sunbae nya juga. Dan yang Baekhyun tau ia juga merupakan sahabat dari Oh Sehun. Park Chanyeol namanya. Baekhyun belum pernah bercerita kepada siapapun tentang perasaannya pada Chanyeol, bahkan Luhan sekalipun.

Biasanya, setiap ada pertandingan seperti ini Baekhyun hanya bisa melihatnya dari jarak kejauhan dan selalu tersenyum atau pipinya akan merona setiap Chanyeol menshoot bola nya kedalam ring. Karena disitu, ia bisa melihat senyuman Chanyeol yang menurutnya begitu –uhm— menawan. Dan terkadang juga kakinya tersandung meja karena ia terlalu bersemangat melihat Chanyeol. Setiap hal itu terjadi, Baekhyun merasa ini seperti bukan dirinya.

Setelah pertandingan selesai, semua kembali ke kelas masing masing untuk membawa tas mereka dan segera pulang kerumah. Baekhyun pura pura membaca buku agar Luhan tidak mengetahui jika sedari tadi ia sedang menonton pertandingan juga.

"Baek, kenapa pipimu merah seperti itu?"

Baekhyun gelagapan. Apa memang benar pipinya masih bersemu merah?

"M-mwo? Benarkah? Kurasa tidak."

Sebelum Luhan mengelak, salah satu teman sekelas Baekhyun datang menghampiri Baekhyun dan Luhan.

"Baekhyun-ah kau dipanggil keruangan Jung seonsaengnim sekarang"

Baekhyun menelan ludahnya kasar. Berbagai pertanyaan berkecambuk dalam dirinya. Apa Jung seonsaengnim mengetahui jika ia selalu tertidur saat pelajarannya? Lalu kenapa tidak langsung ditegur langsung saja? Kenapa harus dipanggil segala? Apa—

"Baekhyun-ah?"

Baekhyun tersadar dari lamunannya dan langsung tersenyum kikuk.

"Ah ya, terimakasih Jongdae"

"Ya. Sama sama"

Baekhyun langsung mengambil tas nya dan menatap Luhan.

"Lu, kau pulang saja duluan ya?"

Luhan menatap Baekhyun dengan rasa khawatir, ia tau dari raut wajah Baekhyun menandakan jika ia tengah khawatir.

"Kau hanya perlu tenang oke? Jung seonsaengnim tidak akan memakanmu, kok"

Setelah mengatakan itu, baik Baekhyun maupun Luhan tertawa bersama. Luhan memang benar benar bisa membuat mood nya kembali.

"Ya. Terimakasih Lu, sekarang pulanglah. Sampai berjumpa nanti, bye~"

"Bye~"


Cklek

"Annyeonghaseyo. Apakah seonsaengnim memanggilku?"

"Ya. Baekhyun duduklah"

Baekhyun mengangguk dan langsung duduk dihadapan Jung seonsaengnim. Ia sangat gugup. Pasalnya, baru kali ini ia berhadapan langsung dengan guru. Karena ia selalu bagus dalam pelajaran apapun kecuali Bahasa Inggris tentunya.

"Ehm, begini. Aku sering melihatmu tertidur pada saat kelasku sedang berlangsung. Apa, kau tidak menyukai cara pembelajaranku? Karena yang kutau kau selalu bagus dalam pelajaran apapun. Minus dalam pelajaranku"

"Astaga, bukan begitu ssaem. Hanya saja, aku benar benar tidak mengerti. Jeoseonghamnida. Aku bukan bermaksud menyinggung ssaem, hanya saja aku—benar benar tidak tau kenapa aku selalu mengantuk saat pelajaranmu berlangsung. Sekali lagi, maafkan aku ssaem"

"Ehm, kalau begitu berikanlah ini pada orangtuamu. Besok, kutunggu disini setelah pulang sekolah. Jangan lupa sampaikan ya?"

Bola mata Baekhyun membesar melihat Jung seonsaengnim memberikannya sebuah amplop putih yang diberikan untuk kedua orangtuanya.

MATILAH KAU BYUN BAEKHYUN!

"T-tapi ssaem—"

"Ini untuk kebaikanmu oke?"


Baekhyun terus berjalan mondar mandir didepan pintu kamar ibunya. Ini sudah malam, pasti ibunya sudah tertidur. Baekhyun langsung menegang saat pintu kamar ibunya terbuka dan ibunya sudah berdiri disana menatap aneh putrinya.

"Baek, ada apa? Kenapa kau terlihat gelisah seperti itu? Ini sudah malam. Kau tidak tidur?"

Ibu Baekhyun menutup pintu kamarnya karena takut membangunkan suaminya. Baekhyun gelagapan dan mencari alasan bagaimana caranya supaya ia tidak dimarahi. Setelah mendapatkan idenya, akhirnya ia memberanikah diri untuk menyerahkan amplop itu,

"Eomma, jadi begini—"

Baekhyun memegang tangan Ibunya dan menyimpan amplop itu disana. Bekhyun langsung lari terbirit birit menuju kamarnya sambil berteriak,

"BESOK DATANG KESEKOLAHKU SETELAH PULANG SEKOLAH YA EOMMA BAEKHYUN TIDUR DULU JALJAYO"

"YA! APA YANG KAU LAKUKAN ANAK NAKAL!"


Baekhyun melihat ibunya yang baru saja keluar dari ruangan Jung seonsaengnim dengan perasaan cemas. Dia langsung memalingkan wajahnya saat ibunya ternyata sedang melihatnya dan tersenyum. Eh?

"Baekhyun-ah!"

"Eh eomma hehe, eomma disini?" Baekhyun tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Eo, kau menunggu eomma ya? Kalau begitu ayo kita pulang"

Baekhyun mengerjap ngerjapkan matanya, apa ia tak salah dengar? Kenapa ibunya tak memarahinya? Apa yang sebenarnya terjadi?

"Oh ya, mana Luhan?"

"Eo? Eo, itu Luhan tadi pulang duluan eomma."

"Oh, geurae. Kalau begitu ayo cepat naik"

"N-ne eomma"


"Baekhyun-ah cepatlah bersiap siap"

"Memangnya kita mau kemana eomma?"

"Kita tidak akan kemana mana"

"Lalu?"

"Guru les Bahasa Inggrismu akan datang, sebentar lagi sepertinya"

Freeze. Baekhyun membeku mendengar penuturan ibunya. Guru les katanya? Astaga! Apa ini yang membuat ibunya tidak jadi memarahinya? Yatuhan!

"Mwo? Les Bahasa Inggris? Shireo!"

"Terlambat, sebentar lagi ia akan datang. Cepat ganti bajumu dan bawa buku Bahasa Inggrismu."

"Eomma~"

"Tidak ada penolakan Byun Baekhyun"

Huft~

Baekhyun menghela nafasnya kasar. Astaga ia benar benar tak bisa membayangkan bagaimana nanti ia dimarahi habis habisan oleh guru les nya nanti. Kalau dikelas sih, bisa saja ia bertanya pada Luhan. Tapi sekarang? Ia harus les sendiri? Bersama guru? Bunuh saja ia sekarang!

Setelah Baekhyun berganti baju dia mendengar suara bel berbunyi. Oh, gurunya sudah datang. Dia melangkahkan kakinya malas malasan kearah pintu. Tetapi ia langsung membeku melihat gurunya. Dia memakai baju santai dan membawa tas dengan menyampirkannya dibahunya. Ia terlihat sangat tampan dengan jarak sedekat ini. Astaga apa memang benar ini gurunya?

"C-Chanyeol sunbae.."