Main Cast:

Kim Jongin | Park Chanyeol (namja all)

Title:

Zoe

Genre:

drama romance humor (?)

rate:

amaaan

warn:

eyd kacau, typo, mungkin membosankan, dll

don't like don't read :)

Mind to review? :) gomawo...


Sumpah mati padamu ku jatuh hati

Sumpah mati padamu ku jatuh cinta

Namun sayang ku tak sempat berkenalan denganmu

Dari hati ke hati lalu bicara cinta, berdua

Sampai kini daku masih trus harapkan

Agar suatu saat ku berjumpa lagi

Smoga saja daku sempat berkenalan denganmu

Dari hati ke hati lalu bicara cinta, berdua

Ingin ku mengejar sribu bayangmu

Namun apa daya tangan tak sampai

Memang benar apa kata pepatah

Kalau jodoh tak lari kemana

Di pojok cafe "Paradís del Cafè" tampak seorang namja bertubuh tinggi sedang berkulit tan sedang dengan nyamannya mengikuti irama lagu yg dibawakan oleh penyanyi yg sedang asik bernyanyi di atas panggung itu. Tak dia sadari, bibir tipisnya terlukis senyum kecil ketika ingatannya terbawa kembali pada peristiwa 3 tahun lalu dimana lagu tadi sangat mewakili perasaan sang namja. Ya, namja ini jatuh cinta pada seorang yeoja yg ia temui 3 tahun lalu, tapi tak sedikit pun ia berhasil mengetahui siapa dan dimana atau identitas dan petunjuk apapun mengenai yeoja itu walaupun dia sudah berusaha maksimal selama ini. Yeoja itu seolah tiba-tiba hilang di telan bumi setelah peristiwa yg seolah mengharuskan sang namja untuk yakin bahwa yeoja itu adalah tulang rusuknya yg hilang.

"Mengapa aku tak bisa menemukan sedikit pun petunjuk tentangmu, wahai nona manis? Kau seperti seorang cinderella yg langsung pergi ketika sudah tengah malam saja. Tuhan, bisakah aku sekali lagi dan lalu seterusnya bertemu dengan nona manis yg selalu bertengger di kepalaku ini?"

"Ya Jongin! Ternyata kau disini ne? Aku sudah menelfonmu sejak 1 jam yg lalu tapi sama sekali tidak kau jawab. Kau membuat eomma dan appamu khawatir, kau tau? Mereka menyuruhku mencarimu, takut ada sesuatu yg buruk terjadi padamu lagi." tepukan keras di pundak dari namja bertubuh tinggi berambut hitam kelam ini mengagetkan namja yg ia panggil Jongin itu.

"Ah, Chanyeol-ah. Mian ne, aku tidak tau kau menelfon. Handphoneku kusimpan di dalam tas, ini dia. Hehe, lagipula aku baik-baik saja. Mereka masih sering menghubungimu, ne? Mian ne, merepotkanmu." jawab Jongin sambil mengambil handphone miliknya dari dalam tasnya lalu memasukkannya kembali ke saku celananya.

"Ani, tidak merepotkan Jongin-ah. Lagipula, Minho ahjussi dan Taemin ahjumma itu sudah kuanggap seperti ayah dan ibuku sendiri. Kau kan tau orang tua kita saling menitipkan kita, orangtuamu menitipkanmu padaku, dan begitu sebaliknya. Kadang aku heran pada mereka, kita ini kan namja dan kita sudah dewasa. Kenapa masih harus dititip-titipkan? Aish, kita kan bukan barang ne?" gerutu Chanyeol sambil mengacak-acak rambutnya seolah frustasi yg diiringi kekehan pelan dari sahabatnya itu, Kim Jongin.

"Ne, Chanyeol. Sudahlah, kalau begitu sebaiknya kita pulang saja. Toh kerjaku juga sudah selesai disini. Makanya aku bersantai sebentar di pojok sini, kebetulan tadi Leeteuk-hyung, Siwon-hyung, Donghae dan Kangin baru tampil di atas panggung. Jadi aku tonton mereka sekalian, kajja pulang." Jongin pun dengan segera membereskan piring dan cangkir yg ia pakai tadi ke dapur. Ya, Jongin memang bekerja sebagai pelayan part-time di Paradís del cafè tapi shiftnya sudah selesai karena cafe ini pun sudah masuk jam pulang alias sudah tutup. Ia bekerja mulai dari sore hingga cafe ini tutup karena pagi hingga siang ia masih harus menyelesaikan jadwal kuliahnya di SM International College, kampus terbaik dan sangat terkenal di Seoul untuk saat ini.

"Ya Jongin-ah, apa kau besok masih ada latihan? Kudengar beberapa bulan kedepan akan ada turnamen? Bagaimana dengan kuliahmu?" seru Chanyeol sambil membantu Jongin menutup cafe tempat sahabatnya bekerja ini.

"Jongin-ah, Chanyeol-ah! Kami pulang dulu ne! Jaljayo!" teriakan Siwon dan Leeteuk menggema di telinga dua sahabat itu. Mereka pun hanya membalas dengan lambaian tangan.

"Ne, aku masih harus terus latihan full sampai 2 minggu ke depan. Setelah itu, Yunho songsaengnim memberi libur satu minggu penuh dengan catatan kami harus tetap ada latihan fisik ringan. Tenang, Rektor sudah memberi izin tertulis, jadi kuliahku aman Chanyeol-ah! Kajja, aku lelah sekali rasanya. Kasuuur mana kasuuur"

TUK!

"Ya! Kau ini kenapa malah menjitakku he? Dasar orang aneh,-_-" Jongin berteriak kecil ketika tangan Chanyeol menjitak kepalanya. Si empunya tangan hanya meringis sambil berkata, "Kau itu yg aneh Jongin-ah, kau ini seperti orang yg tidak pernah bertemu kasur empuk selama berbulan-bulan, kau tau?"

"Hehe, tapi kan maksudku aku hanya benar-benar..."

"Jongin diamlah. Apa kau mendengar ada jeritan? Sepertinya di gang blok V! Kajja kesana!"

"Ne! Aku mendengarnya, kajja!" Jongin pun memegang tangan chanyeol dan... TRING! sampailah mereka di pintu keluar gang blok V yg memang buntu itu. Benar saja pendengaran Chanyeol, disana ada yeoja yg sedang dikerubungi 3 namja berpakaian preman.

"Hey nona manis, kenapa kau berlari kencang sekali ne? Kami kan hanya ingin meminta sedikit bantuanmu tadi."

"Ne, padahal tadi kami hanya ingin meminta sedikit uangmu untuk kami membeli makan malam. Tapi sepertinya, makan malam kami tersedia gratis di hadapan kami sekarang ne? Hahaha"

"Kiel, lakukan tugasmu!" setelah dapat perintah dari namja bertampang sedikit menyeramkan itu, namja bernama Kiel pun mendekati 'makan malam' mereka. Namun belum sampai Kiel menyentuh 'makan malam'nya, terdengar tepuk tangan dari belakangnya.

PROK! PROK! PROK! (tepuk pramuka! *eh salah*)

"Hebat sekali kalian, badan saja besar tapi otak kalian kecil eoh?"

"Itu kalau mereka punya otak, yeol. Ya! Mau kalian apakan 'makan malam' kalian itu? Apa mata kalian itu buram sehingga tidak bisa membedakan mana makan malam dan mana yeoja manis ha? Atau jangan-jangan kalian kanibal? Wah wah wah,"

"YA! SIAPA KALIAN? BERANI-BERANINYA MENGATAI KAMI TIDAK PUNYA OTAK DAN KANIBAL! CARI MATI NE? KIEL, REN HABISI MEREKA!" tanpa banyak kata, Kiel dan Ren langsung menuruti perintah Zen, sang ketua geng mereka itu. Sementara dua anak buahnya ia suruh menghabisi pengganggunya itu, Zen perlahan mendekati kembali sang 'makan malam'nya. Memastikan bahwa dia akan benar-benar puas 'makan' setelah dua pengganggunya itu dihabisi oleh anak buahnya.

"Hey manis, seharusnya tadi kau tidak perlu lari begitu. Malah jadi begini kan? Ckck, kau membuat kami semakin lapar saja, kau tau itu? Hahaha, kau ini sungguh 'makan malam' paling sempurna yg pernah aku dapat sepertinya. Tenang saja, nanti ku jamin bahwa kau pun juga akan puas sama sepertiku," seringai pun muncul dari wajah Zen setelah dia mencoba berbicara lagi pada 'mangsa'nya. Selagi ia fokus pada 'mangsanya' tanpa ia sadari, ada seorang namja di belakangnya yg menantinya untuk membalikkan badannya.

"Hey kau," bisik Jongin di telinga Zen.

"Hah? Siapa itu?"

"Aku disini pabbo! HYA!" dan BUM! Tubuh Zen terpental cukup jauh setelah tendangan Jongin tepat mengenai wajahnya.

Setelah berhasil menjauhkan Zen dari yeoja itu, Jongin pun segera memakaikan jaketnya pada yeoja itu, "Hey, ini pakailah. Dan segera pergi dari sini, mereka biar aku yg urus. Sekarang, kau bisa tutup matamu dan hitung sampai 10, setelahnya kau boleh buka matamu. Aku akan mengantarmu keluar dengan selamat dari sini, percaya padaku, ne?" seperti dihipnotis oleh Jongin, yeoja berambut panjang berwarna pirang itu pun menutup mata. Dan... TRING! Mereka sudah berada di depan toko buku yg berada sedikit jauh dari gang blok V. Setelah selesai 'bertugas', Jongin pun kembali ke gang blok V untuk 'menengok' sahabatnya.

Yeoja yg diselamatkan Jongin pun akhirnya membuka mata dan dia pun merasa sangat kaget. "Mwo? Kenapa aku bisa keluar secepat ini? Siapa namja tampan tadi ya? Ah sudahlah, daripada aku bertemu preman lagi, sebaiknya aku cepat pulang" ucap yeoja itu sambil mengarahkan kakinya pada gang di sebelah toko buku tempat 'pemulangan'nya tadi.

Sementara itu di gang blok V...

WHUSH! Sebuah kobaran api besar keluar dengan mudah dari tangan namja bertubuh tinggi sebagai pengalih perhatian dari ketiga preman tadi, diiringi dengan wajah kaget dari ketiga orang preman di depannya ini yg seolah tak percaya dengan apa yg mereka lihat. Tak mau menunggu lama, namja tadi pun menghajar dengan cepat ketiga preman itu.

"Wah, Yeollie sudah bekerja rupanya. Baiklah, aku hanya akan mengganggunya jika aku membantunya sekarang. Sebaiknya kutunggu sampai dia selesai saja,"

Seperti sadar bahwa sahabatnya sudah kembali dari 'misi penyelamatan yeoja' tadi, Chanyeol pun memanggil sahabatnya itu. "Jongin-ah! Lakukan tugasmu, aku sudah selesai!" dengan sedikit bercucuran keringat, Chanyeol pun mengambil kembali jas miliknya yg sempat ia jatuhkan sebelum menghajar para preman itu. Setelahnya, ia hanya berjalan di belakang Jongin dan memegang pundaknya

"As you wish, Mr. Park Chanyeol" Jongin pun mendatangi ketiga preman yg sedang terbaring sembari mengeluh kesakitan disana-sini itu. "Hey kalian, mau berfoto?" CKLIK! TRING!

.

.

.

.

.

Annyeong! ^^

author kembali dg cerita sedikit berbeda, semoga suka ya readers.

review ne? jebaaal, ^^ gamsahamnida.