Naruto teramat paham akan posisinya sekarang.

Dimana dia seorang anak dari hasil hubungan perzinahan. Yang didikte sebagai anak pengrusak rumah tangga— yang nyatanya dia sama sekali tidak bersalah, karena dia saat itu cuma seonggok bayi yang rapuh. Salahkan lah dua orang yang membuatnya— yang keenakan mengais nafsu diatas ranjang hingga lupa bahwa salah satunya sudah beristri.

Tapi kenapa ribuan sumpah serapah selalu dilayangkan kepadanya? Bukankah ini salah dua orang itu? Bukan salah Narutokan?

*

*

*

Disclaimer : Masashi Kishimoto

(Karakter yang ada didalam cerita ini hanya miliknya, dan saya cuma meminjam)

*

*

Happy Reading

_

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Yang menandakan bahwa sudah saatnya ratusan murid untuk dipulangkan.

"Kamu tidak pulang Naruto?" Suara hinata memecahkan lamunan sore Naruto

"Hehehe pulang kok, bentar lagi. Kamu pulang aja duluan Hinata" pinta Naruto berharap kalau Hirata segera pergi.

"Yaudah aku pulang duluan. Jaa Naruto" sambil berjalan keluar kelas. Kelas sepi.

Seperti yang diharapkan Naruto. Dia malas pulang kerumah, karena rumah elite yang ada di daerah sekitar Tokyo itu bukanlah sebuah rumah namun neraka. Tidak ada ruang baginya. Cuma sekolah yang bisa membuat Naruto tenang. Cahaya mentari masuk, suara desiran angin yang datang, dan bunyi burung-burung yang berkicau ingin kembali kesarang. Itu saja cukup untuk membuat dia tenang.

Mungkin masih ada tempat dimana dia dapat pulang dan kembali. Menyampaikan keluh kesah dan menangis. Mengeluarkan ribuan emosi yang terpendam. Tapi tempat yang dimaksud sedang mencari ilmu di negeri Paman Sam.

Naruko

Nama orang yang menjadi tempat dia untuk pulang dan kembali. Mungkin Naruto dapat menghubungi lewat via telepon, mendengar suara dan menyampaikan semua rasa sakitnya. Tapi Naruto tidak mau membuat Rumahnya menjadi kesakitan karena mendengar semua ratapannya. Dia tidak tega.

*

*

(tbc or end)