Disclaimer : Naruto cuma punya Masashi Kishimoto seorang.
Warning : Super-duper gaje.
Kakek Tua
By dilia shiraishi
Aku masih berjalan meski petang datang menjelang
Menembus angin yang bertiup melambaikan ilalang
Menatap jauh jalanan lengang
Yang menunjukkan beberapa fakta dalam hingar
.
Di sudut jalan aku terdiam, berdiri
Melihat seorang kakek tua terduduk bersimpuh
Garis keriput meronai wajahnya
Kotor polusi ditampakkan kelelahan tubuhnya
.
Ia memandang kosong seberang jalan
Mengharap ada seorang baik memberi sumbangan
Aku menelusuri tiap senti gurat wajahnya
Yang tiba-tiba membuat hatiku kelu
.
Wajah kakek itu bagaikan cerminan aku di masa datang
Tua renta tubuh terbungkuk
Hanya bisa mengharap tulus hati berikan uang
Aku menghela napas menahan isak
Tersadar bahwa itu semua teguran alam
.
Kemudian dengan perlahan kudekati ia
Menaruh receh dalam wadahnya
.
Setelah itu aku menjauh
Tersenyum setelah mengungkap fakta dunia
-
-
"Iya! Gimana pun, gue nggak mau kalo pas tua ntar muka gue yang cakep ini jadi kayak si kakek tadi!!!! Semoga dengan ngasih duit recehan gue bakal terhindar dari efek kerutan seperti di muka dia! AMIIIN~!!!!" teriak Konohamaru kencang-kencang seraya berlari secepat kilat setelah membanting duit cepek ke dalam wadah seorang pengemis.
Membuat pengemis dengan rambut panjang indah-dan lambang pengkhianat desa terikat di kepalanya-itu mengernyit heran. "Kenapa tuh, bocah? Ayan ya? Epilepsi?" ia bergumam sembari mengambil duit dari wadah di hadapannya-kemudian terdiam sejenak. Berusaha membaca tulisan yang tertera di duit itu dengan mengaktifkan mangekyounya. "Jah, ternyata cuma cepek! DASAR PELIT LO, BOCAH!" ia melempar kunai ke arah Konohamaru yang sudah menghilang di ujung jalan.
"HEI, ITACHII~!!! Hari ini lo dapet berapa, hah?" sesosok siluman setengah ikan mendekati pengemis berambut panjang tadi.
"Oh, kau Kisame. Tauk nih, sial banget gue. Hari ini gue cuma dapet cepek dari anak yang tadi tereak-tereak gaje itu loh."
.
FIN. OWARI. END. NOT CONTINUED. ABIS. NGGAK BERSAMBUNG. TAMAT. THE END.
GYAA!!! Apa pula, ini???! O.O
Tolong jangan tanyakan saya tentang kegajean dan keabalan fic ini. Kayak ini bisa disebut fic aja. Wong, ceritanya gaje gitu. '=.= (njedotin kepala ke tembok)
Sebenernya ini puisi buat tugas Bahasa Indonesia saya. Tapi nggak tau kenapa malah berkembang jadi tulisan aneh gini gara-gara saya iseng tambah-tambahin. TT^TT
HUWEEE!! Ada yang mau ripyu nggak ya? (nangis darah)
