Hajimemashite, Nazu-desu! Aku author baru disini, dan ini Fic pertamaku!^^

Aku harap kalian menyukainya, mohon maaf kalau ficku 'mungkin' masih berantakan dan ada kesalahan sebagainya^^. Enjoy my readers, jangan lupa review ya! Yoroshiku~


Chapter 1: Oh, It's him

.

Natsu x Lucy

.

Fairy Tail belongs to Hiro mashima

.

Warning: OOC, Typo, GaJe, formal-informal coversation, and another mistake from this fiction~


Sebentar lagi kuncup bunga sakura akan segera mekar di musim yang berawal dari hawa yang sangat dingin hingga perlahan mulai sejuk dan hangat, menghiasi berbagai tempat dengan pohon yang mempunyai bunga bermahkota merah muda serta bentuknya seperti hati melambangkan cinta dan perdamaian kepada semua orang, tidak lupa di bantu oleh hembusan angin yang siap membantu pohon-pohon untuk menerbangkan bunganya dan memberikan keindahan di kota Magnolia.

Ya, sebentar lagi musim semi akan tiba, gadis berambut pirang ini sudah tidak sabar menantikan mekarnya bunga sakura yang indah nantinya.

Nama gadis itu adalah Lucy Heartfilia, gadis berusia 14 tahun yang masih beranjak kelas 9-A semester 2 di SMP Magnolia, gadis itu saat ini sedang menguap dan mengeluarkan sedikit air mata di ujung matanya, lalu gadis itu mengucek matanya dengan pelan.

Gadis itu merasa sangat lelah hari ini, rasanya dia ingin segera pulang untuk mengistirahatkan otaknya dan juga badannya yang sadari tadi pegal-pegal akibat pelajaran Olah Raga tadi siang yang dibimbing oleh Aquarius, sang guru Olah Raga yang tak kenal dengan lelah dan juga guru killer di SMP Magnolia.

Pelajaran terakhir akan segera berakhir, Lucy tidak begitu memperhatikan apa yang Macao, seorang guru Geografi, terangkan tentang teori Atmosfer di papan tulis, Lucy bertopang dagu dan hanya melihat kearah jendela yang tepat disampingnya sambil melihat batang pohon yang bergoyang akibat hembusan angin. Tentu saja dia tidak melamun, dia masih bisa mendengarkan apa yang Macao jelaskan walaupun tidak mengerti apa maksud perkataannya, dan itu membuat Lucy merasa sangat bosan. Untung saja Macao tidak melihat Lucy, kalau sampai ketahuan, bisa gawat baginya.

.

"Cih! Ayolah! Aku ingin pelajaran ini berakhir.." batin gadis itu kesal,

.

Kriiiiiinnnggggggg!

.

"Akhirnya!" seru gadis itu dalam batin,

.

"Ya, anak-anak, pelajaran hari ini cukup, kerjakan tugas kalian halaman 48-50 bagian A dan B lalu dikumpulkan minggu depan" perintah Macao,

"Baiiikkk! Arigatou gozaimasu, sensei!" sorak para murid,

Setelah memberikan salam perpisahan kepada Macao, akhirnya beliau pergi meninggalkan kelas Lucy, beberapa murid di kelasnya sudah ada yang meninggalkan kelas lebih cepat untuk pulang kerumahnya masing-masing atau mengunjungi suatu tempat untuk berkumpul dengan teman-temannya, tetapi tidak semuanya sudah pulang, masih ada beberapa temannya di kelas yang menjalankan piket sebelum pulang. Akhirnya… setelah sekian lama menunggu… bisa pulang juga… Itulah yang dipikirkan Lucy.

Walaupun jam perlajaran sudah berakhir, Lucy masih memperhatikan jendela di sampingnya, beberapa anak yang sudah keluar dari gerbang sekolah dengan teman-temannya masing-masing, mata caramelnya terus bergerak seperti sedang mencari seseorang tetapi hasilnya selalu nihil, dia tidak ada, apa dia sudah pulang kah? Kurasa itu tidak mungkin, aku yakin dia masih disekolah, tambah pemikirannya.

"Lu-chan!",

Lucy menoleh kearah berlawanan, terdapat seorang gadis berparas manis yang mempunyai rambut ikal sehahu berwarna biru laut, tidak lupa dengan hiasan di rambutnya yang selalu mengenakan bandana Orange dengan hiasan bunga putih, serta memiliki badan yang kecil namun dia termasuk anak yang sangat pintar di kelas 9-A, bahkan di SMP Magnolia, bernama Levy McGarden, seseorang yang Lucy sudah menganggapnya seperti sahabatnya sendiri sejak kelas 8.

Levy tersenyum "Ayo pulang" ajaknya yang sudah siap membawa tas sekolahnya untuk pulang bersamanya,

"Levy-chan...",

Lucy terdiam sejenak, sebenarnya Lucy belum mau pulang kerumahnya, karena dia belum sempat melihat sosok yang Lucy tunggu-tunggu sadari tadi, niatnya, Lucy ingin pulang bersama "dia" jika "dia" sudah berada di gerbang sekolah sehingga Lucy bisa mengikutinya dari belakang dan otomatis Lucy bisa pulang bersamanya secara tidak langsung, terlihat seperti stalker, tetapi hanya itu yang bisa Lucy lakukan demi mendekati dirinya dengan "orang itu", namun karena Levy sudah mengajaknya duluan, Lucy harus menurutinya karena dia tidak mau Levy pulang sendirian,

Lucy membalas senyumannya "Hu'um... Ayo pulang" jawabnya dengan pelan sembari membereskan barang-barangnya yang terdapat di kolong mejanya maupun diatas mejanya dan memasukkannya ke dalam tas gendong miliknya,

Levy menatapnya bingung "Tidak biasanya kau begitu lemas, Lu-chan" balasnya,

Lucy menghentikan aktivitasnya sejenak lalu menatap Levy"Souka? Kurasa ini efek aku kurang tidur semalam" jawabnya,

"Begitu..." balas Levy pelan "Kau ini selalu saja begadang ya, Lu-chan",

Lucy hanya terkekeh dengan perkataan Levy dan melanjutkan aktivitasnya kembali, setelah selesai membereskannya, Lucy bangkit dari kursinya, membawa tasnya, dan meninggalkan ruang kelas bersama Levy, namun tidak lupa sebelum mereka meninggalkan ruangan mereka sempat pamit dengan teman-temannya yang masih menjalankan piket terlebih dahulu.


Di tengah koridor yang perlahan mulai sepi, hanya suara sepatu milik Lucy dan Levy yang sedang berjalan meramaikan suasana disana, tidak ada pembicaraan dari keduanya, sempat-sempatnya Lucy melirik setiap kelas yang hampir semuanya terlihat sepi, ditambah dengan langit sore yang memberikan cahaya di setiap kelas terkadang cukup indah dipandang baginya,

"Hah… Pelajaran Macao-sensei tadi sulit dimengerti seperti biasanya, ya" keluh Levy memulai percakapan,

Lucy mulai tertawa "Ya... Ya... Kau benar" jawabnya "Tapi tetap saja kau selalu mendapatkan nilai tinggi",

"Kau juga begitu, bukan?" godanya sedangkan Lucy tertawa kembali "Ne Lu-chan, sehabis ini kau mau apa? Apa ada sesuatu yang ingin kau kerjakan dirumah?",

Lucy melirik ke arah lain "Hmm... Sepertinya belum ada tapi… Bagaimana kalau kita pergi ke toko kue yang dekat sekolah ini?" tawarnya sambil melirik ke arah Levy,

"He... Apa ada yang menarik lagi disana?" tanya Levy,

"Hu'um! Disana ada menu baru lho! Dan juga kita bisa da-",

Tiba-tiba saja ucapan Lucy terputus begitu saja ketika jarak mereka sebentar lagi menuju kelas yang terdapat papan kecil yang digantungkan diatas dengan tulisan yang menunjukkan identitas kelas,

.

"Kelas 9-D..." batin Lucy,

.

Bola mata Lucy membulat sempurna dan pipi putihnya seketika sedikit mengeluarkan semburat merah karena ada seorang laki-laki berambut spike warna pink seperti bunga sakura bagaikan musim semi, mata onyx hitam pekat yang tajam, serta kulitnya yang sedikit tan, yang baru saja keluar dari kelasnya dengan memakai jaket merah sambil menggendong tasnya, tidak sia-sia Lucy sudah menduga hal ini akan terjadi.

Levy tidak memanggil Lucy yang belum sempat menyelesaikan kalimatnya, karena diapun menyadari hal itu, Lucy terus memperhatikannya tanpa menghentikan langkahnya, mereka terus berjalan, hingga mereka hampir berhadapan, Lucy tersenyum dan memulai untuk menyapanya,

"Natsu!",

Sang empunya nama tersebut menoleh kearah Lucy, yang tengah memberikan senyuman kepadanya, Natsu hanya membalas dengan tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanpa membalas sapaan Lucy, setelah itu dia pergi kearah yang berlawanan dengannya, Lucy melirik laki-laki itu hingga tidak dapat dijangkau oleh sorotan matanya, ia sempat menghentikan langkahnya untuk menoleh kebelakang untuk melihat Natsu, yang ia lihat hanyalah bagian punggungnya saja yang jaraknya semakin jauh diantara mereka. Lucy menghembuskan nafasnya dengan panjang, tidak ada gunanya Lucy melihat Natsu, karena Natsu pun tidak akan menoleh kearahnya,

Levy menarik lengan baju Lucy "Ayo... Kita mampir ke toko kue itu dulu, lalu kita pulang" ajak Levy sambil tersenyum dan wajahnya sedikit khawatir dengan sahabatnya yang satu ini "Bagaimana pun juga kau harus istirahat karena tadi katamu kau kurang tidur, bukan?",

Lucy kembali menoleh kearah depan, dia hanya mengangguk kepalanya pelan dan melanjutkan perjalanannya hingga sosok Natsu dan Lucy tidak terlihat lagi satu sama lain.

Selama di perjalanan menuju di toko kue, Lucy melanjutkan perkataannya yang baru saja dihentikan secara mendadak, Levy mendengarnya dengan seksama, keduanya pun merasa girang dan segera berlari menuju toko kue tersebut seolah-olah mereka sedang balap siapa yang akan sampai ke toko itu terlebih dahulu. Setelah Lucy dan Levy membeli kue di dekat sekolahnya, mereka pulang kerumahnya masing-masing dengan melewati jalur yang berbeda, tidak lupa ucapan perpisahan dan mengatakan "sampai jumpa besok", akhirnya Lucy tinggal seorang diri di perjalanan.

Sambil berjalan dan membawa kotak kuenya yang sempat dia beli barusan, Lucy berpikir bahwa dugaannya memang benar bahwa Natsu belum pulang saat itu, mungkin Natsu ingin menjemput sahabatnya yang masih piket di kelas Lucy, selain itu, Lucy pun sudah menduga bahwa kapan pun dia menyapa Natsu, tidak akan jauh dengan mendapatkan respon seperti itu, walaupun menanggapinya, tetapi tetap saja dia masih bersikap dingin terhadap Lucy, terkadang hal itu sudah terbiasa baginya.

Natsu Dragneel, seseorang yang Lucy sukai akhir-akhir ini, dan merupakan cinta pertama Lucy karena selama ini Lucy sangat menutup hatinya terhadap laki-laki. Dia menyukainya semenjak mau beranjak ke kelas 9 karena ketidak-sengajaan.

Baginya, Natsu memang terlihat tidak tampan, namun dia cukup manis sehingga dia cukup banyak disukai oleh kalangan perempuan karena penampilan, serta kepribadiannya yang kalem dan pintar, hanya saja dia selalu bersikap dingin kepada orang yang belum dia kenal, walaupun itu memberikan kesan yang keren menurut orang yang menyukainya, tetapi tetap saja tingkah laku seperti itu tidak baik, bukan?

Entah apa yang membuat Lucy menyukainya secara tidak langsung, tetapi secara fisik, Lucy memang menyukai mata Onyxnya yang begitu tajam sehingga memberikan kesan keren saat pertama kali mereka bertemu.


Flashback ON:

Hari ini Magnolia Highschool mengadakan pesta Olah Raga yang diadakan setahun sekali, setiap sekolah memilih tempat tersebut dijadikan pesta Olah Raga karena di Magnolia Highschool memiliki lapangan yang cukup luas untuk perlombaan beberapa sekolah, tetapi Lucy tidak mengikuti lomba-lomba yang ada di pesta karena dia sedang malas untuk mengikuti kegiatan tersebut, dia sedang mengobrol dengan teman-temannya di samping lapangan sekolah sambil duduk di anak tangga, canda dan tawa menghiasi suasana tersebut, hingga seketika Lucy merasakan bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikannya di sekitar lapangan tersebut, Lucy tetap merespon perkataan temannya, sambil mencoba untuk melirik disekitarnya,

Depan…

Lantai 2…

Kiri…

Kanan…

Ah! Lucy menemukannya, tapi tungguSiapa dia? Walaupun Lucy banyak mengenali murid-murid di sekolahnya, tetapi orang ini cukup asing di pikirannya, dia mengenakan seragam yang sama dengan Lucy, tetapi Lucy belum pernah melihatnya sekalipun padahal rambutnya sangat mencolok, berwarna pink... Iya... Pink… Apa dia mengecat rambutnya? Kalau iya, kenapa harus berwarna pink? Kenapa tidak kuning? atau coklat? Atau…. Apapun itu selain pink?!" pikirnya,

Lucy menghiraukan hal tersebut mengenai rambutnya, karena dia berpikir itu bukan urusannya, namun disisi lain, Lucy bisa menilai bahwa orang itu termasuk orang yang jarang keluar dari kelasnya.

Dia sedang berdiri bersama Gray, teman sekelas Lucy sekaligus sahabatnya, mereka saling berhadapan, posisi mereka di sebelah kanan Lucy dan jaraknya tidak begitu jauh darinya, orang itu… Mengapa sadari tadi dia memperhatikan Lucy? Walaupun dia sedang berbicara dengan Gray, tetapi pandangannya tertuju pada Lucy, apa ada yang salah dengan wajahnya? Atau penampilannya? Tidak, tidak ada yang salah dengan mukanya, maupun penampilannya, mungkin ada satu hal yang tidak Lucy ketahui dan itu cukup mencurigakan menurutnya.

Lucy menghiraukan hal itu, mungkin Lucy hanya merasa kegeer-an saja, dan mencoba untuk tidak memperhatikan dia. Namun lama-lama Lucy merasa 'sedikit' risih dengan tatapan dia, Lucy mencoba untuk diam-diam melirik laki-laki itu secara beberapa kali, dan hasilnya memang benar bahwa orang tersebut tetap memperhatikan Lucy sambil memberikan grins khasnya akibat percakapan dengan Gray, melihat ekspresi seperti itu, hati Lucy sempat berdebar-debar, apa yang terjadi padanya?

Ini aneh, sungguh aneh, walaupun Lucy merasa 'sedikit' risih dengan cara memperhatikannya, tetapi Lucy menyadari bahwa mata laki-laki tersebut sangat..

.

"Mempesona…."

.

Lucy tidak memikirkan apa dia tampan atau tidak, menurutnya biasa saja, tetapi dia sangat suka dengan matanya ketika menatap Lucy yang begitu menawan dan juga lembut bagaikan kapas.

Semenjak kejadian itu, Lucy mulai mengalami perasaan aneh di dadanya, dia tidak merasakan sakit atau ada gangguan yang terdapat di jantungnya, Lucy tidak bisa mendeskripsikan perasaan apa yang dirasakan olehnya, namun Lucy teringat sesuatu...

.

"Jatuh cinta pada pandangan pertama... Huh?" batinnya,

.

Tidak, itu tidak mungkin, pasti ada yang aneh di dalam dirinya, tetapi rasa penasaran Lucy mulai muncul di dalam dirinya, orang tersebut sudah menarik perhatian Lucy, dia ingin mengenali lebih banyak tentang orang itu, ingin lebih dekat dengannya, ingin mengulangi tatapan seperti itu lagi, bahkan diberikan cengiran itu lagi, setiap mengingat hal tersebut, jantungnya terasa tidak karuan, mungkin… Memang benar, Lucy mulai menyadari bahwa dia menyukainya.

Lucy memang diam-diam menyukai orang tersebut, mencoba mencari tau sendiri tentang orang itu, tetapi hasilnya selalu nihil, orang itu tidak pernah keluar dari kelasnya ketika istirahat, apa yang dia lakukan? Bermain game, mungkin? Atau melakukan hal yang sering dilakukan oleh para siswa pada umumnya seperti tidur? Entahlah, setiap kali Lucy bertemu dengannya, pasti jarak orang itu cukup jauh darinya dan membuat Lucy kesal karena tidak bisa melihat name tag di dada kirinya, tentu saja Levy mengetahui perasaannya, dan mungkin hanya dia yang tau soal dirinya sekarang,

"Oi, Lucy" panggil Gray sambil membalikkan badannya dan juga kursinya,

"Ada apa, Gray?" Tanya Lucy berhenti menulis catatan, ya, saat ini Lucy berada di kelas,

"Aku merasa sedikit aneh dengan dirimu akhir-akhir ini" ucapnya spontan "Biar kutebak, Kau… Sedang menyukai seseorang, ya 'kan? Pasti orang itu adalah temanku"

.

"Shimatta! Dia tau darimana? Tidak, tidak, tidak, Gray mempunyai banyak teman, tidak mungkin dia berfikir kalau orang itu adalah yang mempunyai rambut berwarna pink" batin Lucy mulai khawatir,

.

"Apa maksudmu?" tanya Lucy,

"Sudah kubilang, kau pasti sedang suka dengan temanku, ya kan?" tanyanya balik,

"Temanmu... Yang mana, ya?" tanya Lucy hati-hati sekaligus pura-pura tidak mengetahuinya untuk memastikan apakah yang Gray maksud adalah temannya yang berambut pink itu atau bukan,

"Jangan pura-pura tidak tau, tentu saja temanku yang berambut pink kayak perempuan itu" jawab Gray skatmat "Aku sudah mengetahuinya, Lucy",

Lucy sempat kaget dengan perkataan Gray barusan, membuat muka Lucy seketika memanas, Lucy merasa kalau Gray sedang membaca pikirannya "Ba-bagaimana kau...?! Ah, kau selalu saja menakut-nakutiku, Gray!" protes Lucy kesal,

"Hahaha ternyata benar, kelihatan kok dari sikapmu setiap ada temanku yang bodoh itu kau mulai berbeda dari sebelumnya"

"Hah?! Memangnya aku seperti apa, dasar Gray bodoh?!" tanya Lucy sambil mengembungkan pipinya, sedangkan Gray hanya tertawa tanpa menjawab pertanyaan Lucy,

Lucy menarik kata-katanya kembali, mungkin tidak hanya Levy saja yang tau soal Lucy tentang cinta pertamanya ini, sepertinya Gray sudah mengetahuinya bahkan tanpa diceritakan oleh Lucy, sial! Padahal sudah bersusah payah untuk bersikap seperti biasa, tetapi tetap saja ketahuan oleh Gray!, itulah yang dipikirkan Lucy,

"Aku yakin kau belum mengetahui namanya, namanya Natsu, Natsu Dragneel, dari kelas 9-D, dia salah satu sahabatku yang… um…." ujar Gray melirik kearah lain dan tiba-tiba belum menyelesaikan kalimatnya, lalu menatap Lucy kembali "Lupakan, pokoknya aku mengenali dia semenjak aku masih kelas 7",

"Natsu… Dragneel…." Gumam Lucy, lalu tiba-tiba bibirnya tersenyum dengan sendirinya "Ternyata itu namanya, cukup menarik" ucap Lucy sambil menopangkan dagunya,

"Aku punya nomer ponselnya, kau mau?" tawar Gray,

Perasaan Lucy sudah mulai tidak karuan saat ini, sunggingan dari bibir Lucy semakin melebar yang menandakan bahwa Lucy sangat senang ketika temannya itu menawarkan hal seperti itu, tentu saja Lucy sangat menginginkannya, tanpa menunggu waktu yang lama, dia menganggukan kepalanya dengan cepat.

Gray hanya menggelengkan kepalanya dengan sikap temannya yang sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya, apalagi jika seseorang yang Lucy sukai adalah sahabat Gray sendiri, akhirnya Gray memberikan nomor Natsu kepada Lucy tanpa sepengetahuan Natsu.


Flashback OFF:

Semenjak kejadian itulah Lucy mulai mendekati Natsu, kadang Lucy mencoba sms-an dengannya walaupun sebelumnya dia sangat ragu, tetapi keraguannya sudah hilang semenjak Natsu mengetahui bahwa Lucy adalah salah satu teman dekatnnya Gray, karena Lucy ingin membuat Natsu lebih mengenalinya dan menganggapnya sebagai teman, maka dari itu, setiap hari Lucy selalu menyapa Natsu walaupun Natsu selalu menanggapinya dengan sikap dingin terhadap Lucy.

Cukup aneh memang di usia Lucy yang masih terbilang "kecil" ini sudah merasakan yang namanya "Cinta" apalagi dengan lawan jenis, seharusnya Lucy tidak boleh terlibat dengan hal seperti itu sekarang, dia takut kalau... Sesuatu yang buruk terjadi nantinya, tetapi karena Natsu sudah membuatnya seperti ini, tidak bisa dipaksa juga, bukan? Selama Lucy bisa fokus terhadap tujuannya, mungkin itu sudah cukup baginya.

Dan mulailah kisah cinta Lucy… Kisah dimana Lucy akan menghadapi beberapa rintangan selama menyukai laki-laki bernama Natsu Dragneel.

.

.

.

.

TBC