Moiriscarlett presents:
Calling Back History
Disclaimer: Hidekaz-sensei, APH-nya bagus deh~~ Buat aku ya? Ya? Ya? Ya? *kedip-kedip najis* ASEAN punya pemerintah sama rakyatnya (atau punya siapalah, pokoknya bukan punya saya)
Warning: OOC kah? Pendek. Don't like, don't read.
Maaf kalau ada kemiripan plot. Beneran saya enggak ngopy~
~.~
I - Make Sure To Come Back Soon!
Pagi hari di kediaman ASEAN, semua negara Asia Tenggara sedang menunggu sarapan mereka kecuali sang "kakak" tertua, Indonesia. Indonesia masih tertidur dengan pulas di kamarnya. Suara dengkurannya terdengar sampai ruang makan membuat nafsu makan adik-adiknya hilang seketika. Sedangkan Malaysia dengan terpaksa menggantikan "kakak"-nya lagi untuk membuat sarapan di dapur.
Selain suara dengkuran Indonesia, semuanya tenang dan damai. Tiba-tiba…
"Gusrak! Ouch!"
"EH COPOT! TUAN TOLONG ADA ALIBABA MERAH DELIMA!"
"Ih, Kak Viet latah!"
Si kecil Laos tertawa melihat "kakak"-nya latah dengan memalukan.
"Apaan tuh barusan?", Vietnam tidak menggubris kata-kata Laos. Ia masih penasaran dengan suara yang berasal dari semak-semak berduri di luar rumah.
"Biar aku cek."
Singapura dengan inisiatif mengambil langkah keluar rumah untuk mengecek sumber suara tadi.
Singapura berjalan keluar dari ruang makan, lalu ke ruang tengah, dan akhirnya sampai tepat di belakang pintu depan. Dengan mantap ia membuka pintu.
"A-Auh. Sakit."
Seorang pria bertubuh agak pendek dengan alis oh-Tuhan-betapa-tebalnya sedang meringis di sebelah semak rumput berduri yang tumbuh di depan rumah ASEAN. Nampaknya, dia habis terjatuh ke semak-semak itu.
Singapura mengedipkan matanya beberapa kali. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia tidak percaya, selama bertahun-tahun orang itu akhirnya pergi meninggalkannya sekarang kembali lagi tepat di depan rumahnya.
Astaga. Untuk apa dia ke sini?, Batin Singapura.
"Ouch. H-Hey! What are you looking at, Turmasik? Help me here!", Sahut pria itu sambil meringis kepada Singapura.
"I am not Turmasik. And I am not under your command anymore, England."
~.~
"Kak Singapur, kok lama amat? Sarapannya udah mau jadi tuh! Jangan bilang kakak mau kabur soalnya bosen makan scones tiap pagi. Hhhhh… Makanya bangunin Kak Nesia biar dia mau masak!", Brunei menyusul Singapura ke luar.
"…. Ngapain dia ke sini?"
Brunei menunjuk pria pendek yang tadi dipanggil England oleh Singapura dengan ekspresi tidak suka.
"Ehem. Hello, Brunei. Long time no see."
England mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Brunei hanya memandanginya dengan sinis dan tidak menjawab uluran tangannya.
"Untuk apa anda kembali ke sini?"
Pertanyaan itu kembali keluar dari mulut Brunei dengan nada lebih tegas dari sebelumnya.
"Saya hanya mau memastikan semua anggota negara persemakmuran baik-baik saja. Karena sudah lama tidak ke sini, saya sekalian mampir. Oh ya, ada salam dari Ratu untuk kalian bertiga[1]. By the way, where is your sister?", Tanya England.
"Kami bertiga baik-baik saja, terima kasih. Salam juga untuk Sang Ratu. Malaysia sedang di dapur, tapi sepertinya sekarang sudah selesai.", Singapura menjawab seperlunya sebelum Brunei melontarkan "kata mutiara"-nya terhadap England.
"Oh. Salam untuknya, ya…", Itulah kata terakhir England sebelum meninggalkan kediaman ASEAN. Ekspresi wajahnya menunjukkan betapa dia tidak ingin meninggalkan rumah itu tanpa menemui Malaysia.
"Iggy…"
Seorang gadis memanggilnya dari dalam rumah. Suaranya tidak asing lagi di telinga England. Suara lembut yang menenggelamkannya ke dalam buaian nostalgia yang indah. Ia menghentikan langkahnya.
"Kapan-kapan mampir lagi, ya!"
Tanpa membalikkan badannya, England mengacungkan jempolnya ke atas tanda ia mendengar dan menyukai ide gadis itu.
"I certainly will, Malaysia."
~TBC (kayaknya)~
A/N: [1]Negara persemakmuran di ASEAN Cuma Singapore, Malaysia, sama Brunei
Pendek. Lagi. SUMPAH YA, GUA HERAN. KOK ORANG-ORANG PADA BISA BIKIN FIC PANJANG? *marah-marah gaje*
Second fic tapi masih ancur juga. Sebel ah.
Review~
