Title: Try My Love – Crazy Life

Rate: M

Genre: Romance.

Cast: Jung Yunho, Kim Jaejoong, Park Yoochun, and other. Cast lain menyusul.

Disclaimer: Yunho milik Jaejoong. Jaejoong milik Yunho. Saya milik Yunho.

Pairing: nantinya YunJae.

Warning: OOC (Bitchy!Jae). BL. Typo. Alur berantakan. Vulgar.

Note: kritik dan saran diizinkan. NO BASH! Karena akun ini milik Ai CassiEast saudara saya.

Harap membaca warning lebih dulu. Karena ff ini mungkin akan menjijikkan dengan bahasa yang sangat vulgar. Jika tidak suka karakter Jaejoong, silakan abaikan ff ini. Terima kasih.

.

[Try My Love]

.

"Keberatan jika aku yang menyetir?"

"Kurasa tidak." Yunho menjawab dengan smirk tampannya, sambil melempar kunci mobilnya dan segera ditangkap lawan bicaranya itu.

Ah, betapa beruntungnya Jung Yunho, di siang bolong begini mendapat anugerah tak terkira. Saat mencoba menunjungi Evergreen cafe, ia bertemu mawar berduri incarannya di pelataran cafe. Bukan mawar berduri dalam artian sesungguhnya, Yunho menyebutnya begitu karena orang itu sangat cantik sekaligus berbahaya. Ditambah lagi orang berseragam seperti pelayan itu mau diajaknya berkencan dan bercinta di hotel.

Tidak peduli apakah sang mawar berduri memiliki pekerjaan sampingan selain melayani nafsu para pelanggan Phantom pub – pub yang beroperasi pada malam hari menggantikan Evergreen cafe, yang penting bagi direktur eksekutif Jung corp saat ini adalah segera melampiaskan hasrat kelakiannya yang selalu berontak sejak mendekati sang mawar berduri.

Yunho sudah mantap duduk di kursi penumpang mobil audi hitamnya, membukakan pintu kemudi. Namun...

"Sepertinya aku harus memikirkannya lagi.. kau jadi tidak menarik, Jung Yunho." sosok cantik berkulit putih yang ditunggunya itu malah menutup kembali pintu kemudi kemudian menjauhi mobil.

Sosok cantik itu menunjukkan kunci mobil Yunho dengan mengangkat tinggi tangannya dari kejauhan kemudian

PLUNG

Kunci itu sukses terjatuh di kolam buatan yang terkesan alami sedalam 2 meter itu dan sang mawar berduri malah menggigit bibir bawahnya sensual kemudian menjauh, membuat si namja tampan itu membelalakkan matanya tak percaya.

"YAH! KEMBALI KAU!" Yunho mencoba mengejar, namun ia urungkan karena memandang kolam itu. Ia memakai setelan jas mahal dan harus kembali ke kantor segera. Apa dia harus menyelam dan mengambil kuncinya?

"SHIT!"

.

.

.

BLAM

Yunho menutup dengan keras pintu ruangannya, membuat seseorang di dalam sana tersentak kaget.

"Hey, ada apa denganmu?"

"..."

Yunho tak menjawab. Memilih mengabaikan seseorang yang tengah menghampirinya. Ia mendudukkan diri di kursi putar miliknya.

"Kulihat kau diantar supir Lee, bukankah tadi pagi kau membawa sendiri mobilmu, hyung?" tanya orang itu lagi setelah duduk di hadapan sang direktur.

"Ini semua gara-gara dia, Yoochun ah."

"MWO? Dia mengambil mobilmu?! Itu bahkan mobil keluaran terbaru yang baru kau beli kemarin, hyung."

"Aiisshh, bukan seperti itu, Chun ah." Yunho mengacak rambutnya frustasi. Dia sangat kesal, tapi kenapa namja di hadapannya ini malah membuatnya semakin emosi?

"Oke. Lalu bagaimana?" Yoochun bersedekap, menunggu jawaban Yunho.

Yunho menghela napas, "awalnya dia setuju kuajak berkencan dan bercinta di hotel, dengan syarat dia yang menyetir mobilnya. Tapi dia malah membuang kunci itu ke kolam."

"Aissshh, kau benar-benar tertipu oleh wanita itu."

"Dia namja." Yunho memotong dengan cepat.

"Ah, kau benar. Dia namja." Yoochun mengangguk, "hmm hmm.. melihatmu selalu ditolaknya selama sebulan ini, mungkin dia tidak menyukai pria."

"Cih, jangan konyol. Pelanggannya bahkan pria semua."

"Atau mungkin, dia—"

"Kim Jaejoong. Namanya Kim Jaejoong." Yunho memotong ucapan Yoochun. Mengingatkan namja berjidat lebar itu mengenai nama dari mawar berduri incarannya.

"Kim Jaejoong-mu mungkin tidak suka uang."

Yunho mengernyit, "lalu untuk apa dia bekerja seperti itu jika bukan karena uang?"

Yoochun mengangguk, mengiyakan ucapan sang direktur. "Mungkin usahamu kurang, hyung."

"Kurang apanya? Kau bahkan tidak tau seberapa besar pengeluaranku untuknya."

"Tentu saja. Kau tidak pernah cerita."

Yunho berdiri. Tak lagi bertatapan dengan Yoochun yang ada di hadapannya."Banyak sekali hadiah yang kuberikan untuknya." Yunho mencoba meningat, "Boneka Barbie limited edition, high heels keluaran terbaru, taman bunga buatan bertuliskan namanya di pelataran Phantom pub, gaun indah yang hanya ada satu di dunia ini, alat masak..."

TUK

"Bodoh!" Yoochun melempar pena mahal tepat ke kepala Yunho.

"YAH! Kau ini kenapa?" Yunho berteriak seraya mengusap kepalanya.

"Kau sendiri yang bilang dia namja, kenapa menghadiahkan barang untuk perempuan? Payah! Bodoh!"

"Apa kau bilang?"

Yunho sudah siap dengan bogemnya, namun sebelum hal itu terjadi, Yoochun sudah menghindar dan bersembunyi di balik sofa berwarna hitam di ruangan itu.

SRAK SRAK SRAK

"Idiot! Bodoh! Jung Yunho payah!" Yoochun mencoba melindungi diri dengan melempar map-map yang ada di lemar kecil samping sofa itu, membuat Yunho tak bisa mendekat.

Telinga Yunho sangat panas mendengar cacian Yoochun untuk dirinya, ia akhirnya berhasil mendekati Yoochun setelah tak ada lagi lemparan map dari namja berjidat lebar itu. Mencubit kedua pipi Yoochun ganas.

"Aku bahkan lebih pintar darimu." Yunho membela diri.

SRUT

"Aaarrggh!" Yunho mengaduh kesakitan karena rambut brunette nya dijambak oleh Yoochun. Yunho tak mau kalah, tangannya semakin kuat mencubit pipi Yoochun.

BRAK

"APA-APAAN INI?!"

Kedua namja yang sedang berkelahi ala anak-anak itu saling melepaskan diri. Merapikan dandanan (?) mereka, kemudian Yoochun membungkuk sopan.

"Apa kau tidak tau caranya mengetuk pintu, appa?"

Sesosok namja paruh baya itu menggeram, "Kita berada di kantor. Jangan campur adukkan keluarga dan pekerjaan!" kemudian namja yang berstatus appa Yunho itu melirik ke arah Yoochun, "Keluar."

"Permisi, Presdir." Yoochun kembali membungkuk kemudian melangkah keluar ruangan itu.

"Aku belum selesai bicara dengannya. Jangan mencampuri urusanku." Desis Yunho tak terima.

"Urusan apa?" presdir melihat sekeliling ruangan yang terlihat kacau. "Kau bahkan hanya bermain-main, Yunho ah!"

"..."

"Bagaimana kau bisa mewarisi perusahaan i—"

"Aku tidak berminat."

"Berani memotong ucapanku?!"

"Biar Yoochun saja."

Mata presdir Jung terbelalak, "Apa kau baru saja membuat lelucon? Demi Tuhan, Yoochun hanya manajer."

"Jiyool."

"Jiyool?" presdir Jung mengernyit mendengar nama yang asing di telinganya.

"Anakku kelak."

DUAK

Presdir Jung menjitak kepala Yunho, "Menikah saja belum, darimana kau mendapat anak, hah?"

"Sama sepertimu, mungkin aku akan menghamili pelacur."

BUGH

"Jaga ucapanmu!"

Yunho terpelanting mendapat tinju di pipi kirinya hingga terlihat darah mengintip di celah bibirnya.

"Hanya segini kemampuanmu?" Yunho terlihat tak peduli dan kembali menyulut emosi sang appa.

"Brengsek!"

DUAK

Yoochun tersentak. Sebenarnya dia berada di koridor lantai 5 perusahaan itu, masih di depan pintu ruangan direktur, dia bahkan melihat jelas presdir Jung menendang perut Yunho karena pintu yang tidak tertutup rapat.

SET

Yoochun membungkuk setelah presdir Jung keluar dari ruangan itu, kemudian menatap punggung sang presdir yang mulai menjauh.

.

.

.

Yunho melihat pantulan dirinya di cermin. Setelah insiden tadi, ia mencuci muka di toilet. Menyeka darah yang keluar dari sudut bibir hatinya.

CKLEK

"Eoh? Yoochun ah?"

"Hai, hyung. Sedang apa?" Yoochun balas menyapa dan malah menanyakan hal bodoh. Sebenarnya ia berbasa-basi seperti itu agar tidak terlihat gugup. Mencoba bersikap biasa dan berpura-pura tidak tau perihal insiden di ruangan Yunho tadi.

"Ah, tidak. Sedang sibuk? Apa kau ingin ke club?"

"Ini masih siang, hyung. Lagipula, apa kau berniat menggoda yeoja lagi?"

"Mereka yang menggodaku, Yoochun ah."

Yoochun berdecih. Namja di hadapannya ini tetap menyebalkan dan seolah tidak peduli dengan keadaan dirinya.

Yoochun mengeluarkan sesuatu dari saku celana sebelah kanannya, melemparnya ke arah Yunho, "pakailah. Aku tidak mau yeoja-yeoja seksi menjauhiku gara-gara penampilan jelekmu itu."

Hup

Yunho menangkap salep untuk memar itu, "bukankah malah sebaliknya? Mereka akan mejauhiku dan mendekatimu." Yunho mengembalikan salep itu ke tangan kiri Yoochun yang terbuka. "Tidak perlu."

"Terima saja dan ucapkan terima kasih, bodoh." Yoochun berujar seraya menepuk salep itu ke bahu Yunho.

Kembali Yunho menggenggam salep itu, "terima kasih."

"Menjijikkan."

"Apa kau bilang?" Yunho memutar tubuhnya, mencoba mengejar Yoochun yang mulai menjauh. "aku sudah mengucapkan terima kasih dan kau bilang menjijikkan?"

"Jika kau yang mengatakannya terasa menjijikkan."

.

.

.

Bulan mulai menampakkan dirinya. Hingar bingar musik yang berdentum mulai terdengar gaduh dari tempat itu – Evergreen cafe yang sudah bertransformasi menjadi Phantom pub. Tempat dimana setiap manusia terbebas dari peraturan hidup yang membelenggu, hukum dan etika tak berlaku.

"Hero ah."

Namja cantik berkulit putih itu merasa dipanggil, ia menoleh, "Ne?"

"Kau sudah dipesan. Ini kunci kamarnya, kamar 106." Wanita seksi penjaga meja tamu itu sedikit berteriak agar terdengar, melemparkan kunci kepada Hero.

"Okay."

Namja cantik bernama Hero itu menyusuri interior pub. Melihat lautan manusia meliukkan tubuh seirama musik yang terdengar, ada pula yang sedikit melegakan tenggorokan dengan minuman memabukkan bernama alkohol.

Ia menaiki tangga, menuju kamar 106.

CKLEK

Ia melirik nakal sofa di ruangan itu, dimana terdapat namja bertubuh atletis bertelanjang dada. Kemudian Hero mengunci pintu dan menghampiri namja itu.

"Menunggu lama?" Hero duduk menyamping di pangkuan namja itu. "siapa namamu?"

"Kau perlu tau?" namja itu menyentuh pipi Hero, menelusuri permukaan kulit putih yang halus itu.

"Tentu. Agar aku bisa meneriakkan namamu saat kau memenuhiku."

Namja itu memeluk Hero erat, "Kau sangat nakal."

"Kau belum mengenal Hero."

"Tidak perlu. Kau hanya perlu memberiku kepuasan."

T to the B to the C