"Hey, kau sudah dengar cerita Momo Hinamori dari kelas 3-F?"
"Iya, aku sudah dengar! Katanya dia melihat ada hantu penunggu toilet wanita kan?"
"Yeah, katanya juga semakin banyak loh yang melihatnya, termasuk aku! Kemarin aku sekilas melihat sosok seorang gadis kecil berambut bob dengan rok merah. Dia seperti bocah SD."
"Benarkah? Jangan-jangan itu hantu penunggu toilet wanita yang dibicarakan, si Hanako."
Disclaimer : : Tite Kubo
Genre : : Mystery, Supranatural, Drama, Romance, Friendship, Humor, Family, etc. (pokoknya gado-gado ==a)
Rate : : T
Warning : : AU, OOC, Typo, Gaje, Abal, fic ini bisa dibilang fic saia yang 'I Can Change You (ICCY)' tapi versi tentang cerita hantu-hantu. Tenang aja, bagi yang gak ngikutin fic ICCY (karena rate M :P), bakal saia ulas sifat-sifat tokohnya, jadi gak perlu baca ICCY XD
Ghost Haunts
Chapter 1 : : HANAKO
Pertama, cerita ini akan kita mulai setelah kita amati sebuah bangunan sekolah bernama SMA Karakura yang terletak di daerah Tokyo. SMA Karakura adalah SMA paling terkenal di antara SMA yang lainnya karena kualitas pendidikannya. Namun, sebaik apapun sekolah itu, pasti ada saja murid-murid nakal yang menghuninya. Lalu kenapa murid seperti mereka bisa masuk dalam sekolah sebagus itu? Oh, tentu saja hanya karena kebetulan atau keberuntungan yang tak sengaja mereka dapatkan. Sebenarnya sekolah itu pun nampak seperti sekolah biasa, tidak terkesan mewah. Tapi ada sesuatu yang 'istimewa' di sekolah itu yang tak akan pernah diketahui oleh seluruh penghuninya. Hanya author dan Tuhan yang tahu. (halah, lebay)
Lalu, cerita ini akan berpusat pada murid nakal yang seperti dijelaskan tadi, murid yang hanya bisa masuk di sekolah bagus itu hanya karena sebuah keberuntungan belaka. Kurosaki Ichigo, itulah nama murid tersebut. Murid berandalan namun baik hati yang memiliki rambut oranye yang menambah daya tariknya sebagai seorang berandalan. Awalnya bocah berambut jeruk ini mempunyai sifat yang sangat buruk, namun gara-gara pertemuannya dengan seorang gadis bermata violet yang kini menjadi kekasihnya, Kuchiki Rukia, ia menjadi lelaki yang baik hati dan tidak mengganggu murid perempuan seperti dulunya. Bukan hanya seorang kekasih, dia juga memiliki empat orang sahabat yang selalu menemaninya. Oke, mari kita lihat aktifitas mereka.
Saat ini, Kurosaki Ichigo terlihat sedang bersantai di kelasnya bersama para gerombolannya, yang tentu saja para sahabatnya. Pemuda itu sedang asyik mengobrol di bangkunya bersama teman-temannya di tengah suasana ramai kelasnya yang tanpa ada seorang guru pengajar.
"Hhh... Rukia di mana ya? Kenapa dia tidak terlihat?" keluh Ichigo yang merindukan kekasihnya. Pemuda ini memang sedikit manja pada kekasih mungilnya itu. Karena saking sayangnya, ia ngotot masuk sekolah meski sedang sakit hanya demi untuk bertemu kekasihnya itu.
Seorang teman Ichigo yang memiliki rambut berwarna putih hanya tertawa pelan mendengar keluhan sahabatnya. Dialah Muguruma Kokuto, anak dari kepala sekolah SMA Karakura sekaligus seorang mantan yakuza. "Dasar kau ini. Kalau kau ditinggal Rukia selama seminggu, apa kau bakal langsung mati?"
"Hah? Mana mungkin mati? Paling dia hanya sekarat, haha!" sambung seorang teman Ichigo lagi yang sedang asyik bermain PSP-nya. Lelaki berambut hitam yang gemar bermain game ini juga salah satu dari gerombolan Ichigo, namanya Shiba Kaien, seorang gamer sejati. Di mana pun tempatnya, ia selalu saja tak pernah lepas dari sesuatu yang berhubungan dengan game, seperti PSP, ponsel, dll.
"Kalau kau mati, aku akan menyiapkan makam dengan hiasan pohon pisang yang cantik, Ichigo!" tambah seorang lelaki berambut merah yang sedang makan buah faforitnya, yaitu pisang! Dialah Abarai Renji, sahabat Ichigo yang hobi makan pisang berbagai jenis seperti pisang raja, pisang susu, pisang madu, dll.
"Hey, hey, makam Ichigo itu lebih pantas dihias dengan kulit jeruk berwarna oranye segar, hahaha." sahut seorang lelaki berkacamata. Dari semua sahabat Ichigo, dialah yang paling pintar, Uryuu Ishida, si jenius.
Ichigo berdecak kesal mendengar celotehan-celotehan sahabatnya yang aneh-aneh. Menyebalkan, masa jika teman mereka benar-benar mati malah dibercandakan? Ckck. Yah beginilah keseharian Kurosaki Ichigo. Selalu berbagi tawa dan kesal bersama sahabat-sahabatnya. Pemuda berambut oranye itu seketika terdiam saat menangkap sesosok gadis mungil dengan mata violet yang indah. Gadis yang dirindukannya, Kuchiki Rukia baru saja memasuki kelasnya. Tapi mata hazel Ichigo menangkap sesuatu yang aneh dari kekasihnya tersebut, yaitu raut wajahnya. Well, raut wajah Rukia yang selalu terlihat ceria dan bahagia, kini terlihat menjadi seperti sedang ketakutan. Gadis itu terlihat gelisah. Karena khawatir, Ichigo menghampirinya yang kini sudah duduk di bangku.
"Kau kenapa? Kenapa wajahmu pucat?" tanya Ichigo dengan khawatir sambil menatap Rukia yang sedang melamun.
"E-Eh, tidak! Tidak apa! Aku cuma... takut dengan rumor yang beredar akhir-akhir ini." balasnya dengan suara lirih. Ichigo sedikit mengerutkan alisnya mendengar ucapan Rukia. Rumor? Rumor apa ya? Setahunya tidak ada kejadian yang heboh di sekolahnya.
"Rumor ap-"
"Jangan-jangan rumor Hanako itu ya?" timbrung Kaien yang tiba-tiba muncul di antara mereka. Ichigo jadi kesal karena kedatangan Kaien itu membuat suasana asyiknya berdua bersama Rukia hilang. Rukia terlihat mengangguk-anggukan kepalanya menanggapi ucapan Kaien barusan. Gadis itu mulai bercerita.
"Katanya akhir-akhir ini di toilet murid perempuan sedang ada penampakan hantu Hanako. Kabarnya hantu tersebut sering menampakkan sosoknya. Sudah ada lebih dari sepuluh orang yang melihat sosok menyeramkannya, makanya akhir-akhir ini aku jadi takut kalau ke toilet. Bukan cuma aku saja sih, para murid perempuan pun demikian, mereka selalu menahan keinginan untuk pergi ke toilet agar tidak melihat sosok mengerikannya." cerita Rukia yang menarik itu mengundang rasa penasaran gerombolan Ichigo. Renji yang tidak suka dengan cerita horror langsung merinding menyimak cerita Rukia.
"Hmm... kasihan juga kalau para murid perempuan yang terpaksa ingin ke toilet harus menahan agar tidak ke sana. Ngomong-ngomong, bagaimana kemunculan si Hanako?" selidik Ishida yang sepertinya tertarik dengan kasus terheboh ini. Tiba-tiba seorang murid perempuan yang duduk di dekat Rukia, yaitu Momo Hinamori ikut serta dalam pembicaraan menegangkan itu. Gadis yang pernah melihat sosok Hanako pun berbagi cerita pada mereka.
"D-Dulu aku pernah melihat Hanako di toilet yang kutempati. Sewaktu selesai memakai toilet dan akan keluar, tiba-tiba sosok gadis kecil itu muncul di atas pintu. Gadis yang sepertinya murid SD berambut bob dengan rok merah dan wajah pucat itu sangat terlihat mengerikan. Kudengar dia arwah yang tidak berbahaya, tapi bukankah sangat menakutkan kalau dia selalu muncul di toilet?" ujar Hinamori dengan takut.
Hanako ya? Ichigo memang tidak pernah melihat sosok tersebut secara langsung, tapi dia pernah melihat seperti apa sosok hantunya lewat internet dan tidak terlalu menakutkan, pikirnya. Pemuda itu merasa kasihan juga dengan kekasihnya. Bagaimana mungkin kalau ia ingin ke toilet tapi harus ditahannya hingga ia pulang? Pasti rasanya sakit!
"Hey, kalian bilang kalian takut ke toilet perempuan kan? Bagaimana kalau kalian ingin pergi ke toilet, pergilah ke toilet pria! Hehe," usul Renji dengan saran bodohnya sambil nyengir. Langsung saja Rukia dan Hinamori menjitaknya, memberikan bekas benjolan kepala sebesar bola ping-pong.
"Hhh... kalau begini terus, aku jadi takut sekolah di sini. Aku ingin pindah... aku takut hantu." desah Rukia kecewa. Meski Rukia terlihat tomboy, tapi tetap saja jiwa takut akan hantu khas perempuan tak akan lepas dari sifatnya sebagai perempuan. Mendengar keluhan kekasihnya, Ichigo langsung tersentak kaget.
"Tidak boleh! Kau tidak boleh pindah! Rukia, aku berjanji akan mengusir Hanako yang mengganggumu! Lihat saja, kami akan menyingkirkannya untukmu!" hibur Ichigo pada Rukia agar gadis itu mengurungkan niat pindahnya. Rukia hanya berkedip-kedip heran.
"T-Tunggu, Ichigo! Apa maksudmu dengan kata 'kami' tadi? Bukannya harusnya, 'Lihat saja, aku akan menyikirkannya untukmu!'?" ralat Kokuto yang mulai merasakan perasaan tidak enak setelah mendengar kata-kata Ichigo tadi. Anggapan Kokuto disetujui dengan anggukan Ishida, Renji dan Kaien yang merasakan hal yang sama seperti apa yang Kokuto rasakan. Yaitu perasaan tidak enak. Keempat sahabat itu sepertinya tahu maksud bodoh Ichigo, namun mereka berpura-pura tidak tahu.
Ichigo menyeringai kepada para sahabatnya. "Tidak perlu kau ralat, Kokuto~! Karena kita berlima akan menyikirkan Hanako itu!" benar kan! Apa yang diduga Kokuto dan yang lain terbukti. Pasti Ichigo akan melibatkan mereka dalam kebodohannya itu.
"AKU TIDAK IKUT!" kata mereka berempat dengan kompak menolak ajakan Ichigo. Ichigo mengerutkan alisnya mendapat tolakan dari sahabatnya. "Kenapa?"
"Kau pikir kami sekuat kau apa! Mental kami tidak kuat, kau mau kalau kami mati jantungan melihat Hanako itu?" lagi-lagi keempat siswa SMA itu melawan ajakan Ichigo dengan alasan mereka. Kalimat dari keempat sahabat Ichigo membuatnya pundung. "Kalian kira mentalku juga kuat apa? Aku kan melakukan ini demi Rukia dan para murid perempuan. Apa kalian tidak kasihan dengan mereka..." desak Ichigo yang pura-pura sedih agar keempat sahabatnya terpancing akan rasa iba padanya.
Gadis bermata violet yang menjadi kekasih Ichigo hanya tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya itu. Tangan mungilnya meraih kepala sang kekasih lalu mencium pipinya. Semburat merah tanda malu di wajah Ichigo pun muncul. Bukan cuma Ichigo, tapi yang melihat kejadian tersebut pun ikut merasakan wajah mereka memerah karena cinta Ichigo dan Rukia yang membara! (halah!)
"R-Rukia?" Ichigo gugup setelah mendapat kecupan singkat di pipinya dari Rukia. Rukia tersenyum manis padanya, membuatnya serasa meleleh.
"Terima kasih ya kau mau menyingkirkan hantu itu demi aku. Tapi kau tidak perlu repot-repot dan memaksakan dirimu, Ichigo." ucapnya dengan khawatir. Tentu Rukia khawatir jika sampai terjadi apa-apa dengan kekasih yang disayanginya itu. Mendapat tatapan yang penuh kekhawatiran dari Rukia, tapi di mata Ichigo, tatapan itu diartikannya sebagai tatapan cinta, akhirnya semangatnya langsung berkobar.
"TENANG SAJA, RUKIA! AKU AKAN MENYINGKIRKAN HANAKO UNTUKMU! AKU BERJANJI!" teriak Ichigo dengan penuh semangat dan percaya diri hingga ia naik dan berdiri di atas meja. Janji Ichigo membuat sejumlah para murid perempuan bersorak senang karena niat Ichigo yang membawa keuntungan untuk mereka.
"Hhh... ada-ada saja." sahut Kaien yang mengeluh sambil tetap memainkan game PSPnya.
"KALIAN JUGA IKUT, WAHAI PARA ANAK BUAHKU!" sambung Ichigo sambil menunjuk-nunjuk Kaien dan yang lain. Tentu saja keempat remaja tersebut kaget bukan main sekaligus kesal. Anak buah? Enak saja Ichigo mengatai mereka sebagai anak buah.
"Oy, kena-" belum selesai dengan omongannya, Ichigo langsung memotong pembicaraan Ishida.
"Nanti kita berlima akan kumpul di gerbang sekolah pukul 8 malam! Siapa yang tidak ikut, maka akan kusebarkan motif celana dalam apa yang biasa kalian pakai!" ancam Ichigo pada keempat sahabatnya yang menganga karena ancaman tersebut dengan tertawa penuh kemenangan.
Dan akhirnya mau tak mau, keempat sahabat Ichigo menuruti bujukan bos mereka karena tidak ingin rahasia memalukannya harus tersebar ke berbagai penjuru.
"Hanako, tunggulah aku! Aku akan membersihkanmu malam ini juga!" lagi-lagi Ichigo berteriak dengan hebohnya dan penuh semangat diikuti dengan sorakan para murid perempuan yang mendukungnya.
Karena saking semangatnya Ichigo untuk pembasmian hantu Hanako malam ini, ia tak menyadari kalau sedari tadi sudah datang seorang guru yang bertugas mengajar di kelasnya. "KUROSAKI, JANGAN BERDIRI DI MEJA!" peringat sang guru dengan garangnya.
"Ekh? Ah, i-iya! Gomen sensei!"
# # #
Tibalah pukul 8 malam. Suasana sekitar sekolah SMA Karakura benar-benar sangat sepi dan gelap. Tak ada lampu yang hidup untuk menerangi jalan menuju sekolah itu. Benar-benar suasana yang membuat siapa saja merinding, apalagi malam ini suara-suara desiran angin dan gongongan anjing menambah kengerian malam ini. Tapi semua itu berhasil di hadapi murid SMA Karakura bernama Kurosaki Ichigo, sang jagoan kita malam ini. Ditemani dengan gadisnya yang manis, Kuchiki Rukia. Hah? Kuchiki Rukia?
"Rukia, kau benar-benar nekat mau ikut dengan kami?" tanya Ichigo memastikan pada Rukia yang berada di sampingnya. Rukia menggembungkan pipinya seraya mengeratkan jaketnya agar hawa dingin tidak menusuk tubuhnya.
"Kau tidak percaya denganku? Kalau begitu, aku pulang saja!" gumamnya kesal.
"Bukan tidak percaya, tapi... kalau kau pingsan bagaimana? Ehm, yah... kalau kau pingsan, aku akan beri nafas buatan..."
Siiiiiing~! Suasananya menjadi hening karena tawaran konyol Ichigo tersebut. Gadis bermata violet itu langsung menjitak kepala Ichigo karena tawaran konyolnya. "Bodoh!"
"Ichigo!" seseorang, bukan! Beberapa orang yang berlari ke arahnya memanggil Ichigo sambil melambaikan tangannya. Panggilan dari orang itu menarik pandangan Ichigo dan Rukia ke arah asal suara. Senyum Ichigo mulai mengembang melihat kedatangan keempat sahabatnya. Yah, empat! Berarti lengkap.
"Ishida, Kokuto, Kaien, Ren... Ji?" Ichigo mengernyitkan alisnya melihat penampilan Renji yang sangat berbeda dari semuanya. Pemuda berambut merah itu tersenyum nyengir dan menaikkan kacamata berkaca hitam dengan hiasan pisang di pinggirnya. Ia memamerkan kacamata antiknya dengan bangga.
"Ada apa, Ichigo? Keren ya? Ini kacamata agar aku tidak terlalu bisa melihat jelas si Hanako, jadi aku tidak akan terlalu takut nantinya! Hahaha!" katanya gembira. Yang lain cuma bisa sweetdrop melihatnya.
"Baiklah, ayo masuk! Kita panjat gerbangnya!" seru Ichigo ber-aba-aba. Panjat gerbang? Tentu saja, gerbang SMA Karakura kan dikunci kalau sudah malam.
# # #
Sudah beberapa ruangan telah mereka lewati. Dan akhirnya tibalah mereka di depan salah satu toilet perempuan. Rasa takut mulai membayangi mereka. Tak ada salah satu dari mereka ber-enam yang berani masuk ke dalam toilet.
"A-Ano, Renji, kau pakai kacamata kan? Kau masuk duluan saja, kalau samar-samar terlihat sosok hantunya, menjeritlah dan kami akan masuk!" saran Kokuto mempersilahkan Renji masuk ala seorang primadona. Renji segera menggeleng. "Nyaliku ciut! Kalau aku masuk, bisa-bisa aku pingsan! Lagipula bagaimana kalau Hanako tiba-tiba melepas kacamataku?"
Hhh... benar juga. Rasanya tidak enak juga kalau harus mengorbankan Renji. Para remaja itu terus berfikir bagaimana caranya agar si Hanako menampakkan sosoknya. Waktu berlalu cukup lama, akhirnya Rukia-lah yang mengorbankan dirinya untuk memancing kemunculan Hanako.
"A-Aku saja!"
"APA? KAU BERCANDA, RUKIA!" seru para lelaki kompak. Rukia mengangguk gemetar. "Kalau salah satu dari kita tidak masuk ke sini, kapan Hanako mau hilang? Makanya, kalau aku teriak nanti, kalian segera masuk ya!" titah Rukia. Dengan gemetar, gadis itu mulai memutar kenop pintu toilet. Rasa was-was menguncang niatnya untuk masuk.
"R-Rukia, jangan! Biar ak-"
Terlambat. Ichigo terlambat menghentikan Rukia. Entah kenapa, tadi Rukia begitu cepat masuk ke dalam toilet tersebut. Seperti dia ditarik secara paksa untuk masuk ke dalam toilet itu. Pintu toilet pun terdengar suara kuncian. Kelima lelaki terdiam menunggu tanda dari Rukia. Tegang sekali rasanya. Ichigo mondar-mandir di depan toilet, Kaien dengan keringat dingin berusaha menenangkan perasaannya dengan bermain PSP, Ishida mencari informasi tentang hantu Hanako lewat internet ponselnya, Kokuto hanya diam bersandar di tembok menunggu tanda dari Rukia, sedangkan Ishida menggigiti pisang yang dibawanya dari rumah agar ia bisa tenang.
Sementara itu, ayo kita tengok keadaan Rukia. Gadis itu terdiam pucat. Ia hanya bisa terpaku sambil melihat sekeliling toilet sempit yang ditempatinya. Di atas, di bawah, di samping, di belakang. Tak ada sosok kehadiran Hanako. Rukia memejamkan matanya erat-erat, ia berusaha melawan ketakutannya.
'Tuhan, lindungi aku!' batinnya seraya berdoa. Suasana begitu hening hingga akhirnya memecah akibat suara gemercik air terdengar. Karena kaget, reflek Rukia membuka kedua kelopak matanya. Betapa terkejutnya ia mendapati kepala gadis kecil dengan rambut basahnya yang menutupi sebagian wajahnya muncul di kloset duduk toilet. Tatapan mata yang tajam dari sang gadis terarah pada Rukia, membuatnya ketakutan. Rukia yang sudah tidak tahan akhirnya berteriak lalu membalikkan badannya dan menggedor-gedorkan pintu toilet.
"ICHIGO! KOKUTO! KAIEN! ISHIDA! RENJI! TOLOOOOOONG!" raungnya begitu keras.
Mendengar teriakan tanda Rukia bahwa Hanako sudah muncul, langsung kelima pemuda itu membuka pintu toilet. Sayangnya pintu toilet itu terkunci. Ichigo yang panik akhirnya memilih untuk mendobrak pintu itu. Diambilnya posisi ancang-ancang untuk mendobrak sambil mengumpat. "PINTU SIALAN!"
Dan... BRAK! Pintu akhirnya terbuka. Kelima pemuda itu terkejut bukan main melihat Rukia yang berjongkok di dekat kloset yang diisi oleh kepala Hanako dengan wajah yang tertutupi rambut basahnya. Ekspresi takut mulai nampak dari kelima pemuda itu. Terutama Renji. Begitu melihat kepala Hanako, dia langsung berteriak, "IBU! MOTHER! EMAK!" dan langsung menenggelamkan wajahnya di pundak Kaien. Si pemuda rambut jabrik hitam itu risih.
"K-Kau, Hanako?" ucap Ichigo dengan takut. Si Hanako menatap mata hazel Ichigo dengan tatapan mengerikan. Tatapan yang penuh kebencian. Perlahan-lahan Hanako berdiri dan menampakkan seluruh sosoknya dari kloset duduk tersebut. Ia keluar dari kloset dan menginjakkan kakinya ke lantai, berdiri tepat di hadapan Ichigo. Seperti yang dikatakan para murid perempuan, Hanako memiliki ciri-ciri sosok bocah SD berambut bob dengan rok merah. Kulitnya begitu putih pucat, wajahnya sedih namun matanya menyiratkan kebencian, dendam, amarah. Pelan-pelan, tangannya terangkat dan menyentuh tubuh Ichigo yang gemetar.
"I-Ichigo!" teriak Rukia khawatir. Namun apa daya? Ichigo tak bisa mengelak dari sentuhan hantu kecil itu. Tubuhnya seakan terpaku oleh tatapan mengerikan si Hanako. Sementara yang lain pun hanya bisa diam, tak berbuat apa-apa. Mereka tak kuasa mengusir ketakutan mereka.
"Kau... berani sekali merusak toiletnya." ucap Hanako dengan suara paraunya. Ichigo meneguk ludahnya dengan berat. Keringat dingin menetes dari dahinya. Mata hazel lembutnya menatap Hanako dengan sirat penuh penyesalan. "Maaf, aku merusak tempatmu." balasnya.
Entah mengapa, rasa takut akan sosok hantu yang dirasakan Ichigo perlahan-lahan menghilang melihat keadaan Hanako. Dilihat dari penampilannya, ia bisa menebak bahwasanya masa lalu Hanako pasti menyakitkan. Hanako tersenyum. Senyum yang tentu menakutkan untuk dilihat. Tangan mungilnya yang dingin menempel tepat di dada Ichigo.
"Hebat. Aku baru tahu kalau ada lelaki yang berani minta maaf padaku setelah merusak 'tempat'ku. Biasanya setelah mereka merusaknya, mereka akan langsung kabur melihat sosokku ini. Padahal aku cuma ingin memperingatkan mereka." kata gadis itu dengan sedih.
Ishida menaikkan kacamatanya. Ia langsung memulai ke pokok permasalahan. "H-Hanako, bisakah kau meninggalkan tempat ini? Kau sudah meresahkan murid di SMA kami."
"Tidak bisa. Aku... ini adalah tempat kenanganku bersama ibu. Aku tidak mau meninggalkannya." Hanako menangis. Mengucapkan kata ibu, air mata darahnya mengalir dari mata indahnya. Rukia terbelalak kaget melihat tangisan Hanako.
"Dulu karena masalah hutang, ibuku selalu resah. Ibu menjadi gila karena ayah dibunuh oleh para penagih hutang yang memburu ibuku. Ibuku mengamuk. Mengerikan. Dia mengatakan padaku bahwa ia terpaksa berhutang agar aku dapat bersekolah, tapi semuanya malah menimbulkan bencana. Kata ibu, gara-gara aku, ayah terbunuh. Dan ibu berusaha membunuhku untuk membalaskan dendam ayahku." Hanako bercerita tentang masa lalunya. Gadis itu mulai menangis terisak-isak. Rukia dan yang lain masih memperhatikan gadis itu, rasa iba mulai muncul.
"Setelah itu, aku kabur dari kejaran ibuku yang gila yang ingin membunuhku. Akhirnya aku bersembunyi di toilet ini. Tapi ibuku menemukanku. Ia membunuhku dengan menusukkan pisau dapurnya yang tajam. Ia menghujamkan pisau itu berkali-kali. Rasanya sakit sekali..." lanjut Hanako.
"Setelah itu, ibumu bunuh diri bukan?" sela Ishida. Hanako sejenak menatap pemuda berkacamata yang melanjutkan ceritanya. Ia menunduk kemudian mengangguk.
"Iya, kami akhirnya sama-sama mati di toilet ini. Makanya, aku tidak akan meninggalkan tempat kenangan kami!" Hanako berteriak pada Ichigo dan yang lain. Ia bersikeras untuk tidak meninggalkan tempatnya. Sifat keras kepala itu membuat Ichigo menghela nafas berat.
Tangan besar yang hangat milik Ichigo membelai rambut Hanako dengan lembut dan penuh kasih sayang. Ketakutannya menghilang seketika. "Maaf, tapi ini bukan tempatmu. Kami bersedia jadi temanmu, tapi tolong tinggalkan tempat ini karena kau tanpa sadar telah membuat kerusuhan."
Hanako menggeleng. "Tidak! Tidak mau! Teman apanya? Setiap aku menampakkan diri untuk mencari teman, kalian selalu lari dariku! Padahal aku cuma ingin ditemani! Tidak lebih dari itu!"
"Hanako!" tiba-tiba sepasang tangan mungil memeluk tubuh kecil Hanako dari belakang. Dialah Rukia.
"Hanako, kami mau jadi temanmu. Kami tulus menjadi temanmu. Di sini bukanlah tempatmu, tempatmu harusnya berada di surga. Di sana jauh lebih indah. Dan kami sebagai temanmu akan mendoakanmu agar bahagia di sana." ucap Rukia lirih. Melihat ketulusan Rukia, Kokuto dan yang lain pun mengangguk. Ketakutan yang awalnya menyelimuti mereka, mulai menghilang.
"Benar, Hanako-chan! Kami mau jadi temanmu!" sambung Kokuto, Ishida, Kaien dan Renji dengan senyum hangat mereka. Senyuman hangat... senyuman yang dirindukan Hanako. Senyum hangat seorang teman dan...
Hanako menolehkan kepalanya ke belakang, melihat Rukia yang tersenyum hangat kepadanya. Senyuman yang mirip dengan senyum hangat milik ibunya. Tanpa sadar, Hanako menangis. Bukan darah, namun air mata bening. Air mata yang benar-benar seperti air mata manusia, bukan sebuah arwah.
Ichigo mengulurkan tangannya sembari tersenyum. "Ayo, kita berteman!" bujuk pemuda berambut oranye tersebut dengan senyum tulus. Rasanya seperti mimpi. Hanako ikut tersenyum dan menjulurkan tangannya, menjabat tangan Ichigo. Arwah yang dikatai menyeramkan itu berubah menjadi gadis yang begitu manis dan memiliki senyuman hangat. Hanako, hantu penunggu toilet yang melegenda tersebut perlahan-lahan menghilang. Ia tersenyum untuk terakhir kalinya pada Ichigo dan yang lain, lebih tepatnya pada para teman barunya. Senyum manis yang ditunjukkannya sebelum ia terangkat untuk pergi ke tempat seharusnya ia berada, yaitu surga.
"Terima kasih, teman-teman baruku."
Sosok gadis itu menghilang. Suasan kembali hening. Ichigo memejamkan matanya. "Semoga kau bahagia di sana, Hanako." ia berdoa.
"Baiklah! Hanako-chan sudah pergi! Ayo kita pulang! Sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan kan?"
"Benar! Rasanya seperti mimpi bisa berteman dengan hantu!"
"Yeah." akhirnya semuanya keluar dari area toilet perempuan. Sementara itu, Rukia menoleh ke belakang. Mata violetnya memandangi lorong menuju toilet. Masih bisa dirasakannya kehadiran sosok Hanako walau masih samar-samar.
Untuk kalian, pernakah kalian melihat sosok Hanako di toilet sekolah kalian? Mungkin sebagian dari pembaca akan bilang 'tidak'. Namun tanpa kalian sadari, Hanako selalu memperhatikan kalian di toilet, mengajak kalian untuk berteman.
To Be Contiuned...
Wuaaaa~~! Apa ini? Suasana baru! Saia membuat fic horror! Hahahaha~! XD
Di sini aku pengen bikin fic tentang hantu-hantu jepang! Reader bisa request hantu-hantunya loh! Tapi cuma hantu jepang ya, bukan Indonesia! Contoh hantu Sadako, Rokurokubi, Yuki-Onna, dll.
Maaf kalau gak serem, ==
Wokey, di sini IchiRukinya akan saia perbanyak (kalau ada yang minta) ^^
Repiu ya!
