Home
.
.
.
.
Disclaimer : Mereka hanya milik Tuhan
Cast : DBSK Family, dll
Genre : Romance, Family, Drama, hurt/comfort
Typos bertebaran, membosankan, alur suka"
Rate : T
.
.
.
.
.
~ Prolog ~
.
.
.
.
.
" Yun, tolong kau bersihkan kaca jendela"
" Ne"
Seorang namja tinggi berjalan keluar toko membawa kain untuk membersihkan kaca jendela toko itu. Sang namja segera membersihkan kaca jendela itu dengan teliti.
Namun tangannya terhenti saat melihat sebuah mobil mewah berhenti tak jauh dari toko tempat dimana dia bekerja. Seseorang keluar dan masuk kedalam kafe kopi yang tempatnya tak jauh darinya.
Yunho, namja yang sedang membersihkan kaca itu melirik mobil mewah yang terparkir. Kalau saja hidupnya tidak dia kacaukan dulu, mungkin mobil itu dia miliki. Kalau saja dulu dia lebih menghargai namja yang sedang hamil anaknya itu dia akan bahagia sekarang bersama sang anak.
Anak? Yunho tersenyum miring. Karena dirinyalah namja yang mengandung anaknya itu meninggal... Dia telah membunuhnya empat tahun yang lalu hingga seluruh keluarganya mengusirnya dari rumah dan sekarang dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari - seharinya.
Yunho melihat mobil mewah itu melesat pergi, dirinya kemudian mendongak dan memejamkan matanya.
" Maafkan aku... Joongie"
.
.
.
.
Sementara itu ditempat lain...
.
Seorang namja yang tengah menggandeng namja kecil itu berjalan keluar bandara menuju mobil jemputan keluarganya. Namja itu duduk tenang dengan sesekali memanjakan anaknya.
" Eooommmaaa~"
" Ne baby..."
" Min antuk.."
" Sini, eomma pangku"
Namja kecil itu segera kepangkuan sang eomma dan terlelap dalam dekapan sang eomma. Perjalan kali ini memang membuat anaknya kelelahan, bayangkan saja... Mereka baru saja sampai di Jepang setelah mengurus kepentingannya di Paris tadi malam dan sekarang sudah harus ke Korea karena urusan sudah mendesak.
" Ahjusshi tolong pelankan saja mobilnya"
" Baik tuan"
Namja bermata bulat itu mengelus sayang helaian rambut anaknya yang dulu hampir saja meninggal karena kecerobohannya, ani... Bukan kecerobohannya tapi...
Ckiitt
Mobil yang ditumpangi namja itu berhenti karena lampu merah. Namja itu mengedarkan matanya pada pemandangan sekitar, sudah lima tahun dia tidak ke Korea dan dia merasakan banyak perbedaan.
" Ahjusshi, bisakah berhenti disalah satu kafe dan belikan kami coklat panas?"
" Ne tuan"
Sang supir mengangguk patuh dan mobil kembali berjalan saat lampu berubah menjadi hijau. Mobil itu berhenti saat melihat kafe kopi. Sang supir keluar dan masuk kedalam kafe itu.
" Ngghh..."
Namja kecil itu menggeliat dalam pelukan namja yang lebih besar darinya dan membuka matanya perlahan.
" Cudah campai?"
" Belum baby, ahjusshi sedang membelikan coklat panas untuk kita"
" Coklat panac?"
" Hum"
" Min mau"
Namja kecil itu bangkit untuk duduk dalam pangkuan eommanya dan menoleh ke kanan dan ke kiri.
" Kolea?"
" Ne baby, Korea"
" Almoni, alaboji?"
" Ne, kita akan bertemu dengan mereka"
" Jinjja?"
" Hum..."
" Min cayang eomma..."
" Eomma juga baby"
Tak lama sang supir datang membawa dua cup coklat panas dan menyerahkannya pada Jaejoong.
" Gomawo ajuci.."
" Cheonma tuan muda"
" No no no no, panggil Minnie! Bukan tuan muda! Ne eomma?"
" Ne, ahjusshi bisa memanggilnya Changmin atau Minnie. Dia tidak suka dipanggil tuan muda"
" A-ah ne, Tu... Eh, Minnie"
" nah, itu balu betul!" Ucap sang namja cilik kemudian meminum coklatnya dengan hati - hati
" Tuan Jaejoong, kita langsung ke mansion?"
" Kita cari makan siang dulu ahjusshi, sebentar lagi waktunya Minnie makan"
" Baik"
Namja bernama Jaejoong itu kemudian diam dan sesekali meminum coklat panasnya. Korea...
Dia kembali karena harus melakukan sesuatu disini. Tapi kenangan buruk itu seketika menyeruak dan membuat Jaejoong sedikit gemetar. Dimana saat dia dia kasari suaminya, dipukul, ditampar, dan parahnya dia terdorong dari tangga paling atas saat hamil delapan bulan.
Jaejoong menatap anaknya, Changmin. Mengelus helaian rambut anaknya yang sudah berusia empat tahun itu. Dia sangat menyayangi anaknya, tidak ada yang boleh menyakitinya.
.
.
.
Ceklek
" Selamat datang tuan"
Jaejoong tersenyum setelah mendapatkan penyambutan itu. Tak jauh dari sana sepasang suami istri berdiri menyambutnya. Setelah makan siang bersama anaknya, mereka berdua pun sampai pada mansion besar ini.
" Joongie..."
" Eommonim"
Grep
Mereka saling berpelukan, padahal tak lama lalu mereka sudah bertemu. Sedangkan sang suami menggendong cucunya dan menciuminya dengan sayang.
" Aigo... Min kau tambah gembul eoh?" Goda sang haraboji
" Hum! Min kan lagi maca peltumbuhan! Eomma! Min mau bobo"
" Ah, ne"
Jaejoong melepaskan pelukannya pada sang mertua kemudian mengambil Changmin dari gendongan sang appa mertua.
" Bawalah dia ke kamar. Jihyo ah... Bawa Joongie ke kamar"
" Ye nyonya"
Jaejoong mengikuti seorang yeoja menuju sebuah kamar yang cukup besar, cukup untuk tidur mereka berdua dengan nuansa putih.
Jaejoong segera membaringkan Changmin disana dan mengelus pelan pundak sang anak sampai sang anak tertidur. Kemudian dirinya beranjak menuju ruang tengah dimana mertuanya berada.
" Minnie sudah tidur?"
" Sudah eommonim, lalu bagaimana?"
" Waktu kita sudah tidak banyak. Kita harus membawa anak itu kembali kesini" Ucap Mr. Jung
" Apa tidak apa untukmu Joongie?"
" Ne eommonim, aku tidak apa - apa. Aku akan membawanya kesini"
" Setelah apa yang dia lakukan pada dirimu?"
" Itu masa lalu eommonim, aboji. Aku pasti bisa membuatnya kembali kesini"
" Gomawo Joongie ah..."
" Ne eommonim"
Jaejoong mengambil cangkir teh yang sudah disediakan dan menyesapnya pelan. Walau sudah disakiti, diinjak harga dirinya dia berada disini. Disini atas dasar keinginannya dan kesadarannya karena bagaimanapun namja itu menyakitinya, dia... mencintainya.
.
.
.
.
~ TBC ~
.
.
.
.
Bisa nebak kan? YunJaeMin Family again! Yaaayy...
Lanjut?
Thanks ya udah dukung Cho
Hahahahah
#kaboorrbanyakhutang
