Disclaimer

Gintama © Soraichi Hideaki

Kiheitai's Daily Life © Akane Ukitake

Warning

Typo, alur tidak jelas, garing, OOC, EYD tidak diperhatikan, hint BanTaka(?)

Happy Reading!


1. Meeting.

"Kita akan melakukan rencana ini mulai bulan depan. Persiapan harus dirampungkan dalam waktu sebulan, kurasa itu cukup. Bagaimana dengan pendapat kalian?" Takechi mengutarakan pendapatnya dalam pertemuan malam ini. Salah satu ahli strategi Kihetai itu mengedarkan pandangan pada atasan serta dua rekannya yang lain. Meminta opini mereka masing-masing.

"Hmm...kurasa tidak masalah," ujar Matako.

"Begitu pula denganku." Kali ini Takasugi juga mengutarakan pendapatnya.

Takechi beralih pada Bansai. Hanya pria itu yang belum mengatakan apapun soal rencananya.

"Bansai-san, bagaimana menurutmu?"

Semenit. Sunyi. Bansai tidak mengutarakan apapun.

"Apa menurutmu ada rencana yang tidak sesuai?" Takechi bertanya kembali. Namun Bansai tidak membalas apapun.

"Bansai-san aku menanyakan pendapatmu!" teriak Takechi. Ia cukup tidak sabar dengan ke'budeg'kan Bansai kali ini.

"Ah. Pendapatku? Kurasa lagu Otsu kali ini-"

"Aku tidak bertanya soal itu!"

Sejenak Takechi berpikir kapan ia bisa berkomunikasi secara 'normal' dengan rekannya satu ini.

2. Penyelidikan

"Apa yang kau lakukan Matako-san?"

"Huwaaa! Aku tidak menguping kok-! Oh. Ternyata kau, Takechi-hentai, jangan mengagetkan begitu dong." Matako memandang kesal. Mengganggu saja pikirnya.

"Takechi-hentai janai! Senpai desu! Dan kau belum menjawab pertanyaanku."

"Bukan urusanmu, Takechi-hentai." Matako masih dalam mode 'bukan urusan lo' kali ini.

"Aku sering melihatmu menguntit, Shinsuke-san. Tapi tidak kali ini, sepertinya kau juga menguntit Bansai-san," ujar Takechi. Pria lolicon itu mengikuti arah pandang Matako. Bansai dan Takasugi sedang membicarakan sesuatu dan pembicaraan mereka sepertinya menarik sekali karena Takasugi terlihat merespon dengan sering.

"Aku tidak menguntit! Jangan samakan aku denganmu!" protes gadis itu.

"Lalu kau sebut ini apa?"

"Penyelidikan." Matako mengatakannya dengan percaya diri sekali. Seolah apa yang ia lakukan itu adalah sesuatu yang hebat.

"Aku tidak bisa melihat perbedaannya." Takechi hanya merespon datar. Dengan tatapan dingin pula.

"Ngomong-ngomong, Takechi-hentai."

"Senpai! Hormati senpaimu, Matako-san!" Walau Takechi tidak menunjukan perubahan ekspresi yang berarti. Dari nada suaranya pun terdengar jelas betapa kesalnya ia dipanggil seperti itu.

"Apa kau menyadari sesuatu?" tanya Matako.

"Iya. Gadis yang kutemui kemarin saat—"

"Bukan itu! Berhenti mengatakan hal-hal mengerikan padaku!" Matako kemudian mengambil jarak dari salah satu senpainya tersebut. "Kau masih ingat kejadian saat kita merundingkan soal rencana Kiheitai bulan lalu?"

"Oh tentu."

"Bansai-senpai tidak mendengarkanmu bukan?" lanjut Matako.

"Begitulah. Sepertinya karena ia mendengar musik terlalu keras. Aku samar-samar mendengar musiknya saat rapat berlangsung," ujar Takechi.

"Begitu juga saat berbicara denganku. Kadang aku juga harus berteriak," ujar Matako.

"Aku hanya heran mengapa Shinsuke-sama dapat berbicara dengannya tanpa berteriak sedikit pun," lanjut gadis berambut pirang tersebut. Ia masih memperhatikan Takasugi dan Bansai yang bercakap-cakap di deck kapal.

Takechi berpikir sejenak, berusaha mencari penjelasan logis soal hal ini. "Mungkin dia mematikan musiknya saat berbicara dengan Shinsuke-san."

"Aku tidak akan bertanya padamu jika memang seperti itu. Aku berpapasan dengannya saat ia menuju deck kapal. Aku bisa mendengar samar-samar suara musik yang ia dengarkan! Dan jika memang ia mematikan musiknya saat berbicara dengan Shinsuke-sama, mengapa ia masih bisa merespon pertanyaan Shinsuke-sama saat rapat berlangsung?"

Kedua orang itu terdiam. Menyadari ada sesuatu yang janggal.

"Matako-san. Kurasa aku akan membantumu dalam penyelidikan kali ini."

3. Lyric.

Tidak seperti biasanya, Bansai terdengar bersenandung. Kertas-kertas partipatur lagu dibacanya berkali-kali. Sebelumnya Bansai sudah menitip pesan pada Matako bahwa hari ini ia akan berada di kamarnya seharian dan jika Takasugi atau bawahannya memerlukan sesuatu dari pria itu, Bansai mengijinkan siapa pun untuk datang ke ruangannya. Tapi saranku sebagai seorang author yang baik hati, sebaiknya kau jangan menganggu seseorang yang sedang sibuk berkarya, karena bisa saja kau akan merasa malu. Malu yang luar biasa.

"Koi ni ochiru nante koto wa arienai to omotteta. Konna kimochi ni natta koto wa nai. ( Aku kira aku tak akan pernah jatuh cinta. Belum pernah aku merasa seperti ini.) " Kali ini Otsu menginginkan lagu cinta yang berdebar-debar. Entah apa alasannya, Otsu sangat memohon untuk dibuatkan lagu seperti itu.

"Kimi tte itsu made mo suteki na egao o shite ru ne (Kamu senantiasa tersenyum mempesona) "

Langkah kaki seseorang pun terdengar dari luar. Namun sepertinya Bansai tidak menyadarinya karena terlalu asyik bersenandung. Pintu ruangannya pun bergeser.

"Bansai, ada yang perlu kubicarakan denganmu." Takasugi berada disana, mencarinya.

"Daisuki da, Tsukiatte kudasai. (Aku cinta padamu. Jadilah pacarku) " Bansai menyanyikan bait tersebut sambil mengarahkan pandang pada Takasugi yang baru saja datang.

Suasana sunyi untuk beberapa saat.

Sfx : BUAGHHHH

Esoknya :

"Bansai-senpai, ada apa dengan wajahmu? Kau seperti dihajar oleh seseorang." Matako memperhatikan luka lebam diwajahnya dengan tatapan aneh.

"Tidak. Aku hanya kurang tidur," balas sang produser musik tersebut.

4. Penyelidikan (Part II)

Kali ini aku, Kijima Matako bersama dengan senpaiku yang mesum, Takechi Henpeita, akan mengungkap misteri dibalik headphone yang dimiliki oleh Bansai-senpai! Misteri yang cukup besar untuk diungkap!

"Matte! Siapa yang kau bilang mesum, Matako-san?!" protes Takechi.

"Ssst! Bisakah kau tidak bersuara keras? Kita dalam penyelidikan sekarang!" Matako memilih untuk tidak membahas soal panggilan itu sepertinya.

"Aku tahu. Tapi bisakah kau berhenti memanggilku seperti itu?"

Semua penyelidikan ini kucatat dalam sebuah jurnal khusus yang bernama "Jurnal Harian Gadis Kiheitai!"

"Jangan abaikan aku! Dan entah mengapa aku pernah mendengar judul itu."

Tanggal xx, Bulan xx

Hari ini aku melakukan penyelidikan sendirian. Seperti yang kuduga Bansai-senpai tidak mematikan musik di headphonenya saat kami semua berkumpul untuk sarapan hari ini. (Aku bahkan bisa mendengar suara musiknya)

Tapi Bansai-senpai tidak berkata apapun pada Shinsuke–sama pagi ini. Jadi aku tak bisa mendapat bukti.

Tanggal xx, Bulan xx

Hari ini adalah penyelidikan kedua yang kulakukan dan aku berhasil mengintai Bansai-senpai bersama dengan Shinsuke-sama di ruangannya. Tapi sayangnya aku tidak bisa memastikan apa ia sedang mendengarkan musik atau tidak (Sial!)

Keliatannya mereka akrab sekali. Bahkan Shinsuke-sama sepertinya lebih sering mengobrol dengan Bansai-senpai. Aku mengira-ngira apa yang mereka bicarakan disana ya.

Lagi-lagi aku tidak mendapatkan bukti!

Tanggal xx, Bulan xx

Penyelidikan ketiga yang kulakukan pada malam hari ini. Suara shamisen terdengar dari ruangan Shinsuke-sama hari ini. Aaaaa…merdu sekali. Seandainya aku bisa berada di dekat Shinsuke-sama sekarang dan mendengarkan semua lagunya~!

.

.

.

.

Sial! Aku ketiduran saat mengintai!

Tu—tu—tunggu dulu! Kenapa aku sudah berada di kamar?

Tanggal xx, Bulan xx

Kudengar Bansai–senpai pergi untuk beberapa hari kedepan untuk mengurusi pekerjaan sampingannya.

Sial! Mengapa ada saja halangan untuk mengungkap misteri ini!

Matako menutup jurnalnya penyelidikannya. "Dan sampai sekarang penyelidikanku belum membuahkan hasil," ujarnya kemudian.

"Aku merasa penyelidikan ini akan sia-sia." Seperti biasa Takechi menanggapi datar. Ia sebenarnya juga penasaran. Tapi kalau Matako yang biasa menguntit Takasugi tidak mendapatkan apapun, dia bisa apa?

Tunggu. Dia punya ide.

"Matako-san. Aku punya ide. Dengan ini kita bisa menangkap basah Bansai-san dan mengungkap misteri besar kali ini!"

***To Be Continued***


Ceritanya saya baru aja bangkit dari hiatus yang berkepanjangan. Dan berginilah hasilnya. Bahkan sebenarnya saya gak ngerti buat apaan /tamparpakesandal/

Berhubung Kiheitai comeback lagi tahun ini nih ( Cieee Taka makin tinggi aja di Arc yang baru/ lol ) Saya ingin mengungkapkan kehidupan anggota Kiheitai yang menyeramkan...

.

.

.

.

.

.

Tapi bohong (LOL) /kemudiankenahajarberjamaah/

Dan sepertinya ini bakal jadi ficlet saya yang paling abal. Harap maklum ya saudara-saudara :")

Silahkan berkeluh kesah, meninggalkan nomor telephone komentar dan saran dengan menekan tombol review!