Saber Goes To School

Author: Livi Gamanganime

Disclaimer : Ga tau, yang jelas bukan punya saya..

Genre(s): School life, romance

Minna-san !

Ini Fanfic ke-3

Fanfic ini lama buatnya (soalnya males, xp)

So, minna-san..

ENJOY ! (^-^)

"Txt" Dialog

'Txt' Membatin

*A/N : Txt* Author's Note

XxX Fate-Stay-Night XxX

"Saber, aku pergi dulu!" Cowok remaja itu berteriak.

Ia terlihat terburu – buru. Roti masih menggantung di mulutnya sambil ia memakai sepatunya.

Belum sempat aku membalas, ia sudah membanting pintu dan pergi.

Aku bingung dengan sikapnya yang selalu terburu buru di pagi hari.

'Disaat tidak bertarung lebih baik beristirahat' itulah motto-ku

Tetapi kali ini, aku tidak sepenuhnya tertidur.

Aku memikirkan keadaan Shirou, takutnya ia diserang lagi oleh servant lain.

"Setiap pagi… Shirou ke sekolah? Sekolah itu seperti apa sih ?" aku berpikir

"Di sana ngapain aja yah?" Aku tertarik dengan kegiatan ini, sekolah.

XxX Fate-Stay-Night XxX

"Aku pul.."

"Shirou aku ingin sekolah!" Aku berteriak cepat sebelum ia menyelesaikan kata – katanya.

"eh?" Ia memasang tampang 'bloon'

"Aku ingin tahu apa yang kau lakukan di tempat yang bernama sekolah itu. Kelihatannya menyenangkan, lagipula dengan begitu aku dapat mengawasi kamu bila dalam bahaya. Karena itu izinkan aku.."

"STOP!"

Aku terdiam seketika.

"Aku tidak keberatan kau bersekolah, tetapi darimana kita mendapatkan uang untuk biaya sekolahmu?"

"Itu bisa diatur!"

"GYAA! Rin!" Shirou berteriak. "Jangan muncul tiba – tiba seperti hantu dong!"

Kulihat Rin dengan wajah berseri –seri, yang entah darimana muncul. Sepertinya ia menguping pembicaraan kami.

"Bisakah, Rin-san? Aku ingin sekolah. Aku ingin tahu kehidupan apa yang kalian jalani di sekolah," aku bertanya penuh harap.

"Tentu saja! Aku akan membayar uang sekolahmua, tidak seperti Shirou, aku seorang bangsawan," Terdengar nada sombong.

"Arigatou, Rin-san!"

"Kau tidak keberatan bukan, Shirou?" Rin bertanya.

"Baiklah bila itu yang Saber inginkan," Shirou tersenyum.

Aku tersenyum, kemuadian melangkah memasuki rumah.

"Kau tidak berpikir aku melakukan ini secara gratis bukan?" Tanya Rin dengan nada iblis.

"eh?" Shirou merasakan aura jahat Rin.

"Setiap hari kau harus membersihkan rumahku sampai bersinar dan tidak ada debu yang menempel. Mengerti? Baiklah, aku pulang dulu," Rin berjalan santai keluar rumah.

"SIALAN KAU, RIN !" Shirou kesal sendiri.

XxX Fate-Stay-Night XxX

Malamnya,

"Hee? Saber-san akan sekolah?" Sakura terkaget – kaget. Sup yang sedang di bawanya ke ruang makan sampai jatuh.

"Hati – hati!" Aku menangkap sup itu dengan sigap. Untunglah tidak samapai tumpah.

"Terima kasih," Sakura mengambil mangkuk itu dari tanganku.

"Saber!"

"Ya?" Kudengar suara Shirou.

"Rin berkata kau sudah bisa masuk sekolah besok, ini seragamnya," setumpuk pakaian ditaruh tepat di depanku "kau akan masuk ke kelas yang sama denganku, besok kau akan mengalami kehidupan sekolah yang sebenarnya," Shirou menjelaskan panjang lebar. Terlihat jelas kekhawatiran di matanya.

Sakura terhenyak, "Secepat itu? Bagaimana bisa?"

"Aku tidak tahu, sepertinya Rin menyogok dengan jumlah uang yang besar. Mungkin saja ia hanya perlu menunjukan aura jahatnya yang selama ini ditutupinya." Shirou berkata tidak jelas.

"Aku akan mencoba seragam – seragam ini dulu ya!" Aku mengambil seragam yang ditumpuk dan berlari ke kamar.

"Apa benar ia akan baik – baik saja?" Sakura bertanya.

"Kita lihat saja besok" Shirou mendesah.

Tak lama kemudian, Aku melangkah dengan seragam sekolah.

Kemeja lengan panjang putih yang dipadu dengan vest coklat muda dengan rok lipit coklat tua 2 centi di atas lutut.

"Wah! Kau cantik sekali, Saber!" Sakura memuji.

Sedangkan Shirou tidak berkata apa–apa. Sepertinya, ia terpaku melihatku memakai seragam sekolah.

Saat mata kami bertemu, ia memalingkan wajah dan berkata, "Tidurlah, sekarang sudah malam. Besok kau sekolah,"

Aku sedikit kecewa, tapi menuruti perkataannya.

XxX Fate-Stay-Night XxX

Pukul 00.50

Aku masih belum tertidur. Aku memikirkan banyak hal.

Shirou Emiya, yang secara tidak sengaja memanggilku.

Rin Tohsakan dan servant-nya, Archer. Seharusnya menjadi rival, tetapi sama sekali tidak terlihat sifat memusuhi.

Sakura Mato, sahabat Shirou.

Kehidupan sekolahku besok.

Pasti menyenangkan.

Aku tersenyum senang. Memejamkan mata. Berharap agar bisa tidur dengan nyenyak.

XxX Fate-Stay-Night XxX

Esok paginya di sekolah.

"Semuanya, kita kedatangan murid baru dari Inggris," Sensei memasuki kelas, aku mengikuti di belakangnya.

Hatiku berdebar debar. 'doki doki'

Sensei menulis namaku di papan tulis dan mempersilahkanku memperkenalkan diri.

Aku memandang seluruh isi kelas. Kira – kira 37 anak, memandangku dengan penasaran.

2 orang yang lain memandangku sambil tersenyum. Mereka adalah Rin dan Shirou. Seakan berkata "Ganbatte-nee"

Aku menarik nafas panjang dan berkata, "Aku Saber. Baru pindah dari Inggris. Senang berkenalan dengan kalian," sambil menundukkan kepala.

Cowok – cowok (selain Shirou) bersiul nakal, beberapa berbisik bisik dengan cowok lain. Sekilas aku bisa menangkap apa yang mereka katakan seperti "Cantik", "suaranya begitu lembut", dan "WoW"

Sedangkan cewek cewek memandangku biasa saja.

"Ya, Saber. Silahkan duduk di bangku kosong di belakang," Sensei mempersilahkanku duduk.

Aku berjalan pelan. Kemudian duduk di tempat yang telah disediakan.

"Ya, mari kita lanjutkan pelajaran. Buka halaman 34" Sensei berkata tidak sabar.

Di sela-sela pelajaran, ada yang memanggilku.

"Hoi"

Aku menoleh ke kanan. Cowok yang memanggilku ini berambut 'hampir-ungu' dengan mata hitam yang dihiasi kacamata, membuatnya terlihat intelek.

"Hai. Aku Issei Ryudo," Katanya sambil berbisik dan mengulurkan tangan.

"Saber" Aku membalas jabatan tangannya.

"Bagaimana bila aku temani kau untuk melihat lihat lingkungan sekolah?" Ia menawarkan diri

"Tentu saja. Terima kasih," aku tersenyum.

Aku tidak menyadari ada sepasang mata yang mengamati kejadian tadi. Tidak, dua pasang mata.

XxX Fate-Stay-Night XxX

Istirahat.

"Aku Tanaka"

"Saber! Aku Satou"

"Hi, cewek. Aku pangeranmu yang siap melayani. Panggil saja Jun"

Aku kaget, cowok cowok itu tiba-tiba mendekatiku dan merubungi mejaku.

Seperti semut merubungi gula.

"Ah.. Mm.." Aku bingung mau menjawab apa.

Kulirik sekitarku, Shirou maupun Rin tidak nampak dimanapun. Sepertinya tidak ada yang tergerak untuk membantu.

"Minggir. Saber sudah ada janji denganku."

Kulihat Issei mengusir cowok cowok itu. Aku mendesah lega

"Ayo" Issei menarik tanganku. Aku agak kaget, tapi menurut.

Issei menarikku keluar kelas. Ia terus memegang tanganku sampai ke taman sekolah.

Saat itulah ia baru sadar bahwa ia terus menggenggam tanganku.

"Ah, maaf" Issei melepas tanganku. Mukanya memerah.

"Tidak apa apa" Aku membalas biasa saja.

"Biar kuantar kau mengenali lingkungan sekolah. Aku sudah janji. Mari" *A/N : Mari? Bahasa yang aneh untuk digunakan.. Ya sudahlah*

Pipinya masih kemerahan, kemudian berjalan.

Aku mengikutinya. Bertanya tanya dalam hati, mengapa pipinya merah begitu ya ?

XxX Fate-Stay-Night XxX

-Shirou's POV-

Aku melihat mereka.

Bergandengan tangan menuju taman sekolah.

Hatiku panas.

'Tunggu, mengapa hatiku panas?'

'Saber hanyalah servant-ku'

Aku masih menatap mereka dari jendela.

Issei terlihat salah tingkah.

'Apa mungkin ?'

-Someone's POV-

'Siapa anak itu?'

Aku mengepalkan tangan.

'Kau mencari masalah dengan orang yang salah'

Aku berjalan cepat menuju kelasku

XxX Fate-Stay-Night XxX

Livi's Note :

Hahahaha…

Minna, ini fanfic pertamaku yang bersambung

Biasa Cuma nulis one-shot

Review please.

It'll motivate me to write more.