.Happy reading.
Di sebuah rumah sakit terbesar di seoul terlihat sosok seorang namja tampan yang sedang berjalan sambil sesekali menyapa beberapa orang yang berada di lorong rumah sakit.
Namja itu bernama choi siwon.
Siwon adalah dokter sekaligus anak pemilik rumah sakit tempat sekarang dia berkerja.
Siwon terus berjalan ke arah basement untuk mengambil mobil, yang akan membawanya pulang ke apartement.
Siwon menjalan kan mobil dengan kecepatan sedang, namun di tengah jalan siwon teringat bahwa bahan makanan di rumahnya telah habis,
Siwon pun berinisiatif untuk membeli bahan makanan di minimarket terlebih dahulu.
Setelah sampai di depan minimarket siwon memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. siwon pun keluar dari mobil dan berjalan ke arah minimarket, namun sebelum sampai minimarket siwon mendengar beberapa orang berteriak, sontak saja membuat siwon menoleh ke asal teriakan, dan saat siwon menoleh ia melihat ada seorang namja manis yang terserempet seorang pengendara motor.
Namja itu terjatuh di aspal yang menyebabkan ia terluka di beberapa bagian tubuhnya.
Siwon segera berjalan ke arah namja yang sedang di kerumuni orang-orang itu.
Siwon pun berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan namja yang terluka itu.
"Gwenchana ?" tanya siwon.
Mendengar suara siwon, sontak membuat namja itu menoleh.
"Ne gwenchana." jawab namja itu.
"Sepertinya luka-luka mu perlu di obati, Kajja kita ke rumah sakit." kata siwon.
"Tidak perlu, aku tidak apa-apa." jawab namja itu sambil berusaha berdiri.
"Tapi luka mu harus cepat di obati." kata siwon sambil menunjuk luka di pelipis namja itu.
Yesung -nama namja yang di serempet sepeda motor- tidak menjawab ajakan siwon melainkan berjalan dan mengucapan terima kasih kepada beberapa orang di sana yg tadi sempat membantu dia.
Sedangkan siwon menjadi sedikit kesal karna niat baiknya di acuh kan. Namun ia tetap memutuskan mengikuti langkah yesung.
Yesung berjalan sambil menahan sakit di kakinya. namun tiba-tiba ada sebuah tangan yang menghentikan langkahnya, yesung pun menoleh dan menemukan namja yang tadi ingin membawanya kerumah sakit.
"Kalau kamu tidak mau ke rumah sakit, biarkan aku yang mengobati luka mu, kamu tunggu di sini" kata siwon dan segera berlari ke arah mobil untuk mengambil kotak P3K, tanpa menunggu jawaban dari yesung.
Setelah siwon mendapat kan kotak P3knya, siwon berjalan ke arah yesung.
"Ah syukur lah dia tidak pergi" gumam siwon yang melihat yesung duduk di bangku panjang, yang di sediakan pihak minimarket.
Siwon duduk di sebelah yesung, lalu membuka kotak obatnya dan mengeluarkan kapas yang sudah di beri alkohol. Siwon mencondongkan wajahnya untuk mengobati luka di pelipis yesung dan hal itu pun menyebabkan wajah mereka saling berdekatan.
Siwon terus membersihkan luka yesung dengan pelan-pelan dan terkadang siwon juga meniup luka itu membuat yesung merasa nyaman dan geli saat siwon meniup lukanya.
Siwon kembali menegakkan tubuhnya, lalu mengambil perban dan plester untuk menutupi luka yesung.
"Yang ini sudah selesai, sekarang ulurkan tangan mu biar kuobati juga."pinta siwon.
Yesung pun mengulurkan tangannya
Saat siwon mengobati lengannya, yesung terseyum, dia bener-benar merasa nyaman di dekat siwon.
Selesai mengobati lengan yesung, siwon pun berjongkok untuk mengobati luka di kaki yesung.
"Akhirnya selesai semua." kata siwon sambil bediri dari jongkoknya setelah selesai membersihkan luka di kaki yesung.
"Gomawo." kata yesung sambil tersenyum.
"Cheonma." kata siwon sambil memasukan alat-alat obatnya.
Yesung pun berdiri untuk bergegas pergi namun saat yesung ingin melangkah lagi-lagi tangannya di tahan oleh siwon, yesung pun menoleh.
" ada apa?" Tanya yesung
"Maaf jika aku lancang, tapi bolehkah aku berharap bahwa ini bukanlah pertemuan terakhir kita." tanya siwon penuh harap.
"Tentu" jawab yesung sambil tersenyum tulus karna dia juga tak ingin ini menjadi pertemuan terakhirnya dengan namja yang sudah membuat dia merasa nyaman.
"Choi siwon imnida." ucap siwon sambil mengulurkan tangannya.
"Kim yesung imnida." jawab yesung sambil membalas uluran tangan siwon.
Setelah mereka saling memperkenalkan nama, siwon pun berinisiatif meminta no ponsel yesung. siwon juga sempat menawarkan mengantar yesung pulang, namun yesung menolak dengan alasan dia tidak mau merepotkan siwon lagi, akhirnya siwon menerima keputusan yesung dengan tidak rela.
Semenjak kejadian itu mereka menjadi semakin dekat, tak jarang mereka juga menghabiskan waktu bersama dengan jalan ataupun sekedar makan-makan.
Kebetulan hari ini yesung mendapatkan libur kuliah selama 1 minggu, yesung sudah mempunyai rencana untuk mengisi hari libur ini dengan berjalan- jalan bersama teman baru nya, sekaligus orang yang diam-diam yesung sukai. sebenarnya yesung pun tidak mengerti mengapa dia bisa cepat menyukai siwon yang bahkan baru ia kenal, tapi hatinya tidak bisa berbohong bahwa ia merasakan kenyamanan saat berada di dekat siwon.
Yesung mengambil ponselnya untuk menghubungi siwon, namun saat ia membuka ponselnya, yesung melihat ada pesan dari sang hyung.
From: minnie hyung
Sungie, hari ini bisa tolong hyung? Tolong temani ryeowook di rumah sakit, dia sendirian sekarang. sebenernya hyung yang ingin menemaninya, namun hyung ada rapat mendadak. Tolong ya sungie.
To: minnie hyung.
Baiklah hyung.
Sebenarnya yesung ingin menolak saja permintaan hyungnya. namun ia merasa tidak enak dan kasihan pada ryeowook yang merupakan sahabat sekaligus namjachingu dari hyungnya, yang sekarang sedang terbaring di rumah sakit.
Yesung kini telah sampai di rumah sakit. dengan sedikit ragu yesung melangkahkan kakinya ke dalam rumah sakit. sebenarnya ini pertama kalinya yesung kembali menginjakkan kaki di rumah sakit, semenjak kejadian 13 tahun yang lalu di mana ia harus kehilangan umma tercintanya.
Kini yesung sudah berdiri di depan kamar rawat ryeowook.
Yesung memegang kenop pintu dan membukanya dengan perlahan, setelah pintu terbuka nampaklah sesosok namja imut yang sedang asyik membaca buku di kasur.
"Annyeonng wookie." sapa yesung.
"Sungie,,, kok lama sekali sih." bukannya menjawab sapaan yesung ryeowook malah langsung mengomeli yesung.
"Mianhe." cengir yesung lalu berjalan dan duduk di kursi sebelah tempat tidur ryeowook.
"Ya sudah tidak apa-apa." sahut ryeowook.
"Bagaimana keadaan mu wookie? Mian aku baru sempat ke sini." tanya yesung yang merasa menyesal kerena baru bisa menjenguk sahabatnya ini.
"Ne gwenchana." jawab ryeowook sambil terseyum maklum karena dia tau bahwa sahabatnya ini memang orang yang sibuk.
Melihat ryeowook terseyum membuat rasa menyesal yesung sedikit hilang.
1 jam mereka lewati dengan saling mengobrol dan terkadang tertawa bersama. apalagi yesung Selalu mengoda ryeowook tentang hubungannya dengan hyungnya, hingga terkadang membuat wajah ryeowook merona.
Tak selang beberapa lama Sungmin datang dengan membawa sebuket bunga mawar pink.
"Apakah hyung mengganggu kalian?" Tanya sungmin karena saat dia masuk ia melihat dongseang dan namjachigunya sedang asyik mengobrol hingga tidak menyadari kedatangannya.
Mendengar Suara sungmin, membuat yesung dan ryeowook langsung menoleh.
"Tidak kok hyung,, iya kan wookie." jawab yesung sambil menatap ryeowook dengan senyum jail.
"Ah ne hyung, tidak mengganggu kok." Jawab ryeowook sambil tertawa.
"Syukur lah." kata sungmin sambil menghampiri ranjang ryeowook.
Sungmin berdiri di sebelah yesung sambil memberikan bunga kepada ryeowook
"ini untuk mu sayang." kata sungmin sambil memberikan bunga dan mencium kening ryeowook lembut.
Membuat ryeowook tersipu atas perlakuan sungmin.
"Gomawo hyung." kata ryeowook sambil menghirup aroma bunga pemberian sungmin.
"ne wookie." kata sungmin sambil mengelus rambut ryeowook.
"hemzzt,, kalau mau berdua-an bisa tunggu aku keluar dulu." kata yesung sambil berdehem. Membuat sungmin dan ryeowook terseyum karena mereka hampir lupa kalau masih ada yesung di sini.
"Ya udah sekarang kamu bisa pulang sungie, biar hyung yang menjaga wookie" kata sungmin
"Ah ne,, ne.. wookie aku pulang dulu ya dan ingat kamu harus hati-hati dengan hyung ku ya" kata yesung sambil memeluk ryeowook kilat dan cepat-cepat berlari keluar kamar rawat ryeowook.
'Blammmm' pintu pun tertutup.
Menyisakan ryeowook yg tertawa melihat muka kesal namjachingunya.
Sedangkan di luar yesung juga tersenyum membanyakan wajah kesal sang hyung.
Yesung memutuskan untuk segera pulang. Ia berjalan ke arah pintu keluar namun baru beberapa langkah yesung mendengar suara seseorang memanggilnya.
"Yesung."
Yesung menoleh dan ternyata yang memanggilnya adalah siwon. yesung pun tersenyum namun lama-lama senyumnya menghilang saat dia melihat siwon berpakaian.. dokter.
Siwon berjalan menghampiri yesung.
Yesung yang melihat siwon semakin dekat, segera membalikkan badannya dan berjalan ke arah luar tanpa menghiraukan panggilan siwon.
Sedangkan siwon, ia menjadi bingung, kenapa yesung tiba-tiba menghindarinya?. Siwon langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi yesung, namun siwon harus merasakan kecewa saat yesung tidak mengangkat panggilan telfonnya.
Dua hari setelah kejadian itu, siwon masih tetap saja susah untuk menghubungi yesung. Hal itu membuat siwon frustasi.
Namun tetap tidak membuatnya melupakan tugasnya sebagai seorang dokter.
Saat ini siwon berjalan di lorong rumah sakit untuk memeriksa beberapa pasien.
*Tok tok tok *
Siwon mengetok salah satu pintu ruang rawat pasien. Saat dia masuk ternyata pasien di dalam ruangan itu sedang menelpon. Siwon pun berdiri di depan pintu karena dia tidak mau menganggu privasi pasiennya.
"Udah dulu ya yesung, ada dokter yang mau memeriksa ku. "Bye." kata ryeowook saat menyadari ada dokter yang ingin memeriksanya.
Siwon yang masih berdiri di depan pintu sedikit terkejut saat pasiennya tadi menyebutkan nama yesung. Namja yang dua hari ini ia rindukan.
Siwon yang menyadari bahwa pasiennya sudah selesai menelefon segera berjalan menghampiri ranjang.
"Annyeonng ryeowoook-ssi." sapa siwon.
"Annyoeng dokter." sapa ryeowook sambil tersenyum.
Setelah meminta izin, siwon segera memeriksa ryeowook dengan pikiran yang masih bertanya-tanya, apakah pasien ini mengenal yesung?
Setelah selesai memeriksa siwon memberanikan diri bertanya kepada ryeowook.
"Ryeowook-ssi,,, maaf tadi saya mendengar anda menyebut nama yesung, apakah anda mengenal namja bernama yesung?" Tanya siwon hati-hati.
Ryeowook yang mendengar nama sahabatnya di sebut, menoleh ke arah siwon dengan raut wajah seperti berkata 'kenapa dokter siwon bisa mengenal yesung?'.
Siwon pun tersenyum melihat raut wajah bingung ryeowook.
"Aku pernah bertemu yesung dan kita juga sempat dekat. Tapi akhir-akhir ini yesung susah aku hubungi." kata siwon yang mengerti raut wajah bingung ryeowook.
"Ne aku mengenal yesung. Dia sahabat dan adik namjachinguku." jawab ryeowook.
Siwon hanya mengaggukan kepalanya mengerti.
"Apakah anda tau kenapa yesung susah aku hubungi dan dia seperti menjauhiku?" Tanya siwon. Siwon berfikir semoga ryeowook bisa membantu menjawab rasa penasarannya.
Ryeowook sebenarnya belum pernah mendengar cerita sahabatnya soal perkenalannya dengan namja ini. namun dia tau alasan yesung menjauhi siwon pasti karena profesinya.
"Seperti aku tau dok, mungkin karena siwon-ssi adalah dokter." jawab ryeowook singkat.
Jawaban ryeowook makin membuat siwon bingung, kenapa yesung menjauhinya hanya karena ia seorang dokter ? Memang apa salahnya menjadi dokter ?.
"Maaf ryeowook-ssi, apa maksud mu? aku masih bingung" tanya siwon yang masih belum mengerti maksud perkataan ryeowook.
"yesung mempunyai trauma dengan seorang dokter dan rumah sakit." jelas ryeowook.
"Apakah ryeowook-ssi bisa bercerita? Trauma apa yang di alami yesung ?" tanya siwon penasaran.
Sebenarnya ryeowook tidak ingin bercerita, apa lagi dengan orang yang tidak dia kenal. namun ryeowook merasa tidak ada salah nya bercerita pada siwon, karena menurut ryeowook sepertinya siwon mempunyai perasaan yang tulus terhadap sahabatnya. Akhirnya ryeowook memutuskan bercerita pada siwon dengan harapan siwon bisa menghilangkan trauma sahabatnya itu. Dan membuat yesung tidak membenci lagi yang namanya dokter.
"Siwon-ssi sebenarnya, aku ragu mau menceritakannya. namun karena melihat kesungguhan mu, sepertinya kamu berhak untuk mengetahui yg sebenarnya." ujar ryeowook.
Siwon duduk di kursi sebelah ranjang ryeowook dan mendengar semua cerita ryeowook.
flashback.
Terlihat seorang namja tampan yang sedari tadi mondar mandir di depan pintu ruang operasi, mununggu sang istri yang tengah menjalani operasi yaitu kim leeteuk.
Tak jauh dari sana terdapat 2 namja kecil yang sedang menangis di pelukan seorang namja cantik bernama choi heechul, yg merupakan sahabat dari kangin dan leeteuk sekaligus istri dari hangeng, dokter yang sedang menangani leeteuk di ruang operasi.
Tak lama kemudian pintu ruang operasi terbuka, menampakkan sosok seorang dokter yang bernama choi hangeng.
Hangeng keluar dengan raut wajah sedih dan lelah. Melihat itu kangin segera mendekati hangeng dengan langkah terburu-buru.
"Bagaimana keadaan istri ku hyung." tanya kangin cemas.
"Maafkan aku kangin-ah,,,"
"Aku tidak butuh kata maaf hyung, aku hanya ingin tau bagaimana keadaan istri ku." kata kangin memotong ucapan hangeng.
"Leeteuk telah meninggal kangin-ah, dia sudah tak sanggup bertahan lagi degan penyakitnya." kata hangeng sambil meremas bahu kangin.
"maksud hyung teukie meninggal ? Tidak mungkin! ini bohong kan hyung?" tanya kangin yang masih mengelak bahwa leeteuk telah meninggalkannya.
Hangeng yang menyadari bahwa sahabatnya ini masih belum menerima kematian istrinya, berusaha menenangkan kangin seraya memberikan kata-kata penenang.
"Kangin-ah... sebelum leeteuk meninggal dia bilang padaku, kamu harus menjaga ke dua jagoannya dengan baik dan meskipun tidak ada dia kamu harus bisa bahagia." kata hangeng yang menyampaikan kata terakhir leeteuk sebelum menjalani operasi.
Kangin tidak menjawab, seluruh tubuhnya terasa lemass, lama-lama air mata mengalir tanpa bisa ia cegah mendengar pesan terakhir istri tercintanya.
sedangkan heechul ia hanya memandang seduh suaminya yang sedari tadi memeluk kangin. dia mengerti bahwa sahabatnya telah meninggal. Dia pun tidak mampu lagi menahan tangisnya dan semakin mengeratkan pelukannya ke anak-anak leeteuk.
Sedangkan sungmin dan yesung menangis semakin keras melihat ayah nya menangis seperti itu. mereka merasakan bahwa terjadi sesuatu yang buruk terhadap umma mereka.
Hangeng terus menenangkan kangin, sampai dia melihat 2 anak leeteuk yang sedang menangis di pelukan istri nya, hangeng melepaskan pelukan kangin dan berjalan ke arah yesung dan sungmin.
Heechul yang melihat suami nya berjalan ke arah mereka pun berdiri.
"Tolong temani kangin dulu, aku ingin berbicara kepada mereka." kata hangeng kepada heechul.
"Ne." kata heechul dan dia berjalan menghampiri kangin.
Hangeng berjongkok untuk mensejajarkan tinggi nya dengan mereka yesung dan sungmin.
"Mianhe ajjushi tidak bisa menyelamatkan umma kalian."kata hangeng dengan nada penyesalan.
"Maksud ajusshi, umma kita meninggal?" tanya sungmin dengan suara parau.
Hangeng yang mendengar pertanyaan sungmin hanya bisa menganggukan kepalanya bertanda bahwa yang sungmin katakan benar.
Jawaban hangeng membuat sungmin menangis semakin histeris.
Sementara itu yesung pun tambah mengeraskan tangisan nya,
Dan dia memandang hangeng dengan tatapan kalau yang ada di depannya ini adalah orang yang sudah menyebakan ummanya meninggal.
Hangeng yang mengerti tatapan yesung, segera mengalihkan perhatiannya pada yesung.
"Mianhe." hanya kata itu yang hangeng ucapkan sambil menghapus air mata namja cilik itu. Hangeng lalu berdiri dan berbalik ke arah kangin dan heechul.
"Ajjushi jahat,, kenapa ajjushi membunuh umma sungie? Apa salah sungie pada ajjushi?" tanya yesung dengan ada kesal dan penuh kesedihan.
Hangeng yang mendengar perkataan yesung menghentikan langkah nya, dan berbalik ke arah yesung namun sempat ia menghampiri yesung,
"Ajjushi jangan dekati sungie. Sungie benci ajjushi." kata yesung yang melihat hangeng berjalan mendekati dirinya.
Hangeng yang mendengar teriakan yesung pun hanya bisa menghela nafas, sedangkan sungmin yang mendengar perkataan yesung langsung menenangkan adik nya dengan cara memeluknya erat. heechul yang melihat itu semua merasa kasihan kepada suami nya yang di salah kan.
Hangeng kembali berjalan ke arah kangin dan heechul,
"Gwenchana." tanya heechul yang merasa kalau hangeng sedang sedih karna ucapan yesung.
"Ne gwenchana." jawab hangeng dengan senyum simpul.
"Kangin ah,, kita harus menyiapkan pemakaman leeteuk segera mungkin." kata hangeng.
"Ne hyung." kata kangin dengan suara parau nya.
flashback end
"Maaf siwon-ssi, aku tidak bisa menceritakan lebih dari itu. hanya ini saja yang sungmin hyung ceritakan kan pada ku." kata ryeowook setelah selesai menceritakan semuanya.
Namun siwon tidak menjawab perkataan ryeowook, melainkan pikirannya tertuju kepada dokter yang tadi ryeowook ceritakan, nama itu..
'Apa jangan jangan, aku harus tanyakan hal ini ke appa, mungkin appa bisa menjelaskan ini semua.'batin siwon.
"Siwon-ssi." panggil ryeowook namun tidak ada jawaban.
Karena tidak ada jawaban dari siwon, akhirnya ryeowook menepuk bahu siwon pelan.
"Ah ne,,,"kata siwon yg sudah sadar dari lamunan nya.
"Dokter gwenchana, mengapa kau melamun?" tanya ryeowook.
"Gwenchana, gomwo ryeowook-ssi sudah menceritakan semuanya." kata siwon.
"Sama-sama siwon-ssi." kata ryeowook.
"Ryeowook-ssi, aku permisi ke ruangan ku dulu, sekali lagi gomawo." kata siwon sebelum berjalan meninggalkan ryeowook dengan sedikit tergesa-gesa.
Ryeowook hanya membalas dengan anggukan kepala.
Siwon berjalan menuju ke ruangannya dengan pikiran kacau.
Siwon masuk ke dalam ruangan dan membereskan peralatan dokter nya.
Setelah selesai siwon keluar dan berjalan ke arah basement untuk mengambil mobil dan bergegas pergi ke suatu tempat.
Siwon memutuskan untuk pergi ke rumah kedua orang tuanya. Sampai di sana ia langsung mengetok pintu sampai di bukakan oleh lee ajjumma, maid yg bekerja di rumah keluarga choi. "Annyeonghaseo tuan muda." sapa lee ajjumma.
"Annyeong ajjumma, apakah appa dan umma ada di rumah?" tanya siwon.
"Ne.. tuan muda, tuan sama nyonya ada di ruang keluarga." jawab lee ajjumma sambil menyuruh siwon untuk masuk.
Siwon segera masuk dan berjalan ke arah ruang keluarga.
"Appa, umma"panggil siwon.
Panggilan siwon sontak membuat hangeng dan heechul menoleh.
"Wah,, hannie kita kedatangan dokter choi siwon yang sangat sibuk dan tak pernah datang kerumah orang tua nya." kata heechul yang menyindir siwon yang jarang menemui mereka.
Medengar itu hangeng hanya tersenyum.
Siwon hanya memutar bola mata nya jengah mendengar perkataan ummanya yang selalu menyindir dia yang jarang ke sini.
"Appa... apakah appa mengenal leeteuk ajjushi?" tanya siwon.
Pertanyaan siwon membuat hangeng dan heechul terkejut.
"Dari mana kamu kenal dengan leeteuk." tanya hangeng.
"Ceritanya panjang appa, Aku hanya ingin tau kenapa leeteuk ajjushi bisa meninggal? dan mengapa anak nya menyalahkan appa" tanya siwon.
"Baiklah siwonnie kalau kamu ingin tau appa akan menceritakannya." jawab hangeng
flashback.
Di sebuah ruangan bercat putih dan beraroma obat obatan terdapat tiga orang namja. salah satu di antara mereka berpakaian dokter.
"Bagaimana keadaanku hyung?" tanya leeteuk dengan raut wajah cemas.
Sedangkan yang di tanya masih fokus membaca hasil tes, dengan raut wajah yang sulit di jelaskan.
Hangeng menaruh hasil tes lalu menghela nafas.
"Maafkan aku teukie, sepertinya aku akan memberikan kabar buruk." kata hangeng dengan raut wajah sedih.
Mendengar kata hangeng, membuat kangin dan leeteuk makin merasa cemas dan takut.
"Jelaskan saja hyung aku sakit apa?" Jawab leeteuk.
"Kita akan menerima meskipun itu berita yang kurang baik" kata kangin.
Hangeng tersenyum mendengar ucapan kangin dan leeteuk. karena mereka sungguh orang yang tegar dan bijak menghadapi masalah.
"Kanker otak stadium akhir." kata hangeng hati-hati.
Leeteuk yang mendengar kata hangeng langsung menangis, kangin dengan sigap memeluk leeteuk dan membelai rambut leeteuk supaya leeteuk bisa sedikit tenang. Namun sebenarnya kangin juga merasa terpukul atas penyakit yang di derita istrinya.
"Apakah ada cara untuk menyembuhkannya hyung?" tanya kangin yang masih memeluk istri nya.
"Ada dua cara kangin-ah satu dengan kemotrapi yaitu memberi obat obatan keras yang membunuh sel kanker namun ada efek samping nya seperti mual,diare,kehilangan nafsu makan,rambut lemas atau pendarahan itu adalah beberapa efek samping dari kemotrapi dan yang ke dua adalah dengan cara operasi namun aku takut operasi ini akan gagal karena kaker yang di derita leetuek udah stadium akhir" kata hangeng
Yeobo.. kamu mau kan kemotrapi demi kesehatan mu?" tanya kangin.
Namun leeteuk tidak menjawab pikiran nya masih mencerna perkataan hangeng tentang efek samping kemotrapi.
"Aku tidak mau kemotrapi kangin-ah, karena aku tidak mau efek samping dari kemotrapi membuat minnie dan sungie hawatir yoebo." kata leetuek yang sudah melepas pelukanya.
"Tapi yoebo,, aku takut penyakitmu tambah parah."kata kangin cemas.
"Aku tetap tidak mau." kata leeteuk tegas.
Kangin dan hangeng yang mendengar keputusan leeteuk hanya bisa menerima dengan berat hati.
Tiga bulan setelah itu, penyakit yang di derita leeteuk bertambah parah, hingga sekarang dia berada di rumah sakit.
Di dalam ruangan terdapat leeteuk yang tertidur di ranjang dan di sebelahnya ada 2 namja kecil yang sedang menunggunya sadar. sedangkan kangin ia sedang menemui hangeng.
"Ada apa hyung memanggil ku?" Tanya kangin begitu sampai di ruangan hangeng.
"Ini tentang penyakit leeteuk, tadi aku mengecek kembali, ternyata kanker di otak leeteuk sudah menyebar." Kata hangeng.
"Terus apa yang harus di lakukan hyung? Tolong selamatkan leeteuk hyung." kata kangin dengan nada sedih takut.
"Karena teukie tidak mau kemotrapi, hanya operasi satu-satunya cara yang harus kita lakukan, namun itu tidak menjamin akan berhasil atau tidak?" Kata hangeng.
Kangin yang mendengar itu merasa bingung, apa yang harus dia lakukan? Di sisi lain kangin ingin mengiyakan usulan hangeng namun kangin takut kalau operasi itu tidak berhasil berarti ia harus kehilangan istri tercintanya.
"Kangin-ah.. kamu pikirkan baik-baik dulu, tapi jangan terlalu lama kita harus cepat-cepat melakukan tindakan." kata hangeng yang menyadari bahwa sahabatnya itu masih bingung.
"Ne hyung,,aku permisi dulu mau menemui leeteuk." kata kangin sambil berdiri dari duduknya.
"Ne..kangin-ah.. tapi kamu harus memberi keputusan yang terbaik untuk leeteuk." kata hangeng sambil ikut berdiri.
Kangin hanya tersenyum dan berjalan keluar ruangan. Ia bergegas ke ruangan leeteuk.
Sesampai di sana dia melihat leeteuk sedang mengobrol dengan anak-anak mereka.
Leeteuk yang menyadari suami nya sudah datang segera bertanya.
"Yoebo,,kamu dari mana saja?"
"aku habis menemui hangeng yeobo." jawab kangin.
Mereka tetap mengobrol, hingga lama kelamaan leeteuk kembali tidak sadarkan diri, membuat kangin merasa takut dan cepat-cepat memanggil dokter.
Hangeng datang dan menyuruh kangin untuk membawa anak-anaknya keluar, kangin membawa sungmin dan yesung keluar, sedangkan hangeng sibuk memeriksa leeteuk.
Hangeng keluar dari ruang rawat leeteuk dan memanggil kangin.
"Kangin-ah... sekarang juga kamu harus memberi keputusan." kata hangeng dengan nada panik.
"Apa yg terjadi hyung?" tanya kangin cemas.
"Kondisi leeteuk semakin buruk, kamu harus cepat-cepat memberi keputusan." kata hangeng
Kangin benar-benar bingung.
"Operasi." akhirnya kangin mengambil keputusan final.
"Kamu yakin kangin-ah.. Tapi kamu harus siap dengan resiko dari operasi ini." tanya hangeng.
"Aku yakin hyung." jawab kangin pasrah.
"Ya sudah kangin-ah aku pergi dulu untuk menyiapakan ruang operasi untuk leeteuk.
flashback end
"Jadi selama ini yesung salah paham terhadap appa?" tanya siwon setelah mendengar semua cerita hangeng.
"Ne siwonnie. Appa juga menyesali keputusan leeteuk yang memilih jalan operasi daripada kemotrapi." kata hangeng.
"Tadi umma dengar kamu menyebut nama yesung. Apakah kamu kenal dengan yesung?" tanya heechul yang mendengar nama anak leetuek di sebut oleh siwon.
Sedangkan hangeng yang baru menyadari, juga menatap siwon dengan pandangan bertanya.
"Ne appa umma aku kenal dengan yesung." jawab siwon.
"Appa ingin tau, dari mana kamu bisa tau cerita kematian leeteuk? Apakah yang memberi tau mu adalah yesung?" Tanya hangeng penasaran.
"Bukan dari yesung appa melainkan dari sahabat yesung." jawab siwon.
"kenapa teman yesung bisa bercerita soal masa lalu sahabatnya kepada kamu yang jelas-jelas hanya dokter dan orang lain?"tanya heechul.
"itu karena aku pernah berkenalan dengan yesung dan kita sempat dekat, namun semenjak pertemuan di rumah sakit yesung menjauhiku. tidak sengaja pasien ku adalah sahabat yesung, aku sempat bertanya padanya soal yesung yang menjauhiku, dan di situ dia mau menceritakan semua masa lalu yesung, karena dia bilang aku punya keseriusan mendekatin yesung." jawab siwon dengan raut tersenyum mengingat pertemuan dia dengan yesung namun lama-lama senyumanya menghilang kerena teringat yesung membenci profesinya.
Meskipun heechul adalah umma yang cerewet dan galak,namun melihat anaknya sedih dia merasa sedih juga.
'Mungkin dengan cara aku ajak siwon ke rumah kangin. Siwon bisa berbicara berdua atau paling tidak kangin bisa membantu aku membuat yesung tidak menjauhi siwon.' batin heechul.
"Yoebo,, semenjak kita pulang dari jepang kita belum pernah berkunjung ke rumah kangin, bagaimana kalau malam ini kita pergi ke sana." usul heechul yang sebenarnya ini sebagian dari rencana dia membantu siwon.
"Boleh juga yoebo, aku juga sudah kangen dengan sahabatku yang gedut itu." kata hangeng yang juga tersenyum teringat masa-masa dia masih sering bertemu kangin.
"Bagaimana wonie? Apakah kamu mau ikut?" Tanya heechul.
Siwon hanya mengangguk mempersetujui ajakan ummanya yang mengajak dia kerumah yesung.
"ya sudah sehabis makan malam kita berangkat ke rumah kangin. dan berarti kamu siwon harus mau makan malam di sini." kata heechul tegas pada siwon untuk mau makan malam di rumah. karena sebenarnya heechul juga rindu bisa makan bersama anak-anaknya.
Kediaman keluarga kim.
Selesai makan malam kangin dan sungmin mengobrol di ruang keluarga sedangkan yesung kembali kekamar dengan alasan mengerjakan tugas kuliahnya.
Saat kangin dan sungmin mengobrol tiba-tiba bel rumah mereka berbunyi.
Sungmin berdiri dan berjalan untuk membukakan pintu.
Pintu pun terbuka dan memperlihatkan tiga sosok namja yang satu cantik dan yang dua lagi namja tampan yang berbeda usia.
"Annyeong minnie." sapa heechul.
"Heechul ajjushi, bogoshipo."kata sungmin yang langsung memeluk heechul karena sungmin sudah mengagap heechul seperti ummanya sendiri.
"Ne.. ajjusi juga kangen minnie." kata heechul sambil mengusap punggung sungmin.
Hangeng yang melihat itu tersenyum.
'Tertanya umma bisa lembut jaga.' batin siwon yang selama ini jarang melihat sisi lembut ummanya.
Sungmin melepas pelukan heechul.
"Annyong hangeng ajjusji." sapa sungmin.
"Annyeong minnie. gimana kabar kamu? Tanya hangeng.
"Kabar minnie baik ajjushi.
Kok ada dokter siwon di sini?" tanya sungmin sambil menunjuk siwon.
"Ya.. siwon ini adalah putra pertama ajjushi. dan minnie bisa kenal siwon dari mana?" kata hangeng.
"Itu karena dokter siwon adalah dokter yang merawat namjachingu minnie ajjushi." kata sungmin yang sedikit malu.
Hangeng dan heechul hanya menganggukan kepala maklum.
"Oh iya, saking senangnya minnie bertemu ajjushi sampai lupa menyuruh ajjushi masuk." kata sungmin sambil menyuruh mereka masuk.
Mereka pun berjalan ke arah ruang keluarga yang di situ ada kangin.
"Appa..kita kedatangan tamu istimewa." kata sungmin yang sudah sampai di ruang tamu.
kangin menoleh,
"Hangeng hyung,heechul hyung." panggil kangin yang masih belum percaya bahwa sahabat yang telah lama tidak ia temui sekarang datang mengunjunginya.
"Hai kangin-ah." sapa hangeng.
Kangin langsung berjalan ke arah hangeng dan memeluk hangeng.
Hangeng juga membalas pelukan kangin.
"Hyung kemana saja? Semenjak kematian leeteuk, hyung jarang berkunjung ke sini." tanya kangin yang sudah melepas pelukannya.
"Itu karena, rumah sakit yang ada di jepang sedang membutuhkanku." jawab hangeng singkat.
Kangin hanya menganggukan kepala dan kangin berpindah memeluk heechul, tetapi hanya sebentar takut hangeng marah.
Kangin pun melepas pelukan heechul dan melihat seorang namja tampan yang sedang berdiri di sebelah heechul.
"Dia siapa hyung?" tanya kangin sambil menujuk siwon.
"Dia putraku kangin." jawab heechul.
"Annyong ajjushi,, siwon imnida." sapa siwon memperkenal kan diri sambil membungkukkan badannya.
"Nama ajjushi kangin, aku teman lama appa mu." balas kangin.
"Wah hyung anakmu kok bisa setampan ini padahal wajah mu pas-pasan." canda kangin sambil tertawa.
Membuat hangeng mendengus kesal dan melayangkan jitakan ke arah kangin.
"Appo hyung." kata kangin mengelus kepalanya.
"Makannya jangan suka menghinaku." kata hangeng.
Sedangkan siwon terkikik melihat tingkah laku appanya yang seperti anak kecil. karena biasanya dia selalu melihat appanya berwibawa di depannya.
"Appa, ajjusi kita teruskan mengobrol nya di sofa saja kasihan heechul ajjushi dan siwon yang sedari tadi berdiri menyasikkan tingkah laku kalian yang seperti anak kecil."
canda sungmin, membuat hangeng dan kangin saling mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ah ne, ayo silakan duduk." kata kangin yang mempersilakan hangeng, heechul dan siwon untuk duduk.
mereka pun menlanjutkan obrolan mereka sambil terkadang mereka tertawa lepas, namun mereka tidak ada yang mau mengungkit kembali kematian leeteuk yang bisa membuat mereka sedih.
Tak terasa cukup lama mereka mengobrol dan saking asyiknya mengobrol mereka tidak menyadari ada seorang namja manis yg datang.
"Appa." panggil yesung yang telah berada di belakang kangin.
Panggilan yesung membuat mereka menoleh, namun tatapan yesung langsung terfokus ke arah siwon.
"Ya sungie, ada apa memanggil appa?" kata kangin.
Tapi yang di tanya tidak menjawab melainkan masih fokus menatap siwon.
siwon pun sama masih fokus menatap yesung, membuat kangin, sungmin,heechul dan hangeng memperhatikan mereka.
"Hemmm." dehem kangin.
membuat siwon dan yesung memutuskan kontak mata mereka.
"Apakah kalian saling kenal?" tanya kangin sambil menatap yesung dan siwon bergantian.
"Tentu saja kangin-ah mereka saling kenal coba saja tadi kamu lihat cara mereka bertatapan mengisyaratkan kalau mereka saling merindukan." jawab heechul duluan sebelum siwon dan yesung yang menjawab pertanya kangin.
Perkata-an heechul membuat yesung daan siwon salah tingkah.
"Kangin-ah bagaimana kalau kita jodohkan yesung dengan siwon?"kata hangeng tiba-tiba.
Membuat yesung dan siwon menoleh ke arah hangeng.
Siwon terseyum karena dia setuju dengan perkataan appanya.
Sedangkan yesung yang menoleh ke arah hangeng merasa terkejut karena dokter yang selama ini dia benci ada di depannya.
"Kenapa ajjushi yang telah membunuh umma ada di sini appa?" tanya yesung.
Perkataan yesung membuat mereka semua terkejut.
"yak! kim yesung jaga ucapanmu, dia teman appa bukan orang yang membuat umma meninggal." jawab kangin yang sedikit membentak yesung.
"Tapi appa sungie benar kalau dia adalah orang yang membunuh umma." kata yesung yang hampir menangis mengingat kejadian di mana ummanya meninggal.
"Tapi sungie itu semua salah paham." kata kangin dengan menurunkan nada suaranya.
"Salah paham apa? Jelas-jelas sebelum umma masuk ke ruangan ajjushi itu, umma masih bisa berbicara kepada sungie tapi saat ajjushi keluar dia bilang ke appa dan aku kalau umma sudah meninggal, berarti benar kan kalau ajjushi ini yang telah membuat umma meninggal." kata yesung dengan suara bergetar.
Mendengar perkataan yesung membuat heechul menangis mengingat kematian sahabatnya.
Sedangkan hangeng hanya terdiam mendengar ucapan yesung karena hangeng tau hanya kangin lah yang berhak menceritakan semuanya.
Sedangkan sungmin dan siwon hanya bisa terdiam.
"Sungie... kita perlu bicara,appa akan menceritakan semuanya." Kata kangin lembut.
"Sudah lah appa tidak ada yang harus di ceritakan." kata yesung yang langsung berlari ke arah kamarnya tanpa mendengarkan perkataan appanya.
Kangin pun menghela nafas.
"Mianhe hyung atas kelakuan yesung." kata kangin penuh sesal.
"Tidak apa-apa kangin-ah mungkin lain kali kamu harus menceritakan semuanya kepada yesung karena aku tidak mau dia lama-lama membenciku, itu semua bisa membuat anak ku susah mendekati yesung." kata hangeng sambil melihat ke arah siwon.
"ne hyung.. tapi aku ingin menayakan sesuatu kepada anak mu." kata kangin.
"Silahkan kangin-ah." kata hangeng
"Menanyakan apa ajjushi." tanya siwon.
"Apakah kamu benar-benar mencintai sungie?" tanya kangin serius dan tegas.
Membuat siwon sedikit gugup, namun karena rasa cintanya kepada yesung membuat rasa gugup itu hilang.
"Ne ajjusi."jawab siwon tegas untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Baiklah ajusshi mengijinkan mu mendekati yesung, namun apakah kamu sanggup mendekati yesung yang sangat membenci dokter?" tanya kangin.
"sanggup ajjushi, aku akan membuat yesung menghilangkan rasa bencinya. berarti aku boleh mendekati yesung atau mengajaknya pergi?" tanya siwon.
"Ne boleh siwon-ah." jawab kangin.
Siwon merasa satu rintangan sudah selesai, namun sekarang ada rintangan yang lebih sulit menunggunya yaitu mengahadapi yesung yang keras kepala.
Tbc
apakah siwon menahlukan hati yesung? tunggu di chapter selanjut nya..
terima kasih buat heibei yang sudah mau membantu ku dan menyemangatiku? ゚リタ
tolong reviewnya ya? ゚リハ?
