Nee halo minna san XDD ini fict pertama saya.

Awalnya saya mau buat fict ttg detective tapi ujung ujung nya malah menjurus ke Rated M XD

Terinspirasi dari cerita kerennya Dracula- Bram Stoker. Sebenernya saya ga terlalu suka pairing Kaito x Miku tapi yanng cocok Cuma iki. Wes lah~ akhirnya saya tambahain Gakupo x Luka biar asoy..gomen kalo di beberapa bagian ada sedikit kekasaran.

Hope you'll enjoy it

Don't like don't read. Review if you like this ()/

Genre : Romance / Horror dikit(kagak horror malah -_-)/Lemonade

Rating : Rated M

Anime : Vocaloid Kaito Shion x Miku Hatsune Gakupo Kamui x Luka Megurine

Disclaimer : Yamaha Coorporation

Dracula's Romance

"Siaaaaal.. malam ini aku kelaparan. Semuanya akibat Kaito yang ngotot meminta darah beku," gerutu Gakula, Raja dari Kerajaan Vocaloid Vampire. Nama aslinya adalah Gakupo Kamui. Dia mempunyai bawahan Drakula lainnya yang telah memiliki lisenesi drakula (?). Teman temannya antara lain : Kaito Shion, Drakula yang menyukai darah beku untuk es krimnya. Len Kagamine, Drakula yang baru lulus dari sekolah Drakula yang merupakan satu keturunan dengan Gakupo.

Mereka selalu berburu ketika petang datang. Domisili tetap mereka adalah desa Voca Voca Lady tang berada tepat di bawah kerajaan mereka. Mereka selalu berburu darah gadis gadis muda dan membawanya untuk menjadi selir. Ketika darah gadis gadis itu habis, jadilah gadis itu bawahan mereka dan vampire tetap.

Sayangnya, malam ini Kaito telah kehabisan stok darah beku dari gadis desa. Perburuan pun berhasil nihil dan mereka pulang dengan menelan ludah. Ketika pagi datang, mereka harus segera kembali menjadi boyar (bangsawan) yang tinggal di kastil besar (yang sebenarnya kerajaan mereka) dan menjadi penulis novel. Terkecuali Len yang masih bersekolah di sekolah bangsawan.

"Len banguun. Bukankah hari ini kau ada ujian tingkat, Bocah?" ledek Kaito jengkel. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan Len masih setia dengan bantal nya.

"Arr.. aku masih mengantuk akibat perburuan semalam,'' balas Len serak.

"Kau akan telat nanti. Cepat bangun! Kaau punya waktu se jam lagi," Kaito berkata sambil pergi keluar kamar Len.

Len terpaksa bangun dan pergi ke kamar mandi. "Padahal ini semua akibat Kaito nii-san. Semalam aku tidak mendapat stok makanan. Aku lapar," dengus Len sambil mengguyurkan air dingin segar ke tubuhnya.

~(=w=)~

Sedangkan di desa Voca Voca Lady…

"Lukaa nee-chan, tunggu aku!" teriak Miku sambil membawa sekeranjang daun bawang hasil panen nya.

Luka Megurine seorang penjual ikan tuna di desa itu hanya tersenyum lembut ke arah Miku Hatsune, sahabatnya serta adik angkatnya.

"Cepatlah Miku adikku. Hari semakin beranjak petang dan kita harus menyalakan perapian. Ingat lah bahwa Petang adalah zona berbahaya bagi gadis desa ini," Luka memperingatkan.

Gadis-gadis di desa Voca Voca Lady memang mempunyai peringatan tak tertulis untuk segera menuju rumah bila petang mulai menjelang dan mereka harus memasang rangkaian mawar liar serta bawang putih untuk menghalau Drakula yang berburu di desa tersebut.

"AAAAWW!" Miku menabrak seorang bangsawan muda yang tengah berjalan di jembatan dekat sungai itu.

"Maafkan aku, Tuan," kata Miku seraya membungkuk hormat dan membereskan daun bawang nya yang berhamburan keluar keranjang.

Laki-laki itu membantu Miku berdiri sambil membersihkan tangan Miku yang kotor. "Seharusnya saya yang meminta maaf, Nona".

Laki-laki itu melihat wajah Miku dan mata mereka bertemu pandang. Untuk beberapa saat Miku terkesima demikian pula Laki-laki tersebut yang ternyata, Kaito.

Cantik sekali gadis ini...

Tiba-tiba Kaito tersentak dari desiran hatinya karena menyadari ada bau bauan bawang di dekatnya. Ternyata bau bawang tersebut berasal dari sekeranjang daun bawang hasil panen Miku. Kaito pun menyingkir perlahan dan hilang sudah senyum manis nya.

Miku yang melihat itu hanya bingung dan tak berani bertanya lagi. Akhirnya, Ia mengambil keranjangnya lagi dan terus berjalan sambil menatap punggung Kaito.

"Kau tidak apa apa Miku?Siapa bangsawan tersebut?" Luka mencecar Miku dengan muka khawatir.

Miku hanya diam dan terus memandangi punggung yang kini telah menghilang dari pandangannya.

"Miku?" Luka memandang Miku heran. "Ayo kita segera pulang!" tarik Luka mengajak Miku pergi karena petang sudah mulai menampakkan diri.

Aku harap persediaan mawar liar di rumahku tidak habis, pikir Luka cemas.

~(=w=)~

Di Kerajaan Vocaloid Vampire.. hari yang sama

Kaito sepanjang petang tadi hanya bisa termangu menatap kaca jendela yang mengarah ke bukit di seberang sana.

Saking asiknya melamun, dia tak sadar bahwa Gakupo sudah menunggunya di bawah untuk mulai berburu darah.

"Heh, kau rambut biru beku ayo kita mulai berburu. Aku sudah lapar karena semalam tidak mendapatkan satupun buruan! Dan jangan merengek bila kau tidak memiliki darah beku," teriak Gakupo dari luar kamar Kaito.

Kaito mendengus dan kemudian mengganti pakaian nya menjadi jubah hitam.

Saat mebuka pintu kamar terlihatlah Gakupo dan Len sudah siap dengan diri masing-masing.

Pasti malam ini akan makan besar karena semalam tidak mendapat buruan,.. pikir Kaito.

"Yasudah, ayo kita mulai saja. Len karena kau belum bisa menghisap terlalu banyak, kau ambil saja darah anak kecil. Jangan terlalu banyak menghisap, nanti kau mabuk," peringat Gakupo.

"Ya Ya ayolah aku sudah lapar," gerutu Len gemas dengan seringai taring nya.

Mereka pun langsung melesat terbang di udara sambil mencari mangsa yang lengah tidak memasang jerat pertahanan.

Syaaaaaat...

Gakupo meluncur karena ia sudah menemukan mangsa terbarunya. Seorang gadis berambut pink gulali yang ternyata adalah Luka.

Gakupo turun dan langsung mendekap Luka dalam pelukannya. Ternyata saat itu Luka diam-diam keluar rumah untuk mencari sisa mawar liar untuk menjadi jerat perlindungan dari drakula. Namun, Ia terlambat akibatnya Gakupo dengan mudah menjeratnya.

"Tolong...jangan hisap darahku. Aku hanyalah gadis desa kurus yang darahnya sedikit," isak Luka meminta belas kasihan.

Justru, isakkan Luka membuat Gakupo makin menyeringai senang. Nafsunya bangkit seketika.

Rasanya sayang juga kalau dia ku campakkan dan langsung ku hisap. Ada baiknya ku "menikmati" dia dulu. Lagipula dia cantik dan berbeda dari gadis lainnya.

"Baiklah, aku akan memberi mu kesenangan dulu sebelum menghisap darahmu. Kita akan bersenang senang malam ini," bisik Gakupo kejam sambil menyentuh dagu Luka.

Luka hanya bisa pasrah. Dia tahu dia akan di renggut keperawanannya oleh seorang Drakula seperti yang telah terjadi oleh gadis lainnya. Ia pun memasrahkan takdir yang bebicara. Gakupo lalu menggendongnnya dan membawanya ke Kastilnya.

Sementara itu Kaito...

Kaito berdiri di depan gubuk mungil yang temaram. Di dalamnya, terdapat seorang gadis manis yang tengah berbaring lesu. Kaito pun dengan mudah masuk menembus dinding itu.

Saat hendak menyingkap rambut biru toska itu, Ia tersadar akan dua hal.

Pertama, gadis itu adalah petani yang tadi Ia tabrak saat melintas di jembatan.

Kedua, AURA GADIS ITU TAK BISA DI TEMBUS KAITO KARENA AROMA BAWANGNYA.

Sial! Kalau seperti ini baunya, seperti sudah menyatu dalam darah. Bau bawang ini menyengat sekali! Aku mual.

FYI, bawang adalah musuh terbesar drakula selain mawar liar. Kaito pun mundur perlahan dan bergegas pergi sebelum aroma bawang yang menusuk itu membuatnya gila.

~(=w=)~

Di kamar Gakupo...

Titik-titik air mata Luka turun perlahan dengan suara desahan yang menjalar syaraf Gakupo. Gadis yang tadinya ingin Ia hisap darahnya sedang berbaring dengan manis dalam pelukannya. Hasrat untu menghisap darahnya berubah menjadi hasrat seorang Pria dewasa.

"Akh, Tuan uumh...aaah," desah Luka serta menggelinjang.

Gakupo terus memasukkan "barangnya" ke dalam dan memaju mundurkan dengan cepat. Peluh membasahi dahinya dan membuat cap keringat di sana sini.

"Sebagai seorang gadis desa, dirimu terlalu cantik," puji Gakupo.

Dada Luka di remas secara gemas oleh Gakupo dan dimainkan putingnya sehingga membuat Luka semakin geli.

"Ahhh Tuan geli sekali... ngh nrrr mh ah..," Luka terus menggerakan badanya mengikuti hentakan Gakupo.

"Ugh Luka san, enak sekali Luka san.. akh".

Gakupo membalikkan badan Luka dan membuatnya menungging dan membelakangi nya. Dimasukkan terus hingga ke dalam. Cairan dari vagina Luka membuat hentakan Gakupo makin keras dan cepat.

Sebenarnya luka kesakitan karena ini saat pertamanya ditiduri seorang Pria.

Entah kenapa Luka terus menagih belaian selanjutnya. Meski Ia tau Ia diperkosa tapi rasa nyaman Gakupo menghilangkan semuanya.

"Luka san, hisap punyaku. Cepat!" Gakupo memerintahkan gadis itu.

Sesaat Luka tersentak, namun bagai tersihir Ia menurut saja.

Mulut Luka pun mulai mengemut perlahan penis Gakupo yang besar, keras, berurat, dan tegang berdiri itu. Gakupo mendesah menikmati tiap jilatan dan hisapan Luka pada penisnya yang sudah lama tak merasakan sensasi nikmat itu.

Gakupo membelai rambut halus Luka dan memaju mundurkannya secara perlahan. Tiba-tiba Luka berhenti.

Gakupo merasa heran dan sedikit jengkel. Padahal saat itu kenikmatannya sedang ditimbun.

"Mengapa kau berhenti? Kau ingin melawanku hah?" Gakupo pura-pura murka untuk menakuti Luka agar ia menuruti perintahnya.

Luka menatap sang Bangsawan Vampir berambut ungu itu manja. Hal yang sangat jarang di lakukan gadis pendiam sepertinya.

Gakupo sempat hanyut dalam tatapan manja itu, Cuma gengsinya mematahkan hal itu.

"Sudi kah Tuan gantian melayani ku? Mengasari aku dan men-seme-kan aku? Ku harap tubuhku bisa memuaskan Tuan Besar," ujar Luka sopan tapi tetapi tetap mengandung unsur berharap.

Gakupo pun luluh melihat paras Luka yang segitu puppy eyes nya. Gakupo pun mengangguk.

Kemudian Gakupo mengambil sesuatu dari laci kamarnya. Sebuah borgol untuk menjerat pelayannya yang berkhianat.

Luka menelan ludah melihat benda yang dikeluarkan Gakupo. Gakupo menghampiri Luka dan memberi minyak Sunco(?)

"SUNCO SATU SATUNYA MINYAK YANG BISA DIMINUM"

-dirajam-

(istirahat inspirasi dulu =A=") –dipecut pembaca-

Oke serius lanjut,..

Gakupo kemudian memasangkan borgol itu di tangan Luka. Kemudian, Gakupo mencium leher Luka dan memberi kissmark disitu.

"Tuan... ah um kejami aku..," pinta Luka dengan ekspressi andalannya.

"Sepertinya aku terjerat virus Luka Luka Night Fever," Gakupo tersenyum lembut sambil terus menjamah setiap senti tubuh mulus dan Montok milik Luka.

Luka terus menikmati sentuhan Gakupo tanpa rasa perlawanan. Tangannya yang terkunci borgol sedikit merasa sakit saat Gakupo terlalu kasar, tapi itu yang Ia inginkan.

Gakupo terus menerus memasukkan penisnya yang keras sampai mentok. Luka juga mengimbangi dengan gerakannya yang naik turun.

"Luka san, aku hampir mencapai klimaks...heer," Gakupo merintih.

"Gaku eh..maksudku Tuan Besar aku juga...," Luka agak gagap saat memanggil Gakupo dengan Gaku.

Gakupo tak menghiraukan siapa panggilannya saat ini. Yang pasti dia sedang terfokus oleh gadis yang di depannya sedang merintih kesakitan. Dalam hembusan nafas hangat keduanya.

Disaat jam berdentang dua belas kali, Gakupo dan Luka sama sama ambruk di kasur besar milik bercucuran bercampur dalam tubuh mereka.

Luka setengah sadar, dia samar samar merasakan belaian hangat tangan Gakupo menelusuri pipinya. Dan pada saat itu,Ia merasa sakit perih serasa dicabik dibagian lehernya. Namun, akhirnya Luka tertidur karena sangat lelah.

"Tidurlah yang nyenyak,Luka san," Gakupo bangkit lalu menyelimuti Luka yang tertidur lelap.

~(=w=)~