HIDLEAF Second Version
The Short Story About Uchiha Omega.
Chapter 1
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Romance and Drama.
Rating : M (For Save)
Pair : Always NaruSasu.
Warning : Omegaverse atau A/B/O-verse, Kingdomverse, BL, OOC, OC, YAOI, typo(s), alur kecepetan, JANGAN JADI HOMO GARA-GARA FANFIC HOMO, Mpreg, gajeness dan lain-lain.
Untuk memperingati Fujoshi Independence Day yang Ke-8!
Sebenarnya fanfic ini bakalan berchapter-chapter, dan bakalan aku buat setelah aku BERHASIL menamatkan fanficku yang lain atau tahun depan setelah semua tugas saya sebagai siswa – yang kini mau lulus – telah selesai. Hehehehe.
Tapi mumpung ada event seperti ini, sekali-kali menulis ya nggak apa-apa lah.
Tapi bakalan dua chapter saja, dan cerita ini di jamin bakalan menggantung. Salah satu warning juga ini.
Konflik yang bakal kelihatan berat bukanlah menjadi konflik yang utama, Kenapa? Silahkan baca fanfic ini sampai selesai yaaa
Oh ya, fanfic Hidleaf yang ini berbeda dengan Hidleaf yang satunya ya, walaupun sama-sama berkonsep kerajaan, tapi alur ceritanya jelas sangat berbeda.
.
Happy Reading!
.
.
Keraaan Hidleaf..
Hidden Leaf..
Kerajaan daun tersembunyi
Mengapa demikian?
Karena Kerajaan besar ini berada di tengah-tengah hutan yang sangat lebat, yang sekaligus menjadi benteng pertahan pertama kerajaan yang telah menguasai banyak wilayah ini.
Di pimpin oleh seorang Raja yang di wajibkan seorang Alpha dan biasanya di dampingi oleh seorang Ratu Alpha atau pun Beta.
Pria atau pun Wanita, bukanlah jenis kelamin yang utama. Status itu hanyalah sebuah hiasan belaka.
Di mana Alpha sebagai pemegang kekuasaan yang paling tinggi.
Lalu di susul oleh seorang Beta yang tidak memiliki keistimewaan apapun, seperti manusia pada umumnya. Walaupun begitu, banyak orang yang lebih memilih di lahirkan menjadi seorang Beta, dari pada menjadi seorang makhluk terendah dari pada yang lainnya.
Yaitu Omega.
Seorang Omega, bahkan semenjak bayi, sudah mulai di perjual belikan oleh kedua orang tuanya ke tempat prostitusi, itu masih lebih baik dari pada di bunuh hidup-hidup. Hidup mereka penuh dengan kesengsaraan, seorang 'Mesin Penghasil Bayi' yang jarang sekali mengecap kata kebahagiaan.
Hanya ada 10% Omega yang berhasil menikahi seorang Alpha takdirnya di Kerajaan ini, itu saja karena terpaksa, pada akhirnya mereka akan di bunuh jika melahirkan bayi seorang Alpha. Kerajaan yang dipimpin oleh Raja Kelima 'Shimura Danzo' ,Raja yang terkenal dengan kediktaktoran ini bahkan berambisi untuk menghabisi seluruh Omega dan hanya menyisahkan sedikit untuk perkembangbiakan saja.
Di tengah diskrimanasi yang terlalu parah ini, hadir seorang Omega yang berani menentang pemerintahan sang Raja dan berniat untuk melengserkannya. Seorang Omega berumur 20 Tahun yang masih tak tersentuh oleh tangan para Alpha, satu-satunya Omega 'Bersih' di Hidleaf ini.
Brak!
Brukk!
Duakk!
Juga seorang Omega yang memiliki pandangan yang sanggup membuat ketiga Alpha yang hampir memerkosanya ini lari dari hadapannya.
...
Omega itu menyarungkan kembali pedang panjang tersebut ke sarungnya dan mulai berjalan dengan tenang menuju ke suatu tempat, ketiga Alpha yang mengganggunya tadi sudah menjadi hal yang biasa untuknya.
Langkahnya yang tenang ini mendadak terhenti saat merasakan kehadiran seorang Alpha di belakangnya, ia pun menghela nafas kasar lalu membalikkan badannya.
"Apa maumu?" tanyanya dingin. Sedangkan Alpha di belakangnya hanya menaikkan sebelah alisnya, bingung.
"Tenang. Aku bermaksud menemuimu dengan damai, dan... Hei! Hentikan hawa intimidasimu itu! Ingat! Kau seorang Omega!" jawab Alpha bertubuh tinggi dan besar itu seraya berjalan mendekati sang Omega.
Sebenarnya Alpha ini sedikit heran dengan hawa aneh ini. Mengapa aneh? Karena bahkan Omega pemberani yang biasa ia temui pun tidak bisa mengeluarkan hawa yang menyerupai seorang Alpha.
Apakah lelaki di hadapannya ini benar-benar seorang Omega?
"Lalu?"
"Bersikaplah seperti seorang Omega!" dan kenapa ia tiba-tiba malah memerintah seperti itu?
Sedangkan Omega yang ia maksud hanya mendengus lalu melanjutkan langkahnya. Mungkin menganggap dirinya aneh.
Alpha pirang itu mengerutkan dahinya kesal seraya berlari menghampiri sang Omega yang telah berjalan cukup jauh.
"Berhenti Omega! Atau aku akan-"
Pergerakannya pun terhenti, jika ia telat mengerem langkahnya sedetik saja, mungkin ujung runcing pedang yang Omega itu todongkan kepadanya telah menusuk lehernya.
Hanya ada satu kata yang menggambarkan Omega berambut hitam ini.
Mengerikan.
Alpha pirang itu memandang sang Omega dengan tajam, hawa menguasai khas Alpha mulai menguar dari dalam tubuhnya.
"Berani sekali kau Omega.." ujarnya berat. Tak ada maksud untuk menakuti, ia hanya ingin menggertak Omega yang bertingkah tidak seperti Omega pada umumnya.
"Aku bisa memenggal kepalamu jika aku mau." Balas Omega itu tak kalah dingin.
...dan sontak membuat iris biru Alpha pirang ini membelalak lebar.
'Sial... Apakah dia benar-benar seorang Omega?' batinnya tak percaya.
Seharusnya, Omega jenis apapun akan langsung gemetar saat mendengar nada bicaranya. Mereka penakut, pecundang, tak punya harga diri dan serentetan hinaan lain yang memang pantas di sandang oleh seorang Omega.
Sedangkan dirinya adalah seorang Alpha, bahkan Alpha-Alpha rendahan juga akan mengerut ketakutan saat mendengar suara dinginnya.
"Okay..." ia pun menghela nafas perlahan, lalu mengangkat tangannya. Biarlah kali ini ia menyerah terlebih dahulu, karena ia mendatangi Omega unik ini bukan untuk berkelahi. "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan kepadamu, aku tidak bermaksud melukaimu... Sungguh."
"Membicarakan apa?"
"Aku tidak akan menjelaskannya sebelum kau turunkan pedangmu terlebih dahulu."
"Tidak akan."
"Kau tidak mempercayaiku?"
"Untuk apa aku mempercayai seorang Alpha?"
Astagaa!
Selain mengerikan – Untuk seukuran Omega – lelaki ini juga sangat keras kepala!
Di umurnya yang menginjak 24 Tahun, ia tidak pernah bertemu dengan Omega seperti ini! Ia berjanji dalam hati untuk meminta Tsunade Baa-Chan bayaran yang besar atas pekerjaan ini.
"Ini benar-benar rahasia Omega! Aku tidak ingin orang-orang mendengar percakapan kita berdua!"
"Kau mencurigakan."
Gezzz...!
"Aku Alpha baik-baik Omega! Aku juga mendatangimu dengan damai bukan? Kau saja yang terlalu berlebihan! Memangnya semua Alpha itu jahat apa?!" sembur Alpha itu kesal. Ia pun menyentuh ujung pedang itu lalu menurunkannya dengan paksa.
Omega itu hanya menghela nafasnya, pedang miliknya ia tancapkan ke atas tanah, berjaga-jaga jika Alpha di hadapannya melakukan pergerakan yang mencurigakan.
"Cepat katakan!" perintahnya malas.
Seorang Omega memerintah seorang Alpha? Hah... Alpha pirang ini sudah capek harus berdebat dengan Omega Teme ini.
Alpha itu memberi kode kepada Omega tersebut untuk mengikutinya, sepertinya pembicaraan ini sangatlah rahasia. Setelah menyarungkan kembali pedangnya, Omega itu pun mengikuti sang Alpha dengan kewaspadaan yang tinggi.
Cukup jauh mereka berjalan dan mulai membuat Omega berambut hitam ini merasa suntuk, menghela nafas lega dalam hati saat Alpha itu telah menghentikan langkahnya... Di jalan masuk menuju ke hutan belantara.
"Jadi...?"
Alpha itu berdehem sebentar lalu membalikkan badannya, "Terasa aneh jika aku memanggilmu Omega sedangkan kau sendiri memiliki nama. Ah iya, namaku Uzumaki Naruto dan kau?"
Omega itu mengerutkan dahinya, "Untuk apa perkenalan tidak penting ini?"
"Ayolahh, aku hanya ingin tahu namamu saja,"
"Uchiha Sasuke." Jawab sang Omega singkat.
"Oke, Uchiha-san. Aku ingin memberitahumu sesuatu..." ujar Naruto dan nada bicaranya pun mulai memelan. "Aku tahu tujuanmu saat ini, menggulingkan kekuasaan Raja Danzo yang diktaktor itu bukan?"
Sasuke pun terdiam, "Semua orang juga ingin menggulingkan kekuasaan Raja biadab itu." Balasnya pelan.
"Jika tidak karena kedua orang tuamu yang di bunuh, kakakmu yang di tawan oleh pihak kerajaan karena kekuatan yang dimilikinya, dan juga saudara kembarmu yang juga di bunuh oleh tentara kerajaan saat melakukan Revolusi, kau tidak akan melakukannya sejauh ini bukan?" tambah Naruto dan sontak membuat Sasuke terkejut.
"Da-dari mana kau..."
"Tidak mungkin SH tidak mengetahui tujuan asli anggota yang akan di rekrutnya hm?" sahut Naruto cepat, ia pun menyeringai senang melihat wajah terkejut dan penuh kebingungan dari Omega keras kepala ini.
"Hah? SH?" Sasuke memandang Naruto tak mengerti. Kalau bisa ia ingin segera menemui sesuatu yang bernama SH ini, seenaknya saja mengorek informasi tentang dirinya.
Naruto pun menganggukkan kepalanya, puas dengan reaksi yang Sasuke berikan, "Second Hidleaf, kami adalah seorang pemberontak yang ingin melengserkan Raja Hidleaf saat ini, kami juga sama sepertimu." Ujarnya seraya berjalan mendekati Sasuke, "Kami ingin kau bergabung dengan kami, mustahil bagi Omega sepertimu bergerak sendiri untuk menghancurkan Danzo, bahkan 90% anggota kami yang seorang Alpha pun masih kesulitan melakukannya. Kami hanya ingin menambah anggota untuk menyempurnakan rencana saja."
"Apa keuntungan organisasimu itu untuk merekrutku? Apakah seorang Omega hanya akan menjadi bahan pemuas Alpha-Alpha di sana? Sayang sekali aku menolak walaupun tawaranmu sangat menggiurkan." Balas Sasuke datar.
Alpha itu tersenyum seraya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Jika memang itu mau kami, mungkin aku tidak perlu berbicara panjang lebar seperti ini kepadamu, Uchiha-san."
*()*()*()*()*()*()*()*()*()*
...dan disinilah Uchiha Sasuke sekarang berdiri.
Sebuah 'Dunia Lain' di bawah tanah, tepatnya di bawah hutan-hutan yang menjadi benteng Kerajaan Hidleaf. Sasuke di bawa masuk oleh Naruto ke bawah tanah melewati sebuah jalan rahasia.
Sebuah terowongan sepanjang 1 Km mereka lewati dengan keheningan, terowongan itu juga hanya di teringai oleh obor setiap satu meter, dan setelah melewatinya langsung saja ia disuguhkan dengan sebuah gedung indah dan juga besar. Kata Naruto, gedung ini adalah gedung pertemuan sekaligus pendeteksi musuh.
Keluar dari gedung ini, ia lebih terkejut lagi karena ada sebuah desa yang sudah tak asing lagi di penglihatannya.
"Hidleaf..." gumamnya tak percaya. Walaupun ia tahu tempat ini hanya replikanya saja, tetapi tetap saja ia merasa terkejut.
Jadi nama Second Hidleaf ada maknanya juga yaa..
Langit-langit tanah pun seakan-akan menjadi sebuah langit biru, ia tidak kaget lagi dengan hal itu karena para Alpha memiliki sihir sesuai kemampuan mereka masing-masing.
Aktifitas para anggota SH terlihat seperti aktifitas para penduduk Hidleaf dahulu, dan ia sedikit merindukan kehidupan Hidleaf sebelum Kerajaan ini di kuasai oleh seorang diktaktor yang kejam.
"Naruto-san!" seseorang berseru memanggil Naruto. Dua orang lelaki yang sepertinya baru saja membeli sebuah perlengkapan rumah tangga.
"Ah Shuoi-Chan! Geyama! Habis membeli sesatu ya?" balas Naruto seraya menghampiri kedua lelaki itu.
"Ah iya hahahaha! Sebentar lagi bayiku akan lahir, jadi yaa hahahaha Naruto-san pasti tahu lahh.." ujar Geyama seraya mengelus perut buncit Omeganya.
Naruto sendiri hanya memberi gestur antusias seraya memukul keras bahu Geyama, "Jangan banyak bermain kalau begitu! Awas saja kalau kau mengabaikan Shuoi-Chan sedetik saja!" ancamnya jenaka. Sedangkan Geyama sendiri hanya membalas perlakuan Naruto dengan serupa.
Kedua lelaki yang tengah berbahagia itu pun pergi setelah berbincang-bincang sebentar dengan Naruto. Sedangkan Sasuke hanya melihat kepergian mereka berdua dengan berbagai macam fikiran yang menghinggapi kepalanya.
Omega? Bahagia?
"Uchiha-san, ada apa?"
Sasuke mengerjap-erjapkan kedua matanya, ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dalam diam.
"Apa kau terkejut melihat seorang Omega? Jika kau perhatikan, lelaki atau pun wanita yang berdiam diri di dalam rumah ini adalah seorang Omega yang bahagia, menunggu kepulangan Alpha mereka dengan bahagia. Bukankah ini dunia yang kau inginkan?" ujar Naruto lalu pandangannya pun menuju ke depan, "Di atas sana adalah markas besar para Alpha dan Beta petarung, tentu saja semua Alpha wajib untuk menjadi petarung." Ujarnya seraya menunjuk bangunan besar di puncak bukit.
"Apa kau ingin tahu apa yang seorang Omega sepertimu bisa lakukan di sini? Ayo ikut aku."
Sasuke pun mengikuti Naruto dalam diam, sesekali mata hitamnya melihat pemandangan di mana para Omega saling berkumpul dan membicarakan sesuatu hal yang membuat mereka tertawa, ada juga sepasang Alpha-Omega yang tengah menimang seorang bayi dengan bangga.
"Naruto! Akhirnya kau mendapatkan Omega juga!"
"Wahh manis nih, pintar juga kau menemukan jodoh!"
"Kapan kalian menikah? Sudah punya anak belum?"
Lamunannya pun buyar saat mendengar gurauan para penduduk Second Hidleaflontarkan kepada Naruto. Ia pun memandang Naruto tajam.
"Ah tidak-tidak! Dia hanya teman baruku kok! Aku belum menemukan Omega yang cocok untukku, hahahaha!"
Jadi Naruto sendiri masih seorang Alpha single ya, Sasuke pikir Alpha seperti Naruto bahkan sudah memiliki anak. Walaupun terlihat kekanakan, tetapi Alpha ini juga bisa bersikap dewasa.
"Uchiha-san."
"Hn?"
"Abaikan saja ucapan mereka, dan ummm bolehkan aku bertanya satu hal?"
"Apa?"
"Kapan terakhir kali kau memasuki masa Heat? Baumu semakin tajam, aku hanya ingin memberitahumu saja."
"..."
"Uchiha-san?"
"... Apakah di sini ada toko yang menjual Suppressant?"
"Kenapa harus pakai Suppressant? Di sini juga ada tempat khusus untuk Omega yang mengalami Heat kok!"
"Cepat katakan saja dimana toko yang menjualnya brengsek!"
~#*#*#*#*#*#*#~
"Uchiha Sasuke, aku akan memasukkanmu ke dalam Team Alpha A!"
Baru saja datang, bukannya perkenalan diri atau berbasa-basi, wanita muda yang sebenarnya tua – Naruto sudah memberitahukan kepadanya soal pemimpin Second Hidleaf ini – ini langsung saja memberinya pernyataan seperti ini.
Apa maksudnya coba?
Sedangkan keempat orang lainnya yang berada di dalam ruangan ini juga melongo mendengar pernyataan mengejutkan Senju Tsunade.
"Kau akan satu Tim bersama Naruto yang membawamu kemari dan juga keempat orang ini. Tim Alpha A adalah Tim terkuat yang pernah aku bentuk, dan hanya orang-orang yang aku pilihlah yang berhak masuk menjadi Tim Alpha A. Aku akan memasukkan Omega sepertimu ke dalam Tim ini." ujar Tsunade seraya berdiri dari duduknya, ia pun berjalan menghampiri Sasuke yang masih belum mencerna semua maksud ucapan Tsunade dan berhenti tepat di hadapan sang pemuda.
"Kau Omega yang sangat spesial, aku sangat senang sekali mendengar jika Omega kuat sepertimu juga penentang pemerintahan Danzo busuk itu."
Tiba-tiba saja Sasuke merasa tengkuknya di pukul keras-keras dan pandangannya pun mengabur, sebelum tubuhnya benar-benar terjatuh, sepasang lengan telah menyangga tubuhnya dari belakang. Setelah itu hanya kegelapanlah yang ia rasakan.
"Bawa Omega ini ke ruangan itu, aku tahu dia akan memasuki masa Heat, jadi biarkan Gaara yang menemaninya." Ujar Tsunade seraya memandang Naruto yang kini telah mengangkat Sasuke yang pingsan ala bridal, yang juga pelaku yang membuat Sasuke pingsan dengan sengaja.
"Setelah itu ada yang ingin aku bicarakan kepadamu dan juga kalian berdua." Lanjutnya seraya memandang kedua Alpha lainnya di sudut ruangan.
.
..
.
..
Sasuke pun terbangun dengan perasaan bingung, kedua matanya mengerjap-ngerjap dan mulai melihat sekelilingnya. Beberapa detik kemudian ia pun merasakan perasaan yang tak nyaman. Tubuhnya terasa panas.
'Sial, aku telat meminum pil itu.' Rutuknya dalam hati seraya berusaha untuk bangkit dari tidurnya.
"Lebih baik kau berbaring dan tenangkan dirimu, kau sudah mulai memasuki masa Heat. Kalau kau berkeliaran di tempat ini, mungkin kau datang kembali kepadaku dalam keadaan berisi." Ujar seseorang yang baru saja membaca bukunya dengan tenang.
Omega Uchiha itu memandang tajam seorang lelaki berambut merah yang tengah berbicara dengannya, ia pun mulai memandang lelaki itu dengan pandangan menyelidiki, "Omega?" gumamnya.
Lelaki berambut merah itu menganggukkan kepalanya, "Perkenalkan namaku Gaara, seorang Omega, sama sepertimu." Ujarnya datar, "Aku juga termasuk anggota Tim Alpha A bersama Naruto dan yang lainnya."
Tim Alpha A...
Second Hidleaf...
Ah, Sasuke ingat semuanya. Setelah wanita yang bernama Tsunade itu menjelaskan langsung posisinya di Second Hidleaf, tiba-tiba saja pandangannya mengabur.
...dan ia yakin sekali ia jatuh pingsan bukan karena masa Heatnya. Dasar Alpha pirang bodoh! Rutuknya dalam hati.
"Biar kutebak, kau sudah lama tidak melewati masa Heatmu karena Suppressant. Mulai sekarang, kau tidak boleh lagi menggunakan pil itu, kekuatanmu menjadi tidak stabil karena Suppressant." Ujar Gaara lagi, "Mulai sekarang kau telah menjadi bagian dari kami. Jangan khawatir, Omega sangat diistimewakan di sini, walaupun kita juga tidak bisa semena-mena kepada para Alpha."
Sasuke memutar bola matanya bosan. Sejak awal ia sangat tidak senang dengan bangsa Alpha, selalu seenaknya sendiri, brengsek, mesum, dan menjijikan. Pengecualian untuk Ayah, Kakak, dan juga untuk... Saudara Kembarnya.
"Hei..." panggil Omega berambut hitam itu.
"Hm?"
Sasuke pun mengangkat wajahnya yang tertunduk, memandang Gaara secara langsung, "Kapan organisasi ini melakukan penyerangan?"
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin 'Menganggur'terlalu lama."
"Walaupun hanya beberapa jam saja?"
"Hn."
Gaara sendiri pun tidak habis pikir dengan Omega di hadapannya ini, walaupun ia termasuk Omega yang kuat, tetapi melihat seorang Uchiha Sasuke dengan perasaannya yang sangat kuat, cukup membuatnya sedikit merinding.
Apakah lelaki itu benar-benar seorang Omega?
Helaan nafas yang berat dan terengah mulai terdengar, Gaara sendiri telah melihat Sasuke yang telah menggeliat di atas kasur putih polos dengan perasaan yang menyesakkan. Hah, dia sendiri seorang Omega dan tahu apa yang tengah Sasuke rasakan saat ini.
"Aku akan keluar, nanti malam aku akan datang membawakan makan malammu. Dari pada memikirkan soal rencana pemberontakan, lebih baik pikir dirimu sendiri terlebih dahulu." Ujar Gaara seraya berjalan keluar dari dalam kamar.
*()*()*()*()*()*()*()*()*()*
Perkenalan terlihat sangat terlambat sekali, namun Sasuke yang baru saja pulih dari masa Heatnya pun langsung saja di hadapkan dengan kelima anggota Tim Alpha A yang akan melakukan misi hari ini juga.
"Uchiha Sasuke." Ujarnya singkat sebagai salam perkenalan. Terlalu singkat hingga rasa-rasanya hanya sebuah gumaman belaka.
Sasuke pun melihat jika ada tiga Alpha, dua Omega ( Termasuk dirinya) dan juga satu orang Beta. Satu Alpha dan Omega sudah ia ketahui namanya, jadi ia hanya perlu – Sebenarnya tidak perlu juga – mengetahui nama anggota yang lainnya.
"Namaku Inuzukan Kiba, yah aku seorang Beta di sini, salam kenal Uchiha-san!" seru Kiba, sang Beta seraya tertawa lebar.
"Shikamaru Nara... Hoammm... Aku benar-benar malas melakukan misi hari ini..." Heh... Alpha pemalas?
"Hyuga Neji, senang bertemu dengan Omega seperti anda." Ujar Alpha berambut panjang itu seraya membungkukan badannya singkat.
"Tanpa membuang waktu lagi, aku akan menjelaskan misi untuk kelompok kita ini."
Sasuke memandang datar sosok Alpha pirang yang dengan cepatnya mengambil alih pembicaraan ini, dan apa-apaan wajah sok berkuasanya itu? Menyebalkan sekali.
"Oh ya Uchiha-san. Di Tim Alpha A ini, aku adalah kaptennya, jadi mohon bantuannya juga yaa~" ujar Naruto seraya tersenyum lebar.
Jangan di tanya lagi, Uchiha yang satu ini tentu saja merasa terkejut. Ia mengira jika Alpha berambut panjang itulah pemimpin Tim ini, dia terlihat lebih berwibawa dari pada Naruto.
"Sebenarnya misi ini sudah pernah kita lakukan sebelumnya dan selalu berakhir kegagalan, tetapi aku yakin kali ini kita akan berhasil. Nah, misinya adalah mengambil Peta jalur rahasia Hidleaf yang tersimpan di kerajaan Hidleaf barat dan mengganti peta tersebut dengan duplikatnya. Jika kita berhasil mendapatkan peta itu, maka rencana untuk menggulingkan Danzo akan segera di lakukan." Ujar sang pirang mulai serius.
"Sebenarnya aku juga ingin meminta maaf kepada Uchiha-san karena langsung mendapat misi berat, aku tahu kondisi fisikmu belum pulih benar, jika ada masalah jangan sungkan untuk memberitahu kami. Anggap saja kita melakukan misi sebagai sesama lelaki, tanpa memedulikan status kita." Lanjutnya.
Sasuke hanya diam mendengarkan penjelasan Naruto. Ia sudah tahu untuk apa ia langsung di masukkan ke dalam Tim inti ini. Naruto sudah menjelaskannya sendiri sebelum pertemuan dengan seluruh anggota, setelah ini ia akan melaksanakan tugasnya dengan baik.
"Batas waktu hanyalah 1 hari, dimulai dari sekarang. Lebih dari itu, kita akan dianggap gagal dan akan melakukannya lagi satu bulan kedepan, dan itu artinya rencana pemberontakan kita akan semakin terlambat."
~#*#*#*#*#*#*#~
Kerajaan Hidleaf bagian barat hanya bisa di tempuh paling cepat 5 jam dan tentunya akan banyak prajurit yang bersiaga, banyak sekali akal yang di gunakan kelima anggota Alpha A untuk menangkal musuh dan Sasuke sendiri hanya berdiri diam tanpa berniat melakukan apapun.
Yah, karena itu tugasnya. Bukankah itu menyebalkan?
Dan karena hanya Naruto lah yang mengetahui tugasnya ini, Sasuke pun bisa merasakan pandangan aneh yang ditujukan kepadanya.
"Tidak apa-apa, lakukan saja demi keberhasilan misi ini." ujar Naruto yang tiba-tiba saja berjalan beriringan dengannya. "Kau pasti merasakannya bukan? Mereka meremehkanmu." Lanjutnya seraya melihat keempat kawannya yang berjalan mendahului mereka.
Sasuke menganggukkan kepalanya singkat.
"Baiklah!" seru Naruto tiba-tiba. Membuat langkah mereka terhenti dan sontak melihat Naruto.
"Setelah ini jika ada musuh yang menyerang kita kembali, kita akan berpencar dengan berpasangan, tetapi biarkan aku yang memasuki Istana terlebih dahulu." Ujarnya singkat, semuanya pun menganggukkan kepala dan kembali melanjutkan perjalanan.
Sasuke memandang Naruto, meminta penjelasan tersendiri. Sedangkan Naruto hanya tersenyum tipis lalu kembali memandang ke depan, "Nanti kau juga akan tahu sendiri."
Setengah jam setelah instruksi tersebut, mereka melihat para prajurit kerajaan maju dan berlari ke arah mereka, terlihat sekali jika Kerajaan barat sudah mulai dekat dari jangkauan mereka.
Para Alpha pun mulai mengeluarkan pedang dari sarungnya dan lekas menyerang prajurit-prajurit tersebut dengan membabibuta, sihir pun juga mereka gunakan sebagai kemampuan khusus mereka.
Satu-satunya beta di Tim Alpha A ini menyerang bersama dengan anjing putihnya yang besar, sedangkan Omega berambut merah itu lebih memilih untuk bertahan dan mengobati anggota timnya dengan cepat, karena itu adalah tugasnya.
Sasuke sendiri, memilih untuk diam – Karena itu tugasnya – dan membiarkan dirinya di kelilingi prajurit-prajurit Alpha, tidak ada hawa pertarungan yang ada hanyalah hawa nafsu yang di keluakan oleh para Alpha tersebut.
"Hmmm... Kau baru saja melewati masa Heat ya? Baumu masih tercium sangat jelass.."
"Kenapa Omega sepertimu bersama mereka? Bagaimana jika kau ikut denganku?"
"Astagaaa... Sudah lama kita tidak mendapatkan hiburannn!"
..dan sesaat setelah Alpha-Alpha tersebut berteriak frustasi, darah pun dengan cepat keluar dengan derasnya dari dada sebelah kiri, dan puluhan Alpha yang mengelilingi Sasuke pun terjatuh dengan efek domino. Tentunya berlatar genangan darah merah.
Seluruh pergerakan prajurit dan juga Tim Alpha A terhenti, sama-sama terhenyak melihat pemandangan di belakang mereka.
Omega berambut hitam itu menyarungkan kembali pedangnya dan berjalan dengan pelan keluar dari lingkaran Alpha yang tergeletak tersebut, tanpa perasaan ia pun menginjak para Alpha-Alpha yang telah tewas ditikam olehnya.
Ia tidak bisa menggunakan sihir, semua murni hasil kerja kerasnya sejak kecil dalam berlatih pedang, ia tidak ingin menjadi Omega yang lemah, ia ingin menjadi kuat dan berlatih terus menerus. Puncaknya adalah ketika Pemerintahan Danzo berkuasa dan menghabisi seluruh para Omega dan pihak yang mendukung Omega, termasuk ayah dan ibunya.
Ia sangat benci dengan lelaki tua brengsek itu, dan kini ia pun membunuh puluhan prajurit bentukan Danzo dengan tanpa dosa pula.
Prajurit lainnya pun mulai menyerang kembali, dan Sasuke sendiri merasa tubuhnya di tarik dengan cepat memasuki hutan belantara. Ia terus di bawa lari oleh sosok pemimpinnya, tak ada waktu untuk berbicara dan mereka pun terus berlari hingga sosok Alpha pirang itu membawanya masuk ke dalam gua.
Nafas keduanya terengah-engah, berlari sejauh 2 kilometer tanpa berhenti cukup membuat mereka lelah. Naruto pun menjatuhkan dirinya dan langsung meminum persediaan air yang ia bawa di dalam tasnya.
"Uchiha-san... Kita akan beristirahat lima belas menit di sini," ujar Naruto seraya menepuk tempat di sebelahnya, menyuruh Sasuke untuk duduk di sebelahnya.
"Aku akan menjelaskan tugas kita selanjutnya, dan astaga... Aku juga tidak menyuruhmu untuk membunuh semua prajurit yang mengelilingimu. Yah memang sesuai dugaanku sih, tapi soal kau menghabisi semuanya..."
Sasuke hanya diam dan memilih untuk duduk berseberangan dengan Naruto, jujur saja ia merasa sangat lelah, bagaimanapun juga ia adalah seorang Omega. Berhenti selama 15 menit saja sudah cukup untuknya.
"Setelah ini kita berdua akan langsung masuk ke dalam istana, peta itu di letakkan di bawah tanah, tenang saja aku sudah tahu cara masuk ke dalam sana."
"Lalu apa yang membuat kalian berkali-kali gagal?" Sasuke pun pada akhirnya bertanya, bukankah Tim Alpha A adalah tim pilihan yang paling kuat? Kenapa mengambil satu buah Peta saja terasa sangat sulit?
"Kami selalu terpaksa mundur saat bertempur dengan para prajurit, kerahasiaan organisasi adalah tujuan utama kami, jadi lebih baik mundur dari pada SH di lacak oleh prajurit kerajaan. Tapi khusus untuk hari ini Tsunade-sama menyuruh kami untuk tetap maju, lagi pula kami mempunyai satu anggota lagi." Ujar Naruto seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Kita harus berhasil mendapatkan peta itu. Nama organisasi membesar juga tidak masalah lagi, karena kita akan segera menyerang." Lanjutnya.
Sasuke menganggukkan kepalanya, suasana pun kembali hening.
"Uzumaki-san..."
"Ah iya?"
"Bagaimana dengan yang lainnya? Apa tugas mereka setelah menghabisi para prajurit kerajaan?" tanya Sasuke pada akhirnya, persetanlah dengan harga diri, ia tidak ingin menjadi satu-satunya orang yang tidak tahu di kelompok ini.
"Oh mereka ya, tenang saja, ini juga bagian dari rencanaku. Mereka akan menjadi backup kita karena rasanya tidak efektif jika kita semua memasuki istana,"
"Shikamaru dan Neji adalah Alpha dari bangsawan yang terkemuka di Hidleaf, mereka juga membelot dan masuk ke dalam organisasi SH karena muak dengan pemerintahan Danzo. Mereka Alpha yang kuat dan tipe strategi, walaupun tidak ada yang bisa menandingi strategi yang dibuat Shikamaru,"
"Lalu Kiba dan seluruh klannya juga ikut bergabung ke dalam organisasi, beta itu juga bisa masuk ke dalam Tim karena kemampuan istimewa klannya yang bisa menaklukan hewan buas seperti anjing. Walaupun ceroboh tetapi ia tetap hebat."
"Sedangkan Gaara, kau pasti sudah tahu jika dia adalah seorang Omega. Sebenarnya ia bukanlah orang asli Hidleaf, tetapi sejak kecil ia sudah tinggal di sini bersama ibunya yang juga seorang Omega. Ia bukan Omega petarung sepertimu, ia memelajari ilmu bela diri untuk mempertahankan diri saja, ia adalah medis di kelompok kita."
...dan Sasuke sendiri tidak tahu kenapa Naruto repot-repot mau menjelaskan keseluruhan anggota Tim Alpha A. Mencoba untuk menghargai Naruto, Sasuke pun menganggukkan kepalanya.
Intinya saja, mereka memiliki keahlian masing-masing yang hebat.
Ah, tapi...
Sasuke memandang Naruto, Alpha pirang itu tidak menceritakan dirinya sendiri. Bukannya ia ingin mengetahui jati diri seorang Uzumaki Naruto, tetapi aneh saja seseorang seperti Naruto, yang dengan semangat menjelaskan jati diri orang lain, tetapi berusaha untuk menyembunyikan dirinya sendiri.
Tunggu sebentar. Melihat Naruto terlalu lama membuatnya sadar akan sesuatu.
"Uzumaki-san... Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?"
Naruto pun mengerutkan dahinya, "Hah? Benarkah?"
~#*#*#*#*#*#*#~
Kedua lelaki ini telah berhasil menyusup masuk ke dalam istana bagian barat, istana ini bukanlah istana yang di tempati Raja dan keluarganya, jadi penjagaannya sedikit lebih longgar. Ingat, sedikit.
Dengan isyarat mata, Naruto menyuruh Sasuke untuk mengikutinya dalam diam. Kadang-kadang mereka juga mendadak berhenti dan bersembunyi saat melihat seorang prajurit yang lewat.
Beberapa menit kemudian sampailah mereka di ruangan menuju ke bawah tanah, Naruto lekas menyuruh Sasuke untuk bersiaga dan ia pun mulai merapalkan sihirnya.
Pintu bawah tanah yang terbuat dari besi itu mulai bergerak membuka jalan, Sasuke pun menunggu Naruto untuk masuk terlebih dahulu, namun lelaki itu tidak lekas melakukannya.
"Peta itu terletak di dalam sebuah peti berwarna merah, hancurkan saja kunci peti itu dengan pedangmu, aku akan berjaga di luar. Jika ada sesuatu berteriaklah."
Sasuke pun menganggukkan kepalanya dan lekas masuk ke dalam tanah, beberapa detik kemudian ia merasakan pintu tersebut tertutup kembali. Ia pun mengerutkan dahinya curiga, namun setelah itu ia lekas mencari keberadaan peta yang di maksud oleh Naruto dan segera menukarnya dengan duplikat yang sengaja ia bawa.
Naruto sendiri memang sengaja menutup pintu bawah tanah itu, karena tak berapa lama ia melihat segerombolan prajurit memasuki ruangan yang ia masuki dan mulai menyerangnya.
Di bawah sana, Sasuke sendiri telah menemukan peti berwarna merah seperti yang di katakan Naruto, ia pun mulai mengeluarkan pedangnya dan langsung menghancurkan kunci yang memborgol peti itu.
"Wah... Wah.. Wah... Berani sekali seorang Omega memasuki ruangan ini seorang diri hmm?"
Sasuke pun membelalakan kedua matanya, dan saat ia membalikkan badannya. Seorang Alpha bertubuh besar telah berada tepat di belakangnya dan langsung mendorongnya hingga jatuh tengkurap.
"Apakah organisasi itu putus asa hingga mengutus seorang Omega sepertimu hm?"
Sasuke pun memilih untuk diam.
"Hoii! Omega menjijikan! Katakan sesuatu brengsek!" kepalanya pun semakin di tekan ke bawah, membuatnya tanpa sadar meringis. Apalagi permukaan lantai ini hanyalah tanah yang kasar.
Tubuhnya pun di balikkan dan tangan besar Alpha itu mulai membuka menggerayangi pakaian yang ia kenakan, ia pun berdecak kesal melihat hawa intimidasi itu berubah menjadi hawa yang sangat menjijikan.
Kaulah yang menjinikan brengsek! Batinnya kesal.
"Tenang saja, setelah memenuhi lubangmu dengan spermaku, aku akan langsung membunuhmu. Dasar menjijikan!" bajunya telah di buka secara paksa. Sebelum Alpha itu melakukan sesuatu yang tidak-tidak kepadanya, Sasuke lekas menendang kemaluan sang Alpha dan sontak membuat Alpha itu berteriak kesakitan.
Kenapa tidak semua Omega bisa melakukan seperti yang ia lakukan? Itu karena para Omega sudah takut duluan saat berhadapan dengan para Alpha. Ia menyeringai senang melihat Alpha yang sepertinya pemimpin prajurit kerajaan barat itu terkena tipu dayanya.
"Omega brengsek! Beraninya kau!" Sasuke sudah mengira jika Alpha yang ia hadapi ini berbeda dengan Alpha-Alpha yang biasa ia tengah rasa sakit yang mendera bagian sensitifnya, Alpha itu masih bisa berdiri dan menghunuskan pedangnya kepada dirinya.
Sasuke pun berusaha untuk mengelak, tenaganya telah berkurang karena melawan prajurit-prajurit tadi dan efek masa Heatnya masih belum mereda. Berkali-kali Alpha itu berusaha untuk memojokkannya dan berkali-kali pula ia berhasil menyerang lelaki yang sepertinya petinggi di Kerajaan ini.
"Heh... Menarik sekali..." Alpha itu menyeka darah di sudut bibirnya dan berjalan dengan perlahan mendekati Sasuke. "Kau pasti Omega yang tengah dibicarakan orang-orang di Kerajaan bukan? Tidak kusangka kau memang sekuat ini."
"Nee... Omega..!" Alpha itu mengeluarkan suara beratnya, hawa di ruang bawah tanah ini menjadi panas, "Kau benar-benar sangat menggairahkan!"
Sasuke dengan cepat mengambil pasir dari lantai tanah ini dan menghamburkannya tepat di mata sang Alpha. Melihat sang Alpha yang mulai merintih kesakitan karena perih di kedua matanya, Sasuke lekas mendorong perut Alpha tersebut dengan keras.
"Sialan kau Ome-"
CRASHH!
Pedang miliknya kembali teraliri dengan darah segar yang berasal dari pertengahan leher sang Alpha yang ia tebas, kepala Alpha itu pun jatuh dan menggelinding mengenai kakinya sedangkan tubuhnya sendiri telah terjatuh ke belakang, darah segar pun segera membahasai lantai tanah tersebut.
Sang pelaku pun berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya, setelah menyarungkan kembali pedangnya yang kotor oleh darah, Sasuke pun segera mengambil peta yang asli dan menukarnya dengan yang palsu.
Menghela nafas lega, ia pun membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu masuk, melewati tubuh tanpa nyawa dengan sangat santai, seakan-akan ia sudah terbiasa melihat pemandangan seperti itu. Sesampainya di pintu masuk yang tertutup, Sasuke pun mengetuk pintu tersebut sedikit keras.
Sembari menunggu, ia pun merapikan pakaiannya yang berantakan dan mengerutkan dahinya saat kancing bajunya telah terlepas dari tempatnya. Semakin lama ruang bawah tanah yang ia tempati terasa sangat pengap, paru-parunya terasa sangat kering dan ia sendiri mulai kembali berusaha untuk menghirup nafas sebanyak-banyaknya.
Ia pun kembali mengetuk pintu tersebut dengan keras. Sial, pasti Naruto di atas sana tengah bertarung dengan para prajurit dan mengabaikannya, atau yang paling buruk...
...Sengaja meninggalkannya di sini.
Dadanya terasa sangat sesak, pandangannya pun mulai mengabur. Rasa sesak dan lelah yang menjadi satu membuatnya tak bisa menahan dirinya untuk menutup kedua matanya.
"Sasuke!"
Sebelum kegelapan menguasai dirinya, ia merasakan tubuhnya di peluk erat-erat oleh seseorang.
*()*()*()*()*()*()*()*()*()*
Misi telah terselesaikan dengan baik, Peta yang asli telah berada di genggaman Second Hidleaf. Para petinggi SH yang untuk saat ini hanya terdiri dari golongan Alpha dan Beta mulai berunding menentukan strategi.
Para Alpha dan Beta lainnya telah menyiapkan diri untuk melakukan penyerangan, sedangkan para Omega di paksa untuk tetap tinggal di tempat, apalagi untuk Omega yang sedang hamil.
"Penyerangan akan di lakukan 2 bulan lagi, jadi mulailah bersiap-siap untuk berbagai kemungkinan buruk, tetapi tetap optimis dengan kemenangan!" seru Tsunade kepada seluruh anggota Second Hidleaf.
Semuanya pun bersorak bahagia, bahkan sorakan mereka sanggup membuat salah satu Omega yang pingsan satu hari penuh ini membuka kedua matanya, kedua manik hitamnya memandang sekelilingnya dengan dahi berkerut.
"Akhirnya kau bangun juga Uchiha-san." Sosok yang di maksud lekas memandang ke arah pintu masuk, terlihat seorang Alpha berjalan mendekatinya lalu duduk di pinggir ranjang tempatnya terbaring. "Maaf ya aku telat membuka pintunya, untung saja kau tidak mati kehabisan nafas hehehe."
Sasuke melihat dirinya sendiri, pakaiannya telah berganti dengan pakaian tidur, dan ia juga merasakan satu plester luka menghasi dahinya yang terluka.
"Ano... Sebenarnya aku yang menggantikan pakaianmu, habis bajumu sudah tidak layak pakai. Seorang dokter Omega juga langsung memeriksa kondisi... umm.. itumu... setelah aku membawamu kepadanya." Jelas Naruto seraya tersenyum tak enak, "Syukurlah jika kau baik-baik saja. Keberhasilan misi ini tidak membuatku bersyukur jika kau terluka."
"Jadi kau tahu jika ada petinggi Alpha di dalam sana?" tanya Sasuke kemudian.
"Ah tidak kok!" Naruto lekas mengibas-ngibaskan tangannya, "Aku tahu Alpha itu dalam keadaan terpenggal saat membawamu keluar, pasti kau yang melakukannya kan?"
Sasuke memilih untuk tidak menjawab dan Naruto pasti sudah tahu tanpa bertanya. Alpha berambut pirang itu menghela nafasnya lalu memandang Sasuke, "Apa kau sudah sering membunuh para Alpha? Kau tidak terlihat ketakutan sama sekali."
"Memangnya kau pikir bagaimana caraku untuk bertahan hidup jika tidak dengan membunuh?" tanya Sasuke ganti, pandangannya kembali tajam, sebaik apapun Alpha di hadapannya ini, ia tetap saja tidak suka dengan seorang Alpha. "Kalian selalu seenaknya sendiri, selalu melakukan apapun yang menurut kalian menyenangkan tanpa memperhatikan orang lain, apalagi seorang Omega. Jika memang Omega di lahirkan untuk menjadi 'Mesin Pembuat Bayi' Kenapa tidak sekalian Tuhan melahirkan kami tanpa rasa sakit dan perasaan?"
Omega itu menundukan kepalanya, matanya mulai memanas, dadanya kembali terasa sangat sesak. Ia sangat ingin di hargai, walaupun sedikit, ia ingin keberadaanya tidak hanya menjadi seseorang yang di lahirkan untuk di peralat.
"Uchiha-san... Apa kau selalu berusaha untuk membunuh dirimu sendiri?" bola mata Sasuke mengecil, terkejut dengan perkataan Naruto.
"Saat membersihkan tubuhmu, aku melihat banyak sayatan benda tajam di sekujur tubuhmu. Walaupun terlihat kuat, kau masih tetap seorang Omega yang putus asa ya..." Naruto tidak peduli jika Sasuke tengah menatapnya dengan pandangan membunuh. Sosok di hadapannya ini tetaplah sosok yang rapuh, sosok yang selalu membentengi dirinya sendiri dengan wajah angkuh dan datarnya.
Omega ini selalu berusaha untuk mengubah pandangan dunia tentang Omega sekaligus ingin menghapus keberadaannya.
"Sebenarnya aku sudah tahu banyak tentang dirimu, kau pasti kenal Sai bukan? Saudara kembarmu itu adalah anggota Second Hidleaf dan juga masuk ke dalam Tim Alpha A seperti kita."
Kini Sasuke tidak bisa lagi menahan keterkejutannya, ia memandang Naruto nanar, peritiwa 5 Tahun yang lalu kembali berputar di memori kepalanya.
Sai adalah saudara kembarnya, tetapi ia di lahirkan sebagai seorang Alpha. Mereka selalu berlatih pedang bersama-sama dan menjadi kuat bersama, walaupun dirinya yang seorang Omega tidak ada apa-apanya di bandingkan Sai.
Lima tahun yang lalu, Sai selalu bercerita tentang peristiwa pemberontakan yang ia lakukan bersama teman-temannya dan ia sendiri pun ingin melakukan pemberontakan serupa karena cerita dari Sai. Saudara kembarnya itu selalu bersemangat melakukan pemberontakan dengan harapan membawa pulang kakak sulung mereka yang hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya.
Namun beberapa hari setelahnya, di tengah malam ia di bawa memasuki sebuah ruangan luas namun gelap oleh prajurit kerajaan, ia pun di paksa duduk dengan kedua tangannya yang terborgol, dan pemandangan mengerikan pun terlihat di matanya.
Seorang Algojo bertopeng hitam bersiap-siap untuk memenggal kepala saudara kembarnya yang terduduk pasrah. Sebelum ujung pedang itu mengenai leher Sai, lelaki yang selalu tersenyum itu mengatakan sesuatu yang selalu ingat hingga saat ini.
Bahagialah...
Kenyataannya, hingga lima tahun setelah kematiannya, Sasuke sama sekali tidak mengecap kebahagiaan sedikitpun.
"Dia selalu membicarakan tentang dirimu, membicarakan tentang adik kembarnya yang pendiam, dingin, selalu memandang angkuh para Alpha walaupun dia seorang Omega. Walaupun begitu, saat menemuimu secara langsung aku tetap saja terkejut."
"Aku pikir... Tidak semua Alpha seperti yang kau katakan Uchiha-san, buktinya saja seharian ini kau sama sekali tidak di jaga oleh siapapun dan hingga saat ini kau masih dalam keadaan 'Utuh'. Padahal banyak sekali Alpha yang berkeliaran di sini."
Sasuke masih tetap diam, walaupun begitu pandangannya pun mulai melunak, ia pun menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhnya dan beranjak dari kasurnya.
"Apa kondisimu sudah baik? Jika iya, Tsunade Baa-Chan memanggilmu ke ruangannya. Karena aku juga di panggil, maka aku juga akan ikut denganmu." Ujar Naruto seraya berdiri dari duduknya, ia memandang Sasuke teduh lalu tersenyum lebar, "Setelah itu, bagaimana kalau kita jalan-jalan untuk merayakan keberhasilan kita? Sekalian berkenalan dengan anggota yang lain."
*()*()*()*()*()*()*()*()*()*
Dua bulan sebelum penyerangan telah Sasuke buat untuk persiapan, ia selalu berlatih di pagi hari dan selalu meningkatkan staminanya di sore hari. Kadang-kadang Naruto datang menemaninya melakukan kedua hal itu. Sasuke sendiri tidak menolak jika Naruto mengajaknya berlatih, sekalian berhadapan langsung dengan Alpha kuat macam Naruto sedikit demi sedikit membuat pengalamannya semakin bertambah.
Biasanya juga, setelah berlatih dan membersihkan diri, Naruto langsung membawanya mengelilingi desa replika ini, dan selalu saja ada orang yang menggoda kedekatan mereka.
Memangnya kenapa kalau dia berjalan bersama dengan Naruto? Apalagi ada beberapa Omega, baik laki-laki atau pun perempuan kedapatan memandangnya iri. Hei, kalau ingin berdekatan dengan Alpha pirang bodoh ini, kenapa tidak mengatakannya langsung?
"Ayo kita makan di ramen Ichiraku!"
"Aku tidak mau." Tolak Sasuke seraya berjalan berlainan arah dengan Naruto, beberapa hari yang lalu dengan bodohnya ia mengiyakan selalu ajakan Naruto ke tempat favoritnya, "Makan ramen setiap hari tidak sehat Uzumaki-san, kenapa kau tidak mencoba untuk makan sayur sekali-kali." Ujarnya seraya menunjuk ke sebuah warung yang lainnya.
Naruto menggelengkan kepalanya cepat, "Nggak mau! Aku tidak suka sayurr!" tolaknya keras.
"Ya sudah, aku akan makan sendiri di sana." Ujar Sasuke final seraya melenggang memasuki kedai yang ia maksud. Naruto yang sebenarnya ingin makan berdua dengan Sasuke pun pada akhirnya mengikuti Sasuke.
Dari Partner dalam Tim, hubungan mereka tumbuh menjadi mana ada Sasuke, pasti sosok Alpha berambut pirang itu selalu ada bersama dengan Sasuke, begitu juga sebaliknya.
Walaupun seorang yang friendly, Naruto tidak pernah sekalipun berpacaran dengan seorang Omega, ia memang selalu berbuat baik kepada Omega, tetapi tidak pernah sekalipun menerima pernyataan cinta mereka. Rasanya ia masih belum siap menjalani hubungan yang seperti itu.
Jadi melihat kedekatannya dengan Sasuke, membuat teman-temannya merasa akan ada perubahan yang terjadi pada diri Naruto. Alpha terkuat di Second Hidleaf akan bersanding dengan Omega terkuat? Bukankah terlihat sangat menarik?
"Naruto."
"Umm.. Ada apa?"
Suatu ketika Naruto tengah berbincang dengan anggota Tim nya tanpa kehadiran Sasuke, sebagai informasi jika teman-temannya itu saling berpasangan, dan sepertinya Neji akan segera menikahi Gaara setelah revolusi berhasil di lakukan.
"Kalian berdua sudah terlihat sangat dekat sekali, tetapi..." perkataan Kiba pun menggantung, Naruto mendengarkannya dengan antusias.
"Tetapi apa? Aku tidak melakukan hubungan yang lebih begitu? Bukankah sudah kubilang jika aku masih tidak tertarik menjalin kasih dengan seseorang?" ujarnya sedikit sewot, tentu saja karena banyak sekali orang yang mengatakan seperti itu kepadanya.
"Bukan-bukan..." sela Kiba seraya meringis melihat respon yang di berikan Naruto.
"Kenapa kalian masih memanggil dengan nama keluarga kalian? Masih dengan suffix '-san' juga." Sambung Gaara yang ikut-ikutan penasaran.
Teng... Tong...
Naruto sendiri baru sadar akan hal itu, ia masih tetap memanggil Sasuke dengan nama 'Uchiha' dan Sasuke sendiri masih memanggilnya dengan nama 'Uzumaki'
"Yah... Aku sendiri tidak mengerti hahahaha... Tetapi sepertinya Sasuke tidak nyaman jika aku memanggilnya dengan nama kecilnya." Ujar Naruto seraya tersenyum gugup.
"Tetapi kalian sudah 'bersahabat' dan terlihat 'dekat' bukan? Kenapa kau tidak mencobanya? Aku saja yang mendengarnya terasa sangat aneh loh." Ujar Kiba kemudian.
...dan kini Naruto telah berdiri di depan pintu rumah Sasuke, mencoba untuk mengajaknya 'jalan-jalan malam'
Pintu pun terbuka bersamaan dengan seruan orang yang di kenalnya dari luar rumah Sasuke.
"Naruto! Shuoi melahirkan!"
"Hehh? Benarkahh?"
Pada akhirnya Sasuke yang baru keluar dari rumah pun langsung saja di tarik oleh Naruto menuju ke rumah Shuoi. Sasuke sendiri tidak tahu kenapa Naruto terlihat antusias sekali dengan kelahiran Omega pertama yang ia temui di Second Hidleaf.
Saat memasuki rumah keluarga itu, Sasuke bisa mendengar suara teriakan kesakitan bersamaan dengan suara seseorang yang menyuruhnya untuk tenang. Naruto sendiri telah mendatangi Geyama, Alpha dari Omega yang tengah melahirkan itu.
"Aku takut terjadi sesuatu dengan Shuoi-Chan.." gumam Geyama panik, Naruto sendiri mencoba sebisanya untuk menenangkan Geyama.
Naruto pernah bercerita jika Geyama dan Shuoi adalah teman masa kecilnya, mereka juga masuk ke dalam organisasi ini bersama-sama. Tetapi saat ia mulai bertanya mengapa dua orang itu masih saja memanggil Naruto dengan formal, Naruto mulai melanturkan ucapannya.
Seperti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Alpha pirang itu.
Suara erangan kesakitan itu berhenti bersamaan dengan suara tangisan bayi yang terdengar sangat keras dari dalam kamar tersebut, Geyama yang tidak tahan lagi langsung saja memasuki kamar tersebut dan memeluk Omega tersayangnya masih kelelahan.
Naruto yang berdiri di daun pintu hanya tersenyum, Sasuke yang juga ikut melihat di samping Naruto pun merasakan perasaan yang sama.
Yah, baru kali ini ia melihat seorang Omega mengandung dan melahirkan dengan bahagia, tanpa di bayang-bayangi oleh kematian karena di bunuh.
"Bayi laki-laki ini kelak akan menjadi seorang Alpha, terlihat jelas sekali tangisannya sangat kencang dan juga baunya yang tidak begitu tajam."
Jelas sang dokter yang membantu persalinan Shuoi, setelah membereskan peralatan dan menyerahkan sang bayi yang telah bersih kepada keluarga, dokter itu pun unjuk diri dari hadapan mereka.
Keluarga itu terlihat sangat bahagia.
"Selamat untuk kalian berdua!" seru Naruto seraya berjalan memasuki kamar, kedua orang yang di maksud hanya tersenyum malu-malu seraya berucap terima kasih.
"Tidak kusangka Naruto-san datang, terima kasih banyak ya!" balas Geyama seraya membungkukan badannya.
"Hahahaha memangnya apa sih yang tidak aku lakukan untuk teman lamaku hahahaha." Ujar Naruto senang, "Bayi kalian sangat imut sekali~ Dia akan menjadi Alpha yang hebat sepertimu Geyama."
"Tentu saja Naruto-san, bahkan lebih hebat dariku!"
"Umm.. Naruto-san kemari bersama Uchiha-san ya?" tanya Shuoi seraya memandang Sasuke yang masih betah berdiri di luar kamar. Naruto yang menyadarinya lekas menarik Sasuke – Lagi – untuk masuk ke dalam kamar.
"Sebenarnya aku ingin mengajak Uchiha-san makan malam, tetapi melihat kabar kelahiranmu tanpa sadar aku mengajaknya kemari deh hehehehe..." ujar Naruto cengesan. "Uchiha-san, katakan sesuatu kepada mereka." Bisiknya kepada Sasuke.
Sasuke sendiri yang tidak tahu harus berujar apa hanya mengatakan, "Selamat atas kelahirannya."
Shuoi dan Geyama memandang kedua orang itu tidak enak, "Ah kalian berdua akan berkencan ya? Tidak seharusnya Naruto-san membatalkan kencan untuk melihat kelahiran Shuoi-Chan." Ujar Geyama merasa bersalah, di susul anggukan tak enak dari Shuoi.
"Astaga kalian berdua ini..." Naruto pun tertawa kaku, mata birunya melirik Sasuke yang hanya memalingkan wajahnya, "Kami tidak berkencan, hanya makan malam biasa kok, setelah ini kita bisa melakukannya, jangan termakan gosip deh hahahaha!"
"Tetapi tetap saja kan..."
"Tidak apa-apa, kau juga tidak keberatan kan Uchiha-san?"
Sasuke pun menganggukkan kepalanya, ia membiarkan Naruto berbicara banyak, karena kini pandangannya jatuh pada sosok bayi mungil yang tengah tertidur di gendongan Shuoi.
Mau dia Alpha, Beta, atau pun Omega, seorang bayi akan tetap menjadi seorang bayi, keimutannya juga tidak ada yang bisa menandingi. Kenapa bayi imut itu harus bertransformasi menjadi sosok Alpha yang brengsek, misalnya saja.
"Nee... Shuoi-san..." panggilnya, Shuoi pun memalingkan wajahnya dari sang bayi lalu memandang Sasuke.
"Ada apa Uchiha-san?"
"Bagaimana rasanya mengandung dan melahirkan?" tanyanya tanpa sadar. Sedangkan Shuoi hanya bisa tertegun mendengar pertanyaan itu keluar dari bibir Omega seperti Sasuke.
Sasuke yang menyadari jika pertanyaan terkesan sangat aneh itu lekas meralatnya, "Lupakan saja."
Shuoi pun tersenyum seraya menggelengkan kepalanya, "Apakah Uchiha-san ingin mempunyai seorang anak?" tanyanya kemudian.
"Sudah kubilang lupakan saja, anggap saja aku tidak pernah menanyakan hal itu."
"Tentu saja tubuhmu yang terasa ringan itu tiba-tiba memberat, semakin lama perutmu juga akan semakin membesar dan kau akan merasa seperti sebuah balon yang terisi batu beton. Saat melahirkan pun, rasa-rasanya aku tidak bisa mendeskripsikannya, pastinya sangat sakit dan melegakan sekaligus." Lanjut Shuoi seraya tersenyum lembut.
Sebagai sesama Omega, ia sudah tahu pasti bagaimana sikap-sikap para Omega dan juga sikap yang Sasuke keluarkan tanpa sengaja itu. Bertanya tentang mengandung dan melahirkan? Pasti jiwa Keomegaan yang Sasuke miliki berteriak menginginkan hal itu.
Shuoi memandang Geyama dan juga Naruto yang tengah berbincang entah apa, pandangannya jatuh kepada Naruto dan juga Sasuke secara bergantian, dilihatnya Omega itu kembali menundukan wajahnya, pasti merasa malu dengan pertanyaan yang ia lontarkan tadi.
"Tidak apa-apa Uchiha-san, semua Omega pasti ingin memiliki seorang anak yang ia kandung sendiri, termasuk Uchiha-san sendiri. Itu adalah insting alami kita. Tentunya Uchiha-san ingin mengandung anak dari pasangan yang juga Uchiha-san cintai, maka dari itu lekas carilah kebahagiaan yang Uchiha-san inginkan."
Bahagialah...
Sasuke terdiam mendengar penjelasan Shuoi, Omega itu beberapa tahun lebih tua darinya, pastinya pengalaman yang ia miliki lebih banyak darinya. Benarkah itu kebahagiaan yang ia cari?
"Uchiha-san..." suara bariton Naruto membuyarkan lamunan Sasuke, Omega berambut hitam itu mendongakkan kepalanya dan melihat Naruto telah berada di hadapannya, "Aku sudah lapar nih, ayo kita segera makan!" serunya. Ia pun mengapit tangan kiri Sasuke dengan tangan kanannya dan berpamitan dengan kedua kawan lamanya itu.
Mereka berdua pun kembali berjalan beriringan dalam keheningan. Biasanya Naruto terlebih dahulu membuka pembicaraan karena ia tidak betah harus berdiam diri walau satu menit saja.
Tetapi kali ini, memandang Sasuke saja rasanya ia gugup sekali.
Walaupun tadi ia berbicara seru dengan Geyama, namun telinganya masih dapat mendengar obrolan kedua Omega yang juga berbincang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Apakah ada seseorang yang tengah Sasuke sukai saat ini? Mungkin itulah yang membuat Sasuke bertanya seperti itu. Apakah tanpa sadar jiwa Keomegaan Sasuke muncul hanya karena melihat Shuoi saja? Pasti tidak.
"Nee... Uchiha-san... Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
Sasuke menganggukkan kepalanya singkat.
"Apakah kau sedang menyukai seseorang?" tanyanya to the point.
Sasuke mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan itu, ia pun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Naruto, "Apa maksudmu?"
"Ah... Maaf jika pertanyaanku sedikit mengganggumu, aku... aku hanya penasaran saja.." ujar Naruto cepat seraya menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya, "Soalnya tadi kau bertanya tentang 'Mengandung' dan 'Melahirkan' kepada Shuoi-Chan."
Naruto siap menerima jika setelah ini Sasuke akan melayangkan tinjunya, seperti yang sudah-sudah. Pertanyaannya ini memang cukup menyinggung dan ia kembali merasa bersalah karena menguping pembicaraan orang seenaknya sendiri.
Namun bukannya melakukan seperti dalam bayangan Naruto, wajah Sasuke sontak memanas dan Naruto yakin sekali jika semburat kemerahan di kedua pipi Omega itu muncul karena rasa malu.
"A-aku tidak pernah bertanya seperti itu, ti-tidak ada orang yang aku sukai." Ujarnya terbata-bata, entah mengapa. Ia pun memalingkan wajahnya dan berjalan mendahului Naruto, bisa malu dia jika Naruto melihat wajahnya yang semakin memerah, "Su-sudahlah jangan bahas hal itu lagi Uzumaki-san!"
Naruto pun hanya tertawa renyah seraya berjalan beriringan dengan Sasuke, setiap kali ia ingin melihat wajah Sasuke, Omega keras kepala itu langsung saja memalingkan wajahnya. Hahaha lucu sekali.
"Baru kali ini aku melihat sosok Omega pada dirimu Uchiha-san, sering-seringlah merona seperti ini dong~ Kan lucu~"
"Uzumaki-san!"
"Iya... Iya... Maaf..." Naruto tidak tahu kenapa menggoda Omega Uchiha ini terasa sangat menyenangkan untuknya, ia sendiri pun menahan diri untuk tidak mencubit pipi Sasuke yang memerah.
Ahh... Rasa-rasanya jika Sasuke yang kelak akan menjadi ibu bagi anak-anaknya tidak terlalu buruk. Walaupun berwajah galak seperti itu, ia merasa jika Sasuke pasti akan sangat menyayangi anak-anak-Eh!
Kini wajahnya lah yang mendadak memerah sempurna, kenapa tiba-tiba membayangkan masa depannya seperti itu sih? Ia jadi malu sendiri.
...dan jadilah kedua sejoli yang sama-sama nggak peka ini berjalan beriringan dengan wajah yang memerah.
..
..
..
..
..
"Umm... Uchiha-san?"
"Hn?"
"Ingin memesan apa?"
"Sup miso, jangan terlalu pedas."
"Okay!"
"..."
"Uchiha-san?"
"Ada apa lagi Uzumaki-san?"
"Mulai saat ini... itu... bolehkah aku... Memanggilmu dengan nama kecilmu?"
"... Kenapa mendadak sekali."
"Eh? Uchiha-san keberatan ya? Maaf-maaf!"
"Jangan terlalu membungkuk di hadapan Omega Uzumaki-san."
"Ah tidak masalah yang penting Uchiha-san tidak marah kepadaku."
"Aku tidak marah. Tidak masalah, kau bisa panggil aku Sasuke."
"Benarkah?"
*Mengangguk*
"Kalau begitu Sasuke juga harus memanggilku 'Naruto'!"
"Tidak bisa."
"Ehhh? Kenapa?"
Sasuke memandang Naruto malas, juga sedikit jengkel, "Aku sudah tahu semuanya, pantas saja aku seperti melihatmu di suatu tempat dan juga banyak orang yang menghormatimu."
"Apa maksudnya?" Naruto memandangnya tak mengerti.
"Namamu yang sebenarnya Namikaze Naruto kan? Anak dari Raja Kelima Hidleaf, Namikaze Minato."
.
.
.
.
TBC
.
.
.
Next Chapter : 9 September 2016
