My Life In Manchester
Summary: Bercerita tentang kehidupan baru keluarga besar Naruto di Kota Manchester. Dia bersama Kakaknya di kejutkan oleh penemuan seorang wanita cantik yang pingsan di Taman Kota.
Genre : Family, General, Mystery, Romance, and Tragedy
Warning : Normal life, Original Branded Name, Mild language, Real Place, AU, Abal, Gak nyambung, and the Real HOOLIGANS!
Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto dan HS DXD milik Ichiei Ishibumi.
Selamat membaca dan semoga terhibur
Chapter 1: Meet the Unconscious Strange Girl.
Manville Street Way, Manchester, M30 ORA, 22/12/2013 06.00 AM
*BEEP BEEP BEEP BEEP* *click* "Hoammm...sudah pagi ya." ucap seorang pemuda berusia sekitar 17 tahun, Berambut jabrik kuning berantakan dan bermata biru saphire menguap lalu mengucek kan kedua matanya. Pemuda tersebut lalu bangun dari Ranjangnya dan langsung menuju ke kamar mandinya. Sementara itu di kamar yang lain. *KRINNGGG* "Ahh! aku masih ngantuk." kesal pemuda berambut jabrik hitam yang memakai kacamata tidur dan masker di wajahnya. "Hei! matikan weker brengsek itu!." umpat pemuda berambut kuning terang yang berada di atas kasur si jabrik hitam (kasur tingkat ya.) menutupi seluruh badannya dengan kain selimut. "Aduh berisik sekali sih, Matiin dong jamnya!." kata pemuda berambut merah yang berada di seberang 2 pemuda tadi dengan menutup wajahnya dengan Bantal. Tiba-tiba "BRAKKK!" terdengar hantaman pintu yang keras dari kamar mereka bertiga. Lalu di depan kamar mereka terlihatlah sesosok wanita berambut ungu memakai jepit rambut origami yang membuat mereka bertiga langsung terbangun serempak dan memasang wajah yang takut. "BANGUN KALIAN PEMALAS!." bentak wanita tersebut. "I...i...iya kakak!." jawab mereka bertiga dengan kompak lalu mereka langsung menuju kamar mandi dan terjadilah saling berebut untuk mandi giliran pertama. "Huh dasar bodoh." wanita itu mendesah dan tersenyum kemudian dia pergi dari kamar mereka lalu menuju ruang makan. Di ruang makan telah duduk seorang pria berambut jabrik oranye yang menunggu mereka untuk menunggu mereka untuk sarapan pagi. Wanita tersebut tiba di ruang makan lalu kemudian memberi ciuman hangat di pipi pria yang di cintainya lalu duduk di samping kanannya. "Konan, apa mereka semua sudah bangun?." tanya Yahiko. "Yah, mereka semua sudah bangun dengan cara sedikit kasar." jawab Konan senyum. "Kasar?" Yahiko mengangkat alisnya bingung. Konan tertawa kecil "Sudahlah, kau tidak perlu tahu, sekarang ayo kita sarapan." kata Konan sambil mengambil piringnya. "Selamat pagi, Konan, Yahiko." sapa seorang pria berambut panjang sebahu dengan sopan lalu duduk di samping kiri yahiko. "Pagi Itachi, di mana yang lain, Hidan dan Kisame?." tanya Yahiko. "Nanti sebentar lagi mereka juga turun." jawab Itachi lalu menyeruput teh hangatnya. "Hai semua selamat pagi~!." sapa seorang pria dengan ceria dan di belakang nya di ikuti pria lain berbadan tinggi dan besar yang mempunyai tatto tribal besar di lengan kanannya memberi salam tangan ke Yahiko dan yang lain. "Pagi Hidan, Kisame" kata Yahiko dan Konan sementara Itachi hanya tersenyum. "Sial! cuaca hari ini dingin sekali walaupun aku tadi mandi pakai air panas." kata Kisame merapatkan kedua tangannya di dada dan menggosok-gosok kan badannya. "Tentu saja karena cuaca hari ini sedang minus 5 paman Kisame." ucap seseorang dari belakang Kisame dan mengejutkan nya. "Hey nak jangan mengagetkan ku seperti itu." Kisame menoleh ke pemuda tersebut dan memberikan tatapan kesal. Pemuda itu tertawa lalu ia meminta maaf. "Maafkan aku paman Kisame." katanya sambil menggarukan kepala belakang nya. Kisame pun hanya mengusap kepala pemuda tersebut dan memencet hidungnya. "Oww paman sakit." keluh pemuda itu. Lalu mereka duduk di kursinya, pemuda itu duduk di samping Konan menghadap arah pintu, sementara Hidan duduk di seberang Konan. "Hey sayang, kau sepertinya hari ini semangat sekali." kata Konan sambil memegang rambut jabrik pemuda itu. "Jelas aku semangat donk Bu, aku sudah tidak sabar lagi untuk bermain ski dan yang paling aku tunggu-tunggu yaitu perang bola saljunya." ucap si pemuda itu dan menyengir lebar sambil membuat tanda peace di tangan nya. Semua orang di ruangan lalu tertawa melihat tingkah pemuda itu kecuali Yahiko dan Konan hanya menggeleng kan kepala. "Anak ini." desah Yahiko. "Tapi dia buah cinta kita kan, sayang." kata Konan sambil memegang tangan Yahiko dan memandang nya. Yahiko pun membalas pandangan Konan dengan senyum. "Halo semua selamat pagi!." teriak lantang pemuda jabrik berambut hitam di ikuti si pirang dan merah di belakangnya. "Hay kak Obito, kak Dei, kak Sasori." ucap si jabrik kuning mealambaikan tangan nya ke arah mereka. "Yo Naruto!." kata Obito membuat pistol tangan ke Naruto sedangkan Deidara dan Sasori hanya melambaikan tangan. Lalu mereka duduk di kursinya, Deidara di seberang Itachi, Sasori di samping antara Naruto dan Hidan, sedangkan Obito di samping Deidara. "Semuanya sudah berkumpul, ayo kita mulai, Hidan kau pimpin doanya." kata Yahiko. "Baik Kak." angguk Hidan. Lalu ia memulai doanya dan kemudian mereka semua memulai sarapan paginya. Setelah sarapan pagi mereka selesai terjadi hening sementara hingga Konan memulai pembicaraan. "Setelah merapikan ini salah satu dari kalian pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan untuk makan siang nanti." kata Konan sambil menunjuk Sasori, Deidara, dan Obito. "Maaf kak, hari ini aku tidak bisa karena ada latihan." Sasori menolak lalu beranjak dari kursinya lalu pergi dari ruangan. "Aku juga tidak bisa Kak, karena aku harus pergi ke pameran seni." Dei juga menolak lalu pergi dari ruangan. Konan pun langsung menatap Obito. "Berarti kau yang berbelanja nanti, oke.". Obito hanya mendesah pasrah "Heeh baiklah Kak.". "Kakak boleh aku ikut menemani kakak berbelanja?." tanya Naruto. "ya tentu saja Naruto." jawab Obito tersenyum. Mereka pun lalu merapikan alat-alat makannya dan menaruhnya di wastafel. Di pintu luar Rumah sudah berdiri Konan, Yahiko, Obito, dan Naruto. "Obito ini daftar belanjaan nya pastikan jangan sampai terlewat." kata Konan memberi sebuah kertas. "Ok Kak tenang saja." kata Obito mengambil kertas itu lalu memasukkan nya ke dalam kantong jacket lalu menatap Naruto sambil mengelus rambutnya. "Kau hati-hati di jalan ya nak.". "Ya ibu." Naruto menjawab dengan senyum. "Ayo Naruto kita pergi." kata Obito sambil berjalan. "Ok Kak, dah Ayah, dah Ibu." kata Naruto mencium pipi Konan dan Yahiko lalu menyusul Obito. "KAKAK TUNGGU AKU!.". Konan dan Yahiko pun cuma geleng-geleng kepala melihatnya. "Konan, aku berangkat dulu yaa." kata Yahiko sambil memegang tas kerjanya. Konan lalu menoleh ke Yahiko "Yaa kau juga hati-hati, sayang." kata Konan dengan nada yang halus menatap Yahiko. Yahiko cuma memgangguk kemudian ia mencium kening Konan lalu menuju ke Mobil SUV Escalade nya yang berada di Bagasi. Yahiko bekerja di sebuah stasiun kereta api Manchester Piccadily. Salah satu stasiun terbesar dan tersibuk inggris di mana ia bekerja sabagai kepala masinis di sana. Sementara itu dengan Obito dan Naruto. "Ya ampun dingin sekali hari ini." Obito menggigil sambil merapatkan kedua tangannya ke dada. "Bagiku biasa saja Kak." kata Naruto dengan santai. "Itu karena kau memakai 2 lapis jaket sedangkan aku hanya 1." kata Obito kesal. "Siapa suruh kakak memakai jaket hanya 1. Sudah tau sekarang cuacanya sedang minus 5 rasain kedinginan." kata Naruto meledek lalu tertawa. "Kau ini." kesal Obito lagi dan Naruto pun tertawa lagi. Memang benar pakaian yang di pakai mereka berbeda. Obito memakai jaket tebal berwarna coklat tua dan memakai kaus oblong berwarna putih di dalamnya. Memakai jeans biru dan sepatu sneakers Umbro berwarna coklat dengan warna putih di bagian alas bawah nya sedangkan Naruto memakai jaket tebal berwarna hitam dan memakai sweater putih tebal di dalamnya lalu dia juga memakai cupluk putih beserta syalnya. Dia memakai jeans warna hitam dan sepatu sneakers Umbro berwarna putih dengan warna merah di alasnya dan berwarna hitam di bagian pinggir atasnya dan juga gambar permata berwarna hitam di tengahnya dengan tulisan "Umbro GT" di samping belakang permata tersebut. Setelah 30 menit mereka berjalan kaki akhirnya mereka sampai di supermarket. "Kakak, apa ibu belanja banyak hari ini?." tanya Naruto. "Sebentar aku lihat dulu daftar belanjaan nya." kata Obito lalu merogoh kantong jacket depannya dan mengambil kertas yang di berikan oleh Konan. "Hmm 1..2..3.. semuanya 50 jenis bahan makanan Naruto." kata Obito. "Banyak sekali kak. Kalau begitu ayo kita mulai berburu yahooo...!." semangat Naruto yang membuat Obito terkekeh melihat tingkahnya tersebut. "Ya ayo Naruto." kata Obito menyeringai lalu merekapun memulai perburuannya. Setelah beberapa jam kemudian akhirnya mereka selesai mencari bahan makanan lalu menuju ke tempat kasir. Di luar pintu supermarket, "Ahh akhirnya selesai juga belanjanya. Ibu benar-benar membuat kita kewalahan." kata Naruto meregangkan ototnya dan bernafas lega. "Benar...hey Naruto bagaimana kalau kita ke taman dulu untuk istirahat sebentar." Obito memberi saran. "Ide yang bagus Kak." Naruto menyetujui ide Obito dan memberinya jempol.
Di lain tempat di sebuah studio musik dimana Sasori bermain band bersama teman-temannya. Sasori saat ini sedang duduk di kursi kecil Drumnya sambil mendengarkan lagu di headset dan memutar-mutar stick drumnya untuk menunggu teman-temannya datang. Dandanan Sasori bisa di bilang seperti anak-anak Rock n Roll. Dia memakai jaket jeans dengan V neck sweater di dalamnya, celana jeans semi ketat, sepatu monkey boots, dan tak lupa aksesoris favoritnya yakni topi baseball yang selalu bagian pets nya di hadapkan ke belakang serta tindikan bulat hitam di kuping kiri dan kanannya. "Hay Sasori." sebuah suara muncul dari pintu studio. Orang tersebut berpenampilan sangar. Tatto di sekujur kedua tangannya, bertindik di bibir kiri dan memakai kalung perak, memakai vest tebal merah dengan T-shirt hitam di dalamnya, celana jeans hitam dan sepatu Umbro hitam dengan tiga garis merah di sampingnya. "Hay James." kata Sasori sambil mengangkat sebelah tangannya lalu mereka berjabat tangan. "Di mana yang lain?." tanya james lalu mengambil Bassnya. "Mungkin sebentar lagi juga datang." jawab Sasori sambil bermain simbal Drumnya. Tak lama kemudian "Hay James, Sasori." sebuah suara muncul lagi menyapa mereka berdua. Orang itu berambut klimis, tatto tribal di lehernya dan memakai kacamata hitam. *PLAK!* "Kau kenapa tidak menungguku, Matt!." sela suara kesal dari belakang pria klimis itu dan memukul tengkuknya. "Hey itu sakit bodoh, lagi kau lama sekali mengganti pakaian seperti wanita saja." Matt kesal pada orang itu sambil mengosok-gosokkan tengkuknya yang merah padam akibat bekas pukulan tadi. James dan Sasori hanya tertawa melihat kelakuan dua orang temannya itu. "Sudahlah Billy, Matt memang benar kalau kau mengganti pakaian memang lama seperti wanita." kata Sasori meledek Billy. "Cih.." Billy hanya membuang muka. "Hey ayolah kita mulai bermain." kata James menyelempangkan bassnya. "Ayo Bill jangan marah begitu. Aku hanya bercanda." kata Sasori tatapan maaf. Billy lalu mendesah "Heeh baiklah." kemudian dia mengambil gitar listriknya sedangkan Matt mengambil Microfon dan gitar listriknya juga. "Maaf aku terlambat." sebuah suara muncul lagi dari pintu masuk yang membuat mereka berempat menolehkan kepalanya. Orang itu berambut keriting panjang, memakai kacamata bening, bersweater tebal hijau, celana panjang hitam, dan sepatu Nike merah. "Yo john."sapa Matt sementara yang lain hanya mengangkat sebelah tangannya. lalu Johnny langsung menuju alat keyboard dan memasang laptop applenya. "Oke semua kita mau membawakan lagu apa?." tanya Matt ke rekan-rekannya. Semuanya pun mulai berfikir. "Bagaimana kalau kita bawakan "The Death of Me dari Asking Alexandria"." Sasori memberi saran. "Boleh juga idemu , Sas." kata James dengan anggukan. "Aku juga setuju dengan Sasori." kata Billy. "Ide yang bagus, Sas!." Johnny memberi jempol pada Sasori. "Baiklah kalau kalian setuju dengan ide Sasori. Ayo kita mainkan lagunya dan buat KEBISINGAN!." kata Matt dengan teriakan di kalimat terakhirnya.
Kembali ke Naruto dan Obito yang berada di sebuah taman tak jauh dari supermarket yang mereka kunjungi tadi. Mereka duduk menghadap ke arah danau yang besar dan memiliki pulau di tengahnya dan perahu-perahu yang tertutup oleh salju. "Ahh...akhirnya kita bisa duduk." Obito berdesah dan menyenderkan badannya. "Benar badanku berasa pegal sekali." keluh Naruto memegang punggungnya. "Kalau kau tidak kuat membawa belanjaan nya biar kakak saja yang membawanya." kata Obito kemudian menyeruput coklat panasnya yang di beli di supermarket tadi. "Tidak usah Kak. Aku masih kuat kok." Naruto menolak mengangkat kedua tangannya. Lalu Naruto memperhatikan sekitar area taman. "Ngomong-ngomong taman ini sepi sekali ya Kak.". "Mungkin hari ini para penduduk mengahangatkan diri di rumah karena cuaca yang dinginnya minta ampun begini Naruto." Obito berkata pada Naruto dengan nada mengigil. "Oh benar juga yaa." *HUACHIII!. SNIFF...SNIFF* kalau begitu ayo kita pulang Kak aku sudah gak kuat dengan dingin seperti ini." kata Naruto sambil menggosok hidungnya. "Hmm ayo kita pulang" kata Obito sambil mengangkat plastik belanjaan nya. Mereka berdua lalu beranjak dari kursi dan menuju ke arah jalan. Tak lama mereka berjalan. Mereka tiba-tiba melihat sebuah gundukan di pinggiran taman kota. "Kakak itu apa ya?." tanya Naruto menunjuk gundukan tersebut. "Aku juga tidak tahu Naruto. Ayo coba kita lihat ke sana." kata Obito yang juga bingung melihat gundukan yang lumayan besar itu. Lalu mereka berjalan menuju ke arah gundukan. Setelah mereka mendekati gundukan itu mereka kaget bukan kepalang dan membelalakkan matanya ternyata itu bukanlah sebuah gundukan salju melainkan tiga orang wanita berparas cantik yang tak sadarkan diri dan saling berpelukan. Perempuan itu memiliki ciri yang berbeda. Perempuan yang pertama mempunyai warna rambut yang jarang sekali di temui orang yakni berwarna merah. Dia memakai trench coat berwarna hitam, syal merah yang tebal, stocking hitam dengan dengan boots yang berwarna sama. Perempuan kedua memiliki ciri-ciri rambut hitam pekat yang panjang dan terurai, memakai trench coat berwarna abu-abu, memakai syal tebal berwarna putih, celana panjang ketat hitam, dan boots berwarna krem. Sedangkan perempuan yang terakhir, mempunyai rambut panjang terurai dan warnanya sama seperti rambut Naruto. Memakai sweater putih tebal, memakai rok yang senada dengan warna sweaternya, memakai syal hitam, kupluk putih dan juga memakai earmuff berwarna putih, memakai stocking hitam tebal dan long boots berwarna putih juga. "HAH! ti..tiga perempuan pingsan!." Naruto tercengang membelalak kan matanya. "Mu..mungkin mereka tidak kuat karena cuaca dingin ini Naruto. Jadi mereka tak sadarkan diri. Cepat kau panggil Taksi sebelum mereka terkena Hypotermia!." perintah Obito. "Ba..baik Kak!." Naruto mengangguk lalu menuju ke arah jalan. Beberapa menit kemudian Naruto pun kembali dengan di ikuti supir taksi di belakangnya. "Ayo Kak kita bawa mereka." kata Naruto. Obito mengangguk kemudian ia menggendong ala bridal si rambut hitam, pak supir menggendong rambut merah, sedangkan Naruto si rambut pirang lalu mereka menuju ke Taksi yang terparkir di tepi jalan kemudian memasukkan nya ke dalam Mobil. "Pak antar kami ke Manville street way M30!." kata Obito dengan wajah yang panik karena khawatir terhadap kondisi ke 3 wanita itu. "Baik tuan!" angguk si supir. Lalu Mobil taksi itupun melaju kencang menuju tujuan. Bagaimana reaksi keluarga melihat apa yang di temukan oleh Naruto dan Obito.
TO BE CONTINUED...
Satu lagi fic ane yang baru namun tetap amburegul. Padahal baru juga buat chap ke 2 buat fic ane yang TF:DOTHD eh malah kepikiran lagi buat bikin fic baru hehehe. kalo di review monggo silahkan kalo nggak yaa it's a not problem for me yang penting ente semua bisa terhibur yee gak.
Untuk fic ini ane buat karena pengen banget buat fic tentang kehidupan normal tapi dengan karakter anime. Yaa emang keliatan nye aneh sih tapi ane pengen coba aja. ane ambil setting fic ini di kota Manchester, Inggris. Karena ane suka banget sama ini kota selain Clubnya Manchester United, pas liat di google kotanye bener-bener indah dan asri banget walaupun ini kota di sebut kota industri!.
Usia karakter ane kasih tau yaa:
Naruto usia 17 tahun sbg pelajar dan anak dari Yahiko dan Konan (aneh kan)
Yahiko usia 40 tahun sbg Ayah Naruto dan bekerja sbg kepala Masinis di
Konan usia 37 tahun sbg Ibu Naruto
Sasori usia 24 tahun adik ke 2 dari Konan sbg pelajar dan personil band RnR
Obito usia 22 Tahun adik ke 3 dari Konan sbg pelajar dan seorang gamers
Deidara usia 26 tahun adik 1 Konan sbg pelajar dan menggemari dunia seni
Itachi usia 41 tahun Sahabat baik Yahiko. seorang ahli jurnalis di "The Guardian"
Kisame usia 35 tahun adik 1 Yahiko. seorang anggota bikers "The Cavalary"
Hidan usia 30 tahun adik ke 2 Yahiko. mantan Hooligans kini seorang guru SMA
Untuk yang ke 3 wanitanya akan di kasih tau di chap berikutnya, oke!. Sekian dulu.
CR7 OUT ciaaooo...
