- Day By Day -
.
.
KyuMin
.
.
Happy Reading
.
.
Sungmin POV
Aku tahu kau sudah benar benar lelah sekarang, kenapa kau tidak berhenti saja dan meninggalkanku. Kenapa kau masih bertahan di sisiku, menungguku dan terus mengucapkan kata kata cinta itu di telingaku. Apa kau sudah tak punya pikiran jernih sekarang, aku sudah tak bisa lagi membahagiakanmu seperti dulu. Aku sudah tak mampu lagi bermanja manja denganmu, tapi kenapa kau masih di sini, mengelus rambut hitamku dengan sayang, mengecup keningku dengan lembut.
Setiap aku membuka mata, aku selalu melihatmu, setiap aku akan menutup mata kau selalu di hadapanku. Apa kau tak jenuh hanya terus menemaniku dan melihatku dalam hidupmu yang sempurna ini.
Hari ini, sama seperti dengan hari sebelumnya, kau datang padaku membawa seikat bunga mawar menaruhnya di vas bunga lalu mengecup keningku. Jujur, aku sangat nyaman kau selalu ada di sampingku, tapi ada satu sisi hatiku yang mengatakan untuk melepasmu. Kau pantas bahagia, tapi bukan denganku.
"pergilah" Satu kata itu yang selalu aku ucapkan kepadamu, tapi kau selalu saja memandangku dengan tersenyum.
"saranghae yeongwonhi" dan kata itu selalu yang kau katakan padaku, aku tahu itu, aku tahu kau tak akan pernah bisa meninggalkanku. Dan itu malah akan menghambatku untuk bisa melepaskanmu, kau benar benar menyiksaku.
"ku mohon" desakku sekarang, aku benar benar ingin melepasmu sekarang, cukup aku sudah terlalu lama membebanimu dan aku tak ingin kau semakin lelah karena adanya aku.
"tak akan pernah" aku menutup mataku perlahan, merasakan perih hatiku setiap aku mendengar kata itu dari bibirmu. Bibir yang selalu mengecup keningku dengan sayang, bibir yang selalu memabukanku.
"aku tak mencintaimu" kataku dengan mata tertutup, tak ingin melihat apa yang kau rasakan sekarang.
"dan aku mencintaimu" katamu dengan cepat, aku langsung membuka mataku menatap dua bola mata indahmu itu, mencoba mencari kebohongan dari kata cinta itu, tapi ternyata sama sekali tidak ada.
Aku kembali menutup mataku, merasakan sakit hatiku sendiri. Kenapa kau begitu sabarnya di sisiku, kenapa kau begitu mencintaiku. Aku yang kini tak bisa apa apa, aku yang tak bisa lagi memberimu kehangatan. Tapi kenapa kau tak pernah mau untuk meninggalkanku padahal semakin hari aku semakin lemah, dan mungkin kau yang akan terluka saat aku pergi nanti.
Aku tak mau itu terjadi padamu, aku tak ingin kau meneteskan air matamu untukku. Terlalu banyak yang kau berikan untukku, hingga aku sendiri sebenarnya bingung bagaimana harus membalasnya.
"Min" mendengar suara lembutmu aku segera membuka mataku, menatapmu yang kini tersenyum padaku dengan tulus.
"kau tahu kan Min, aku sangat mencintaimu" Aku menghela nafas dengan berat, tapi aku tahu kau memang sangat mencintaiku tak peduli bagaimanapun aku.
"ne Kyu, tapi . ."
"Syut, jadi jangan pernah lagi menyuruhku untuk meninggalkanmu, aku mencintaimu dengan tulus apa adanya"
Cukup Kyu kau semakin membuatku merasa sangat egois seolah aku lah yang menahanmu untuk tetap berada di sisiku. Aku sudah berulang kali menyuruhmu meninggalkanku tapi kau tak pernah mau, dan terus mengucapkan kata cintamu untukku. Kau sangat tahu aku Kyu, kau bahkan tahu saat aku mengucap kata tak mencintaimu itu bukan dari dalam hatiku.
Kau sangat tahu bahwa aku begitu mencintaimu, tapi aku tak mau kau semakin terlalu dalam masuk ke dalam kehidupanku lagi. Dan pasti kau akan merasakan sakit yang begitu menyiksa. Aku sungguh sungguh tak mau itu terjadi padamu.
"Ku mohon Kyu, tinggalkanlah aku, kau berhak hidup bahagia tanpa aku" kataku kepadamu dan menatap wajahmu yang seolah benci aku mengatakan kata kata itu lagi. Tapi aku tak tahu lagi Kyu bagaimana caranya agar kau menjauh dariku dan hanya cara inilah yang aku bisa, memohon dengan sangat kepadamu.
"tak akan pernah"
Lagi lagi aku menghela nafas beratku dan menutup mataku agar air mataku tak turun saat ini. Aku harus kuat sekarang, agar kau mau untuk meninggalkanku, aku tak boleh lemah karena semakin lemahnya aku, semakin kau tetap berada di sisiku.
Ku rasakan kau melepas tanganku, sontak aku langsung membuka mataku dan melihatmu berjalan menjauh menuju ke jendela kamar ini yang terbuka lebar. Aku menatap punggungmu dengan bimbang. Apakah aku rela bila kau benar benar akan jauh dariku, apa aku bisa kuat tanpa kau di sisiku. Tapi bila aku tak melepaskanmu, kau akan semakin menderita karenaku, kau akan semakin lelah karenaku.
"kau masih ingat kan Min janji kita berdua dulu" Aku langsung tersentak, kenangan saat kita saling berucap janji suci itu di hadapan Tuhan. Aku langsung menutup mataku, mengingat lagi janji itu.
Flashback ON
"Apakah Anda, Saudara Cho Kyuhyun, menerima Lee Sungmin sebagai Istri anda Dalam baik atau buruk, dalam kecukupan atau kekurangan, dalam sakit atau sehat" Kata sang pendeta di hadapan kami berdua.
"Saya Bersedia" katamu dengan senyum yang terus terkembang di bibirmu, aku menatapmu dengan bahagia, seolah lega bahwa kau akan menjadi milikku.
"Apakah Anda, Saudara Lee Sungmin, menerima Cho Kyuhyun sebagai Suami anda Dalam baik atau buruk, dalam kecukupan atau kekurangan, dalam sakit atau sehat" Kata sang pendeta lagi.
"Saya Bersedia" kataku dengan mantap lalu kembali menatapmu.
"Kalian telah sah menjadi suami istri, silakan cium istri anda" kata Pendeta itu lagi.
Aku dan dirimu saling berpadangan sekarang, kulihat wajahmu yang begitu cerahnya seperti seorang malaikat. Tapi mungkin kau memang malaikat untukku yang dikirim khusus oleh Tuhan. Tak lama kau mendekatkan wajahmu ke arahku, semakin dekat dan dekat.
Cup
Ciuman singkat tanda cinta itu telah kau berikan kepadaku, wajahku langsung memerah malu saat mendengar tepuk tangan meriah yang langsung masuk ke dalam pendengaranku. Aku benar benar namja yang sangat beruntung bisa menikah denganmu Cho Kyuhyun.
Flashback OFF
Aku membuka lagi kedua mataku yang telah basah oleh air mata ini, kau benar benar menepati janjimu Kyu tak seperti aku yang telah lemah dan ingin melepasmu. Tapi apakah ada istri yang akan kuat bila melihat suaminya menangis sembunyi sembunyi, tidak akan ada yang kuat kan. Itu adalah perasaanku Kyu, apa kau pikir aku tidak tahu saat kau menangis di luar kamar.
Hatiku sakit Kyu setiap mendengar kau menangis diam diam di belakangku, kau pasti sudah sangat sangat merasa lelah kan. Padahal usia pernikahan kita baru berjalan 2 tahun, itu masih sangat singkat kan Kyu. Aku bahkan masih ingin terus bersamamu sampai tua nanti, tapi sepertinya itu tidak bisa kulakukan. Dan aku bahkan tak bisa memberimu seorang anak, aku benar benar tak sempurna kan Kyu.
"Mianhae" hanya itu yang akhirnya aku katakan setelah melamun cukup lama. Sunyi senyap kemudian, hanya ada suara jam berdetik dengan lambatnya. Namun tak lama ku dengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahku. Segera aku tegakkan wajahku.
"Bagaimanapun keadaanmu Min, aku sudah berjanji di hadapan Tuhan untuk terus menjagamu" katamu sambil menggenggam lagi kedua tanganku, sentuhan hangatmu ini yang selalu aku inginkan Kyu.
"bolehkah aku tanya sesuatu Kyu?" kataku kemudian, kulihat kau hanya mengangguk dan tersenyum. Aku diam sejenak dan terus memandangi wajahmu yang sekarang semakin tirus saja, hah, aku bukanlah istri yang baik hingga membuatmu semakin kurus sekarang Kyu, aku tak bisa mengurusmu dengan baik.
"kenapa kau tak jujur padaku Kyu tentang apa yang kau rasakan" kataku masih dengan menatap wajahmu. Ku lihat kau terdiam seolah memikirkan sesuatu, apa yang kau pikiran Kyu.
"Mianhae Min, kalau aku tak jujur kepadamu soal itu, kau pasti tahu saat aku menangis kan" katamu, aku hanya mengangguk sembari menahan rasa sakit saat mengingat kau menangis, tangisanmu yang seolah terdengar begitu pilu.
"Kau pasti berfikir aku lelah mengurusmu, kau salah Min, aku tak pernah lelah mengurusmu karena aku mencintaimu tak peduli keadaanmu, aku sudah memilihmu untuk menjadi pendampingku selamanya, saat aku menangis, aku memikirkanmu Min, memikirkan hidupmu yang seperti ini dan aku tak bisa apa apa untukmu" katamu sambil terisak pelan, air mataku pun ikut turun melihatmu terisak. Apa sebegitu cintanya kau denganku Kyu hingga kau sebegini pedulinya denganku.
Aku menundukkan lagi kepalaku, merasa bodoh atas apa yang telah aku katakan dan lakukan padamu. Aku menyuruhmu pergi, betapa bodohnya aku Kyu hingga tak memikirkan perasaanmu. Aku sekarang bingung tak tahu harus melakukan apa lagi, sejak dakwaan dokter atas penyakitku beberapa bulan yang lalu. Kenapa Tuhan harus memberiku hadiah yang sangat tidak terduga ini.
Flashback ON
Lagi, sakit ini menyerangku, bahkan tanpa ampun hinga aku harus terduduk menjambaki rambutku berusaha menghilangkan rasa sakit ini. Air mataku menetes perlahan namun berubah deras begitu cepatnya, sakit sekali sangat sakit. Tuhan kapan kau tak menghentikan hukumanmu padaku, cepat saja ambil nyawaku, aku sudah tak kuat merasakan sakit ini.
Tes
Darah segar mengalir perlahan dari hidungku, aku tak mungkin bisa menyekanya karena tanganku sudah lemas, namun sakit ini masih tetap di sini tak mau meninggalkanku. Mataku mulai berkunang kunang, hingga akhirnya hanya gelap yang kurasakan.
.
Perlahan aku membuka mataku, aku mengerjap beberapa kali mencoba menyesuaikan mataku dengan keadaan sekitar. Bau obat obatan langsung menguar ke dalam indra penciumanku, sebenarnya aku ada di mana sekarang. Kenapa aku tanyakan hal ini lagi, jelas aku sekarang berada di Rumah Sakit.
"Min, kau sudah sadar" Aku masih terus mengerjap karena pandanganku sedikit kabur sekarang, tapi aku masih ingat ini suara siapa, tentu saja suara suamiku Cho Kyuhyun.
Aku masih terus mengerjap tapi sayangnya penglihatanku tetap saja tak mau normal, hingga aku menyerah aku menutup mataku lagi. Menahan sesak yang sejak tadi aku rasakan di benakku. Kenapa harus terjadi sekarang, apa ini sudah akhir dari hidupku.
"Min, sadarlah Min, ini aku Kyuhyunmu, ku mohon sadarlah" Ku rasakah tubuhku terasa terhentak, aku membuka lagi mataku tapi sayang sekali tetap saja aku tak dapat melihat dengan sempurna.
"Kyu" kataku dengan lemah.
"Syukurlah kau sudah sadar Min" ku lihat lagi dirimu walau samar, tak lama ku rasakan sesuatu yang basah mengecup keningku lembut. Terimakasih Kyu sudah menguatkanku.
"Permisi Tuan Cho, bisa ikut saya sebentar" aku mendengar suara orang lain lagi, pasti itu dokter yang menanganiku selama beberapa bulan ini dan tentu saja tanpa sepengetahuanmu Kyu.
"Aku tak akan lama Min" Katamu lalu hingga bayang samarmu menghilang di balik pintu itu. Sekarang aku sendiri, mencoba mengerjap ngerjapkan mataku lagi, dan berhasil perlahan mataku dapat melihat dengan jelas walau masih sedikit samar.
.
Jam berdetik dengan lambatnya mengiringi kediamanku bersama dengan suamiku, sejak dia kembali sekitar setengah jam tadi ia tampak sedikit murung dan aku masih bisa melihat dengan jelas matanya yang terlihat merah itu. Jejak jejak air mata itu bahkan terlihat masih sangat basah, apa kau menangis Kyu.
"kenapa kau tak mengatakannya Min" aku mendongak dan memandang wajahmu yang terlihat sayu itu, matamu itu menyaratkan akan kesedihan yang begitu dalam. Akhirnya kau tahu ya Kyu tentangku, sesuatu yang sudah ku sembunyikan beberapa bulan ini akhirnya terkuak juga.
"Mianhae Kyu, aku hanya . . ." kataku menggantung kalimat yang ingin aku katakan.
"kenapa Min?"
"apa kau tak percaya padaku" katamu sambil menatapku dalam.
"aku hanya tak ingin membebanimu Kyu, tapi sekarang kau sudah tahu semuanya mungkin lebih baik kau tinggalkan saja aku Kyu, aku tak bisa apa apa lagi" kataku sambil menahan rasa sakit saat mengucapkannya.
"apa yang kau katakan Min" katamu sekarang sambil berdiri dari dudukmu, aku memandangmu yang sekarang mendekat ke arahku, mengecup lagi keningku.
"saranghae" kau mengatakan kata yang begitu sakral itu padaku.
"aku bukanlah namja yang dengan mudahnya membuang orang lain Min, aku sangat mencintaimu, kau tahu kan, apapun keadaanmu aku akan menerimanya, sekarang bagilah bebanmu itu kepadaku, aku suamimu" katamu sambil menggenggam erat kedua tanganku, tetes demi tetes air mataku turun dengan lancarnya. Tak lama kau memelukku, tapi maaf Kyu tanganku terlalu lemah untuk membalas pelukanmu.
"ne Kyu, nado saranghae" hanya kata itu yang bisa aku katakan sekarang.
Flashback OFF
"waktuku tak lagi banyak Kyu" kataku padamu sekarang.
"dalam beberapa hari lagi mungkin aku akan meninggalkanmu, hari demi hari aku akan semakin jauh darimu, aku tak mau kau terluka Kyu, aku sangat mencintaimu" kataku lagi padamu, kau memegang erat bahkan lebih erat kedua tanganku lagi lagi kau mengecup keningku tapi kali ini lebih lama, sangat lama. Hingga aku bisa merasakan air matamu menetes ke keningku dan terus turun melewati kedua mataku, pipiku dan akhirnya jatuh bebas.
"Kau sungguh namja yang keras kepala Min, aku sudah katakan berulang kali, aku akan terus berada di sampingmu" katamu padaku setelah melepas ciuman di keningku, sambil mengusap air matamu dan tentu saja air matamu yang menetes di wajahku.
"ne aku memang keras kepala, tapi apa kau mau menuruti orang keras kepala ini Kyu untuk terakhir kalinya" kataku, kulihat kau menatapku ragu hingga akhirnya kau mengangguk pelan.
"berjanjilah padaku kau akan meninggalkanku Kyu sebelum aku yang meninggalkanmu" mohonku padamu, kulihat kau diam dan pegangan tanganmu semakin erat, apa kau akan menolak permintaanku ini Kyu. Apa kau tak mau mengerti keadaanku sekarang.
"aku lebih memilih kau yang meninggalkanku daripada aku yang harus meninggalkanmu Min" katamu padaku.
Aku terdiam lagi sekarang, bingung apa yang harus aku lakukan setelah ini. Aku menutup mataku dan menunduk, air mataku tak henti hentinya turun mengiringi kebimbanganku. Apa yang harus aku lakukan sekarang.
TBC
Annyeong readerdeul, Author aka Shu Qiao Lian datang lagi dengan FF KyuMin, kali ini mungkin bakalan TwoShoot saja . .
Please tetep review ne untuk FF baru saya ini . .
Gamsahamnida ^_^
- Shu Qiao Lian -
