Blue Sky
Main Casts: Kim Jongin & Do Kyungsoo
Other Casts: EXO, sementara ini yang muncul baru Kim Joonmyun
Pairing: KAISOO :D dan lainnya (masih rahasia, hehe)
Genre: Romance/Drama
Rated: T
Warning: Typo berceceran, ejaan mungkin belum sesuai EYD, dan alur agak berantakan. GS! (Gender Switch). DLDR.
Disclaimer: Kaisoo milik Kaisoo Shipper dan Tuhan YME. Semua cast bukan milik saya-kecuali Kaisoo, hehe *bow-, tapi cerita sepenuhnya hasil kerja otak saya.
Rencananya mau bikin beberapa chapter.
Read and review ya, readers yang baik dan cakep. :D
.
.
BLUE SKY
.
.
Pagi ini cuaca lumayan cerah, tapi hawanya tetap saja dingin. Atap-atap rumah dan jalanan di Kota Seoul didominasi oleh warna putih. Tampak beberapa mobil pengeruk salju sedang menjalankan fungsinya.
Beberapa orang berjaket tebal berjalan menuju aktivitasnya masing-masing. Begitu juga seorang namja yang terlihat sedikit kedinginan. Ia memakai seragam yang hanya ditutupi mantel berjenis wool skinny pea coat berwarna hitam yang tak terlalu tebal. Di dalam mantel itu, ia mengenakan blazer abu-abu bermotif kotak-kotak dan kemeja putih serta dasi merah bermotif garis yang melingkari lehernya. Celana panjangnya berwarna cokelat. Rambutnya yang dark brown ditata rapi tanpa poni. Tampan.
Jam di tangan kiri namja itu baru menunjukkan pukul enam. Biasanya ia akan berangkat pukul 06.30, tapi sepedanya tak bisa dipakai mengingat jalan yang terlalu licin dan masih basah oleh salju. Alhasil, ia harus berangkat lebih awal pagi ini. Dia masih sangat lelah, tapi terpaksa bangun dan berangkat lebih pagi agar tidak terburu-buru dan terlambat.
Namja tampan itu melangkah ke halte bus yang tak jauh dari apartemennya. Dia memandangi pohon-pohon yang tertutupi salju dan melihat langit sesekali sambil tersenyum. Langkahnya tiba-tiba terhenti saat ada sesosok yeoja yang tertangkap matanya. Yeoja itu berjongkok di samping halte sambil tersenyum senang. Ternyata ia sedang membuat sebuah manusia salju mini yang dihiasi ranting dan daun. Entah kenapa, namja tadi malah diam mematung sambil ikut tersenyum memandang yeoja itu.
.
~***~ Blue Sky ~***~
.
"JONGIIIN!"
"Kyaaaaaa~ Kim Jongin sudah datang!"
Sekolah yang bernama SM High School itu mendadak heboh karena kehadiran sang pangeran sekolah. Teriakan para yeoja di sekolah itu seperti paduan suara yang kompak, hanya meneriaki satu nama, Kim Jongin. Namja ituberkulit tan, bermata tajam, berbibir agak tebal—yang dianggap para yeoja membuatnya terlihat seksi, ditambah tinggi badan dan postur tubuh tegap, sukses melelehkan hati setiap yeoja. Ah! Belum lagi senyumannya yang ramah, membuat siapa pun yang melihatnya akan merasa terbang saking senangnya.
"Dia tersenyum padaku!"
"Aku bisa gila! Senyumnya sangat menawan…."
Jongin melangkah ke arah lokernya sambil tetap tersenyum dan sedikit membungkuk sopan pada beberapa yeoja dan sunbae yang menyapanya. Ia membuka loker dan terlihat mengambil sesuatu dari dalam sana.
"Err… lagi?" gumamnya lirih. Namun, masih dapat didengar oleh beberapa yeoja yang berada di dekatnya.
"Iya, Jongin-ah. Kami kan sudah bilang, setiap hari kau akan mendapat bekal gratis. Kami bahkan sudah membuat jadwalnya. Dan hari ini giliranku~" terang salah seorang yeoja sambil memekik senang.
"Umm, terima kasih, Vic noona." Jongin berterima kasih sambil membungkuk pada Victoria, membuat yeoja itu tambah senang dan sedikit berteriak kegirangan.
Jongin berjalan menuju kelasnya sambil membawa bekal dan mempercepat jalannya saat mengetahui bahwa para yeoja tadi masih mengikutinya. Ya, setiap hari memang begitu. Sejak dua bulan yang lalu, ia selalu mendapatkan bekal di lokernya. Sering kali ia tidak tahu siapa yang menaruh bekal itu, tapi ia tetap mengambilnya dan memakannya saat istirahat di atap. Semua kerja keras harus dihargai, pikirnya.
"Wah, kau dapat bekal lagi, Jongin?" tanya Kim Joonmyun—atau biasa dipanggil Suho—ketika Jongin tiba di depan kelas.
"Ne. Kenapa kau di sini, Suho? Kelasmu di sebelah," Jongin balik bertanya. Membuat Suho terkekeh.
"Kau pasti tahu kenapa aku kemari, Jongin-ah."
"Haha, kalau kau mencari Yixing, dia tidak ada. Dia sedang sakit." Suho membelalakkan matanya.
"Mwo? Bagaimana kau tahu? Kenapa Yixing mengabarimu, sedangkan aku tidak?" tanya Suho sedih.
"Yak! Jangan sedih begitu. Aku tahu karena dia kemarin meminta izin saat latihan di klub menari. Wajah sedihmu itu membuatku ingin tertawa. Jadi, hentikan. Hahaha…," kata Jongin sambil tertawa.
"Kau mongolok-olokku, Kkamjong?" Suho sebal. Dia langsung pergi diiringi tawa Jongin.
Jongin melangkah masuk dan duduk di kursinya, menunggu Choi ssaem, guru matematika yang terkenal killer. Masih ada 15 menit sebelum waktu belajar dimulai. Jongin meletakkan satu tangannya di atas meja dan menjadikannya bantal. Lalu dia menyamankan posisinya sambil mencoba menutup mata, merangkai sebuah bayangan yang selalu tersimpan di dalam memorinya.
.
Jongin POV
Mata bulat seperti sebuah mutiara hitam yang jernih.
Hidung mancung dan pipi yang sedikit tembam seperti bayi.
Kulit putih dan terlihat lembut seperti salju.
Senyuman itu.
Senyuman yang sangat kusukai, membuat kerja jantungku tak beraturan.
PUK!
Jongin POV End
.
PUK!
"Kenapa tidur, eoh?" tanya seorang yeoja imut bermata rusa.
"Kau menggangguku. Aku tidak tidur," jawab Jongin agak sebal karena lamunannya terganggu.
"Jadi, kau melamun? Siapa yeoja beruntung itu?" Yeoja itu menggoda Jongin sambil tersenyum dan menyenggol lengan Jongin.
"Yak! Aku tak melamunkan seorang yeoja," elak Jongin. Yeoja tadi kini sudah duduk di sebelah Jongin.
"Benarkah? Jadi… namja?" tanya yeoja itu lagi sambil berpura-pura berpikir dan tertawa. Jongin langsung memberikan deathglare terbaiknya.
"Berhentilah tertawa. Kau makin terlihat seperti rusa," kata Jongin dengan entengnya—
PLETAK!
…dan sukses membuat sebuah jitakan mendarat di dahi lebar Jongin.
.
~***~ Blue Sky ~***~
.
Istirahat tiba, banyak siswa yang keluar dari kelasnya menuju kantin. Berbeda dengan Jongin, dia justru menaiki beberapa anak tangga menuju atap sekolah sambil membawa bekalnya. Saat sudah sampai di atap, ia menghentikan langkahnya. Di depannya, ada seorang yeoja yang sedang duduk memeluk lututnya.
"Hiks... Eomma... Hiks… Appa…."
Jongin kaget, ternyata yeoja itu sedang menangis. Sebenarnya, ia ingin berbalik karena tidak mau mengganggu privasi orang lain. Namun, entah kenapa, kakinya justru melangkah mendekati yeoja tersebut.
"Ini." Jongin menyerahkan sapu tangan biru miliknya. Yeoja itu berhenti menangis dan mendongak ke arah Jongin. Mata basahnya mengerjap-ngerjap bingung, tapi Jongin menganggapnya lucu.
"Pakai ini," ucap Jongin sambil tersenyum.
"Hiks. Ah, ne. Hiks, terima kasih." Yeoja itu mengambil sapu tangan Jongin, membersihkan air mata yang ada di wajahnya sambil masih sedikit terisak karena habis menangis.
"Aku belum pernah melihatmu di sekolah ini." Jongin membuka percakapan setelah melihat yeoja tadi yang sudah tenang.
"Aku… baru masuk hari ini. Aku pindahan dari Jepang," jelas yeoja itu sambil menunduk.
"Oh, jadi kau anak baru. Aku Kim Jongin, panggil Jongin saja. Siapa namamu?"
"Namaku Do Kyungsoo."
"Aku panggil Kyungsoo saja ya?" Kyungsoo mengangguk.
"Kau senang membuat boneka salju ya, Kyungsoo?"
"Eh?" Kyungsoo mengerutkan keningnya sambil menatap Jongin. Lalu membelalakkan matanya dengan lebar.
"K-kau…"
"Hahaha… matamu sangat besar, Kyung. Apa kau burung hantu? Hahaha."
"…."
"Kau… melihatku?"
"Iya, aku tak sengaja melihatmu tadi saat di dekat halte, kau terlihat sangat senang," ucap Jongin masih dengan tertawa.
"Aku sangat suka salju. Tadi aku bosan menunggu bus. Jadi aku iseng membuat boneka salju," ujar Kyungsoo sambil tersenyum cerah.
Jongin tersenyum melihat Kyungsoo yang sudah bisa tersenyum lagi.
"Kau sudah makan, Kyungsoo?" Kyungsoo menggeleng.
"Kalau begitu, makanlah bersamaku. Aku bawa bekal," ujar Jongin sambil menunjukkan kotak bekalnya.
"Kau bawa bekal?" tanya Kyungsoo heran. Tidak biasanya laki-laki membawa bekal, apalagi kotaknya berwarna pink.
"Ini dari salah satu sunbae. Aku selalu mendapat bekal gratis dari beberapa orang setiap hari. Hehe."
"Mereka itu penggemarmu?" Jongin hanya mengendikkan bahu menjawab pertanyaan Kyungsoo. Lalu memakan makanannya dengan lahap.
"Kau mau coba?" tanya Jongin sambil mengarahkan sumpit berisi sushi kepada Kyungsoo. Kyungsoo terdiam sebentar, lalu memakannya. Seketika raut wajah Kyungsoo berubah.
"Bagaimana rasanya?"
"…." Mata Kyungsoo membulat.
"Kyungsoo?"
"…."
"Kyung—"
"Jongin…."
"Ne?"
"Bagaimana bisa… kau memakan ini?" Kyungsoo mengernyitkan dahinya, penasaran.
"Kenapa?" Jongin memandang Kyungsoo, bingung.
"Ini sangat asin, Jongin. Bagaimana bisa kau makan dengan lahap seolah-olah ini makanan dari restoran mewah?" tanya Kyungsoo tak percaya.
"Haha. Mungkin… karena aku sudah terbiasa? Lagi pula ini tidak terlalu buruk," ucap Jongin sambil terus memakan bekalnya. Kyungsoo membulatkan matanya lagi.
.
Kyungsoo POV
Apa? Tidak terlalu buruk, katanya?
Jadi, dia pernah memakan yang lebih buruk rasanya dari ini?
Aku benar-benar tidak bisa membayangkan ada manusia yang sanggup menelan makanan seperti itu setiap hari.
"Kau mau lagi, Kyungsoo?" Aku menggeleng cepat.
"Tidak, terima kasih."
"Hahaha."
Aku benar-benar terpaku. Kenapa caranya tertawa membuatku merasa… hangat?
"Berhenti tertawa, Jongin. Nanti kau tersedak."
Kyungsoo POV End
.
Kyungsoo akhirnya hanya menemani Jongin makan sambil sesekali melihat langit. Tidak lama kemudian, Jongin sudah menghabiskan bekalnya. Kyungsoo sempat terkesan karena Jongin bisa menghabiskan makanan yang rasanya sungguh sangat asin itu.
"Kyungsoo, kau mau melihatku menari?" tanya Jongin seusai merapikan kotak bekalnya.
"Kau bisa menari?" tanya Kyungsoo dengan mata yang berbinar.
"Kau perhatikan saja, Kyung. Lalu simpulkan sendiri jawabannya," kata Jongin sambil tersenyum.
.
.
TBC
.
.
Maaf, kalau FF-nya kurang bagus. Ini FF pertamaku, maklum ya, hehe. Niatnya sih, mau aku bikin beberapa chapter. Makanya, aku minta reviewnya ya... Kritikan juga aku terima kok, asal yang membangun. :D
Makasih buat readers yang udah baik banget mau baca FF pertamaku~
