Disclaimer :

BTS belongs to ARMY, Big Hit, God and their parents

But this story is MINE! :D

Genre : Romance, Humor, Friendship

.

Rate : T (?)

.

Pair : Vhope/TaeSeok slight KookMin and NamSeok

Character(s) : Kim Taehyung, Jung Hoseok, Min Yoongi, Kim Namjoon, Kim Seokjin, Jeon Jungkook, Park Jimin

Warning : OOC, Typo(s), YAOI!

.

Don't like, Don't read!

.

.

Be Mine?

.

.

.

When people ask what I see in you,

I just smile and look away,

because I'm afraid if they know,

they'd fall in love with you too.

.

.

.

Chapter 1

"Taehyung! Yah! Kim Taehyung!"

Sebuah pukulan mendarat tepat di kepala bagian belakang Taehyung, membuatnya meringis kesakitan seraya mengusap bagian kepalanya yang tengah berdenyut nyeri itu.

"Bisakah kau berhenti memukul kepalaku? Aku akan menjadi bodoh jika kau terus-menerus melakukannya."

Satu dengusan terdengar menyahuti ucapan Taehyung, "Bukankah kau memang sudah bodoh, Tae-hyung?"

Taehyung melirik pada dua orang yang kini tengah berdiri tepat di sampingnya─satu diantaranya merupakan teman masa kecilnya dan satu lainnya adalah adik kelas yang ia kenal dari klub basket yang ia ikuti. Park Jimin dan Jeon Jungkook. Duo yang tak terpisahkan. Si tua yang berbadan kecil─pendek dan si muda yang berbadan tinggi.

"Terima kasih atas pujianmu, Jungkook-ah. Aku sungguh tersanjung mendengarnya." balasnya sarkatis.

Jungkook tertawa, menarik sebuah bangku dan duduk berhadapan dengan Taehyung. "Kau ini kenapa? Tumben sekali melamun pagi-pagi begini."

Taehyung menatapnya malas, hendak pergi meninggalkan Jungkook dan Jimin ketika sepasang tangan membuatnya kembali duduk di tempatnya.

"Wah, wah, Kim Taehyung, mau kemana kau? Kau belum menjawab pertanyaan Kookie." kali ini Jimin yang bersuara, ikut menarik sebuah bangku dan duduk di samping Taehyung.

Alis Taehyung terangkat sebelah, "Sejak kapan kau memanggilnya Kookie?"

"Sejak aku pertama kali bertemu dengannya di klub paduan suara dan aku langsung tertarik dengannya dan memutuskan untuk mengejarny─"

"Diamlah, Park Jimin." Taehyung memotongnya. "Maksudku, sejak kapan dia tidak menolak kau panggil Kookie?" Taehyung bertanya seraya melirik pada Jungkook.

Jimin terbatuk, Jungkook mendadak mengalihkan pandangannya kearah jendela kelas.

"Ya Tuhan, Kim Taehyung! Jawab saja pertanyaan Jungkook tadi! Kenapa kau melamun? Bahkan ini sudah yang ketiga kalinya dalam seminggu!"

"Dan sekarang kau kembali memanggilnya Jungkook."

"Kim Taehyuuuung!"

Taehyung menyeringai, "Aku hanya sedang berpikir."

"Kau? Berpikir? Ya, ampun! Jungkookie, akhirnya Tae Tae kembali menggunakan otaknya setelah sekian lama!"

Jungkook tertawa, kemudian ikut berbicara, "Aku rasa apa pun yang saat ini sedang di pikirkan oleh Tae-hyung sangatlah penting hingga ia mau bersusah payah menggunakan otaknya yang berlumut itu."

"Yah! Park Jimin, bisakah kau menyuruh pacarmu ini diam?!"

Jimin tersedak oleh ludahnya sendiri, "Dia bukan pacarku!"

"Oh ya? Kalau begitu Jungkook-ah, bisakah kau diam karena kalau tidak aku akan membungkam mulutmu dengan mulutku sendiri."

"K-kau tidak boleh melakukannya!" pekik Jimin, segera berdiri dan menjauhkan Jungkook dari Taehyung.

"Lihat? Kalian pacaran kan?"

Jimin hendak membuka mulutnya ketika Jungkook telah terlebih dulu bersuara, "Kalau aku bilang iya, apa kau akan menjawab pertanyaanku tadi hyung?"

Taehyung memutar kedua bola matanya malas, "Kenapa kalian selalu ingin tahu tentang urusan pribadiku?"

"Karena kita teman, bodoh!" ucap Jimin gemas.

"Dan mungkin kami bisa membantumu." tambah Jungkook.

Taehyung menghela napasnya, membenarkan posisi duduknya, kemudian berdehem beberapa kali. "Umm apa kalian ingat toko kue yang waktu itu kita datangi untuk membeli kue pesanan noonaku?"

"Toko kue yang baru buka itu?"

"Ya." angguk Taehyung. "Beberapa hari yang lalu aku baru saja pergi ke sana lagi." ucap Taehyung mulai bercerita. Jungkook dan Jimin pun memandang Taehyung dengan rasa ingin tahu.

"Lalu…umm aku menembak salah satu pekerja di sana."

Jimin berdiri dari kursinya dengan kasar, kemudian menampar pipi Taehyung dengan keras.

"Yah! Itu untuk apa Park Jimin?!" Taehyung mengelus sebelah pipinya yang memerah.

"Aku tidak membesarkanmu untuk melakukan tindak kriminal, Taehyung-ah!" ucap Jimin yang kini tersedu di pelukan Jungkook.

Taehyung melongo, "Hah? Kau bahkan bukan Ibuku! Dan apa maksudmu tindak kriminal?! Aku tidak melakukan apa pun! Dan apa-apaan dengan pelukan itu?! Park Jimin kau berpacaran dengan Jungkook dan tidak memberitahuku?!"

Jimin memelototi Taehyung, "Diamlah, Kim Taehyung! Kau menembak seseorang dan berkata kau tidak melakukan apa pun?! Kau benar-benar bajinga─"

"─aku menembak seseorang dan yang aku maksud adalah aku menyatakan cintaku padanya dan aku mengajaknya kencan. Ya Tuhan, kenapa kau begitu bebal Jimin?!"

Jimin mengedipkan matanya beberapa kali, kini ia sudah berhenti menangis. "Barusan kau bilang apa?"

"Aku bilang kalau ak─"

RIIIIIING

"─ah, bel sudah berbunyi kawan. Silahkan pergi meninggalkan kelas ini dan kembalilah ke alam kalian." ucap Taehyung seraya menarik kerah blazer Jimin dan Jungkook agar mereka segara berdiri dan pergi meninggalkan kelasnya.

"Hyung, kau akan membuat blazer-ku kusut!" Jungkook menepis tangan Taehyung, berusaha merapikan blazer miliknya. "Dan tolong lepaskan Jimin-hyung juga. Kau akan membuat lehernya semakin pendek jika menariknya seperti itu."

"Hei, leherku tidak pendek!" teriak Jimin tidak terima. "Dan kau," Jimin menunjuk tepat di wajah Taehyung, "kau berhutang penjelasan padaku! Aku akan kembali dengan Jungkook saat jam istirahat, jadi jangan coba-coba melarikan diri."

Setelahnya Jimin dan Jungkook pun berjalan meninggalkan kelas Taehyung, meninggalkan dirinya yang kala itu kembali berpikir tentang bagaimana agar kencan pertamanya dengan Hoseok-hyungnya berjalan lancar.

.

.

.

TBC

.

.

.

Holaaaa~

Jei kembali membawa sequel FF VHope sebelumnyaaa. Jei gak nyangka kalau ternyata bakalan ada yang ngeripiu FF Jei wkwk. Udah pesimis awalnya karena itu juga FF kambek (?) dan FF VHope pertama Jei jadi rasanya masih aneh dan kurang bahan jadilah kemaren pendek banget :"

Tapi jangan khawatir karena sequel ini bakal terdiri dari 2 atau 3 chapter. Dan chap pertama ini cuma buat pemanasan saja jadi Jei buatnya sependek ini ohohoho

Untuk chap ke-2 dan 3 akan Jei publish secepat yang Jei bisa karena Jei juga masih disibukan dengan tugas-tugas tak berperikemanusiaan dari dosen Jei

Dan tidak lupa, Jei mau balesin ripiu ripiu dari para readers yang udah berhasil membuat Jei bersemangat buat bikin sequel kkk

hope : Ini udah di buat ya sequel-nyaa ^^ Hope you like it!

Hobagijung : Aww iya dong manis kayak hobieeee xD Oke ini udah di buat ya sequel-nyaa

mimi1102 : Sudah di lanjut yaaa~ Silahkan dinikmati (?)

jiii : Cie yang senyum senyum cie :3 #VHopeislife

YouMint : Ahaha, di sini Tae ceritanya rada gak sabaran dan menggebu-gebu (?) tapi tetep dia nanti juga bakal ada rasa rasa gundah gulana (?) Wahaha bisa aja nih mujinya saya jadi malu /.\ /slapped/ Komen darimu sangat berarti bagiku #eaaak. Eniwei selamat menikmati sequel ini yaaa ;)

dhope : AAAAAA TIDAAAAK! JANGAN HANTUI SAYAAA (?) Ini udah di bikin sequel-nyaaa, jadi jangan hantui diriku, cukup tinggalkan ripiu indah sajaaa lol

hopekies : Iyanih si Tae Tae ngajakin hyung kudanya kencan :3 Doakan saja kencan mereka lancar dan penuh kecupan kecupan manis /eh

Chiiruka27 : Awww, makasih udah suka sama FF tak bermutu Jei :") Oke ini udah di lanjut yaaa ^^

Sekian dari Jei, jangan lupa meninggalkan ripiu ripiu kaliaaaan ~