Chapter 1

Pesta dansa akhir tahun. Empat kata yang sangat mengerikan bagi Lee Taeyong!

Kenapa?

Pertama, Taeyong benci dansa! Oke, ia memang suka modern dance, tapi ia benar-benar payah dalam dansa klasik, apalagi waltz! Yuta dan Ten, kedua sahabat terbaiknya, sudah menyerah sejak jauh-jauh hari membantu mengajarinya, terlalu kesal karena Taeyong begitu payah dalam menari berpasangan.

"Sialan, Lee! Kakiku bengkak!" Ten terisak pelan setelah Taeyong tak henti-hentinya menginjak kaki Ten selama latihan dansa.

"Kau mau mencekikku hingga mati, hah?! Masa kau memeluk pasangan dansa mu seperti ini?!" Yuta menggerutu kesal pada Taeyong karena Taeyong tak pernah bisa mengalungkan lengannya dengan benar di leher Yuta. "Ten, kau saja yang ajari Taeyong!"

"Tidak mau! Kau saja, Yuta!" Ten bergidik horror.

Taeyong menghembuskan napas panjang. "Sudahlah! Aku kan tidak akan pergi ke pesta dansa. Tidak usah memaksaku untuk belajar!"

"Tapi… bukannya kau mendapat ajakan dansa dari senior? Bahkan dari para junior! Kau belum menentukan akan pergi dengan siapa?" Ten heran, padahal yang mengajak Taeyong ke pesta dansa sangatlah banyak, tampan-tampan dan cantik-cantik malah! Oke, Ten tahu, Taeyong lebih menyukai yang "tampan" dibanding yang "cantik". Tinggal pilih saja kan?! Masa tidak akan datang hanya gara-gara payah dansa klasik?!

"Aku merasa kasihan pada siapapun partner dansa-mu nanti, Tae. Sebaiknya kau datang saja, tapi tidak usah dansa. Ngobrol, makan, dan minum saja." Yuta menepuk pundak Taeyong pelan.

"Untuk apa datang ke pesta dansa kalau tidak berdansa?" Tukas Ten sebal.

"Aku akan datang dengan Hansol, tapi tidak akan dansa kok! Apa masalahnya?" Yuta menjawab dengan sengit.

Ten memicingkan mata sambil terkekeh jahil. "Itu karena Hansol hyung tidak percaya diri dengan kemampuan dansanya. Tapi, kau juga tidak akan menolak kan kalau dia mengajakmu ke lantai dansa? Aku berani bertaruh, kau akan merasa sangat senang."

Yuta menghela napas. "Pokoknya yang penting datang! Kau juga harus datang, Tae! Cepat pilih siapa yang akan jadi partner mu! Jangan kelamaan memilih! Nanti mereka keburu bosan menunggu dan pada akhirnya malah mengajak yang lain."

Alasan ke-2 mengapa pesta dansa akhir tahun sangatlah mengerikan bagi Taeyong adalah, biasanya pasangan yang datang benar-benar sepasang kekasih, bukan hanya partner dansa! Yuta akan datang bersama pacarnya, Hansol, kelas 12. Ten juga akan datang bersama pacarnya, Johnny, kelas 12. Begitupula teman-teman Taeyong yang lain. Mereka akan datang bersama pacar, atau… calon pacar.

Taeyong tidak ingin memberikan harapan lebih, harapan palsu pada para pengagumnya. Meskipun nantinya ia akan berkata "Oke, aku akan pergi ke pesta dansa bersamamu. Tapi ingat ya, hanya sebagai pasangan dansa, bukan berarti aku menyukaimu, atau akan menyukaimu" tetap saja Taeyong takut siapapun orang yang akan dipilihnya itu akan menjadi korban keganasan mantan pacar Taeyong, Jung Yunho, yang terkenal "mengerikan". Parahnya, setelah Yunho selesai internship di sekolah Taeyong tahun lalu, ia resmi diangkat menjadi guru kontrak. Yunho memang tidak pernah meminta Taeyong untuk kembali berpacaran setelah Taeyong memutuskannya dengan sepihak karena terlalu lelah dengan sikap over protective Yunho selama mereka pacaran, tapi Yunho selalu mengawasi siapapun yang dekat dengan Taeyong, dan membuat mereka tertimpa musibah.

Selama ini Taeyong berusaha tutup mata. Awalnya ia tidak percaya karena ulah Yunho lah, Doyoung – orang yang beberapa bulan lalu gencar mendekati Taeyong – jadi sering ditimpa kesialan-kesialan aneh seperti ban motor kempes secara tiba-tiba ketika Doyoung hendak mengajak Taeyong kencan sepulang sekolah, seragam olahraga dan buku yang disimpan di loker basah, jatuh dari tangga saat sedang asyik mendengarkan musik lewat ponsel karena ada "hantu" yang mendorongnya, dompet hilang, dan masih banyak lagi kesialan lainnya yang sebenarnya bukan hanya sekedar kesialan, melainkan ulah Yunho.

Yunho itu terlalu cerdik dan licik. Taeyong sendiri heran, kenapa dulu dia bisa tergila-gila pada pria yang jauh lebih tua darinya itu. Yunho sangat pandai membuat semua ulah kejinya pada siapapun yang mendekati Taeyong terlihat seolah-seolah hanyalah kesialan. Taeyong pembawa sial. Siapapun yang berusaha mendekati Taeyong akan terkena sial. Yah, gossip menyebar. Ada yang jadi takut untuk mendekati Taeyong. Tapi banyak juga yang tidak peduli, dan baru akan berhenti ketika terbukti… Taeyong memang membawa sial.

"Seandainya bisa datang ke pesta dansa sendirian." Taeyong menunduk dengan sedih. Ia tidak ingin mencelakakan siapapun lagi. Ia memang benci dansa klasik. Baginya, dansa klasik benar-benar mengerikan! Tapi ia ingin mencicipi hidangan yang super lezat di pesta nanti!

"Ajak saja temanmu yang beda sekolah, Tae." Celetuk Ten tiba-tiba.

"Hah? Memangnya boleh?"

"Tentu saja! Hanya, kau harus bayar untuk mendapatkan undangannya."

"Sungguh?"

Ten mengangguk. "Hmm, benar kan, Yuta?"

Yuta menggaruk tengkuknya. "Mungkin? Entahlah. Tapi rugi sekali… harus bayar! Kita kan dapat kartu nya gratis."

"Dasar pelit!" Ten memukul belakang kepala Yuta. "Bagaimana kalau pacarmu berasal dari sekolah lain?"

Yuta hanya terkekeh.

Taeyong mengerutkan keningnya. Ia baru tahu, ternyata… boleh ya mengajak partner ke pesta dansa sekolahnya tapi partnernya itu berasal dari sekolah lain?

"Berapa harga kartunya?" Taeyong jadi penasaran. Bukan berarti ia sudah tahu akan mengajak siapa, hanya… untuk jaga-jaga. Mungkin kalau memang benar ia bisa membeli kartu undangan pesta dansa, ia akan mengajak teman les nya yang berasal dari sekolah lain. Mungkin Kai? Atau Sehun?

"Nanti deh aku tanyakan pada Johnny hyung. Dia kenal Seulgi noona, panitia dansa." Ucapan Ten memberikan secercah harapan bagi Taeyong. Kalau memang benar boleh mengajak partner dari sekolah lain, tentu saja hal ini lebih baik bagi Taeyong! Yunho tidak akan bisa melakukan tindakan keji dan mengesalkan pada partner dansa Taeyong, karena partner dansa Tayeong hanya akan terlihat bersama dengan Taeyong yaa hanya pada hari itu saja. Tapi…, bagaimana kalau Yunho berusaha mengorek data pribadi partner Taeyong? Bagaimana kalau sesuatu yang buruk menimpa Kai atau Sehun di luar sekolah Taeyong? Meskipun nantinya Taeyong tidak akan terlihat bersama mereka lagi selain di tempat les, hanya sebagai teman.

Taeyong membenamkan wajahnya di antara kedua telapak tangannya. "Aku ingin pindah sekolaaaaahhhh!"

Ten dan Yuta menepuk-nepuk pundak Taeyong. Kedua sahabat Taeyong itu tahu betul bagaimana menderitanya Taeyong karena tidak bisa punya pacar lagi setelah putus dengan Yunho. Semua ini gara-gara ulah Yunho! Mereka sempat membujuk Taeyong melapor pada kepala sekolah, atau polisi, tapi Taeyong terlalu takut. Satu-satunya cara hanyalah… Taeyong berusaha sebisa mungkin menjauh dari siapapun yang ingin mendekatinya dan menjadikannya kekasih.

"Sewa partner dansa saja, Tae." Usul Yuta tiba-tiba.

"Memangnya bisa?"

Yuta mengangguk. "Setahuku sih… banyak yang menyediakan jasa sewa pacar. Ada tuh iklannya di internet. Yaa sewa saja selama sehari, jadi pacar pura-pura sekaligus partner dansa. Harganya pasti mahal sih…."

"Tapi, bagaimana kalau ternyata yang datang malah paman-paman mesum?!" Ten bergidik ngeri.

"Ya bilang saja pada perusahaan sewa nya, mau kriteria yang seperti apa. Masa sih para pegawainya sudah tua semua?! Kakak perempuanku pernah tuh sewa pacar sehari, saat dia diwisuda tapi masih jomblo dan merasa gengsi datang tanpa pendamping. Pacar sewaannya ganteng dan masih muda kok. Profesional juga. Setelah kontrak sehari selesai, ya sudah. Saat kontrak… aku benar-benar mengira dia itu pacar sungguhan kakakku! Aktingnya sangat hebat!"

"Minta nomor perusahaannya doong pada kakakmu, Yuta." Taeyong mengedipkan matanya dengan penuh harap sambil menggoyang-goyangkan lengan Yuta.

Yuta mengangguk. "Oke."

Taeyong nyengir senang, lalu langsung memeluk Yuta dengan penuh rasa terima kasih.

Semoga saja, dengan pacar sewaannya nanti, pesta dansa akhir tahun tidak akan terasa mengerikan lagi bagi Taeyong!

Yunho tidak akan bisa melakukan hal buruk pada pacar sewaan Taeyong, karena setahu Taeyong… perusahaan akan menjamin kerahasiaan dan keselamatan para pegawainya. Nanti juga pacar sewaan Taeyong pastinya tidak akan memberikan nama dan identitas asli!

Dan... yang paling penting, Taeyong tidak usah khawatir jika nanti ia terus-terusan menginjak kaki partner nya, karena… dia kan sudah membayar mahal partner dansa nya itu!

.

.

.

NCT. Nama perusahaan yang menyediakan jasa pacar sewaan.

Taeyong yakin, dia sudah menyebutkan kriteria pacar seperti apa yang ingin disewa olehnya saat ia mengisi formulir online kemarin. Ia bahkan sudah mentransfer setengah biaya sewanya. Benar kata Yuta, biayanya sangat mahal! Taeyong bisa membeli ponsel canggih baru dengan uang yang ia keluarkan kemarin hanya untuk menyewa pacar selama 1 hari. Benar-benar gila! Untung saja tabungan Taeyong banyak. Tadinya ia menabung untuk membeli motor ninja. Tapi ya sudahlah. Ia tidak mungkin meminta uang pada orangtuanya hanya untuk "menyewa pacar selama satu hari"! Bisa dicoret dari kartu keluarga namanya dan tidak dapat warisan nanti!

Awalnya Taeyong takut ditipu, tapi karena kakak Yuta pun sudah membuktikan keaslian perusahaan tersebut, maka Taeyong tak ragu lagi saat harus mentransfer uang muka, setengah biaya sewa.

Pukul 4 sore, seperti yang sudah dijanjikan kemarin, Taeyong akan bertemu calon pacar sewaannya di Starbucks. Perusahaan memberikan kesempatan pada Taeyong untuk bertemu langsung dengan calon pacar sewaan Taeyong satu kali, barangkali Taeyong nantinya ingin protes dan mengganti calon pacar sewaannya.

Pesta dansa memang baru akan diadakan 2 minggu lagi, tapi tidak ada salahnya kan menyewa pacar sejak sekarang?! Siapa tahu, saat natal dan malam pergantian tahun baru nanti, pegawai-pegawai NCT yang sesuai dengan kriteria Taeyong sudah di-booking semua oleh orang lain! Karena itulah Taeyong mem-booking sejak jauh-jauh hari, meskipun harganya jadi jauh lebih mahal.

Starbucks lumayan penuh. Taeyong tidak langsung memesan, tapi matanya menatap sekeliling, berusaha mencari calon pacar sewaannya.

Perusahaan NCT berkata calonnya nanti bernama Jaehyun, Taeyong yakin itu bukanlah nama sebenarnya. Orangnya bertubuh tinggi, tegap, badan proporsional, kulit putih, rambut cokelat gelap, hidung mancung, bibir penuh, memakai kemeja putih dengan lengan digulung ¾, jas hitam yang diletakkan di kepala kursi, dan celana hitam panjang serta sepatu mahal dan licin layaknya para eksekutif muda. Ya, sesuai kriteria yang Taeyong inginkan.

Taeyong ingin pacar sewaannya lebih tua dari dirinya, tapi tidak terlalu tua, tidak lebih dari kepala 3. Harus tampan, jauh lebih tampan daripada Yunho. Harus tinggi, lebih tinggi daripada Taeyong.

Mata Taeyong menyapu sekeliling. "Jaehyun. 28 tahun. Pakai kemeja putih, lengan digulung, jas nya disimpan di atas kursi. Di mana dia?"

Taeyong berjalan semakin dalam. Matanya menyipit saat menangkap sesosok pria di pojok yang sedang mengetik di laptopnya. Pria itu terlihat lebih tua dari Taeyong, tinggi, tampan, kulit putih, hidung mancung, ada jas hitam di kursi di sampingnya, celana hitam panjang, sepatu Lanvin hitam, tapi… pria itu memakai kemeja warna biru, bukan putih!

"Ah, coba saja aku tanya. Siapa tahu perusahaan salah memberi info." Taeyong pun berjalan mendekati pria itu.

Taeyong terbatuk pelan, berusaha mendapatkan perhatian pria tampan di hadapannya yang kini masih sibuk mengetik di laptop mahal nya. "Permisi…" Taeyong berkata pelan.

"Maaf, aku sedang sibuk. Aku tidak akan memberikan sumbangan." Pria berkulit mulus itu berkata dengan dingin.

Sialan! Umpat Taeyong.

Apa pria itu mengira Taeyong adalah orang yang akan meminta sumbangan? Ya, ya, Taeyong tahu, duduk sendirian di kedai kopi…biasanya akan berdatangan orang-orang yang meminta sumbangan dari organisasi ini dan itu.

"Apa aku salah orang?" Gumam Taeyong.

"Kau mengenalku?" Akhirnya, si pria tampan mengangkat wajahnya dari layar laptop dan menatap Taeyong lekat-lekat.

"Apakah kau Jae Hyun?" Taeyong bertanya hati-hati.

"Ya. Aku Jaehyun." Si pria tampan masih menjawab dengan datar dan tanpa ekspresi yang berarti.

Taeyong mengingat-ingat lagi, di dalam formulir yang ia isi kemarin, ia memang menuliskan kriteria calon pacar sewaannya haruslah yang berkharisma, terkesan dingin dari luar pada pandangan pertama, tapi sebenarnya baik, dan punya senyuman yang ramah.

"Bagus! Ternyata aku tidak salah orang!" Taeyong tersenyum lebar sekali, senang dengan hasil kerja NCT. Benar kata Yuta, akting pegawainya benar-benar oke! Dan, bagaimana bisa… perusahaan itu menyediakan calon pacar sewaan yang benar-benar sesuai kriteria Taeyong?! Ya ampuuun, Taeyong tidak menyesal mengeluarkan banyak uang!

"Aktingmu bagus!" Puji Taeyong.

"Hah?" Pria tampan di hadapannya terlihat bingung.

Taeyong terkekeh. "Benar-benar bagus."

"Kau siapa?" Jaehyun bertanya, kali ini ada nada penasaran dalam suaranya yang berat dan dalam.

Sexy, pikir Taeyong.

"Aku Lee Taeyong. Klien-mu. Perusahaan sudah memberitahumu kan?"

"Klien ku?" Jaehyun bingung.

Taeyong mengangguk. "Hmm."

"Kau berasal dari perusahaan mana?"

Taeyong terkekeh. "Selera humor mu oke juga, Jaehyun ssi. Aku masih anak SMA, kelas 11. Ngomong-ngomong, aku sudah merasa cocok denganmu. Perusahaan bilang, kalau sudah oke, maka…aku tidak perlu lagi mengubah apapun. Jadi, langsung saja nanti 2 minggu lagi datang ke sekolahku ya. Pakaiannya semi formal. Kita cocokkan saja, aku suka hitam, terserah mau pakai jas atau kemeja. Aku payah dalam hal dansa klasik, tapi kuharap kau tidak protes karena aku sudah membayarmu. Aku ingin kau menjemputku ke rumah, lalu menemaniku sampai pesta dansa selesai dan mengantarku pulang ke rumah lagi. Aku sudah menyewamu selama 1 hari, jadi… kau bisa kan datang sejak pagi ke rumah? Agar kita tidak terlalu canggung nantinya. Oh ya, ini nomor ponselku. Kalau ada apa-apa, tanyakan saja." Taeyong menuliskan nomor ponselnya di selembar kertas, lalu menyerahkannya pada Jaehyun sambil tersenyum lebar.

Jaehyun mengerutkan kening dalam-dalam. "Aku tidak mengerti. Kau? Menyewaku? Aku harus datang ke pesta dansa bersamamu? Kenapa?"

Taeyong mengangguk cepat. "Hmm. Tentu saja karena itulah aku menyewamu. Untuk datang ke pesta dansa. Yaaa, meskipun perusahaanmu menyediakan jasa pacar sewaan, aku tidak benar-benar menginginkan pacar, hanya partner dansa yang seolah-olah menjadi pacar selama 1 hari."

Jaehyun menatap Taeyong lekat-lekat. Taeyong jadi merasa salah tingkah dibuatnya, karena… ya ampuuun Jaehyun itu tampan sekali! Apalagi dari jarak sedekat ini! Pantas saja harga sewa nya mahal! Dia benar-benar terlalu tampan!

"Sampai ketemu 2 minggu lagi ya, Jaehyun ssi." Taeyong cepat-cepat berdiri, lalu membungkukkan badannya dengan sopan. Ia tidak ingin berlama-lama di sini. Rasanya aneh. Ia tidak ingin terlibat secara emosional dengan orang yang disewanya! Bisa-bisa ia jatuh cinta sungguhan pada pacar sewaannya ini!

"Oh, Jaehyun ssi, satu lagi. Umurmu 28 tahun kan?"

"23."

"Oh? Apa perusahaan salah tulis? Baiklah, yang pasti… kau lebih tua dariku. Aku 17. Nanti, saat di pesta dansa… aku akan memanggilmu hyung. Kau juga bisa memanggilku pet name atau apalah yang biasa seorang pacar katakan pada pacarnya. Sampai nanti Jaehyun ssi." Taeyong pun melayangkan seulas senyum manis untuk yang terkahir kalinya sebelum membalikkan badannya dan melangkah pergi.

.

.

Ponsel Jaehyun berdering.

"Joongki hyung, kau di mana? Oooh, cepatlah datang kemari! Aku dihampiri anak aneh. Jangan-jangan ini ulahmu! Sialan kau hyung! Sejak kapan perusahaan ayahku menyediakan jasa sewa pacar?! Hah? Sungguh? Ini bukan prank? Lalu… kenapa anak itu bisa tahu namaku? Hahaha, oke, oke, cepat ya! Kutunggu."

Jaehyun menutup ponselnya. Berpikir keras.

Lee Taeyong, 17 tahun, tahu nama Jaehyun tapi mengira Jaehyun menyediakan jasa pacar sewaan?

"Ya ampun, konyol sekali." Jaehyun tertawa sambil geleng-geleng kepala.

"Anaknya lucu sih. Manis. Sayangnya terlalu polos." Jaehyun menatap kertas berisi nomor ponsel Taeyong. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba menimang-nimang risiko.

Sudah bertahun-tahun Jaehyun tidak memiliki kekasih. Terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai penerus Jung Corporation.

Selama bertahun-tahun, pria dan wanita hanya datang dan pergi dalam hidupnya, hanya untuk satu malam, no string attached.

Kekasih, apalagi pendamping hidup, bukanlah hal yang sepele bagi Jaehyun. Ia harus sangat berhati-hati dalam memilih pendamping hidup! Semua orang menginginkannya karena hartanya yang melimpah. Apalagi, dengan menjadi pendamping Jung Jaehyun, otomatis akan mendapatkan setengah saham yang Jaehyun miliki di perushaan Jung. Siapa coba yang tidak menginginkan saham di perushaan multinasional raksasa itu meskipun hanya 0,0001 persen?!

Mencari kekasih apalagi pendamping hidup bukanlah prioritas utama bagi Jaehyun. Biarlah semua itu ia lakukan nanti, saat ia sudah tidak muda lagi. Saat ia sudah bosan bekerja. Lagipula, Jaehyun bisa mendapatkan siapapun dengan mudah di atas ranjangnya untuk satu malam tanpa ikatan apapun.

Untuk saat ini, perusahaan adalah nomor 1 baginya.

Jaehyun jadi berpikir, apakah anak bernama Lee Taeyong itu tahu siapa Jaehyun yang sebenarnya? Tahu kalau Jaehyun adalah pewaris tunggal Jung Corp? Hebat sekali anak itu kalau tahu. Mengingat ini adalah pertama kalinya Jaehyun kembali ke Seoul setelah lama tinggal di New York untuk mengurus perusahaan utama keluarganya.

Jaehyun meraih ponselnya, menghubungi sekretaris kepercayaannya. "Tolong selidiki Lee Taeyong. Ya, anak SMA, 17 tahun. Aku hanya tahu nama dan nomor ponselnya. Oke. Cari tahu sebanyak mungkin tentangnya dan hubungi aku secepatnya."

Setelah sambungan terputus, Jaehyun kembali menatap kertas berisi nomor ponsel Taeyong. Ia tersenyum. Entah kenapa ia merasa tertarik dengan anak muda itu. 6 tahun lebih muda darinya! Tolong jangan berpikiran yang aneh-aneh! Jaehyun tidak akan menjerat anak itu ke atas ranjangnya! Jaehyun hanya…. entahlah. Ia sendiri juga bingung dengan apa yang dirasakannya.

Jaehyun berpikir…. Taeyong sangat manis, menggemaskan, dan… menawan. Apa tadi katanya? Pacar sewaan? Hahaha, baiklah. Mungkin Jaehyun akan mengikuti permainannya. Menjadi pacar sewaan Taeyong selama 1 hari. Tidak ada salahnya bersenang-senang bukan?

Beberapa menit kemudian, ada email masuk dari sekretarisnya. Ah, Jaehyun sangat senang dengan kinerja sekretaris kepercayaannya yang satu itu. Cepat-cepat Jaehyun membuka dan membaca e-mail tersebut.

"Hmm, aneh. Dia hanya anak biasa. Keluarganya juga bukan konglomerat. Kenapa dia bisa tahu namaku? Apa memang kebetulan salah orang? Orang yang disewanya bernama Jaehyun juga? Hahaha…."

Pada akhirnya, Jaehyun memutuskan untuk bersenang-senang. Kencan dengan anak SMA sepertinya tidak terlalu buruk, pikir Jaehyun. Tentu saja kencan yang polos, tanpa adegan dewasa. Yaaa, paling hanya ciuman di bibir tidak masalah kan? Lagipula Jaehyun sedang merasa jenuh dengan beban pekerjaannya yang bertambah sejak ia kembali ke Seoul. Sedikit selingan tidak akan merubah hidupnya. Ia akan menjadikan Lee Taeyong sebagai hiburan, tanpa merubah apapun dalam hidupnya.

Jaehyun mengetik nomor ponsel Taeyong, menyimpannya dengan nama Cutie Taeyong.

Jaehyun terkekeh saat melihat foto profil Line Taeyong yang bergambar kucing Persia berbulu abu-abu.

Jung Jaehyun : Hai Taeyong, ini aku, Jaehyun. Kau bilang, pesta dansa nya diadakan 2 minggu lagi? Kau sudah pandai berdansa? Mau kuajari?

Jaehyun tersenyum. Ia tahu dari informasi yang diberikan oleh sekretarisnya, Taeyong tidak bisa dansa waltz.

Hanya selang beberapa detik, ponsel Jaehyun bergetar. Ada balasan dari Taeyong.

Cutie Taeyong : Aku tidak bisa dansa klasik., Jaehyun ssi :((

Jung Jaehyun : Aku bisa mengajarimu.

Cutie Taeyong : Sungguh? Apakah ada biaya tambahan?

Jung Jaehyun : Hahaha. Tidak ada. Gratis.

Cutie Taeyong : Kyaaaaa, baiklah. Kapan kau akan mengajariku?

Jung Jaehyun : Besok sore? Tapi sepertinya akan terasa canggung kalau aku langsung mengajarimu dansa. Bagaimana kalau kita saling mengenal terlebih dahulu? Kau mau nonton? Atau makan?

Cutie Taeyong : Memangnya tidak apa-apa? Kau tidak sibuk dengan klien mu yang lain? Apakah ada biaya tambahan?

Jung Jaehyun : Tidak ada. Semuanya gratis. Sudah ditanggung oleh perusahaan.

Cutie Taeyong : Ya ampuuun, asyik sekali! Tidak sia-sia aku mengorbankan tabunganku! Perusahaan NCT memang TERBAIK!

Jung Jaehyun : Hahaha, iya. Sampai ketemu besok sore, cutie.

Cutie Taeyong : Sampai ketemu besok, Jaehyun ssi.

Jung Jaehyun : Panggil aku hyung.

Cutie Taeyong : Oke Jaehyun hyung. Hehehe.

Jaehyun tertawa-tawa sendiri seperti orang gila saat mengetik balasan chat Taeyong.

"Anak ini sangat lucu." Jaehyun tersenyum lembut.

"Hmmm, perusahaan NCT ya?" Jaehyun kembali menelepon sekretarisnya. "Hyung, bilang pada perushaan NCT, pesanan atas nama Lee Taeyong dibatalkan. Iya, tidak masalah uang muka-nya hangus. Oke. Terima kasih, hyung."

Jaehyun akan mengganti uang Taeyong nanti, di akhir, setelah pesta dansa selesai. Ia tidak akan membocorkan identitas aslinya tentu saja. Ia hanya akan berkata… biaya sewa nya gratis, karena Taeyong pelanggan yang beruntung dan menang undian. Ya apapun itu, yang pasti Jaehyun akan mengganti uang muka yang sudah Taeyong bayar dan kini hangus karena ulah Jaehyun.

"Aku punya waktu 2 minggu untuk bersenang-senang." Jaehyun tersenyum lagi. Kali ini lebih lebar.

.

.

.

Sementara itu…. di sudut lain Starbucks, seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan kemeja putih yang lengannya digulung ¾ terlihat kesal sekali. Ia menunggu klien nya yang tak kunjung datang.

Ponselnya akhirnya berdering. Boss nya memanggil.

"APA? KLIEN KU MEMBATALKAN PESANANNYA? BAGAIMANA BISA, BOS? AKU BAHKAN BELUM BERTEMU DENGANNYA!"

Pria itu, Ahn Jae Hyun, benar-benar merasa terluka. Harga dirinya terasa diinjak-injak. Padahal ia adalah pegawai yang paling tampan di perusahaannya, tapi… klien nya yang satu ini malah membatalkan pesanan, dan tidak peduli dengan uang muka yang telah hangus!

"Huhuhu, apakah aku harus operasi plastik agar lebih tampan? Hey! Aku sudah tampan tahu! Klien sialan! Terserah sajalah! Masih banyak yang mau menyewaku!

To be continued

Catatan : Maaf kalau ada typo. Makasih yaaa udah baca, favorite, follow, review. ^^