Beautiful
.
.
.
Namja bermata musang itu mendorong pelan makhluk cantik dihadapannya. Perlahan ia menyingkap tirai tipis yang menyegel rapi semua keindahan makhluk cantik itu.
Bagi si mata musang, makhluk itu bagaikan sebuah ruangan yang dirancang oleh designer terhebat di dunia. Segala perabotnya terlihat begitu sederhana, tetapi sebenarnya perabot itu adalah barang-barang mewah yang sangat mahal.
Sederhana, cantik, tetapi mahal.
Bagaikan tumpukan emas dan permata yang disimpan didalam kotak bersegel yang terlihat sederhana. Siapa yang menyadari bahwa didalamnya terdapat barang seindah dan seberharga ini?
Bagaikan alam terbuka yang indah, ia terasa begitu menyejukkan hati si mata musang. Begitu damai dan indah. Apapun yang ia butuhkan sudah tersedia disana.
Karena setelah semua penutupnya terbuka, makhluk itu memamerkan seluruh keindahan yang ada padanya. Gunung yang begitu megah, sungai yang mengalir deras, pepohonan yang begitu rimbun.
Biarkan aku mendaki gunung itu, setelahnya aku akan membuat sebuah rumah yang hangat dari pohon yang rimbun itu, dan menutup pintunya dengan dedaunan sehingga hanya aku yang bisa masuk kedalam rumah itu.
.
.
.
Makhluk cantik itu tersenyum menatap si mata musang yang terlihat begitu indah.
Ia bagaikan kepiting dipinggir pantai. Ia begitu bebas, itulah yang membuatnya kuat menghadapi masalah apapun. Namun ketika cangkang itu terbuka, kita akan melihat betapa lembutnya kepiting itu sebenarnya.
Kuat, gagah, tetapi lembut
Ia gagah dan berani bagaikan pahlawan, namun juga rupawan dan berkharisma bagaikan pangeran.
Dia adalah peran utama dari segala cerita cinta, ia tidak terkalahkan. Bahkan ia adalah sutradara yang akan membuat kisah hidup sang makhluk cantik.
Seluruh bagian dari dirinya begitu berharga, hingga pantas untuk dibuatkan museum sendiri. Biarlah orang-orang membantunya membangun museum, namun biarlah makhluk cantik itu sendiri yang membangun tugunya.
Mulai dari pintu hingga halaman belakang museum, hanya sang makhluk cantik yang akan merawatnya. Mulai dari yang teratas, hingga yang terbawah. Mulai dari bagian yang terlemah, hingga yang terkuat.
Karna seluruh bagian tubuhnya melambangkan bagaimana indahnya si namja. Kuat, perkasa, gagah dan rupawan. Namun dibalik semua itu ia juga sosok yang lembut dan penyayang. Membuat makhluk cantik itu merasa aman, dan nyaman.
Biarkan aku yang merawat dan memiliki museum itu hingga akhir hayatku. Tak apa, aku akan membangun tugu itu sendiri, sehingga itu hanya menjadi milikku. Biarkan aku yang selalu berada di museum itu sehinggaaku dapat mengunci pintunya rapat-rapat saat ada pencuri yang akan masuk.
Semua orang boleh mengunjungi museum ini, hanya saja, tugunya itu hanya milikku.
.
.
.
Hingga tiba saatnya, disaat yang bersamaan, sang namja bermata musang memasuki rumah pohonnya, menutup pintunya dengan daun, dan membiarkan dirinya sendiri menikmati kehangatannya.
Dan si makhluk cantik itu tengah memeluk tugunya, berbagi kehangatan yang berasal dari seluruh cinta dihatinya.
-End
a/n:
apa ada yang bingung? Sengaja lol xD
ini pairnya YunJae, bapakibuknya author. Si mata musang dan si makhluk cantik.
Anyway, aku lagi mencoba bikin sequel Hurt lo, tunggu yaaa ^^
Last, mind to RnR? J
Buat yang bingung, ini Hint-nya : this is mature fanfic
