Kalau aku melompat, apakah aku segera bertemu denganmu?

Apakah kau, akan memelukku seperti biasanya..

Air ini terasa dingin,

Seperti hatiku..


After Cold

Story by: PORORO90

Disclaimers: MK

Lagu Anata ni okuru uta dari EGOIST

Warning: Typo, gaje, abal, OOC, CANON (may be?) dan segala hal yang tidak anda sukai lainnya

Didesikasikan untuk Gui-gui M.I.T

Dan pecinta angst lainnya,

Semoga ini yang anda maksud. Maaf jika anda tidak menyukainya.


.

.

Selamat membaca..

..

.

Hinata tidak dapat memahami kerinduan ini. Terlalu sesak, terlalu menyakitkan. Bahkan enggan untuk hilang, membekas, berlubang.. Lalu hampa.

Tidak ada yang dapat menggantikan Dia. Meski ia telah memiliki hati Naruto-kun. Semua tidak akan pernah sama lagi. Untuk segala kenangan bersamanya, yang mungkin tak pernah dia ingat detilnya. Kini justru ia ingin hidup terus di sana. Di masa lalu, ketika tangan itu, masih menggenggamnya. Bisakah sekali saja, ia meminta? Kepada Tuhan untuk mengembalikan orang itu? Mungkin, ia hanya ingin berkata,

"Tinggalah selamanya di sisiku.."

..

.

Orang itu tanpa sadar yang mungkin menjadikannya kuat. Tapi tidak sama. Kini dia memahami, akan eksistensi Neji di hatinya, tapi kenapa? Kenapa harus setelah Neji mati di pelukan Naruto.

Naruto, mungkin menjadi alasannya untuk tidak menyerah, tapi Neji, adalah salah satu alasan kenapa ia harus kuat. Kuat memendam segala keinginan dan hasratnya. Kuat untuk menanggung segala kebencian pemuda itu untuk mempertahankan apa yang disebut dengan harga diri dan kebanggaan. Dan untuk pertama kalinya, setelah ujian chunnin setelah dengan telak Neji menghajar Hinata. Sebenarnya Hinata juga menghajar dengan telak, segala keangkuhan Neji. Dan membuka tabir yang lebih dalam, bahwa Hyuuga Neji, mencintai Hinata. Cinta yang begitu tulus berlandaskan kasih sayang antar saudara yang berevolusi menjadi cinta mendalam.

Bagi Neji, Hinata adalah seseorang yang ingin ia lindungi. Harapannya hanya sederhana. Hinata melihatnya, melihat dia seorang. Tanpa Naruto, atau siapapun. Ia ingin lebih kuat dan jadi yang terhebat, agar Hinata hanya mengandalkannya. Menjadikan Neji kandidat terkuat untuk berdiri di sampingnya.

Jika ada hal yang ingin kusampaikan, aku hanya ingin berkata; "Tinggallah selamanya di sisiku.."

0*0*0

..

.

Hinata bangun dari tidurnya, sudut matanya basah. Selalu mimpi yang sama, dan kesedihan yang sama. Bertahun-tahun yang lalu, saat ia tak menyadari arti pelukan Neji. Atau betapa berharganya tepukan tangan Neji di kepalanya, ia mungkin hanya akan tersenyum. Kali ini ketika Neji menjadi pahlawan untuk melindungi Naruto, ia didera rasa sakit yang besar. Seperti seseorang merenggut jiwamu secara paksa. Tak terduga, tak terprediksi, bahkan oleh ninja jenius seperti Neji sendiri. Yang tertinggal hanya kehampaan.

Perang sudah berlalu, dan ia juga telah memenangkan hati Naruto, sayangnya ia tak pernah mampu. Memenangkan hatinya, memenangkan hasratnya,

"Neji-nii.. aku merindukanmu.." gumamnya di sela air shower membasahi rambutnya. Bersama itu air matanya meluncur turun bersama gravitasi.

0*0*0

.

.

"..Nata.. chan, Hinata-chan.."

Suara Naruto sayup kembali menyadarkannya dan mengantarnya ke alam nyata.

"Hemm.." Hinata memasang wajah tersenyum,

"Kenapa kau melamun?"

"iie.. "

"Kau, baik-baik saja?"

Tidak, "Ya."

Naruto memberikan senyum lima jari, "Jadi kapan aku harus bertemu paman Hiyashi untuk melamarmu?"

Aku tidak bisa, "Eh?" rona di wajah Hinata memang tercetak untuk tak bisa dikendalikan.

Naruto mendekatkan wajah, lalu mengecup pelan pipi Hinata. "Aku tidak sabar.." ujarnya sambil menampakkan mata berbinar.

Kesedihan ini, justru mengambil alih. Saat seharusnya Hinata mampu melukiskan pelangi untuk orang yang dikasihinya ia justru terjebak oleh penyesalan. Ia hanya ingin tinggal dan menetap, pada kenangan Neji yang tak pernah mati. Kenapa? Yang sedih selalu membekas lama, dan yang indah selalu mudah terlupa?

Wahai hati, bisakah diriku menolak cinta yang hadir di saat yang tak tepat?

"Naruto-kun.."

"Ya?"

"Bisakah kita ketempat Neji sebentar,"

Pemuda itu tampak memperlihatkan perubahan raut wajah, "Lain kali saja ya, soalnya aku ada janji dengan Shikamaru.."

"Kalau begitu,-"

"Sebaiknya kau kuantar pulang, Hinata. Aku tak mau kau berada di luar di cuaca sedingin ini.." Naruto memotong perkataan Hinata, lalu menangkupkan kedua tangannya yang terbalut sarung tangan ke pipi HInata. "Ayo.."

"A-ano, bisakah aku pulang sendiri? Aku takut Shika menunggumu.."

Naruto tersenyum, lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Sebenarnya aku memang terlambat. Tapi kalau bersama Hinata-chan aku jadi lupa waktu.."

"Kalau begitu, jaa.." ujar Hinata sambil melambaikan tangan.

...

..

.

Hinata berjalan dengan seperti biasa. Ingatannya terus bernostalgia jalan-jalan di mana Neji sering melewatinya. Hingga akhirnya langkahnya berhenti di atas jembatan. Ia tersenyum, ketika mengingat, ketika kecil ia pernah bergandengan tangan melewati sungai itu bersama Neji. Atau Neji pernah menggendongnya saat ia menangis melewati jembatan itu. Semua kenangan itu meracuninya.

Di musim salju ini, anehnya sungai itu tak tertutup es. Seolah mengingatkan dan selalu mengingatkan ia bagaimana kenangan tentang Neji mengalir.

"Kalau aku melompat, apakah aku segera bertemu denganmu? Apakah kau, akan memelukku seperti biasanya.. Air ini mungkin terasa dingin, seperti hatiku.." gumamnya.

Hinata, tanpa perasaan ragu, tiba-tiba saja telah melompat. Membiarkan air dingin membasuh tubuhnya. Membiarkan perasaan dingin ini memeluknya. Sejenak ia tersenyum,

"Apakah di sana juga dingin?" pikirnya,

Ia membayangkan senyum Neji, dan mengulurkan tangan untuk menyambutnya..


.

Mou anata kara aisaseru koto mo

Sekarang kau tidak mencintaiku lagi

Hitsuyou to sareru koto mo nai

Kau pun sudah tidak menyayangiku lagi

Soshite watashi wa koushite hitori bochi de

Dan sekarang aku sendirian

Ano toki anata wan ante itta no?

Apa yang kau katakana jika kita berpisah?

Todokanai kotoba wa chuu o mau

Kata-kata terapung di udara dan tak dapat kuraih

Wakatteru no kyou shite shimau

Ku tahu keinginanku adalah ilusi

Kanawanu negaigoto wo

Namun aku tak bisa melepasmu

Hasasanaide, gyutto te o nigitte ite

Kamu bilang; "pegang tanganku dan jangan lepaskan"

Anata no futari tsuzuku to itte

"Dan kita akan selalu bersama"

Tsinaida sono te wa atatakute

Ketika ku pegang tanganmu terasa hangat

Yasashikatta

Dan lembut.

Anata wa itsumo sauyatte watashi wo

Kamu sering sekali

Okorasete saigo ni nakasu nda

Membuatku marah dan bersedih,

Dakedo ato ni natte

Tapi pada akhirnya

Gomen ne tte iu sono kao

Memperlihatkan permintaan maaf

Suki datta

Aku menyayangimu

Hanasanaide gyutto, sou omoikkiri

Pegang tanganku dan jangan pergi, dengan segenap hatiku

Anata no ude no naka ni itai

Aku ingin berada dalam pelukanmu

Futari de odeko o wasenagara

Bersama kita dekatkan kening hingga menyatu

Nemuru no

Hingga tertidur

Mou nido to wa aenai tte koto o shita no?

Apakah kita tidak akan pernah bertemu lagi?

Hanasaide, gyutto

Kumohon pegang tanganku , jangan pergi

Anata ga suki

Aku mencintaimu

Mou ichido date warette kurenai no?

Tidakkah kau ingin tersenyum untukku untuk yang terakhir?

Anata no nukumori ga kiechau mae ni

Sebelum kehangatan ini menghilang

Dakishimete

Peluklah aku

(Anata ni okuru uta dari EGOIST)

_END_

.

.

a/n:

Maafkan saya yang tidak melanjutkan fict lama malah membuat yang baru. Tapi saya memang merindukan Neji, sangat! Gommenne telah mengecewakan.

Bila berniat koment, silakan REVIEW.

Sign

PORORO90