Forever and Always
Chapter 1 : My Dearest Brother.
-
Neji menunduk sedih memandang wajah putih pucat yang sedang tertidur pulas di salah satu kamar di Hyuuga Mansion, dia selalu melakukan hal ini sepanjang waktu setiap hari, tapi dia tak pernah bosan.
Dia membelai poni indigo yang membingkai wajah Hinata. Hinata tetap tertidur, tidak terganggu sama sekali. Neji dan Hinata sudah semakin akrab sejak ujian Chuunin, SANGAT akrab malah, tapi hanya sebatas saudara . Neji menghela napas, kemudian menggenggam sebelah tangan kecil Hinata.
-
-
+Flashback+
-
" Neji-nii-san !! " Hinata berteriak selaku berlari ke arah Neji yang terluka, tidak mempedulikan mayat ayah dan adiknya yang sudah ditangisi-nya.
" Sial !! " Neji mengutuk kakinya yang tak bisa bergerak karena terkilir.
" Khu khu khu ... sungguh kakak adik yang mengharukan ... atau menyedihkan ? " Kabuto terkekeh. Dan dalam sekejap muncul di depan Hinata. Hinata tersentak. Kabuto menjambak rambut Hinata dengan kasar, Hinata berteriak pelan.
" Akan kuberikan hadiah istimewa padamu, Bunke, sebagai tanda terima kasih telah menyusup masuk ke markasku " Tangan Kabuto menjambak rambut Hinata lebih keras.
Seluruh tubuh Hinata memberontak, menolak untuk disakiti begitu saja. Kabuto menyeringai melihat penderitaan Hinata, kemudian mengalirkan cakra berwarna ungu ke dalam tubuhnya.
" Kyaaaa !! " Hinata berteriak kesakitan, dari tengkuknya muncul samar-samar tanda '+'
Kabuto kembali terkekeh melihat Hinata terjatuh tak sadarkan diri dan Neji yang meneriakan nama Hinata tanpa henti.
" Khu khu khu ... Kita akan bertemu lagi ... Itu kalau kau ingin melepaskan kutukan itu " Seringai Kabuto semakin lebar dan langsung lenyap dari tatapan Neji, membiarkan Hinata tergeletak dengan nafas yang putus-putus.
-
+Flashback End +
-
-
' Kalau saja ... saat itu ... aku lebih kuat ... ', Neji meremas tangan Hinata.
" Nii-san ... sakit ... ", Neji tersentak.
" Hinata-sama ? Ah, maaf. Bagaimana keadaanmu ? ", Neji melepaskan genggamannya sebelum dia benar-benar mematahkan tangan yang semakin rapuh itu.
" Mmm ... sudah baikan ... ", Hinata menjawab dengan suara lemah tapi tersenyum manis . Neji mengangguk, " Syukurlah kalau begitu "
Sunyi yang panjang menyelimuti mereka.
-
-
-
-
" Neji-nii-san ... kamu ... ", Hinata ragu-ragu menyelesaikan kalimatnya.
" HEEE-NAAA-TAAH !!! ", Tenten melompat masuk dan melingkarkan tangannya di leher Hinata. Kelopak bunga Amaryllis yang dibawanya berterbangan.
" Tenten !? Lee !? Kenapa ... Bagaimana kalian bisa masuk !? "
" Ahaha, Neji, kita itu Ninja, dan Tenten, biarkan Hinata bernafas. Lalu ... senang melihatmu tetap cantik Hinata !! ", Kata Lee dengan pose nice-guy. Tidak menyadari Death-Glare dari Neji.
" T-Tenten ... s-shesaak ... ", Hinata menepuk-nepuk pundak Tenten, dan memberi Neji tatapan 'Tolong '.
" Baiklah, Tenten, itu sudah lebih dari cukup " Neji menarik tangan Tenten yang sudah lengket di leher Hinata.
" H-Hiks ... aku ... aku sangat khawatir !! N-Neji tidak mau cerita ... A-aku hampir saja mati ketakutan ... " Tenten menangis dan berbalik memeluk Neji.
" ... Kenapa kamu memelukku ? "
" Hiks ... Eh ? Hah ? KYAA !! " Tenten langsung mendorong Neji dengan muka merah padam.
" Oooh !!! Ternyata benar tentang gosip kalau kalian itu paca- "
" B-Bukan !! Aku nggak sengaja !! " Tenten panik dengan wajah panas.
" Jangan bercanda ! Itu semua karena Tenten yang seenaknya memelukku ! ", " Eh ? Salahku !? "
" Fufufu, Neji, mukamu merah ? " Lee menunjuk muka Neji.
" JYUUKEN "
Kejar-kejaran antara Lee dan Neji, mulai.
Tenten menghela nafas, " Mereka menyedihkan ya, Hinata ? "
" ... " Hinata menatap Tenten dengan tajam, tidak mengedipkan mata sedetikpun.
" H-Hinata ? " Tenten mundur 1 langkah karena ngeri melihat tatapannya.
Kejar-kejaran antara Lee dan Neji, selesai.
Hinata tersenyum, " Sudah tersebar gosip seperti itu ya ? Sepertinya sudah banyak perubahan sejak terakhir kali aku menginjakan kaki di dunia luar ... " Hinata menatap Neji, dan tertawa kecil.
-
" Aku jadi ingin keluar lagi ... "
-
Bagi Neji, seperti ada pedang yang mencabik-cabik tubuhnya, bukan hanya hatinya. Neji menundukan mukanya, dalam hati dia menyalahkan dirinya tas keadaan Hinata.
" Kapan aku bisa keluar lagi ? " Senyuman Hinata semakin lebar.
-
-
-
-
Sunyi, tidak ada yang berani memberikan harapan pada Hinata, tidak akan ada.
" A-ah !! S-Sebentar lagi waktu latihan !! Ayo Neji ! Kita pergi !! "
" Eh, sudah mau pergi ? Tapi, Neji-nii-san ... " Senyum Hinata lenyap sudah.
Tenten menyenggol pundak Neji, " Ah, iya. Hinata-sama, aku pergi dulu "
" Neji-nii-san ! Tunggu – "
Terlambat, Neji dan yang lainnya lenyap, meninggalkannya sendiri di Mansion yang luas.
Hinata menghela nafas, lalu melihat burung-burung kecil sedang bernyanyi riang dari jendela kamarnya. Lalu dia ikut bernyanyi suatu lullaby.
-
-
My dearest brother, my very important brother.
You are so kind to me,no mather what I am.
You are so nice to me, no mather who I am.
I want you, so badly.
That I will let this hand of mine cover with sin.
That I will let this body of mine cover with blood.
As long it is you, I'll sacrifice everything.
As long it is you , I'll give anything.
At last, your beautiful body is mine, however ...
My body is brocken, useless, failure.
It is okay, beside my body, I'm still have the other prettiness.
After all, you will take the consequence of this ...
-
-
CIP, CIP, CIP
-
-
You will carry me with your perfect body, to the world of darkness. Where they use fire as the floor.
If you dare drop me, I will make an another punishment, again and again.
Hinata terkikik setelah menyanyikan lagu ciptaannya itu, dia menumpahkan lagu itu ke dalam buku berwarna Hitam miliknya, lalu kembali terlelap di Futonnya.
-
-
-
Repiew paling dikit 3, nggak akan saia lanjutin kalo ga ada yang repiew paling nggak 3 ( soalnya kayaknya cerita ini ancur ).
