RAIN

Cast : Oh Sehun, Xi Luhan, and Other

Genre : Romance, Angst maybe

Warning : Typo bertebaran, GS, rate M, cerita aneh dan gak nyambung

.

.

.

Hari masih terlalu pagi, bahkan sang fajar pun masih enggan untuk menampakkan cahayanya. Gerimis turun rintik-rintik pertanda air masih jatuh membasahi bumi, tapi entah mengapa Luhan terbangun dengan badan penuh keringat padahal hawa saat itu sedang dingin. Rupanya dia baru saja mengalami mimpi buruk. Diambilnya sesuatu dibalik bantal, dan sebuah foto dipadanginya lekat-lekat.

"Oppa, aku mimpi buruk lagi"

"Lulu kangen sama oppa"

"Sebentar lagi aku akan mengunjungi oppa, kita akan segera bertemu." Luhan mencium foto tersebut dan tanpa terasa setitik air mata menetes.

Foto yang kini digenggamnya adalah foto Yixing, kakak laki-laki Luhan yang telah meninggal dua tahun lalu. Semenjak kepergian kakaknya hidup Luhan terasa sepi sendirian, orang tuanya hanya sibuk dengan pekerjaan mereka. Dia masih beruntung karena masih memiliki seorang sahabat bernama Baekhyun, yang selalu ada untuknya saat susah maupun senang.

.

.

.

Hari ini adalah hari pertama Luhan sebagai siswa sekolah menengah atas, seragam Xoxo SHS kini telah ia kenakan, ah ternyata dia sudah mulai beranjak remaja, dan lihat betapa cantiknya saat memakai baju seragam itu dengan rambut dikuncir ekor kuda. Luhan ingin hari ini berjalan dengan sempurna dan kini gadis mungil bermata rusa siap untuk menghadapi petualangan baru.

Luhan berdiri didepan rumahnya menunggu kedatangan Baekhyun, Luhan mulai terlihat resah, sesekali matanya mengitip jam tangan hello kitty ditangannya, sudah 15 menit berlalu tetapi Baekhyun belum menampakkan batang hidungnya. Namun tidak lama kemudian Baekhyun datang dengan nafas tersengal-sengal.

"Yak Byun Baekhyun, darimana saja kau? Aku sudah jamuran menunggumu dari tadi!"

"Lu.. Lulu.. MIanhae, tadi sebelum berangkat tiba-tiba perutku mulas" Baekhyun mengatur nafas karena tadi dia berlari untuk sampai kerumah Luhan.

"Ya sudah, kajja kita berangkat! Jangan sampai terlambat"

"Kajja" dan merekan pun berangkat bersama-sama.

Sampai di sekolah banyak murid baru seperti mereka, tampak senyuman bahagia menghiasi setiap bibir mereka. Saat Luhan dan Baekhyun melangkahkan kaki menuju kelas mereka, tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Luhan dari belakang hingga membuatnya terjatuh. Bukannya menolong si penabrak hanya melihat kearah Luhan dan pergi begitu saja.

Bruuukkk..

"Aw sakit!" Luhan mendesis menahan sakit.

"Yak dasar tidak punya sopan santun", Baekhyun sibuk meneriaki orang yang menabrak Luhan.

"Kamu tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" tiba-tiba seorang namja berjongkok disisi Luhan berniat membantunya.

"Hanya sedikit nyeri" jawab Luhan sambil memegang pergelangan kakinya.

"Perlu dibawa ke UKS?"

"Aniya, sebentar lagi juga sembuh. Lagi pula ada sahabatku disini"

"Oh okay,hmm kalau boleh tahu apakah kalian murid baru disini?"

Luhan mengganggukkan kepala,"Ini hari pertama kami"

"Kalau begitu aku adalah sunbae kalian, perkenalkan namaku Kris"

"Aku Luhan, dan ini Baekhyun"

"Annyeong sunbae" Baekhyun memberikan sapaan kepada Kris.

"Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu" Kris beranjak pergi meninggalkan Luhan dan Baekhyun.

"Kyaaa, tampan sekali dia" Baekhyun kegirangan, Luhan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

"Yaaak Baekie, apa kamu tidak ada cita-cita untuk membantuku berdiri?"

"Mianhae Lu, aku terlalu senang hari pertama kita disambut oleh sunbae tampan seperti dia" Baekhyun membantu Luhan berdiri dan memapahkannya karena sedikit kesulitan saat berjalan, sepertinya kaki Luhan terkilir.

Bel tanda masuk berbunyi, semua telah memasuki kelas masing-masing begitupun dengan Kim songsaenim, diawal pertemuan ini mereka gunakan untuk perkenalan diri dan pengenalan tentang lingkungan sekolah, sekali-kali terdengar gelak tawa mereka karena Kim saem menceritakan hal lucu, tak terasa bel istirahat berbunyi.

"Lu, aku lapar. Bagaimana kalau kita ke kantin?" ajak Baekhyun.

"Baiklah, tapi hari ini kamu traktir aku ya?"

"Yaak! Kamu mau memerasku Lu?"

"Ayolah, kamu tidak kasihan padaku, kakiku kan sedang sakit."jawab Luhan dengan wajah memelas. Dia tahu kalau Baekhyun tidak bisa menolak terhadap sahabatnya ini kalau Luhan sudah memasang wajah memelas seperti itu. Mereka saling mengenal satu sama lain karena mereka berteman sejak masih duduk dibangku sekolah menengah pertama sehingga sudah seperti saudara sendiri.

"Aigoo kau menggemaskan sekali.. kamu memang paling tahu kelemahanku. Baiklah aku akan menraktirmu hari ini. Kajja kita pergi takutnya nanti kita tidak kebagian jatah tempat duduk!" Baekhyun memeluk Luhan dan mereka pun pergi ke kantin.

Seperti dugaan Baekhyun sebelumnya, kantin hari itu sangat ramai. Baekhyun meminta Luhan untuk pergi mencari bangku sedangkan dia akan pergi memesan makanan dan minuman. Luhan menengok kekanan kekiri mencari tempat duduk, ah untung saja masih ada tersisa bangku yang bisa mereka gunakan. Karena kurang hati-hati saat berjalan dan karena juga kakinya sakit, Luhan jatuh dan secara tidak sengaja tangannya menyenggol minuman, tanpa disangka minuman itu tumpah mengenai baju seseorang.

"Mianhae, aku tidak sengaja" Luhan merogoh tisu disakunya

"….."

"Mohon maafkan aku"

".…."

"Aku akan membersihkannya untukmu" Luhan terlihat semakin panik

"….."

Karena orang yang dimintai maaf tak kunjung menjawab, akhirnya Luhan memberanikan diri untuk melihat wajahnya. Namun tidak disangka, orang tersebut malah merampas minuman teman disampingnya dan menumpahkannya tepat di atas kepala Luhan kemudian langsung pergi begitu saja.

Luhan kaget bukan main, dia hanya bisa terdiam dan menahan diri agar airmatanya tidak keluar, orang-orang disekitar menatap iba kepada Luhan atas apa yang baru dia alami. Luhan berlari menuju kamar mandi, tanpa peduli sakit dikakinya. Sesampainya di kamar mandi Luhan membasuh wajahnya , menatap cermin didepannya, mencoba menguatkan diri.

"Huh, memang dia pikir dia siapa? Beraninya dia berbuat seperti padaku, jelas-jelas aku sudah meminta maaf, tapi kenapa dia malah mempermalukanku di depan banyak orang? Dasar orang menyebalkan, Arrrrggghhhh!" Luhan menjerit sekeras-kerasnya untuk meluapkan amarah.

Disisi lain Baekhyun yang tidak mengetahui insiden yang dialami Luhan, bingung saat mendapati Luhan tidak ada di kantin. Berulang kali ditelfonnya tetapi Luhan tak kunjung mengangkat panggilannya. Dia kawatir terjadi apa-apa dengan Luhan.

"Permisi, apa tadi kamu melihat yeoja yang jalannya agak pincang disekitar sini?" Dia mencoba bertanya kepada salah satu siswa yang sedang duduk.

"Oh ndee,mungkin yang kamu maksud gadis malang korban Oh Sehun tadi"

"Apa yang telah terjadi dengannya, dan siapa itu oh Sehun?"

Siswa itu menceritakan kronologi kejadian dari awal sampai selesai dan siapa Sehun sebenarnya, Baekhyun mendengarkannya dengan serius.

"Jadi si Sehun adalah anak pemilik sekolah ini?" Baekhyun merasa tidak percaya.

"Geurae, maka dari itu kalau kita sudah melakukan kesalahan padanya, jangan harap kita bakal selamat. Dia itu berhati dingin, apapun bisa dia lakukan apa lagi dia sebagai anak pemilik sekolah ini"

Baekhyun bergidik ngeri membayangkan apa bila dia membuat masalah dengan Oh Sehun, dia baru ingat bagaimanakah kondisi Luhan sekarang.

"Ah iya apa kamu tahu kemana perginya gadis tadi?" baekhyun merasa sangat cemas

"Sepertinya dia berlari kea rah kamar mandi"

"Gomapta untuk semua infonya"

"Nee"

Baekhyun berlari menuju kamar mandi, tapi disana tak ada Luhan. Akhirnya Baekhyun memutuskan kembali ke kelas siapa tahu Luhan sudah sudah kembali, dan benar saja disana terlihat Luhan sedang duduk dengan kepala tertunduk diatas meja. Baekhyun bernafas lega telah menemukan Luhan.

"Lu.. Lulu.. gwenchanayo?"

"….."

Tak ada sahutan sama sekali, Baekhyun memalingkan wajah Luhan.

"Ya Tuhan! Luhan kamu pucat sekali. Ayo kita ke UKS sekarang!" paksa Baekhyun

"Tidak perlu Baek, aku baik-baik saja"

"Ayolah Lu, kamu jangan kerasa kepala seperti ini" Baekhyun mulai tidak sabaran menghadapi Luhan yang keras kepala ini.

"Baekie sayang, aku baik-baik saja. Mungkin aku hanya kelaparan karena belum makan sama sekali" Luhan mecoba menenangkan sahabatnya.

"Kalau kamu menganggap aku sebagai sahabatmu, kajja kita ke UKS sekarang" suara Baekhyun mulai berubah, Luhan bisa melihat dengan jelas mata Baekhyun mulai mendung, setetes airmata jatuh membasahi pipi putih Baekhyun.

"Kamu bukan hanya sahabatku, tapi kamu sudah seperti saudariku sendiri" Luhan mengusap airmata Baekhyun dan memeluknya.

"Kalau memang benar seperti itu, harusnya kamu mau menurutiku, disana nanti kamu bisa istirahat"

"Hmm baiklah kalau kamu memaksa" Baekhyun dan Luhan sama-sama tersenyum.

Baekhyun membantu Luhan berjalan dengan memapahnya, belum sampai depan pintu tiba-tiba..

Bruuuukk..

Luhan ambruk tak sadarkan diri.

.

.

.

"Saengil chukahamnida, saengil chukahamnida, saranghaneun Yixing oppa, saengil chukahamnida" Luhan memejamkan mata sejenak kemudian meniup lilin diatas makam Yixing, ya hari ini adalah hari ulang tahun Yixing dan juga genap dua tahun ia pergi meninggalkan Luhan. Pantas saja semalam bermimpi buruk, bermimpi kejadian dua tahun lalu saat Yixing mengalami kecelakaa

Flashback on

Drrrrtt drrrtt drrttt

"Yeoboseyo"

"Lu, apakah kau masih disana?" suara diseberang telepon terdengar memastikan

"Nee Oppa, aku masih diperpustakaan kota, kau lama sekali."

"Kau tunggu sebentar "

"Oppa dimana, sekarang sedang hujan deras"

"Oppa tahu, sebentar lagi oppa akan segera tiba, kamu bersiap-siaplah."

"Nee oppa, hati-hati dijalan"

Pipp, sambungan telepon diputus. Luhan bersiap mengemasi barang-barangnya karena sebentar lagi Yixing akan menjemputnya dan pergi ke restoran yang telah diboking untuk merayakan ulang tahun Yixing. Dia tidak sabar memberikan hadiah yang telah dia siapkan untuk kakak tercintanya.

"Saengil chukae oppa" Luhan berteriak sambil berlari memeluk Yixing saat melihat orang yang ditunggu-tunggu sudah datang.
"Hahaha gomawo dongsaengku yang cantik" Yixing membalas pelukan Luhan dengan hangat.

"Oppa aku sudah sangat lapar karena lama menunggumu, huh" Luhan mengerucut imut.

"Aigoo, dongsaeng oppa imut sekali" Yixing mencubit kedua pipi Luhan. Entah kenapa hari ini dia merasa sangat ingin memanjakan adiknya itu, seakan dia merasa kalau dia tidak akan melihat Luhan untuk watu yang lama.

"Kajja kita berangkat, appa dan umma pasti telah menunggu kita. Pakailah jaket ini biar kamu tidak kedinginan" Yixing menyodorkan jaketnya kepada Luhan karena malam itu memang dingin sekali.

Mereka pun masuk ke dalam mobil yang terparkir dipinggir jalan, hujan turun semakin deras , suara petir sangat keras terdengar, dan juga jalanan saat itu terlihat sedikit lengang, mungkin orang-orang malas untuk keluar rumah.

"Bagaimana tugasmu tadi, apa sudah selesai?" Yixing memulai pembicaraan.

"Belum, hehehe" Luhan hanya nyengir, dia ingat kalau tadi diperpustakaan waktunya dihabiskan bukan untuk mengerjakan tugas sekolah melainkan dengan membaca novel.

"Dasar anak pemalas!" Yixing menjitak kepala Luhan gemas.

"Aduh" Luhan memekik pelan, dia tahu kalau sebenarnya itu tidak sakit, hanya saja dia ingin hari ini bermanja-manja dengan sang kakak.

"Aku punya sesuatu buat oppa" Luhan menyodorkan sebuah kotak kecil

"Aigoo, ternyata Luhan perhatian juga, gomawo" Yixing tersenyum dan mengelus lembut rambut coklat Luhan.

"Oppa buka sekarang ya?" Luhan mengangguk

"Hati-hati oppa sedang menyetir"

Yixing membuka kotak pemberian Luhan dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya tetap pada kemudi. Didalam kotak itu terdapat sebuah kalung berliontin patahan hati.

"Ini sepertinya sepasang kalung, terus kemana kalung satunya?"

"Tadaaaa, aku yang pakai. Kalungnya aku pakaikan ya?" Yixing mengangguk, dia senang melihat Luhan sangat antusias dengannya.

"Lihatlah kita seperti sepasang kekasih, hahaha." Mereka tertawa bersama, namun tidak lama raut wajah Yixing berubah.

"Oppa gwenchana?"

"Hari ini oppa sangat bahagia. Oppa tidak mau hari ini berakhir" Yixing menatap Luhan lembut, jelas terlihat mata Yixing menitikkan airmata.

"Luhan, oppa cuma bilang kalau oppa sangat menyayangimu. Kalau oppa sudah tidak ada disampingmu lagi kamu harus bisa jaga diri baik-baik,arraseo?" Luhan hanya diam saja, matanya hanya menatap tak mengerti kepada Yixing.

Tiba-tiba….

"Oppa awas di depan!"

Yixing kaget, di depan ada sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan berada dijalur mereka. Yixing mencoba untuk banting setir tapi sayang terlambat karena mobil di depannya sudah terlanjur sangat dekat. Terdengar benturan sangat keras, mau tidak mau kecelakaan tidak bisa terhindarkan. Luhan hanya merasakan sekujur tubuhnya sakit, gelap, dan kemudian tak sadarkan diri. Betapa terpukulnya Luhan saat dia telah sadar, dia mendapati bahwa Yixing tidak terselamatkan.

Flashback Off

Luhan hanya bisa menangis jika teringat peristiwa tersebut, peristiwa yang menyebabkan dia harus berpisah dengan Yixing, Luhan selalu mengunjungi makam Yixing saat dia merasa kangen, saat merasa kesepian, dan saat merayakan ulang tahun Yixing seperti ini.

Hari itu mendung, gerimis mulai turun membasahi tubuh Luhan dan tanah kuburan. Entah kenapa perasaan Luhan tidak nyaman, dia merasa tidak sendirian, seperti ada seseorang yang mengawasinya dari jauh. Karena takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, dia memutuskan untuk segera pergi meninggalkan tempat itu.

"Oppa aku harus pergi sekarang, aku berjanji akan sering-sering mengunjungimu. Aku sangat sayang padamu. Sekali lagi selamat ulang tahun, semoga kamu bahagia di surga dan bisa melihatku dari atas sana" Luhan mencium nisan Yixing yang terasa dingin sebelum dia pergi.

TBC

.

.

.

Annyeong chingu J

Ini cerita pertama yang aku buat, jadi harap dimaklumi kalau jelek dan susah di mengerti namanya juga author newbie jadi ya masih abal-abal ceritanya :D

Review juseyo~ karena sangat dibutuhkan untuk memperbaiki cerita agar lebih baik lagi kedepannya J

Dan seperti yang lainnya, cerita ini tergabung untuk mengikuti event giveaway HunHan Indonesia, untuk kritik dan sarannya saya ucapkan kamsahamnida sebanyak-banyaknya :* :*