[EDIT]

Hai, semua!! Ini Fan Fiksi pertama-ku ^^

Maaf jika aneh dan nggak jelas, karena aku masih pemula

Well... Enjoy ^^

Disclaimer: Bleach dimiliki oleh Tite Kubo


Love since Childhood


Pagi yang sangat indah, tidak dapat disangka bahwa pagi seindah ini bisa dihancurkan dengan sebuah teriakan yang luar biasa keras.

"DASAR SIALAN!! KELUAR DARI KAMARKU!!!" --bisakah anda menebak siapa ini?

I~R~I~R

"Hoaaam!!" Ichigo menguap panjang lebar sampai-sampai ada lalat yang masuk ke mulutnya.

"Ada apa, Ichigo?" tanya Rukia dengan lembut.

'Oh, shit... Dia manis sekali...' pikir Ichigo dalam hati dan mukanya memerah, "Hah? Oh, bukan apa-apa..." jawab Ichigo, masih stay cool.

"Oh, ya?" Rukia menaikkan salah satu alisnya, "Kamu tahu? Tadi pagi aku dibangunkan oleh teriakan yang tidak enak...".

"Benarkah? Dasar sialan! Berani-beraninya manusia itu!" Ichigo dengan wajah tidak bersalahnya marah-marah ke 'Manusia' tersebut.

"Itu kamu, bodoh!" Rukia langsung menamparnya, "Dasar! Semoga saja aku segera pindah dari perumahan terkutuk ini!" gerutu Rukia.

Ichigo langsung menatap Rukia dengan sedih, karena dia sangat menyukai gadis mungil tersebut.

Erhem, sebenarnya, Ichigo dan Rukia sudah berteman sejak mereka baru berumur 5 tahun, Mereka sudah cukup lama saling kenal dan saling menyukai satu sama lain, tetapi karena mereka terlalu malu, mereka tidak mau mengakuinya.

Rukia membalas tatapan Ichigo dan tersenyum.

"Bodoh! Aku hanya bercanda!" Rukia tertawa sambil menepuk pundak Ichigo dengan sedikit lebih keras dari biasanya.

"Aku tahu! Karena kamu selalu bercanda tentang itu!" Ichigo pun tersenyum entah kenapa.

"Tapi jika aku benar-benar pindah, aku tahu kamu akan sedih," Rukia memberikannya senyuman hangat, "Karena tidak akan ada yang mau membantumu mengerjakan perkerjaan rumahmu selain aku!" lanjutnya.

Senyuman Ichigo langsung lepas, "Sialan... ternyata kamu memang tidak ada manisnya...".

"Heii! Apa membantu perkerjaan rumahmu kurang manis?!" Rukia pun cemberut.

"Kurang. Lebih tepatnya sama sekali tidak manis." kata Ichigo, walaupun dia berbohong.

"Eeh?! Lalu apa yang bisa membuatku lebih manis?" tanya Rukia.

"Buatkan aku cokelat di hari valentine!" Ichigo langsung tertawa saat melihat wajah Rukia yang akan segera meledak, "Oke, janji, ya!".

"Hei!! Aku tidak pernah setuju!!" Rukia pun menghajar Ichigo.

I~R~I~R

Bel berbunyi dan semua siswa di kelas langsung duduk di tempat mereka masing-masing, Guru mereka memasuki ruangan dengan membawa 2 siswa baru.

"Selamat pagi, anak-anak! Hari ini kita mendapatkan 2 teman baru. Silahkan, perkenalkan diri kalian."

"Selamat pagi, saya Hinamori Momo, mohon bantuannya." Hinamori mumbungkukkan badannya dengan sopan.

"Hitsugaya Toshiro." sedangkan Hitsugaya dengan sifat ketidak sopanannya hanya melirik seisi kelas.

"Shiro-chan! Kamu harus sopan!" bisik Hinamori.

"Malas!" jawab Hitsugaya.

"Baiklah, kalian berdua duduk di... belakangnya Kurosaki dan Kuchiki!" kata Guru itu sambil menunjuk Ichigo dan Rukia.

Mereka berdua berjalan dengan tenang ke tempat duduk mereka yang baru.

I~R~I~R

Istirahat

Ichigo dan Rukia menaiki tangga yang menghubungkan lorong kelas mereka dengan atap sekolah.

Saat mereka membuka pintu itu mereka kaget, sudah ada 2 orang yang duduk di sana.

"Oh, Hinamori, Hitsugaya, Selamat siang!" Rukia menyapa mereka dengan senyumannya yang luar biasa imut.

"Hmm? Oh, Kuchiki-san, Kurosaki-san, Selamat siang!" Hinamori menyapa balik tetapi Hitsugaya mencueki mereka.

"Hei, Shiro-chan! Kamu harus sopan kepada teman-temanmu!" seru Hinamori, tapi tetap saja dicueki. "Jika kamu tidak berperilaku baik dan selalu cemberut, kau akan cepat tua! Nah, segera balas sapaan mereka!" suruh Hinamori, dan akhirnya Hitsugaya menurut.

" Selamat siang, Ichigo, Rukia." sapa Hitsugaya dengan setengah hati.

'Pfft… Cebol sialan...' Ichigo meliriki Hitsugaya dengan tatapan yang tidak enak.

"Bolehkah kami ikut makan siang bersama kalian?" tanya Rukia.

"Tentu saja!" jawab Hinamori sambil tersenyum lebar.

"Terima kasih!" Ichigo dan Rukia segera duduk di sebelah Hitsugaya dan Hinamori.

"Kalian kakak beradik?" tanya Ichigo, walaupun ia tahu jawabannya. Hanya dengan melihat warna rambut mereka saja sudah ketahuan.

"Bukan, kita hanya teman masa kecil. Tapi kita tinggal di rumah yang sama." jawab Hinamori.

"Oh? Kita juga teman masa kecil! Sayangnya, kita tidak seatap..." Rukia mengeluh karena tidak seatap sama Ichigo, "Kenapa kalian pindah kesini?" tanya Rukia, lagi.

"Eh... K-karena kita pindah tempat tinggal." jawab Hinamori, walaupun ia berbohong, ia tetap cool-cool saja.

"Sampai pindah pun kalian tetap seatap? Wah..." Rukia pun akhirnya berimajinasi, 'Jika saja aku dan Ichigo selalu seatap....'. Imajinasinya pun segera bubar saat Hinamori mulai menjawab.

"I-itu, karena Shiro-chan tinggal bersama keluargaku. Makanya kita selalu seatap." sekali lagi Hinamori berbohong.

"Hah? Kenapa? Apakah orang tua Hitsugaya meninggal--" sebelum Rukia sempat menyelesaikan kata-katanya, Hitsugaya segera memukul lantai.

"Berhenti mengurusi masalah pribadiku." kata Hitsugaya sambil menatap tajam Rukia.

'Pfft... dasar... perempuan selalu saja penasaran!' pikir Hitsugaya.

"E-eh, I-iya, maaf..." Rukia langsung menutup mulutnya.

"Tidak apa-apa kok..." Hinamori memasang senyum di wajahnya.

"Rukia, aku kembali ke kelas duluan. Kamu terlalu lambat saat makan." Ichigo berdiri dan meninggalkan mereka bertiga.

"Apakah dia marah sama Shiro-chan?" tanya Hinamori.

"Tidak, kok, Dia memang selalu seperti itu." jawab Rukia, dan Hinamori pun lega.

I~R~I~R

Ichigo dan Rukia berjalan menuju rumah mereka, tetapi Rukia mengganti rencananya.

"Ichigo, aku mau beli minum dulu! Kau tunggu di sini, ya!" suruh Rukia.

"Aku juga dibelikan, ya!" dan Ichigo mendapat tendangan dari sang kerdil, biasanya tendangan tersebut bermakna sesuatu.

"Oke, oke, aku yang membayar!" Ichigo menyerahkan uang sakunya ke Rukia.

"Baiklah!" Rukia langsung berlari ke toko yang baru mereka lewati.

Tidak lama kemudian, Rukia kembali membawa 2 minuman dan segera menyodorkan salah satunya ke Ichigo.

"Makasih, ya!" Rukia senyum-senyum sebentar lalu meminum minumannya.

"Ya," jawab Ichigo dengan kesal.

Rukia menatap wajah Ichigo yang kesal lalu tertawa, Ia selalu senang membuat Ichigo kesal.

"Ichigo... Hari valentine akan segera datang." kata Rukia sambil menyeringai.

"Lalu?"

"Aku tidak sabar membuatmu cokelat." Rukia menatap wajah Ichigo lagi.

Ichigo dengan automatis langsung kaget, "Aku kira kamu tidak mau membuatkan aku cokelat."

"Yah, setelah aku pertimbangkan lagi... Mengapa tidak?" Rukia tersenyum sebentar.

"Oke, Tapi hasilnya harus bagus, ya!" perintah Ichigo.

Mereka berhenti di depan rumah mereka masing-masing.

"Hmm… Oke… Sampai jumpa besok! dan, jangan bangunkan aku dengan teriakanmu lagi!" Rukia melambaikan tangannya.

"Ya! Aku usahakan agar tidak meneriaki ayahku lagi! Sampai jumpa besok!" Ichigo membuka pintu rumahnya dan langsung menghindari tendangan ayahnya.

"Sudah kuduga..." Ichigo memasang death-glarenya dan memukul Isshin sampai terlempar jauh ke dalam rumah.

"Rekor baru." kata Karin sambil menepuk tangannya.

"Tidak penting," Ichigo mencueki keluarganya dan memasuki kamarnya, tidak lupa membanting pintu kamarnya.

I~R~I~R

~Besok paginya~

"Selamat Pagi, Ichigo!!"

Mendengar suara ayahnya, Ichigo langsung berdiri dari tempat tidurnya dan menyiapkan counter attack.

BRAK!!!

Lalu,

DUAKK!!!!

Isshin terlempar ke lantai bawah.

Tanpa menghiraukan ayahnya, Ichigo siap-siap berangkat ke sekolah

-Di luar rumah Ichigo-

"Halo, Ichigo. Aku nggak menyangka hari ini benar-benar nggak ada suara yang menyebalkan~" kata Rukia dengan senyuman

"Yah, ternyata masalah pokoknya adalah…. Teriakanku."

Ichigo membalas senyuman Rukia dan akhirnya mereka mulai berjalan ke sekolah. Seharusnya berjalan ke sekolah, tetapi Rukia ingin ke toko langganan mereka untuk melihat barang-barang baru… seperti boneka kesukaan Rukia, Chappy.

Saat mereka berhenti di depan toko, mereka melihat Hinamori dan Hitsugaya, berdiri dengan bosannya.

"Selamat pagi, Hinamori, Hitsugaya!" sapa Rukia

Hinamori sempat kaget lalu menatap Rukia, "Selamat pagi, Kuchiki, Kurosaki."

"…'Pagi." Sekilas dari Hitsugaya

"Mau jalan bareng?" ajak Ichigo

Hinamori mengangguk-angguk, sementara Hitsugaya tetap cuek.

"Ichigooooo….!!!" Terdengar suara menyeramkan dari belakang Ichigo.

"E-eh… Err… Kalian duluan saja deh, nanti kita menyusul!" kata Ichigo sambil tersenyum palsu, 'Oh, shit!!!!'.

Hinamori dan Hitsugaya sweatdrop, dan akhirnya meninggalkan mereka berdua.

"Maaf, saya melupakan anda!!" Ichigo bersujud kepada Rukia.

"Hmph!!" Rukia, tanpat basa-basi, menendang Ichigo.

-Di sekolah-

"Wah, wah, mari lihat ini~ Sepertinya Rukia telah menunjukkan ke marahannya kepada Ichigo~" kata Rangiku yang menunjuk-nunjuk Ichigo.

"Aih, ini bukan hasil dari ke marahanku kok! Dia habis… emmm…. Oh, ya! Habis tertabrak truk!" Rukia tersenyum dengan santai

Semuanya ber-sweatdrop.

"Jelas bohong…" bisik Ichigo, yang segera di hajar Rukia

"Oh, dia harus dibawa ke UKS!" Rukia langsung menggeret Ichigo ke UKS.

Di dalam UKS, Rukia memukul Ichigo dengan keras.

~Istirahat~

-Di atap sekolah-

4 orang makan siang bersama.

2 perempuan, 2 laki-laki. Dan (yang ini tidak boleh dilewatkan!) 2 orang tertawa dengan gembira, sedangkan 2 orang lainnya saling men-death glare satu sama lain.

~Pulang Sekolah~

Seperti biasa, mereka berdua pulang bersama-sama.

Tidak ada yang baru, pikir Ichigo dengan tatapan bosan.

Ya, memang seharusnya tidak ada yang baru. Semuanya sangat normal, sampai saat mereka mendengarkan suara teriakan. Mereka langsung berlari kearah teriakan tersebut.

Saat sampai ke sumber suara tersebut, mereka berdua sangat kaget.

Hinamori menatap mereka berdua dengan air mata masih mengalir dari matanya.

Sedangkan Hitsugaya tergeletak di tanah dan berlumuran darah.

"Hitsugaya!!"


Lho?! Ceritanya kok hancur begini?!

Sepertinya judul dan isi ceritanya nggak bener......

Oh, ya, aku minta saran dengan cerita-ku yang nggak jelas ini... Siapa aja tolong bantuin aku, plis ^^

Review & Rate are appreciated