Warning: Genderswitch for K-Pop UKES. Universal

Characters: Mainly EXO and other K-Pop Groups

Main Pairing: HunHan

Disclaimer: EXO are God's, their parents', and SM's. You don't have any permission to copy-paste this story or steal this story away from me. The autorization of this story belongs to me and message me/review first if you want to translate this fic to another language or save it to your devices.


Chapter 1: The Deer

Luhan menyibakkan selimut tebal ber-motif bunga dandelion nya dengan cepat. Gadis ber-rambut merah-kecoklatan itu segera bangun dari tempat tidurnya dan berlari secepat mungkin ke kamar mandi yang terletak tepat di sebelah lemari pakaiannya. Walaupun jaraknya hanya 10 langkah jika berjalan biasa, namun kalau tidak cepat-cepat, 10 langkah bisa seperti 1 jam sementara dalam waktu 1 setengah jam, Luhan sudah harus sampai di rumah teman satu agensi-nya - Byun Baekhyun. Mengetahui jarak rumah mereka yang cukup jauh dan arahnya berlawanan, Luhan mengira-ngirakan dia harus menghabiskan waktu sebanyak 3 menit untuk mandi, 10 menit untuk berdandan, 2 menit untuk sarapan, dan sisanya untuk perjalanan. Luhan hanya bisa berdoa semoga mobil mini cooper berwarna pink nya mau berkoordinasi dengannya hari ini. Tidak, mini cooper nya bukanlah mobil mini cooper cantik yang mudah berkoordinasi. Meskipun tampak luarnya cantik, Luhan terkadang suka gemas dengan mesin mobilnya yang entah kesurupan setan apa itu.

Bila keadaannya seperti ini, dia membutuhkan stopwatch untuk memperkirakan waktunya ber-aktifitas. Maka model ber-tinggi badan 173 cm ini membawa iPhone ber-silikon hello kitty nya ke dalam kamar mandi, melepas piyama tidurnya, dan layaknya pelari, menekan tombol start di stopwatch handphone nya lalu melesat menuju shower. Dengan cepat, Luhan mengatur suhu air showernya menjadi air hangat. Namun, manusia mana yang tidak terlena dengan sensasi relax yang ditawarkan mandi air hangat? Bukannya mandi seperti orang kesetanan, Luhan malah menggelar konser akbar nya di kamar mandi. Belum selesai menyanyikan lagu keduanya, handphone nya berbunyi dan Luhan pun baru ingat bahwa waktu mandinya hanya 3 menit. Dengan cepat, dia mematikan shower nya, mengeringkan badan langsingnya dengan handuk secara kilat, lalu mencari baju di lemarinya. Handphone nya terus berbunyi, menandakan ada telepon yang masuk. Luhan mengumpat dengan kesal. Siapapun itu yang menelpon, akan kujadikan makan malamku hari ini.

Sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah, Luhan mengangkat telponnya tanpa melihat nama penelponnya,

"Yah, pabo! Aku sedang terburu-buru, aku hanya punya waktu 30 menit untuk bisa bersiap-siap, 10 menit untuk menyiksa mobilku, dan sisanya untuk tiba tepat waktu di rumah Baekhyun!"

Kemudian tidak ada respon dari penelpon.

"Umm... Eonnie? Iya, ini aku Baekhyun." Si penelpon mulai berbicara dan membuat Luhan terhenyak, "Eonnie tidak usah terburu-buru, Kris juga belum sampai di sini kok, jadi tidak apa-apa..."

Luhan tertawa nista, "Mianhae, Baekhyun-ah. Jangan khawatir, aku akan tiba lebih cepat daripada kecepatan lari serigala yang mengejar mangsanya."

Baekhyun terdiam. Mengapa senior nya ini sangat lucu? Sangat lucu hingga membuat Baekhyun bingung ingin merespon apa. Memutuskan tidak ingin membuat suasana menjadi canggung dan tidak ingin terdengar tidak sopan, Baekhyun mengeluarkan tawa kecil yang dia buat-buat. Semoga terdengar seperti suara asli dan sepertinya doa Baekhyun terkabul karena yang terjadi berikutnya, Baekhyun dapat mendengar tawa menggelegar dari Xi Luhan, model nomor 1 di agensi Glance yang foto-fotonya sudah terpampang di berbagai majalah mode, serta di katalog-katalog toko terkenal seperti Guess, Louis Vuitton, Chanel, dan sebagainya.

"Baiklah Baekhyun-ah! Sampai bertemu di rumahmu, neh? Ciao!" dan Luhan menutup telponnya sebelum Baekhyun sempat merespon.

Yin Lulu, kenapa kau memalukan sekali?

W & D

Wu Yifan – atau lebih dikenal dengan Kris, melirik jam tangannya sesekali. Berusaha untuk relax, dia memutuskan untuk menghabiskan kopi nya terlebih dahulu dan mencoba untuk lebih bersabar lagi. Jika bukan untuk Baekhyun dan Luhan, aku pasti sudah pulang sekarang. Bingung apa yang sedang dilakukan lelaki ber-rambut blonde ini? Well, model lelaki ber-agensi Glance yang tidak kalah peringkatnya dengan Xi Luhan ini sedang menunggu seorang fotografer professional yang dikata akan menjadi fotografer untuk sesi pemotretan Glance berikutnya yang dibintangi oleh Luhan dan Baekhyun. Fotografer ini dikenal dunia dengan nama L – atau orang-orang yang berkecimpung di dunia permodelan lebih mengenalnya dengan nama Kim Myungsoo. Sudah 40 menit Kris menunggu di coffee shop mungil di dekat gedung Glance itu sementara perjalanan ke rumah kekasihnya – Baekhyun – membutuhkan waktu 20 menit lagi dari sana.

Tiba-tiba, handphone nya berbunyi, menandakan ada panggilan dari kekasih mungilnya,

"What is it, baby Baek?" tanyanya sambil tersenyum. Syukurlah Baekhyun menelpon karena kalau tidak, dia benar-benar sudah akan mati kebosanan.

"Where are you, Mr. Dragon?" tanya Baekhyun dengan aksen bahasa inggris yang lucu, membuat Kris terkekeh gemas, "Have Myungsoo arrived?" tanyanya lagi dengan nada khawatir.

Kris merengut mendengar nama Myungsoo. Pasalnya, dia sudah cukup kesal dengan kelakuan fotografer itu hari ini. Belum bertemu saja sudah membuat kesal, awas saja kalau orangnya juga menyebalkan. Kris mendesah lalu menggelengkan kepalanya meskipun dia tahu Taekyung tak dapat melihat gelengan kepalanya,

"Nope. Still waiting for him." Gumamnya sambil menahan rasa kesal karena bosan, "Have Luhan arrived yet?"

"Yep, she's here already! We're watching Captain America now," suara Baekhyun terdengar ceria, membuat Kris tersenyum gemas.

Belum sempat Kris melanjutkan pembicaraan dengan Baekhyun, seseorang duduk di kursi yang berada tepat di depannya dengan kamera menggantung di lehernya. Lelaki itu tersenyum lalu melambaikan tangannya pada Kris. Oh, Myungsoo.

"Talk to you later, baby. Myungsoo's here." Terdengar jawaban singkat dari Baekhyun sebelum sambungan diputus oleh gadis mungil ber-rambut pirang pasir itu.

Kris memasukkan handphone-nya ke dalam kantungnya sebelum berdiri dan menandakan Myungsoo untuk mengikutinya dengan anggukan kepala. Bukan attitude yang bagus untuk seorang fotografer yang dibayar milyaran won untuk 15 set fotonya, namun mengingat umur Myungsoo yang sebenarnya lebih muda daripada Kris, dan Myungsoo tidak ingin banyak protes, jadi fotografer ber-mata sipit itu mengikuti model tinggi di hadapannya masuk ke dalam mobil BMW yang terparkir eksklusif di depan coffee shop kecil itu.

W & D

"Tidak, Jongin. Tidak." Ucap perempuan ber-rambut panjang dengan poni yang ditarik ke belakang dan tertahan oleh sirkam itu tegas.

"T-tapi noona..."

"Tidak. Aku bilang tidak ya tidak."

Lelaki ber-kulit tan dan ber-postur tubuh sempurna itu – Kim Jongin mendesah dan wajah konyol dengan ekspresi jahilnya segera menghilang. Dia menatap tajam kakaknya yang saat ini menatap balik ke arahnya dengan tajam pula. Bagaimana bisa perempuan pendek dengan wajah chubby dan ber-paras imut itu terlihat sangat seram di mata Jongin? Entahlah. Seorang adik mengenal kakaknya lebih baik daripada orang lain bukan? Apalagi jika orang tua mereka berdua sudah tidak ada.

"Tapi sepatu dance-ku sudah rusak dan tidak enak dipakai untuk latihan lagi." Keluh lelaki itu sambil merengek manja. Namun, Kim Minseok tidak bisa dikalahkan dengan rengekan menjijikan adiknya itu.

"Tidak, Kim Jongin. Kau bisa meminjam sepatu milik Sehun dulu, kan? Uang kita sudah habis untuk membayar tagihan telepon yang entah mahal sekali karena siapa," Minseok mendesah tak kalah mantapnya dengan desahan kesal Jongin.

"Noona!" Jongin merengut kesal sekaligus malu. Ayolah, siapa lagi orang yang berani membicarakan tagihan telepon di depan gerbang universitas seni paling terkenal di Seoul kalau bukan Kim Minseok?

"Tidak, Jongin. Tidak. Bulan depan, okay? Noona janji, tapi kau juga harus membayarnya dengan uangmu juga." Minseok tersenyum kecil, membuat Jongin tersenyum lebar, "Tapi, 80 persen adalah uangmu, arasseo?"

Dunia Jongin seakan hancur saat itu juga, "Dapat uang darimana, noona?! Aku ini masih seorang pelajar!" Jongin merengek kesal, rasanya ingin menangis namun saat dia ingat citranya sebagai murid keren di sekolahnya, dia mengurungkan niat tidak manly nya itu dan menguncinya di dalam hati kecilnya.

Minseok hanya mengangkat bahunya tidak peduli sebelum masuk ke mobil Volkswagen kodoknya dan menyetirnya menjauh dari universitas Jongin sambil melambai ke arahnya, "Jangan pulang lewat dari jam 9, Jongin ku sayang!"

Jongin hanya bisa menatap mobil kakaknya melaju perlahan sambil melongo. Isakannya mulai keluar namun seorang Kim Jongin tidak boleh menangis! Kim Jongin adalah orang terkuat di dunia ini. Dengan langkah lunglai namun dipaksakan menjadi tegas, Jongin masuk ke dalam gedung universitasnya. Dipasangnya senyuman 'tampan' yang disukai para pelajar di Seoul Art University, berusaha menutupi hatinya yang masih kesal hanya karena kakaknya tidak mau membelikannya sepatu baru untuk latihan dance-nya. Sungguh, Kim Jongin sebenarnya adalah seorang anak manja yang bersembunyi di balik wajah tampan dan tubuh ber-otot proporsionalnya. Jongin memasuki kelasnya yang masih cukup sepi lalu duduk di bangkunya. Melihat sahabat sekaligus teman sebangkunya – Oh Sehun – belum hadir, Jongin melanjutkan rengekkannya dan membenamkan wajahnya ke meja rata ber-warna hijaunya.

"Hey, Jongin!" sapa sebuah suara familiar. Jongin mendongakkan kepalanya hanya untuk melihat teman sekelasnya sekaligus teman satu club nya – Moon Jongup – menyapanya dengan senyuman cerahnya.

"Hai, Jongup." Lalu Jongin menlanjutkan kegiatan berciumannya dengan meja hijaunya itu.

"Mengapa terlihat lesu pagi-pagi begini?" tanya Jongup sebelum duduk di bangku Sehun dan menepuk pundak Jongin pelan. Jongin hanya menggumam tidak jelas tanpa memalingkan wajahnya dari meja. "By the way, kau sudah melihat sepatu baru keluaran Nike itu? Design nya keren sekali dan aku dengar sepatu itu sangat enak diapaki buat nge-dance! Sepertinya sepatu itu sangat cocok untukmu." Jongup menambahkan dengan polos. Sungguh Moon Jongup, kau tidak mengetahui penyebab kelesuan sang Kim Jongin pagi ini. Dan berikutnya, Jongup dapat mendengar rengekan kesal Jongin yang tak dapat terbendung lagi.

W & D

Mata besar Luhan berkedip pelan memandangi fotografer yang sekarang sedang menjelaskan tentang konsep pemotretannya dengan Baekhyun. Diliriknya model muda cantik di sampingnya yang memperhatikan presentasi singkat oleh Myungsoo. Merasa tidak mengerti dengan penjelasan Myungsoo, Luhan mencolek pundak Baekhyun perlahan, "Psst... Baekhyun?"

Baekhyun berkedip kaget sebelum menoleh ke arah Luhan,

"Ada apa, eonnie?" tanyanya dengan ekspresi bingungnya yang menggemaskan

Luhan menggaruk kepalaya yang tidak gatal sama sekali,

"Itu... Aku tidak mengerti Myungsoo menjelaskan apa." Gumamnya pelan

Hening, tidak ada jawaban dari Baekhyun. Baekhyun menahan tawanya lalu tersenyum, "Nanti aku jelaskan neh, eon? Biarkan aku memperhatikan dulu."

Luhan mengangguk sebelum memutuskan untuk memperhatikan sekeliling rumah Baekhyun yang tidak terlalu besar namun terkesan luas itu. Mengetahui bahwa senior nya sudah mempunyai kesibukan sendiri, Baekhyun melanjutkan kegiatannya memperhatikan presentase Myungsoo sambil sesekali melirik ke arah kekasihnya yang juga memperhatikan walaupun dia tidak ada sangkut pautnya dengan pemotretan itu. Luhan mendesah pelan karena bosan. Dikeluarkannya handphone-nya dan dia memutuskan untuk mengirim pesan kepada sahabat sejak kecilnya – Kim Minseok. Setelah mengirimkan pesan singkat kepada gadis imut ber-wajah chubby tersebut, Luhan kembali melanjutkan aktifitasnya mengamati ruang keluarga Baekhyun. Di atas tv flat milik gadis mungil itu, terdapat foto besar yang menunjukan sepasang suami-istri dengan seorang anak kecil berdiri di depan mereka. Seorang anak perempuan imut dengan dress biru ber-motif polkadot nya yang dia kenali sebagai Baekhyun. Luhan tersenyum melihat foto itu dan baru menyadari bahwa Baekhyun adalah anak tunggal. Apakah Baekhyun tidak kesepian? Lulu menggembungkan pipinya dengan lucu sembari memikirkan betapa kesepiannya Baekhyun yang sedari kecil bermain sendiri tanpa saudara, Pasti bosan menjadi anak tunggal.

Baekhyun tersenyum melihat beberapa konsep yang ditawarkan Myungsoo dalam presentasinya. Tema kali ini seharusnya anniversary Glance yang ke 7 tahun, dan dia tahu mereka butuh ide yang fresh untuk itu. Sahabat Myungsoo adalah desainer terkenal – Kim Kibum- atau yang dikenal dunia dengan panggilan Key. Dan saat ini Myungsoo sedang menampilkan desain-desain baju buatan Key yang akan dipakai untuk pemotretan mereka itu. Beberapa dress ditampilkan dengan beberapa konsep background dan setting yang menarik. Baekhyun tidak sabar untuk segera berpose di sana dan tersenyum manis untuk kamera Myungsoo. Berikutnya, Myungsoo menunjukan konsep sexy yang dengan cepat disanggah Baekhyun. "Aku dan Luhan-eonnie tidak pernah menggunakan konsep sexy."

Myungsoo menganggukkan kepalanya. Ya, model-model Glance memang mempunyai konsep mereka masing-masing walaupun suatu hari nanti mereka akan menandatangani kontrak dengan perusahaan lain dan harus mau mengikuti konsep-konsep yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Namun di Glance, mereka menunjukkan kepribadian mereka masing-masing sebagai model dan sebagai diri mereka sendiri di luar pekerjaan mereka menjadi model. Baekhyun biasanya akan menggunakan baju-baju ber-karakter imut dan manis seperti sweater-sweater rajutan bermotif lucu atau terkadang rok-rok mini dengan aksen seragam sekolah. Selama 3 tahun pula Baekhyun memperhatikan konsep Luhan yang terkesan penuh warna dan ceria namun tetap terlihat dewasa dan terlihat sesuai dengan umurnya.

Saat ini slide berganti dengan gambar berbagai macam pakaian-pakaian cerah yang cocok sekali dengan konsep Luhan. Baekhyun segera menolehkan kepalanya ke arah senior nya yang masih sibuk melamun sambil memperhatikan foto keluarga Byun, membuat gadis mungil berusia 20 tahun itu terkekeh pelan.

"Dan itu tadi adalah akhir dari presentasiku." Suara Myungsoo menyadarkan Luhan dari lamunannya dan baru menyadari bahwa slide di proyektor mini sudah lama berganti menjadi gambar desktop laptop Myungsoo yang ber-wallpaper foto Myungsoo dengan seorang gadis cantik yang dia yakini sebagai kekasihnya.

Kris dan Baekhyun bertepuk tangan sebelum Baekhyun mengangkat tangannya dengan senyum mengembang di bibir tipisnya,

"Ya, Baekhyun-ah?" tanya Myungsoo dengan wajah tersenyumnya

Baekhyun tertawa kecil sebelum menunjuk gadis cantik di wallpaper laptop Myungsoo, "Cantik sekali~ Siapa dia?" dan sukses membuat wajah Myungsoo merah merona

"Dia kekasihku, namanya Lee Sungjong." Jawabnya sambil tersenyum melihat foto wallpaper nya. Serentak Luhan dan Baekhyun mengeluarkan suara melengking mereka karena gemas dengan kedua pasangan itu sementara Kris menutupi wajahnya dengan tangan besarnya menahan malu karena pertanyaan dan tingkah kekasihnya.

"Apakah dia seorang model?" kali ini Luhan yang bertanya dengan antusias. Badannya langsing sekali dan wajahnya pun cantik. Sangat cocok untuk menjadi model.

Myungsoo menggelengkan kepalanya, "Sayangnya tidak. Dia seorang traveler." Jawabnya seraya mematikan laptop nya. "Padahal aku sempat menyuruhnya menjadi model tapi dia tak mau. Katanya model itu sibuk sekali,"

Baekhyun menyipitkan matanya seolah mencemooh perkataan Myungsoo barusan, "Bukankah traveler lebih sibuk? Dia pasti jarang bertemu denganmu kan?"

Myungsoo tertawa renyah lalu mengangguk. Kris menatap fotografer di depannya kagum. Lelaki ini jarang sekali bertemu kekasihnya namun masih bisa tertawa. Jika dia menjadi Myungsoo, dia pasti sudah gila disebabkan rasa rindunya kepada Baekhyun. Ayolah, sehari tidak bertemu saja rasanya Kris ingin membotaki rambut pirangnya hingga habis.

"Berapa lama kira-kira kalian tidak bertemu?" tanya model pirang itu sambil memakan biskuit renyah buatan Baekhyun.

Myungsoo tampak berpikir dan menghitung menggunakan jari-jarinya. Dia menggelengkan kepalanya dan mulai menghitung lagi, sepertinya dia salah menghitung. Lamanya waktu Myungsoo menghitung membuat Kris curiga. 'Jangan-jangan mereka tidak pernah bertemu?'

"Yahh... Sebulan dalam setahun lah." Jawabnya ringan sambil mengangkat bahunya dan menunjukkan jari telunjuknya yang menandakkan angka 1.

Mata Kris membelalak kaget dan dia terkesiap. 'Gila! 1 bulan dalam 1 tahun dan orang ini masih bisa tertawa renyah?! Orang ini benar-benar gila!' Kris menatap Myungsoo yang masih tersenyum dengan tatapan tidak percaya, kemudian matanya menangkap sosok Baekhyun yang sedang menyeruput tehnya sambil mengobrol dengan Luhan. Dengan cepat, dipeluknya tubuh mungil kekasihnya itu, membuat Baekhyun terkesiap dan menumpahkan tehnya ke dress pink Luhan dan membuat gadis ber-rambut merah-kecoklatan itu meringis kesakitan menahan rasa panas yang menjalar ke seluruh pahanya.

"Kris!" jerit Baekhyun kesal. "Mianhae, eonnie! Aku benar-benar tidak sengaja!" yang dimintakan maaf hanya tersenyum lebar sambil menggelengkan kepalanya,

"Tidak apa-apa, Baekhyun-ah! Tidak terlalu panas kok~" ucapnya sambil mengambil beberapa tissue dari meja di sampingnya dan mengusap rok dan pahanya yang basah.

Myungsoo yang sejak tadi menonton hanya bisa mendesah sambil berdecak kagum dan menggeleng-gelengkan kepalanya,

Model-model dari Glance memang unik.

Fotografer muda itu memtusukan untuk mengirimkan pesan singkat kepada kekasihnya yang sangat dia rindukan itu,

.

From: MyungsooL

To: Princess Jongie

Subject: Aku merindukanmu :(

Hey, princess? Apa kabarmu di sana? Hari ini aku bertemu dengan model-model yang akan bekerja sama denganku dalam pemotretan selanjutnya dan mereka mengingatkanku padamu, cantik. Jaga kesehatanmu okay? Aku cinta padamu ^_^

W & D

Gadis ber-rambut pendek dan ber-kacamata itu tersenyum melihat adik kelasnya yang terengah-engah sambil meminta maaf kepadanya berulang kali. Mungkinkah dia mengira aku marah padanya? Kyeopta.

"Maafkan aku, noona! Benar deh, tadi aku habis mencari Sehun. Kau tahu Sehun kan? Dia satu club dengan kita juga. Tapi benar, Sehun tiba-tiba menghilang. Aku kan kawan yang baik jadi aku ingin mengingatkannya mengikuti kegiatan club tapi dia benar-benar menghilang! Tolong noona, absen Sehun jangan dicoret merah, dia anak yang baik sumpah!" ucap lelaki tan itu panjang lebar tanpa bernapas samasekali, membuat gadis itu terpana sebelum tertawa kecil.

"Neh, neh Jongin-ssi... Tidak apa-apa," balasnya sambil tetap tertawa. Jongin yang hanya bisa melongo menatap senior nya yang imut itu baru bisa memproses perkataan senior nya setelah beberapa menit.

"Terima kasih, Kyungsoo-noona! Kau yang terbaik!" ujarnya senang seraya memeluk tubuh mungil senior nya - Kyungsoo, dan bodohnya Kim Jongin yang tidak menyadari munculnya semburat merah di wajah manis Do Kyungsoo yang semua orang yakin apabila dia melihatnya, dia bisa jatuh cinta dan ketagihan untuk membuat semburat merah itu muncul lagi kapanpun Kyungsoo bersama dengannya.

Kyungsoo mengangguk sambil mendorong tubuh tinggi Jongin darinya walaupun sebenarnya dia masih ingin dipeluk dan memeluk junior nya itu. Kyungsoo mempersilahkan Jongin untuk duduk di salah satu bangku yang masih kosong dan dia pun duduk di kursi guru yang tersedia untuk guru mereka yang entah kenapa belum datang juga hingga sekarang. Sebagai ketua club, Kyungsoo pun ber-inisiatif untuk mengirimkan pesan kepada guru mereka itu, menanyakan dimanakah dia. Apakah mobilnya mogok lagi? Kenapa dia tidak mengganti mobilnya saja kalau begitu? Namun, belum sempat Kyungsoo menulis pesan untuk gurunya yang masih terbilang muda itu, justru dialah yang mengirimkan pesan kepada Kyungsoo. Kyungsoo pun mendesah pelan membaca pesan dari gurunya. Benar kan, mobilnya mogok lagi.

"Ada apa, Soo?" tanya Taemin – teman se-club nya namun dari divisi dance.

Kyungsoo memberikan handphone nya kepada Taemin, menandakan agar Taemin membaca sendiri pesan dari guru mereka sambil mendesah pelan. Beberapa saat kemudian, terdengar tawa Taemin. Gadis ber-rambut pirang se-punggung itu memberikan handphone nya kembali sebelum naik dan berdiri di atas meja guru yang untungnya kosong dan tidak terdapat berkas apapun di sana,

"Teman-teman! Jongdae-oppa akan terlambat lagi!"

Seluruh kelas mendesah keras dan beberapa dari mereka menggerutu. Pascanya, sebentar lagi akan ada acara pentas seni musiman universitas mereka dan club musik adalah club yang paling diandalkan oleh sekolah. Bagaimana mereka akan berlatih dan mengetahui lagu apa yang akan mereka mainkan, nyanyikan, dan tarikan bila guru mereka selalu terlambat hadir? Minggu lalu, Jongdae juga terlambat datang dikarenakan alasan yang sama - mobilnya mogok – dan dia baru tiba sekitar 20 menit sebelum jam waktu club habis. Tidak ada yang boleh tinggal di sekolah setelah jam waktu club habis, dan dengan sangat menyesal dan kesal, Jongdae harus mengakhiri kelas tambahannya saat itu. Hari itu, dia berjanji minggu depan tidak akan terlambat lagi, tapi lihatlah apa yang dia lakukan hari ini.

"Begini saja, sekarang kita pemanasan dulu dan menyiapkan lagu-lagu yang kita sukai, jadi nanti bisa kita usulkan pada Jongdae-oppa. Bagaimana?" Kyungsoo menawarkan pada teman-temannya sambil tersenyum dan mendapat anggukkan kepala dari mereka. Kyungsoo tersenyum puas lalu menyuruh mereka berlatih sesuai divisi masing-masing.

Divisi dance dikendalikan oleh Taemin, divisi band oleh seorang lelaki yang tidak pernah ingin lulus dari universitas – Yonghwa, dan divisi vocal tentu saja oleh dirinya sendiri. Tanpa banyak bicara, mereka segera memulai latihan. Kyungsoo sendiri sibuk berdiskusi dengan anak-anak divisi vocal. Setelah mengambil 5 buah lagu terbaik, Kyungsoo memutuskan hanya akan menyanyikan 2 lagu yang dipilih oleh Jung Daehyun dan Ahn Daniel saja. Dua lagu tersebut adalah lagu barat dan Kyungsoo yakin banyak orang yang mengetahui 2 lagu tersebut.

Setelah sekitar 20 menit latihan, pintu kelas terbuka dan 2 orang pria masuk. Satu orang membawa tas ransel di pundaknya sementara yang lainnya menggendong tas berisi gitarnya. Salah satu dari mereka tersenyum lebar melihat murid-murid nya berinisiatif untuk berlatih sendiri tanpa menunggu kehadirannya. Dia melihat jam tangannya yang menunjukkan bahwa jam waktu club habis masih sekitar 1 jam lagi. Dia mengetok meja guru, membuat perhatian semua murid terpusat padanya,

"Hai, saeng!" sapanya ramah sambil tersenyum lebar

Anak-anak club musik pun tersenyum lega melihat guru mereka akhirnya datang juga. Sambutan seperti 'Sore Jongdae-hyung!' dan 'Sore Jongdae-oppa!' mulai terdengar bersahutan dari mulut setiap murid, membuat Jongdae bertambah senang dan sanggup melupakan kelelahannya setelah memperbaiki mesin mobilnya yang memang sudah seharusnya diganti.

"Music Club! Hari ini aku akan mengenalkan temanku yang akan membantu divisi Dance dan Band berlatih," ujarnya sambil menarik pergelangan pria lainnya yang lebih tinggi darinya, "Perkenalkan, ini Zhang Yixing dan dia lebih tua dariku 2 tahun!" serunya. Pria bernama Zhang Yixing itu melambaikan tangannya kepada anak-anak club sambil tersenyum ramah, memperlihatkan lesung pipitnya yang dalam dan membuatnya terlihat semakin tampan. Beberapa murid perempuan langsung menjerit senang membuat Jongdae memasang ekspresi kesalnya,

"Tidak pernah ada yang mengagumiku sampai menjerit seperti itu!"

Dan spontan, seluruh kelas pun tertawa. Tanpa ada yang menyadari, Jongin berjalan mendekati Kyungsoo dan mencolek bahunya perlahan. Yang dicolek pun menoleh dan tersenyum bingung, "Neh, Jongin?"

Jongin menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu mulai menanyakan hal yang tadi sudah dia tanyakan pada Taemin dan tentu saja disetujui olehnya,

"Noona, maukah noona ber-duet denganku? Noona yang bernyanyi dan aku akan menari di belakangmu. Kurasa itu akan terlihat keren kan?" senyuman tampan pun terpasang di wajaht tampan Jongin, membuat semburat merah kembali muncul di wajah imut Kyungsoo.

"T-tentu saja, boleh. Nanti kita bicarakan, okay?" Kyungsoo menepuk pundak Jongin pelan sebelum berusaha memfokuskan perhatiannya pada Jongdae dan Yixing yang sedang menjelaskan mengenai konsep dasar pentas mereka untuk acara pentas seni musim ini.

W & D

Luhan mengemudikan mobil kesayangannya yang menyebalkan itu perlahan, memperhatikan rambu-rambu yang terdapat di kiri dan kanan jalan. Kemarin dia baru melihat kecelakaan yang terjadi di jalanan Seoul. Sepertinya dekat-dekat sini, jadi dia tidak berani mengemudikan mobilnya dengan cepat. Diperhatikannya orang-orang berlalu-lalang menyeberangi jalan atau ada juga beberapa yang berlari sambil membawa tas dan menyeruput kopi sore mereka. Presentasi hari ini berjalan lancar dan Luhan sudah mengerti konsep-konsep yang ditawarkan Myungsoo. Jujur saja, Luhan menyukai semua konsep tersebut. Konsep-konsep tersebut sangat brilian dan otak Lulu tidak pernah terpikirkan akan konsep-konsep tersebut. Namun, bila dia harus memilih salah satu, tentu saja Luhan akan memilih konsep musim gugur. Dia tidak ingin berpikir terlalu jauh. Saat ini musim gugur dan udara musim gugur terkadang tidak kalah dingin dengan udara musim dingin. Luhan ingin melakukan pemotretan dengan menggunakan pakaian-pakaian hangat musim gugur. Kan tidak lucu sedang musim gugur lalu mereka ber-foto memakai bikini? Luhan saja tertawa saat tadi berdiskusi dengan Baekhyun, Kris, dan Myungsoo mengenai konsep 'Bikini di Musim Gugur'. Walaupun studio mempunyai heater, tapi kan tetap saja. Lagipula, bukankah banyak juga desain pakaian musim gugur yang lucu-lucu? Luhan yakin, bagi Key, merancang berbagai macam desain baju musim gugur bukanlah masalah yang mudah. Wanita itu punya berbagai macam ide brilian yang selalu membuat kagum dunia. Luhan saja sempat tidak percaya dia memakai baju rancangan Key saat dia pertama kali memulai karir permodelannya. Pascalnya, dia sangat mencintai dan mengagumi rancangan-rancangan Key dan selalu menganggap baju-baju rancangannya pasti seharga emas berlian yang tidak akan pernah bisa dia beli.

Dengan kesal, Luhan membunyikan klakson mobil nya saat seorang pria menyeberang dengan terburu-buru sambil membawa gitar – padahal lampu merah untuk penyeberang jalan sudah menyala. Luhan mengamati sosok lelaki yang sepertinya familiar itu dan mengenalinya sebagai teman masa kecilnya saat di China sekaligus tunangan dari supervisor nya. Bermaksud baik, Luhan mengikuti lelaki itu dengan perlahan lalu memberhentikan mobilnya tepat di depan lelaki itu,

"Yixing!" sapanya riang, Dan benar saja, lelaki itu adalah Zhang Yixing, yang saat ini tengah mencari kehangatan dari minuman yang dia tebak adalah cokelat hangat – minuman favorit Yixing sejak mereka kecil.

Yixing tersenyum lebar saat menyadari siapakah pengendara yang memberhentikan mobilnya tapat di samping rambu 'Dilarang Parkir' dan 'Dilarang Berhenti'. Luhan segera membukakan pintu penumpang untuk teman kecilnya itu dan dengan segera, Yixing memasukkan gitar nya ke kursi penumpang belakang sebelum masuk ke dalam mobil Luhan yang seketika membuat badannya terasa hangat. Setelah Yixing menutup pintu, Luhan segera mengemudikan kembali mobil nya sebelum dia ditilang polisi karena melanggar 2 rambu yang bertengger tepat di belakangnya. Luhan tersenyum lebar sambil melirik Yixing yang tengah meniup coklat hangatnya sebelum menyeruputnya perlahan. Tak dapat menahan rasa senangnya, tangannya meraih tangan lelaki yang ber-usia 1 tahun lebih muda darinya itu, dan menggenggamnya erat. Yixing berkedip bingung sebelum menggenggam balik tangan kurus dan mungil model berambut merah-kecoklatan itu. Keduanya tidak mengatakan apa-apa, hanya saling berpegangan tangan dan saling berbagi kehangatan yang masih tersisa di tubuh mereka. Luhan juga masih belum berani menambah kecepatan mobilnya, membuat perjalanan terasa semakin lama.

"Tanganmu semakin kurus, Lu..." Yixing membuka pembicaraan

Luhan mengedipkan mata besarnya sebelum menoleh ke arah Yixing, "Ah tidak, masih sama saja kok, xingie~"

Yixing terkekeh pelan,

"Apakah kau diet?"

"Bukan diet, tapi menjaga pola makan. Semua model melakukan itu, Yixing." Luhan menjelaskan sambil kembali memfokuskan pandangannya pada jalanan.

"Terserah lah, yang jelas kau kurus sekali." Yixing memainkan tangan Luhan yang tadinya menggenggam tangannya itu, "dan apa ini?" tanyanya lagi sambil sibuk memainkan sticker-sticker berlian yang tertempel di kuku Luhan, menghias kukunya yang diwarnai pink itu dengan cantik.

"Y-YAH! Jangan dimainkan, nanti sticker nya lepas!" Luhan menggerutu sambil menarik tangannya dari genggaman Yixing. Yixing tertawa pelan.

"Apakah semua model harus memakai itu juga?" timpal lelaki ber-rambut coklat itu sambil tersenyum jahil ke arah teman nya yang sejak kecil mendapat julukan barbie rusa itu.

"Pernahkah kamu melihat model lelaki yang memakai ini?" timpal Luhan balik, mata masih ter fokus pada jalanan di depannya.

Yixing mengangkat bahunya, menandakan bahwa dia tidak tahu dan tidak terlalu peduli...atau mungkin tidak peduli sama sekali, "Sejak kapan aku peduli dengan dunia permodelan dan fashion, Xi Luhan?"

Luhan berdecak kesal. Sejak dulu temannya ini memang tidak pernah mau melirik ke dunia fashion dan permodelan, padahal tunangannya adalah model terkenal juga - Kim Joonmyun.

"Kau hanya melihat musik, musik, musik terus~" Luhan mengerucutkan bibir ranumnya yang dipolesi oleh lipstick berwarna pink-kemerahan.

"Well, musik itu asik untuk dipelajari." Yixing berkata sebelum menyeruput kembali cokelatnya, "Apakah temanku yang cantik ini masih suka bermain dan mengikuti perkembangan dunia persepak bolaan?"

Yang ditanya pun mengangguk mantap. "Tentu saja! Tidak usah ditanyakan lagi!" jawabnya sambil menepuk dadanya.

Dari dulu hingga sekarang, Xi Luhan tidak pernah berubah. Selalu menjadi gadis periang yang murah senyum, dan mempunyai obsesi yang sedikit berbeda dari model pada umumnya. Jika para model banyak yang lebih memperhatikan dunia fashion – yang tentu saja merupakan saudara dekat dengan dunia permodelan, Luhan malah lebih suka mengamati dunia olahraga. Yah, walaupun dia juga suka memperhatikan dunia fashion, namun minat dan ketertarikannya terhadap olahraga lebih tinggi. Bahkan dulu, saat mereka masih ber sekolah dan tentunya sebelum Luhan berkecimpung di dunia model, Luhan pernah berkata pada Yixing bahwa saat dia menjadi model, dia akan memacari salah satu pemain bola terkenal di dunia,

"Bukankah itu mudah bagi seorang model terkenal?" tanyanya dulu dengan mantap.

Yixing yang masih mengingat cita-cita bodoh temannya itu hanya bisa tertawa, membuat Luhan memasang ekspresi bingungnya. Ada apa dengan temannya yang kalem ini? Kenapa tiba-tiba dia tertawa kencang? Luhan menggembungkan pipinya karena kesal, dia merasa ditinggalkan oleh Yixing.

"Waeyo, Yixing?" tanyanya

Yixing menggelengkan kepalanya sambil berusaha berhenti tertawa,

"T-tidak... Aku hanya teringat cita-cita masa kecilmu,"

Dahi Luhan berkerut dan gadis itu memikirkan cita-citanya yang dia miliki sejak kecil. Apa? Menjadi seorang model? Kan sudah terkabul, "Cita-cita yang mana?" tanyanya lagi

"Memacari seorang pemain bola." sontak, wajah Luhan merah karena malu. Cita-cita itu memang sangat bodoh.

Melihat ekspresi lucu temannya, Yixing semakin tertawa. Namun, lelaki ber-status akan menikah itu memutuskan untuk mengganti topiknya menjadi lebih pribadi, "Jadi, sudah punya pacar, Lu?"

Luhan terkesiap pelan sebelum menggelengkan kepalanya dengan lesu namun wajahnya masih menampilkan senyuman manisnya, membuat Yixing kaget. Bagaimana bisa seorang Xi Luhan yang sangat terkenal tidak mempunyai seorang kekasih? Pantas saja Luhan jarang masuk di infotainment-infotainment ternama yang sering membahas seputar skandal beberapa selebritis dengan kekasih mereka.

"Ah yang benar? Masa Little Deer ku yang cantik ini belum punya kekasih?" tanya Yixing sambil menggoda temannya yang sekali lagi mendapat respon jelek dari Luhan.

Padahal sejak mereka masih bersekolah dulu, banyak laki-laki yang mengejar Luhan dan mengajak Luhan untuk menjadi kekasih mereka. Yixing pun yakin keadaan itu tidak jauh berbeda dengan sekarang. Pasti banyak yang mengejar Luhan baik dari kalangan selebriti maupun kalangan biasa, atau bahkan mungkin dari kalangan teman-temannya sendiri? Maksudnya, Luhan benar-benar gentle seperti rusa dan lincah seperti rusa pula. Kepribadiannya juga asik dan dia mudah bergaul dengan siapa saja. Walaupun Yixing tau Luhan sekarang kaya, namun gadis itu masih berpenampilan sederhana. Rumahnya pun tidak terlalu besar, sedang saja dan cukup untuk menempati 5 orang yang mungkin saja ingin menginap di tempatnya.

"Tapi Lu, tidak akan susah untukmu untuk menemukan kekasih yang baik. Percayalah padaku." Yixing menganggukkan kepalanya mantap sambil mencubit pipi kenyal Luhan dengan lembut.

Luhan tersenyum lalu terkekeh pelan. Akhirnya, gadis itu pun memarkirkan mobil nya di depan sebuah cafe mungil ber-suasana hangat. Mereka berdua segera keluar dari dalam mobil dan saling berpegangan tangan, masuk ke dalam cafe itu. Aroma kopi dapat memenuhi ruangan itu dan menghilangkan lelah dan penat yang dirasakan Luhan dan Yixing. Dengan segera, Luhan menarik Yixing ke bangku yang masih kosong di tengah ruangan , di dekat tembok kayu pemisah antara ruangan itu dengan ruangan sebelah yang dikhususkan untuk para perokok. Seorang pelayan menghampiri mereka dan menanyakan pesanan mereka. Dengan segera, Luhan memesan se-porsi cake dan Yixing memutuskan untuk memesan nanti saja karena coklat panas yang tadi dia beli belum habis. Sambil menunggu pesanan, Yixing memperhatikan temannya yang belum banyak berubah sejak terakhir mereka bertemu itu.

"Bagaimana pendapatmu tentang rambut pirang?" tanya laki-laki pemusik itu secara tiba-tiba sambil memainkan beberapa helai rambutnya yang mencuat dari poni panjangnya.

"Akan sangat bagus untukmu!" Luhan menganggukkan kepalanya, "Kau tampan jadi semua warna rambut cocok saja untukmu," jawabnya sambil merapikan poni Yixing yang berantakan, "dan kurasa seharusnya kau memotong poni mu ini sedikit, xingie..."

Yixing tersenyum lembut.

"Akan kupertimbangkan nanti. Apakah menurutmu Joonmyun menyukai rambut pirang? Aku tidak yakin Joonmyun menyukai laki-laki dengan warna rambut cerah..." gumamnya pelan sembari membuka tutup gelas berisi coklat panasnya.

Luhan tertawa renyah, "Bagaimana Joonmyun tidak menyuakinya? Bahkan dia menyuruh setengah model di Glance untuk mengecat rambut mereka menjadi berbagai macam warna cerah,"

Yixing tersenyum akan jawaban Luhan.

.

.

This Deer hasn't even changed at all.


Bro I'm back! Wkwkwk setelah sekian lama ga buka ffn, terus ada manusia alay yang suka baca ff dari sini, trus gue baru keinget punya akun ffn. Not epic at all tsktsk. Gue berganti chara dari nulis tentang anime, ke K-Pop. Nyeh, more real, more better. Kalo udah nulis ff K-Pop, ide-ide ngalir lancar.

Jadi ff ini aslinya gue tulis dengan gue ganti nama-nama uke nya karena mau gue kirim ke penerbit. Ga mungkin kan udah cakep-cakep gue genderswitch biar ga ketauan gue suka yaoi, eh nama cowo nya masih nampang-_- mungkin orang gatau kalo di dunia nyata Baekhyun itu cewe (iyalah gue juga gatau/?) wkwk

Intinya, gue mengulang dari awal dan mungkin bisa dibilang gue newbie? Molla dude. Gue ga ngarep banyak karena gaya nulis gue ga terlalu bagus & cerita gue mentok kea bebek mentok/?

So, mind to RnR guys?