Do You Like Pastry?: Puff

By: Skylar.K

Cast in This Chapter: Kris Wu, Huang Zi Tao, Xi Luhan, Oh Sehun, Kai(Kim Jongin), D.O(Kyungsoo).

Main Pair: KrisTao/Taoris/FanTao(with slight other couple)

Genre: Drama life, Romance, with pastry lengauge

Warning: TYPO(S) everywhere!

Summary: Pastry adalah berbagai jenis kue yang di golongkan dalam beberapa jenis: Puff, Phyllo, Choux Paste, Danish, and last Croissant. Dengan hobi barunya, Tao tak menyadari jika rasa sukanya pada seseorang seperti kelima golongan kue itu. Dan Kris tahu betul seperti apa perasaannya kini pada makanan-makanan manis yang selama hidupnya tak pernah ia jamah, dan Tao membuatnya mengerti dan memahami seperti apa rasa kue-kue itu, dengan caranya sendiri. Dengan pemahaman mereka tentang Pastry dan cinta yang sebenarnya tidak berhubungan, tapi dapat mereka hubungkan menjadi cerita cinta yang tak terduga.

.

.

"Pastry? Apa itu?"

"Pastry adalah sebutan untuk berbagai jenis kue berdasarkan golongannya ge. Gege 'kan sudah lama tinggal di Kanada, masa tidak tahu apa itu Pastry? 'Kan bahasa Inggris itu ge~"

"Aku hanya tidak tahu hubungannya dengan obrolan kita ini Tao-er. Lalu kenapa?"

"Suatu hari nanti aku akan menjadi chef pastry. Dan gege harus mau ku jadikan juri untuk semua kue buatan ku nanti!"

"Mwo?"

Puff

Panggil saja dia Tao, putra bungsu dari keluarga Huang. Berusia 19 tahun, bersurai sehitam jelaga, berhidung bangir, memiliki mata sipit seperti bulan sabit ketika tersenyum dengan bola sehitam langit malam yang berbinar, berbibir curvy yang unik berwarna kemerahan, dengan kontur wajah tirus yang tak ceking seperti kebanyakan pria tirus pada umumnya, karena pipinya yang kencang akan menggembil saat ia tersenyum, dan semakin menambah kadar kemanisannya.

Huang Zi Tao. Pemuda yang berkuliah di jurusan seni di sebuah Universitas ternama di Seoul, justru baru saja menyadari bakatnya yang tak pernah ia duga sebelumnya. Berwaral dari 5 bulan yang lalu saat hari Valentine, dimana semua orang yang tengah memadu kasih bingung untuk memberi cokelat buatan sendiri, tak terkecuali kedua KakaknyaーHuang Luhan dan Huang Baekyhun. Kedua kakaknya itu di temukan telah menghancurkan dapur rumah mereka dengan dalih ingin membuat cokelat, dan kenyataannya tak terlihat seonggok pun benda berwarna cokelat pekat yang menguarkan aroma khas di dapur.

Karena kasihan melihat keputus asaan kedua Kakak nya yang paling ia cintai itulah, Tao berinisiatif untuk membantu mereka. Meski harus terburu-buru membeli bahan baku baru, karena mengingat cokelat itu nantinya akan di serahkan pada kekasih Kakak nya dalam hitungan beberapa jam sajaーsesuai dengan janji yang telah dibuat. Berkat kegemarannya menyantap makanan-makanan manis dan suka mengumpulkan resep-resep kue di internet, Tao tahu betul apa yang harus di lakukannya. Dan ia tahu harus membuat apa setelah Luhan dan Baekhyun berkata jika kekasih mereka tidak terlalu suka makanan manis.

Sampai-sampai Luhan dan Baekhyun yang melihat kecekatan tangan Tao saat itu terheran-heran. Bagaimana mungkin baby Panda mereka terlihat sangat menguasai diri di dapur? Mengingat jika adik mereka yang tinggi itu jarang masuk ke dapur, kalau tidak di saat yang terdesak saja.

Hari itu Tao adalah pahlawan bagi Luhan dan Baekhyun. Kedua Kakaknya berkata jika kencan mereka sukses dan kekasih mereka sangat menyukai kue buatan merekaーbuatan Tao sebenarnya. Meski hanya sebuah Mouse Choco Less Sugar with Strawberry Syrup. Karena rasa dark choco yang tak terlalu manis, menyatu serasi dengan rasa asam strawberry. Sangat cocok untuk yang tidak menyukai makanan manis.

Sejak saat itulah Tao jadi sering berkutat di dalam dapur, diam-diam di malam hari menggunakan berbagai bahan roti yang di simpan Ibu nya di lemari khusus. Sepanjang malam ia berusaha mempraktekkan beberapa resep yang di hafalnya diluar kepala, meski sering gagal, Tao tak menyerah sampai disitu. Bahkan Luhan dan Baekhyun yang sering menjadi korban eksperimen Tao sampai merasa gigi mereka ngilu akibat terlalu banyak memakan makanan manis.

Sudah terhitung 8 bulan sejak hobi barunya berada di dapur, hingga saat ini Tao sudah semakin mahir dan sukses membuat banyak aneka kue, bakrie, dan tentu saja Pastry yang paling di minatinya. Selain karena kue jenis ini sangat lah sulit dan butuh ketelitian, terlebih Tao adalah orang yang menyukai tantangan. Jadi baginya membuat Pastry adalah suatu tantangan, dan yang terpenting ia menyukainya.

Dan disinilah ia sekarang, jika sedang istirahat di kampus dari mengikuti berbagai kelas yang harus di hadirinya, duduk sendirian di salah satu meja di kantin. Menekuni layar laptop di hadapannya, sambil mengunyah perlahan muffin green tea buatannya kemarin sore kelereng hitamnya bergulir terarah pada halaman website seorang chef ternama di Korea. Ditemani segelas orange juice yang tadi sempat ia ambil di counter kantin kampus.

"Puff..." gumamnya sibuk mengunyah. Mengscroll ke bawah halaman website dan manik matanya seketika berbinar melihat sederet foto kue berjenis Puff Pastry yang sangat menggiurkan.

Oh, andai dirinya bisa mengambil semua kue itu pasti dengan senang hati akan ia habiskan semuanya. Toh sebanyak apapun dirinya mengkonsumsi lemak, hal itu tidak akan membuatnya gemuk. Dan ia sangat berterima kasih pada Ayah nya yang dulu menyuruhnya mengikuti wushu saat berusia 5 tahun, yang pada akhirnya malah membuatnya jatuh cinta.

Bibir kucingnya berkomat-kamit menggemaskan saat menggumamkan, "Begitu ya...hmm.." kemudian melahap potongan terakhir muffin nya.

Mulutnya kembali mengunyah, lalu meraih gelas orange juice nya dan menyedot cairan berwarna oranye pekat dengan sedotan bergaris-garis. Saat tiba-tiba sebuah tepukan keras di punggungnya nyaris membuatnya tersedak. Segera ia melayangkan death glare nya pada seseorang yang baru saja membuatnya hampir mati konyol.

"Kalau kau mau membunuh ku tolong jangan sungkan" kata Tao sarkas. Kyungsoo tersenyum manis, seperti apa yang di lakukannya tadi bukanlah hal yang besar.

Pemuda bermata bulat itu segera mendudukkan tubuhnya di samping kanan Tao, meringsek lebih dekat untuk melihat laptop Tao.

"Kue lagi? Ku pikir eksperimen mu sudah berakhir" seloroh Kyungsoo, mencomot sebuah muffin cheese dari kotak bekal Tao. "Aish~ kue buatan mu memang yang paling enak Tao-ah~" pujian itu mengalir begitu saja setelah daging tak bertulang di dalam mulutnya merasakan muffin buatan Tao.

Pemuda Panda itu tersenyum. "Aku sudah semakin bagus 'kan?" rona bahagia itu membuat wajah manisnya berseri cantik. Kyungsoo mengangguk semangat.

"Kenapa kau tidak keluar saja dari jurusan seni dan mengambil sekolah masak?" mata bulat Kyungsoo menatap Tao lucu.

"Mana mungkin Kyungie aku masuk jurusan seni karena aku suka. Lagipula membuat kue itu hanya hobi ku"

"Tapi sayang kalau bakat mu tidak di salurkan Taozi~"

"Mungkin nanti kalau aku sudah punya modal, aku akan membuka toko kue. Bagaimana menurut mu?"

Kyungsoo mengangguk-angguk kecil, menelan lebih dulu muffin di tenggorokannya sebelum menyahut, "Rencana yang bagus. Tapi bagaimana pun juga kau harus mengasah kemampuan mu dulu baru membuka toko"

Tao merengut lucu, memaju-majukan bibir kucingnya. "Aku bisa ikut seminar dan mendapatkan sertifikat"

"Tetap saja tidak sama kalau kau bersekolah membuat kue Panda~" Kyungsoo mulai gemas.

"Sekolah membuat kue apa?" suara bass menyahut. Mengalihkan perhatian keduanya, kini pada bangku sebrang, dimana seorang pemuda berkulit tan duduk berhadapan dengan mereka.

"Bukankah tadi kau bilang ada kelas Kkamjong?" Kyungsoo mengernyitkan dahinya bingung. Kim Jongin, pemuda dengan kulit sedikit gelap itu menyeret kotak bekal Tao kearahnya, dan mengambil sebuah muffin dengan toping sebuah daging jeruk yang menempel pada whipe cream berwarna oranye.

"Dosen nya absen" Kai kini sibuk mengunyah muffin nya. Dan lagi Tao mendapat pujian dari seniornya itu. "Jadi Taozi mau sekolah membuat kue, gitu?" ia menatap pemuda bersurai hitam itu.

"Tidak. Aku memang suka membuat kue, tapi aku tidak mau sekolah lagi. Cukup sudah kepala ku hampir botak karena tugas-tugas di kampus ini" Tao setengah menggerutu. Kai terkekeh menikmati muffin nya.

"Kita baru semester 2 Taozi"

"Sehunnie!" Tao melambaikan tangannya tinggi-tinggi, ketika melihat kedatangan sahabat karibnya yang baru saja memasuki kantin.

Seorang pemuda tinggi bersurai pirang pucat, berkulit pucat pula, tersenyum pada Tao dan berjalan mendekat. Tao menyambutnya dengan tepukan kecil di punggung sahabatnya itu setelah Sehun mendaratkan pantatnya di samping Tao.

"Mana Luhan-ge? Tumben tidak bersama mu?" tanya Tao celingukan mencari sosok cantik Kakaknya yang biasanya tidak akan lepas dari Sehun. Pemuda pucat itu mencomot coconut muffin dan memakannya dengan rakus.

"Tadi saat kami menuju kemari, Mrs. Ah memanggilnya" jawabnya sibuk mengunyah. Tao membulatkan bibirnya. "Kau cuma membawa ini Tao? Tidak ada kue lain?" tampaknya pemuda albino ini kelaparan.

"Kalau kau mau ada banyak di rumah ku"

Sehun mendengus. "Aku bisa mati kalau harus ke rumah mu dulu Panda" cibirnya. Tao terkekeh. Tapi saat Sehun hendak mengambil sebuah muffin lagi, Kai memukul tangannya.

"Ya! Kenapa kaumemukul tangan ku!?" Sehun mengusap tangan kanannya yang agak memerah, dan menatap Jongin menuntut penjelasan. Pemuda berkulit tan itu hanya mengangkat sebuah muffin yang hendak diambil oleh Sehun tadi.

"Yang ini milik ku" kata Kai santai. Sehun melotot tak percaya. Demi apa tangannya sampai di pukul gara-gara sebuah muffin.

"Dasar Kkamjong"

"Kau memanggil ku apa albino?"

"Kkamjong, memang itu kenyataannya"

"Aish, anak ini ngajak ribut" Kai bangkit mencondongkan tubuhnya ke depan, mengulurkan tangan kirinya hendak menoyor kepala Sehun, tapi pemuda albino itu lebih dulu bersembunyi di balik Tao. Kyungsoo hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua orang itu.

Meski Sehun sibuk menghindar dari serangan-serangan Kai yang bernafsu untuk mampir di kepalanya, atau bahkan menendang kaki di bawah meja, nyatanya ia tetap tahu saat sang pujaan hati baru saja masuk ke area kantin sambil celingukan.

"Luhannie!" panggilnya lantang, melambai-lambaikan tangan kirinya agar pemuda cantik bersurai madu yang di panggilnya menyadari keberadaannya.

Luhan tersenyum ke arah Sehun, tepat saat Tao mengangkat wajahnya dari layar laptop yang sedang di tekuninya, pandangannya terkunci pada seorang pemuda tinggi melebihi rata-rata, bersurai pirang gelap, bermata tajam. Dan yah, kita bisa memanggilnya...

"Yo Krissie-hyung~" sapa Kai dengan nada menjijikkan. Krisーatau bisa juga di panggil Wu Yi Fan, bergidik sambil memeluk tubuhnya ketika melihat penampakan hitam yang menyapanya dengan nada mendayu. Sukses meledakkan tawa Kyungsoo, dan Kai yang melihat ekspresinya itu.

Tao memanyunkan bibir sejadinya ketika tak sengaja kelereng Onyx nya bertemu obsidian dark brown milik Kris. Segera saja Tao membuang muka, kembali menekuni layar laptopnya sambil menopang dagu. Tak peduli bahkan saat Sehun mulai menggoda Luhan yang duduk di samping kirinya, sementara Kyungsoo dan Kai membicarakan sesuatu entah apa.

"Kamu masih marah padaku Taozi?" suara baritone Kris yang sangat gentle menyelusup nakal ke dalam telinga Tao, bersamaan dengan 2 pasang tangan yang melingkar di pundaknya. Pemuda Panda itu otomatis menegakkan punggungnya, kaget sekaligus geli karena sesuatu menggelitik hatinya yang membuatnya selalu memerah dan salah tingkah seperti ini.

"Gege membuat kita jadi pusat perhatian" Tao menggeliat tak nyaman. Meski di dasar lubuk hatinya ia menginginkan Kris memeluknya lebih lama. Bukan sebuah pelukan menuntut, tapi pelukan hangat yang seperti ini.

"Ayolah, gege sudah minta maaf 'kan kemarin? Gege tidak bisa datang ke rumah mu karena banyak tugas" Kris terpaksa harus menunjukkan penyesalannya lagi. Ya memang, seharusnya semalam pemuda blasteran China-Kanada itu datang ke kediaman Huang untuk menjadi objek percobaan Tao untuk mencicipi kue-kue yang di buat pemuda Panda itu.

Sudah berlangsung cukup lama sejak Luhan tak sengaja berteman dengan Kris yang berbeda jurusan berkat Sehun, alhasil pemuda tampan itu juga jadi dekat dengan Tao. Yang entah kenapa tak pernah bisa menolak dengan tegas apapun yang keluar dari bibir kucing Tao, termasuk untuk menjadi objek kue-kuenya. Padahal dia adalah seseorang yang sangat membenci makanan manis.

Tao melipat tangannya di dada, masih belum ingin bicara. Kris sendiri sudah sejak semalam berusaha menelpon, tadi pagi hendak menghampiri Tao di kelas tapi dirinya sudah di seret menjauh oleh Xiumin dan Suho untuk mendiskusikan tugas kelompok mereka.

"C'mon baby Panda, kamu tahu gege tidak bermaksut menolak mu 'kan? Katakan sesuatu" Kris meletakkan dagunya di pundak kanan Tao, pemuda manis itu berjengit kaget. Wajahnya sukses memerah karena jarak wajah mereka yang cukup dekat, dan sebelum Kris melihat itu ia memalingkan wajahnya cepat. Kai tertawa melihat tingkah kedua orang berbeda jurusan dan tingkatan itu.

"Hanya kau yang bisa membuat Pangeran es kita merajuk seperti ini Tao" celetuknya, sukses menerima tatapan menusuk dari Kris.

"Oh, lakukan sesuatu Sehunnie. Kalau tidak mereka akan membuat kantin ini menjadi serba merah muda" Luhan menambahi. Tao melotot garang pada Kakak tertuanya itu, setengah memaki dirinya sendiri dalam hati karena tidak bisa menahan untuk tidak merona.

Sehun menepuk kecil punggung Kris. "Sebaiknya hyung makan salah satu muffin Tao, mungkin baby Panda kita akan memaafkan mu hyung" ujarnya membesarkan hati Kris.

Si pirang itu mengangkat dagunya, sekilas melihat kearah kotak bekal di tengah-tengah meja yang terdapat berbagai macam muffin. "Jadi muffin itu kamu yang membuatnya Tao-er?" kini ia berusaha menatap pemuda Panda yang berada di kungkungan tangannya.

Tao masih tak ingin mengeluarkan suaranya, hanya mengangguk sambil melipat tangannya di dada. Menolak untuk balas menatap Kris, yang ada wajahnya bisa menjadi kepiting rebus saat ini.

Kris mengulurkan tangannya meraih kotak bekal itu, saat Luhan hendak mengambil sebuah Muffin dengan toping choco chips. Membuat Kris harus menerima omelan pemuda cantik itu karena sudah mengambil semua muffin.

"Sebagai gantinya akan gege makan semua muffin ini, ok? Maafkan gege ya?" Kris masih mencondongkan tubuhnya, berusaha menatap wajah Tao yang menolak untuk menatapnya. Tapi ternyata cara itu berhasil, keputusannya untuk menghabiskan muffin-muffin yang tersisa adalah tepat.

Pemuda Panda itu memutar kepalanya perlahan, dengan bibir manyun ia balas menatap Kris dan mati-matian harus menahan debaran jantungnya karena tatapan tajam seorang Kris. Dan, ukh! Jangan lupakan wajahnya yang sempurna ini.

"Gege di maafkan ne?" Kris menarik sudut bibirnya. Tersenyum sangat tipis, yang nyaris tak terlihat. Tao menghela nafas pendek, lalu mengangguk kecil.

"Padahal semalam aku sengaja membuat yang tidak manis untuk gege" Tao masih cemberut. Kris mengusap kecil surai lembut Tao.

"Gege benar-benar ingin datang semalam, tapi tugas gege banyak sekali. Nanti malam saja bagaimana?"

Tao melirik melalui ekor matanya. "Sungguh? Bukankah gege bilang sedang banyak tugas?"

"Sebagian yang harus segera di serahkan sudah gege kerjakan. Nanti malam gege akan datang"

Tao mengangguk kecil. "Kalau begitu harus gege sendiri yang menghabiskan muffin-muffin itu" tuntutnya.

"Iya-iya, akan gege habiskan semuanya. Tidak akan gege sumbangkan pada Xiumin sekalipun nanti dia merengek"

Tao mengembangkan senyumnya, dan suskses membuat Kris terperangah untuk yang kesekian kalinya semenjak mengenal pemuda Panda adik dari Luhan sahabatnya. Kris selalu suka senyum Tao, dan ekspresi apapun yang muncul di wajah cantik itu. Entah sejak kapan darahnya selalu berdesir jika melihat Tao.

"Aku mau lihat gege makan muffin yang ini" Tao mengambil sebuah muffin dengan cup berwarna biru langit dengan toping whipe cream cantik di pinggiran muffin, serta irisan buah peach diatasnya. "Tadi gege bilang akan makan semuanya 'kan? Jadi makan yang ini disini, aku mau tahu gege serius atau tidak"

Kris bingung. Bukannya ia mau menarik kembali kata-katanya tadi, ia hanya tidak mau menunjukkan kelemahannya di depan banyak orang. Dan memakan sesuatu yang manis adalah kelemahannya, setidaknya jika hanya di depan Tao tidak masalah, tapi ini 'kan...

"Aku tahu pasti gege cuma pura-pura" Tao kembali mengerucutkan bibirnya.

"Gege sungguh-sungguh Taozi. Tapi gege tidak bisa memegang muffin itu, see?" Kris mengangkat kedua tangannya. Dimana tangan kiri membawa beberapa buku dan tangan kanannya membawa kota bekal Tao.

"Alasan yang sangat pintar Kris" ledek Luhan. Kris segera men death glare si rusa kesayangan Sehun itu.

"Kenapa tidak kau suapi saja Kris-hyung Tao?" sungguh ide yang menarik Kyungsoo.

Blush~

Wajah Tao kembali memerah, dengan salah tingkah ia berusah menyembunyikan wajahnya yang sudah matang saat ini. Tapi toh semuanya sudah melihat wajah manis yang memerah itu, termasuk Kris yang berusaha mati-matian menahan cengirannya yang kata Xiumin adalah cengiran mesum.

"Ide bagus Kyungie~ suapi saja Tao-er, pasti Kris-hyung menyukainya" kerling Kai. Kali ini Kris tidak melayangkan tatapan tajamnya, karena memang benar ia menyukainya. Menyukai jika Tao bersikap manis dan manja padanya.

"T-tapi 'kan ini di tempat umum Kkamjjong" Tao memandang kesana-kemari, asal tidak menatap Kris.

"Kalau tidak begitu kamu tidak akan tahu si tiang pirang itu serius atau tidak Tao-er" imbuh Luhan, berniat menggoda sang adik. Dan sukses, wajah manis itu semakin memerah.

"Jadi kamu tidak mau membantu gege Tao-er?" Kris memasang wajah sesedih mungin. Tao menggeleng cepat.

"B-bukan begitu ge!"

"Jadi tunggu apa lagi?" desak Kris. Tao menggigit-gigit bibir kucingnya, kesalahan fatal saat ia melakukannya di depan pemuda setinggi tiang itu.

Akhirnya meski ragu, Tao mencubit kecil muffin di tangannya, mengarahkan potongan kecil muffin ke mulut Kris dengan dada berdegup kencang. Sungguh, Tao dapat merasakan wajahnya memanas ketika Kris melahap muffin di tangannya sampai kedua jarinya ikut masuk ke dalam mulut hangat itu.

"Ya! Tiang mesum!" Luhan hendak bangkit untuk menyelamatkan sang adik dari serigala pirang yang kelaparan, tapi Sehun dengan cepat menahan tubuh kekasihnya itu seraya berbisik 'tidak apa-apa hyung, tenang saja'.

Entah sejak kapan pacuan kuda berpindah ke bagian depan tubuhnya saat ini. Tao tak bisa berpikir waras. Cepat-cepat ia menarik tangannya saat Kris melepaskan jarinya dan mulai mengunyahnya.

"Enak seperti biasa Taozi. Dan lebih enak karena di suapi oleh mu" Kris tersenyum tipis, yang ia yakini hanya Tao saja yang dapat melihatnya.

Tao memalingkan wajahnya cepat, terus merutuk dalam hati kenapa jantungnya tak mau berhenti berdebar. Tao sendiri tidak tahu kapan pastinya dirinya mulai tertarik oleh sahabat Kakaknya itu. Awalnya Tao pikir ia hanya tertarik biasa saja karena sifat Kris yang cool, cuek, dan dewasa.

Perasaan biasa. Sungguh. Tapi semakin lama mereka kenal dan menjadi dekat, perasaan itu berkembang. Semakin berlapis-lapis yang membuat perasaannya semakin rumit. Dan saking banyaknya lapisan perasaan suka itu, Tao yakin jika hatinya bisa saja di patahkan dengan mudahnya dengan bunyi patahan yang renyah. Serenyah tawanya dan Kris jika mereka sedang bercanda.

Puff, bentuknya berlapis dan bertekstur renyah dan mengembang.

To Be Continue