DISCLAIMER : Axis Powers Hetalia does not belong to me, sadly.

"Look for the girl with the sun in her eyes
And she's gone.
"


Netherlands menatap rumah yang menghitam itu─atau setidaknya apa yang tersisa dari struktur bangunan itu.

Pria itu tidak tahu apakah lebih baik ia melihat gadis yang dicarinya di reruntuhan itu, ataukah melihatnya telah menghilang.

"Mijn Heer," seorang inlander memanggilnya.

Ia menoleh menatap ke arah budak itu. Pemuda pribumi itu tidak balas menatapnya, tatapannya terpaku di tanah. Netherlands, dengan segala kemampuannya mensyukuri hal itu, dia tidak bisa menatap sepasang mata gelap yang serupa lagi. Tidak setelah kebohongan yang telah dijalinnya dengan rapuh selama berpuluh – puluh tahun pada gadis itu terbakar habis bersama rumah yang berada di hadapannya. Tidak setelah para pemberontak itu mencurinya, mencuri gadis kecilnya. Terkutuklah mereka yang telah menjauhkan dirinya dari, dari kolonie-nya.

Malang, Nederlands-Indiё yang malang. Kriminal itu telah berani meracuni pikiran gadis kecilnya, zijrivier-nya tersayang dengan kata – kata yang membuatnya memberontak dari koloniale staat-nya. Tetapi hanya satu hal, satu hal yang telah membuatnya murka.

Hanya Netherlands yang dapat meracuni pikirannya. Mengadu dombanya. Melemahkannya dan melihatnya rapuh rusak lemah menyedihkan sehingga ia hanya dapat menambatkan diri pada dirinya. Tidak ada yang dapat menginginkannya setelah ia rusak─tidak si sial England, tidak si bodoh Portugal, bahkan tidak adik laki – lakinya. Hanya dia seorang.

Ia mengambil surat yang disodorkan pria berkulit sawo matang itu padanya dan membukanya.

Tepat setelah ia membacanya, ia menjatuhkannya. Lembaran itu menimpa genangan air sisa pemadaman malam itu dengan bunyi gemericik halus.

- End


A/N: It's a full on drabble I know, and so will the continuations of these. I tried the song shuffle Netherenesia challenge after all... Anyways, next we'll come up with MIKOTO's song!