"Sampai Kapan?"

Disclaimer : Masashi Kishimoto

dvrosf © 2016

AU, Typo(s), Ide Pasaran, Alur lambat, OC, OOC.

Hurt/Comfort & Romance.

Rated T+

GaaHina

Itulah alasan kenapa Hinata masih duduk menyendiri di atap sekolah. Meskipun bel masuk telah berbunyi, meskipun handphone nya terus berdering, dan meskipun angina musim gugur yang terasa dingin ini mengusik kepekaan kulitnya, Hinata akan tetap berada disini.

Karena inilah tempat yang cocok untuk dirinya. Tidak ada pengkhianat dan tidak ada 'orang itu'.

Whuushh~

Hinata mengeratkan jaket tebalnya. Jaket berwarna merah mencolok yang sangat kontras dengan kepribadian 'orang itu'. Jaket pemberian seseorang yang selalu Hinata kapanpun, kemanapun. Tidak peduli pada 'orang itu', Hinata hanya berfikir kalau jaket ini mungkin akan menghangatkan tubuhnya.

Manik amethyst itu mengatup, lalu terbuka, lalu mengatup lagi, dan terbuka lagi. Terus seperti itu selama beberapa menit. Dengan cuaca yang cerah seperti ini, Hinata ingin sekali tertidur.

Bukankah orang-orang bilang bahwa dunia itu kejam?

.

.

.

Aku… dimana?

Ini, tidak seperti di rumah. Disini terasa… dingin.

"Matsuri, lakukan saja lain kali," suara siapa itu? Aku seperti mengenali suaranya.

Kaki ini berjalan dengan sendirinya. Pijakannya terasa sangat dingin, aku baru sadar kalau aku tidak menggunakan alas kaki atau semacamnya. Ubin-ubinnya tampak dipenuhi dengan beberapa butir salju yang sedikit menggumpal. Oh ya ampun… Ini musim dingin…

Tunggu, tapi kenapa kaki ini terus berjalan?

"Gaara," desah seorang wanita dengan suara yang bergetar.

Eh? Gaara? Apa? Apa maksudnya? Apa mungkin itu Gaara yang sama? Aku menggeleng keras keras. Tidak mungkin.

"Tidak apa-apa. Hinata tidak akan tau,"

Eh?

"Tidak apa-apa Matsuri. Jangan menangis,"

Apa-apaan pemandangan itu? Kenapa Gaara memeluk gadis lain? Suaranya bahkan terdengar lembut, sangat lembut. Suara yang tidak pernah berkata selembut itu padaku. Dan sekarang?

Sialan! Siapa sih gadis itu?

"Hei!" teriakku disertai dengan tatapan nyalang, "Hei, Gaara!"

Aku tau suaraku bergetar. Aku jelas tau itu.

Aku lihat Gaara berbalik dan menatapku terkejut. Tangannya terlepas dari punggung gadis itu secara cepat. Sangat cepat. Aku bahkan dapat mendengar tarikan nafas yang aku yakini adalah suara gadis berambut pendek itu.

"Hinata—" Gaara tercekat menatapku.

Matsuri? Jadi itu memang Matsuri ya?

.

.

Ah… Aku memang sudah menduga kalau akhir-akhir ini Matsuri berubah.

.

.

Ini… Matsuri? Jaket merah itu… Iya, itu benar-benar Matsuri. Jaketnya terlihat sama dengan yang aku kenakan.

.

.

'Hinata, bagaimana dengan jaket?'

'Ha?'

'Iya jaket. Kau tau kan?'

'A-aku juga hidup dikota. Dasar Matsu,'

'Maaf, hehe. Ayo kita buat jaket,'

'U-untuk apa?'

'Kita berteman, kan?'

'K-kata siapa?'

'Oh ayolah Hianata… Beberapa hari yang lalu aku lihat jaket lucu yang dikenakan ketua OSIS kita dan itu kelihatannya juga keren,'

'Lebay ah,'

'Nanti kita buat warna merah,'

'Kenapa warna merah?'

'Karena merah itu kuat. Dan aku ingin jadi kuat!'

'Dasar Matsuri,'

.

Karena merah itu Gaara.

.

Tbc.

Gimana? jelek yah? Author baru nih... aku selalu jadi silent reader, dan sekarang aku pengen tau kegregetan aku itu seperti apa? Hehe XD

Ini cuman prolog. Bukan chapter awal ataupun satu.

Gatau juga sih. Kalau banyak yang suka ya diterusin, kalau engga mah ya dibiarkan membusuk aja, mungkin T_T

Mau bertaruh? RnR, please.