Author Note's: Nyahaaa~ XDD. *stress* Zuki kembali membuat Fic lagi. XD *digeplak* Iya2, Zuki tau Fic Zuki yang lain belum kelar. TT^TT Dan Gomen untuk Minna-sama yang merequest Fic ke Zuki. Kemungkinan satu tahun ke depan, Zuki akan mengabulkannya dengan jarak yang lama. T^T Derita anak kelas 3 telah menanti Zuki. TTT^TTTFic2 Zuki yang terlantar juga akan Apdet lama. Huweeee~ TTToTTT GOMEN!!! T_T | Tapi pasti Zuki usahakan untuk memenuhi janji2 Requestan itu. Janji adalah hutang dan hutang harus di bayar. XD *depaked*| Membuat Fic ini berdasarkan Fantasy Zuki sebelum memasuki NERAKA kehidupan anak kelas 3. T__T | Fic ini juga Zuki buat untuk 2 pasangan YAOI ter-HOT masa kini XD (err.. MAY BE lho! XP) Dan Zuki tambahkan dua kelinci percobaan ShikaKba XDDD *dihajar* | Dan kemungkinan selama Zuki duduk di kelas 3, Fic inilah yang sering apdet.

WARNING!: AU! GAJE! LEBAY! OOC! –dikit- PENUH PEMAKSAAN ALUR CERITA, YAOI! –gax suka? Tinggalkan halaman ini! XP

***

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Genre: Romance/Friendship

Pairing: SasuNaru. NejiGaa. ShikaKiba.

Rating: T

Story by: Mikazuki Chizuka

Summary: Naruto, Gaara, dan Kiba adalah tiga sahabat sejak TK. Mereka mempunyai Geng bernama Kyuubi sampai saat ini, bahkan kelompok mereka sangat terkenal di sekolah-sekolah lain yang berada di sekitarnya. Apa jadinya jika mereka bertiga bertemu dengan Geng bernama Sharingan dari sekolah yang sama? Dan beranggotakan tiga sahabat pula?

OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

SMA N 1 KONOHA –Pagi hari yang diselimuti hawa sejuk beralaskan embun murni yang mulai menghilang. Dari sudut sekolah bernama taman belakang, terlihat tiga sosok remaja laki-laki yang terduduk santai di bangku taman seraya berbincang-bincang senang, terlebih lagi orang yang berambut pirang dan coklat. Keduanya lebih antusias membicarakan sesuatu hal dari pada sahabat mereka yang satunya, si rambut merah yang hanya menanggapi perkataan dua sahabatnya dengan anggukan atau senyum tipis. Itulah salah satu ciri-ciri dari orang bernama lengkap Sabaku no Gaara tersebut, sangat berbeda jauh dari dua sahabat lainnya yang bernama Namikaze Naruto dan Inuzuka Kiba.

"Oh iya, Naruto. Sudah mengerjakan PR Bahasa Inggris?" tanya Kiba cemas penuh harapan.

"Hah?" Memang ada PR ya?" tanya Naruto balik membuat Kiba terjungkal ke tanah sebelum menepuk dahinya sendiri setelah mendengar perkataan Naruto.

"Ya ampun! Bilang saja belum mengerjakan apa susahnya sih?!" bentak Kiba geram.

Naruto mengerucutkan bibirnya seraya menatap kesal ke arah Kiba, "Aku 'kan tidak tahu kalau ada PR!! Kau juga kenapa tidak bilang kemaren-kemaren sih?" bentak Naruto tak kalah keras.

Kiba menatap kesal pada Naruto, "Dan kenapa juga kau menyalahkanku? Itu salahmu sendiri 'kan? Kenapa juga kau tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar? Malah tidur-tiduran pula!" seru Kiba membuat Naruto naik pitam.

Gaara yang melihat dua sahabatnya yang sebentar lagi akan meledakkan amarahnya, langsung membuka tas dan mengobrak-abrik isi tasnya, ia pun lalu mengambil sebuah buku bersampul hitam dan menyerahkannya tepat di depan wajah Naruto serta Kiba yang saling berhadapan. Naruto dan Kiba menoleh ke arah Gaara dengan tatapan bingung. Gaara menghela nafas, "PR Bahasa Inggris yang tadi Kiba bicarakan, aku yakin seratus persen kalian pasti belum mengerjakannya satu soal pun," kata Gaara paham benar dengan polah kedua sahabatnya tersebut.

Kiba dan Naruto pun menunjukkan deretan gigi putihnya, "Wah! Gaara memang orang yang paling pengertian~!" kata Naruto merebut buku bersampul hitam milik Gaara sambil memeluknya erat.

Gaara tersenyum tipis sebelum melepas paksa pelukan Naruto, "Iya, sudah lepaskan!" kata Gaara dingin namun lembut. Naruto tersenyum salah tingkah seraya membuka-buka buku hendak menyalin isinya. Namun Kiba mengambil paksa buku itu dan segera menyalin isinya, tanpa memperdulikan Naruto yang sudah mendidih di seberang sana. Sikap Kiba yang cuek, mengharuskan Naruto untuk bertindak kriminal berupa merebut paksa kembali buku Gaara seraya membawanya kabur.

"OI NARUTO!!! KEMBALIKAN!!!" teriak Kiba lantang hingga menjadi pusat perhatian seluruh siswa-siswi di sekitarnya. Naruto tidak memperdulikan teriakkan Kiba yang sekarang telah mengejar dirinya, ia malah semakin mempercepat laju berlarinya hingga tanpa sengaja ia menabrak seseorang. Naruto pun jatuh terduduk ke tanah dengan keras, sedangkan orang yang ditabraknya tadi masih berdiri kokoh tak bergeming.

*.#.#.#.*

oOo SEME VS UKE oOo

Chap. 1 (Sharingan VS Kyuubi)

"ADUH!!" ringis Naruto mengelus-elus pantatnya yang sakit.

Kiba yang melihat sahabatnya terjatuh, langsung membantu Naruto berdiri dari jatuhnya, "Kau tidak apa-apa 'kan, Naruto?" tanya Kiba cemas.

Naruto menggeleng, "Tidak apa kok," jawab Naruto nyengir.

"Che! Dasar bodoh!"

Mendengar hinaan penuh penusukkan itu, Kiba dan Naruto mengalihkan pandangannya pada sosok yang ditabrak Naruto tadi.

"Cih! Uchiha…" desis Kiba tidak suka melihat ke arah sosok tersebut dengan dua orang teman dari Uchiha yang berada di belakangnya.

Naruto mengepalkan tangan kanannya dan langsung hendak meninju wajah sok cool milik Uchiha Sasuke si pangeran pantat ayam jelek –menurutnya dari bagian sepihak. Namun tinjuan Naruto terhenti saat Sasuke menahannya dengan mudah, menggenggamnya erat hingga membuat Naruto mengerang kesakitan.

"Heh! Tidak semudah itu Baka Dobe-san," kata Sasuke tersenyum mengejek.

Huruf 'x' tergambar di sudut kening Naruto setelah mendengar celaan rusak itu, "Cih! TEME BRENGSEK!" seru Naruto melayangkan kepalan tangan kirinya di wajah Sasuke, dan sayangnya untuk yang kedua kali Sasuke berhasil menahannya dengan mudah. Kini kedua tangan Naruto terperangkap di jerat Sasuke. "OI! LEPASKAN DASAR SIAL!!" bentak Naruto menarik paksa tangannya untuk mundur.

Sasuke menggeleng cepat semakin mencengkram tangan Naruto keras, "Heh! Kau ini sangat bodoh untuk menjadi pemimpin! Tak kusangka anak buahmu terlalu bodoh untuk memilihmu sebagai pemimpin," hina Sasuke lagi.

Kali ini Kiba 'lah yang dibuat marah karena hinaan nista Sasuke. Lantas ia pun hendak meninju Sasuke dan menggunakan Naruto sebagai tameng. Sasuke menghindar dengan mudah, dan akhirnya tinjuan Kiba terlampiaskan di telapak tangan seseorang yang berada di samping kiri Sasuke.

"Cih! Merepotkan," desis si rusa bernama lengkap Nara Shikamaru tersebut malas.

Kiba menatap sinis ke arah si rusa pemalas itu, "Apa urusanmu, hah?! Rusa pemalas tak berguna!" bentak Kiba tanpa sadar hingga membuat Shikamaru marah besar. Shikamaru langsung melayangkan tinjunya di wajah Kiba, Kiba menyeringai kecil seraya menahan pergelangan tangan Shikamaru, "Kuakui otakmu memang oke, tapi sayang sekali reflekmu sangat lamban," kata Kiba mencemooh.

Naruto tersenyum penuh kemenangan pada Kiba, lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah Sasuke yang berstatus sebagai lawan, "Asal kau tahu saja ya, Teme! Walaupun kau menganggapku bodoh atau apa, setidaknya mereka memilihku menjadi pemimpin bukan karena paksaan, melainkan keinginan mereka sendiri yang mengakui keberadaanku. Tidak sepertimu, yang mengandalkan kekuatan sebagai pemacu mereka untuk menjadikanmu sebagai pemimpin, memerintah dengan kejam dan tangan dingin pula," cemooh Naruto tak kalah sengit.

Mendengar perkataan Naruto, membuat sahabat ketiga Sasuke yang berdiri di samping kanannya marah besar. Sang sahabat terakhir bernama Hyuuga Neji langsung ingin meninju bibir Naruto agar diam. Tapi niatnya gagal ketika dirasakannya ada seseorang yang menahan tinjunya dengan memegang pergelangan tangannya dan memelintirnya ke belakang.

"Tidak adil kalau tiga lawan dua. Benarkan? Hyuuga…" desah Gaara sengit.

Kini posisi Neji dan Gaara saling memunggungi, dengan kedua tangan Neji yang dicengkram tangan Gaara, berhasil menjadi dinding agar punggung mereka tidak bersentuhan.

DRRRTTT…!!! DRRRTTTTTT…!!!

"Cih!" desis mereka berenam secara besamaan. Mereka pun saling melepaskan cengkraman pada lawannya dan berkumpul kembali dengan sahabat masing-masing. Neji dan Shikamaru berhadapan dengan Gaara dan Kiba, seraya memberikan tatapan kebencian. Pasangan terakhir adalah Sasuke dan Naruto, saling menyeringai licik satu sama lainnya.

"Satu pesan dariku untuk Teme brengsek sepertimu," kata Naruto menepuk pundak Sasuke, "Jangan pernah kau sia-siakan teman di sekitarmu. Aku tahu kalau hal ini tidak ada hubungannya sama sekali. Tapi aku yakin kau pasti membutuhkannya," lanjut Naruto tersenyum. Bukan senyum mengejek atau hal lain sejenisnya, tapi senyum tulus bagai Malaikat. Itulah yang dirasakan Sasuke. Bahkan saat Naruto dan dua sahabatnya pergi, Sasuke masih saja diam di tempat, merenungi segala perkataan yang dikatakan Naruto barusan.

"Kau oke 'kan, Sas?" tanya Neji.

Sasuke terdiam.

"Sas?" panggil Neji.

Sasuke masih terdiam.

Neji menghela nafas, "ARE YOU OKE, SAS?!" seru Neji membuat Sasuke terlonjak kaget dari lamunannya.

"Hah! A-apa? Masuk kelas? Ya sudah ayo kawan-kawan!" ajak Sasuke gelagapan sambil mendahului langkah dua sahabatnya, meninggalkan Neji dan Shikamaru yang saling melempar pandangan aneh.

"Merepotkan," kata Shikamaru menggidikkan bahu kirinya seraya berjalan dahulu.

Mengerti maksud Shikamaru, Neji mengangguk dan berjalan mengikuti langkah Shikamaru, berusaha melupakan tingkah tak biasa milik Sasuke.

***

-Kelas XII A-2-

"Cih! Lagi-lagi kita berurusan dengan Geng Sharingan itu! Rasanya aku mau muntah mendengar namanya!" omel Kiba tidak ada henti-hentinya semenjak mereka bertemu dengan Geng Sharingan tadi.

Naruto yang duduk di depan Kiba langsung menoleh ke belakang, tepatnya ke arah Kiba dan Gaara yang duduk di sampingnya. "Hei! Tak usah dipikirkan terlalu jauh, lagi pula hanya bikin pusing saja 'kan?" kata Naruto menenangkan Kiba.

Kiba mendengus kesal menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Kau tahu? Lama-lama aku bisa gila jika berurusan lagi dengan mereka. Kenapa sih sejak SD sampai SMA mereka selalu mengganggu hidup kita?!" seru Kiba kini beralih menggebrak meja.

"Salah satu ciri-ciri orang Sharingan 'kan?" tanya sesosok gadis yang duduk di samping Naruto.

"Yah, kau benar Shion," kata Gaara akhirnya angkat bicara.

Gadis bernama Megami Shion tersebut menepuk pundak Naruto, "Kalau menurutku, mereka itu hanya mencari sensasi dan masalah dengan kalian. Tapi ada satu hal yang membuatku bingung. Untuk apa mereka selalu mengganggu Geng Kyuubi milik kita? Padahal dari dulu kita tidak pernah mengganggu Geng mereka," kata Shion berpose a la detektif.

Gaara mengangguk, "Pernah kudengar rumor bahwa Geng Sharingan akan terus menggannggu Geng kita. Dan tidak akan mengganggu lagi kalau Geng kita bubar," kata Gaara membuat amarah Kiba menggebu-gebu.

"Cih! Egoisme orang Sharingan! Menyesal aku pernah mengenal mereka!" bentak Kiba menggebrak meja lagi hingga membuat para siswa-siswi melempar pandangan kenapa-dengan-anak-ini pada Kiba.

"Sudah! Hentikan Kiba! Amarahmu bisa dilampiaskan jika sudah waktunya!" bentak Naruto memegang tangan Kiba dan melepasnya perlahan, penuh wibawa pemimpin.

'Sisi dewasa Naruto yang kusuka,' batin Shion tersenyum tidak jelas seraya membayangkan hal yang tidak mungkin terjadi dengan Naruto.

Gaara menghela nafas panjang setelah mengerti apa maksud senyuman yang menurutnya aneh pada Shion, 'Pasti menghayal tidak jelas antara dirinya dan Naruto,' batin Gaara paham mengingat bahwa dirinya telah tahu sejak lama bahwa Shion menyukai Naruto. Entah cinta atau suka, bagi Gaara mungkin sama saja. Naruto-nya saja yang tidak peka dengan perasaan sang gadis, mungkin saja bertepuk sebelah tangan.

"Biar kuduga, pasti membicarakan Geng Sharingan lagi 'kan?" Perkataan seseorang berhasil membuat perhatian keempat orang ini teralihkan ke asal suara tersebut. Di sana mereka menemukan sesosok gadis berambut pirang di kucir empat, tersenyum ramah ke arah mereka berempat.

"Ah Nee-san," kata Gaara menyapa. Ya menyapa, inilah cara Gaara menyapa seseorang, mungkin. Si gadis bernama Sabaku no Temari yang tidak lain tidak bukan adalah sang kakak pertama dari Gaara itu mendudukkan diri di bangku yang berada di samping kanan Naruto.

"Kok tahu?" tanya Kiba.

"Tentu saja. Justru aneh kalau satu hari kita lewati tanpa bertengkar dengan orang Sharingan 'kan?" kata Temari maklum, "Apa yang dilakukan orang Sharingan pada kalian semua?" lanjut Temari bertanya.

Naruto menggeleng, "Tidak ada yang spesial. Hanya bertengkar saja," kata Naruto.

PLOK! PLOK!

"Maaf Karena terlambat masuk anak-anak, tadi saya ada urusan sedikit di kantor guru," kata seseorang yang baru saja datang, "Baiklah, sekarang kita mulai pelajaran hari ini!" lanjutnya keras.

Seluruh siswa termasuk anggota Geng Kyuubi mengalihkan pandangan mereka ke asal suara itu. Ternyata guru mereka hari ini sudah hadir, lantas para anggota Kyuubi langsung membubarkan obrolan mereka secara paksa dan duduk di bangku masing-masing. Sang Guru bernama Umino Iruka sekaligus wali kelas mereka tersebut langsung memulai pelajaran dengan memandu seluruh murid agar berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Setelah sekiranya cukup, Iruka duduk di kursinya, mulai mengabsen satu persatu murid-muridnya.

Selesai mengabsen, Iruka langsung berkata, "Sekarang kumpulkan PR Bahasa Inggris kalian."

Naruto membatu seketika. "P-PR?" desah Naruto panik seraya menoleh ke arah Kiba yang nampak tenang-tenang saja, "Kiba! Kenapa kau bisa setenang itu sih?" bisik Naruto yang ditanggapi seringaian kecil dari Kiba.

"PR-ku sudah selesai," jawab Kiba santai. Naruto makin panik tidak karuan, dua orang lagi adalah gilirannya untuk mengumpulkan PR. Hingga orang terakhir, Naruto tidak segera maju untuk mengumpulkan PR-nya. Memang apa yang ia kumpulkan? Membuat PR saja belum, sebagian kecil gara-gara pertengkaran di pagi hari tadi.

"Namikaze-san? Apa ada masalah?" tanya Iruka.

"Ti-tidak Sensei," jawab Naruto tergagap.

"Oh, mana PR-mu?" tanya Iruka lagi.

Naruto tak langsung menjawab, tapi akhirnya ia memberanikan diri untuk menjawab, "A-ano, sa-saya belum mengerjakannya, Se-Sensei."

Gaara beserta anggota Geng Kyuubi lainnya menepuk keningnya pelan mendapati ketuanya yang seperti ini. Tapi kalau hanya hal kecil saja seperti itu, mereka tidak peduli. Toh, itu semua hanya refleks saja.

Iruka menghela nafas seraya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, "Kau tahu 'kan apa hukumannya?" tanya Iruka.

Naruto mengangguk sambil berdiri dari duduknya. Dengan lesu, ia pun berjalan keluar dari ruang kelasnya. Namun sebelum itu, ia menoleh ke arah Iruka, "Maafkan saya Iruka-sensei, lain kali hal ini tidak akan terulang lagi," kata Naruto sambil melanjutkan perjalanannya yang tertunda. Iruka hanya tersenyum tipis seraya melanjutkan kembali pelajaran yang sempat terhenti.

Di luar kelasnya, Naruto berdiri bersandar pada dinding di samping pintu kelas, kepalanya tertunduk. Saat ini tidak ada hal apa pun yang dipikirkannya, pikirannya kosong. Sepuluh menit tak berkutik, akhirnya Naruto memutuskan untuk pergi ke toilet. Di sepanjang perjalanan, Naruto terus memperhatikan siswa-siswa yang belajar melalui jendela kelas. Ketika melewati kelas XII A-1, tanpa sengaja mata biru langit Naruto bertemu dengan mata onyx salah satu siswa, Naruto sangat tahu siapa siswa itu, ia adalah Uchiha Sasuke. Kedua mata mereka saling beradu, namun Naruto langsung membuang muka dan melanjutkan perjalanannya, tanpa mengetahui bahwa si Uchiha berniat untuk mengikutinya.

***

"Dasar brengsek! Kau mengikutiku, hah?! Apa karena kau mata-mata dari Geng Sharingan untuk memata-matai Geng Kyuubi?!"

"Ma-maaf, tapi ma-maksudku bukan i-itu, aku-"

"Sudah! Dasar sial!"

Naruto mengerutkan keningnya saat mendengar suara ribut-ribut dari luar toilet. Mata Naruto membulat ketika mengetahui siapa orang-orang yang sedang ribut tersebut. Maka ia segera menaikkan resleting dan mengancingkan celananya, lalu ia pun membuka pintu toilet tergesa-gesa dan menutupnya keras. Berhasil keluar dari toilet, Naruto bergegas menuju toilet wanita. Ternyata tebakkannya kali ini tidak meleset, di sana Naruto mendapati salah satu anak buah perempuanya bertengkar hebat dengan salah satu gadis anggota Geng Sharingan. Naruto membelalakkan kedua mata saat anak buahnya hendak mengayunkan senjata tajam ke arah gadis tersebut. Lantas Naruto berlari mendekat ke arah mereka. Alhasil layangan senjata tajam itu mengenai lengan kirinya, yang melindungi gadis Geng Sharingan, darah mengucur keras membasahi seragam putih yang dipakainya.

"Ke-ketua…"

"Jatuhkan senjatamu Tenten! Aku tidak pernah mengajarkanmu untuk bertindak kriminal!" bentak Naruto memegangi lengannya yang berdarah. Anak buah Naruto yang bernama Tenten tersebut syok dan bergetar hebat. Tanpa diperintah, senjata yang hendak digunakan Tenten untuk melukai gadis Geng Sharingan tadi terjatuh di lantai. Tenten pun jatuh terduduk. Naruto menahan rasa sakit di sekitar lengannya dan menoleh pada gadis Geng Sharingan, ternyata tak jauh beda dari Tenten, gadis itu juga bergetar hebat dan ketakutan.

"Hei, kau tidak apa-apa 'kan?" tanya Naruto hendak menyentuh si gadis. Tapi sang Gadis langsung menepis tangan Naruto. Naruto menghela nafas, "Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu, kau aman bersamaku," kata Naruto penuh wibawa. Si gadis yang ternyata bernama Hyuuga Hinata langsung menatap takut-takut pada Naruto, tetapi ia tidak takut lagi saat mendapati Naruto tersenyum lembut ke arahnya.

"Ma-maafkan sa-saya N-Namikaze-sa-san," kata Hinata masih bergetar.

Naruto menggeleng cepat menepuk kepala Hinata pelan, "Bukan kau yang seharusnya meminta maaf. Tapi aku yang harus meminta maaf karena ulah temanku yang hampir saja menyakitimu. Tolong maafkanlah aku karena tidak bisa menjaga temanku ini," kata Naruto tenang seraya menepuk pelan kepala Tenten dengan tangannya yang lain.

Hinata mengangguk pelan, "Ti-tidak apa-apa Namikaze-san," kata Hinata mulai rileks.

Naruto menunjukkan cengiran khasnya kepada mereka berdua. "Tenten-chan, bisa jelaskan kenapa kau tadi hampir melukai err-" Naruto menoleh ke arah Hinata.

"Hyu-Hyuuga Hinata…" kata Hinata.

"Oh iya, Hinata-chan!" lanjut Naruto salah tingkah. Wajah Hinata memerah karena Naruto memanggilnya seakrab ini, padahal baru saja bertemu.

Tenten mengangguk pelan, "Ma-maaf ketua, tadi aku pikir Hinata-san akan memata-matai Geng kita," jelas Tenten pelan.

Naruto memincingkan mata dan menoleh ke arah Hinata, "Benar begitu Hinata-chan?" tanya Naruto yang mendapat gelengan cepat dari Hinata.

"Bu-bukan Tenten-san, sebenarnya sa-saya hanya i-ingin menyerahkan ini," kata Hinata seraya menyerahkan buku catatan kecil pada Tenten.

Dengan terkejut, Tenten menerimannya, "Ba-bagaimana buku Diary-ku bisa ada di kamu?" tanya Tenten.

"Ta-tadi pagi, buku ca-catatan Tenten-san ter-terjatuh di depan ke-kelas. Tapi tenang saja Tenten-san! Sa-saya tidak membacanya sa-ama sekali," lirih Hinata.

Sekarang Tenten benar-benar merasa bersalah, ia melirik ke arah Naruto yang tersenyum padanya. Mengerti maksud senyuman itu, Tenten langsung meminta maaf dengan cara menyembah Hinata dan mengucapkan kata maaf berulang kali, "Maaf, Maafkan aku Hinata-san," lirih Tenten memohon.

Tak tega melihat Tenten yang begitu, Hinata mengajak Tenten agar terduduk, "Ti-tidak apa-apa Tenten-san, la-lagi pula ini ju-juga salahku karena me-mengikutimu secara diam-diam," kata Hinata juga meminta maaf.

"Kalau begitu saling memberi maaf saja! Adil 'kan?" kata Naruto nyengir. Tenten dan Hinata mengangguk langsung berpelukkan layaknya sahabat yang lama tak bertemu. "Nah, kalau gini 'kan enak dipandang," kata Naruto masih nyengir penuh semangat yang menggebu-gebu. Tenten dan Hinata tersenyum senang sambil memandang ke arah Naruto. Khusus untuk Tenten, ia melirik pada luka di lengan Naruto.

"Ma-maafkan aku ketua, lu-luka itu…" kata Tenten memintaa maaf pada Naruto.

Naruto menanggapinya dengan cengiran lebar, "Tidak apa-apa kok! Hanya luka kecil! Aku memaafkanmu tapi ada syaratnya lho!" kata Naruto menggantung perkataannya.

"A-apa ketua?" tanya Tenten takut.

"Panggil aku Naruto. Tidak usah pakai ketua-ketua segalalah. Kita ini teman 'kan?" kata Naruto bersemangat, "Hinata-chan juga memanggilku Naruto saja! Tidak perlu memakai nama klan-ku," lanjut Naruto masih bersemangat. Tenten dan Hinata saling berpandangan hingga akhirnya mengangguk secara bersamaan. Naruto menunjukkan deretan gigi putihnya. "Baiklah! Masalah selesai 'kan? Sekarang kita semua berteman!" seru Naruto senang. Tenten serta Hinata tersenyum riang.

"Aku ke kelas dulu ya ke –eh, Naruto," kata Tenten nyengir.

Naruto mengangguk, "Hati-hati di jalan!" kata Naruto yang mendapat anggukan dari Tenten.

"Ayo Hinata-chan!" ajak Tenten disambut anggukan Hinata, "I-iya Tenten-chan."

"Sayonara Naruto~" kata mereka sebelum akhirnya menghilang di tikungan koridor.

"Huah! Satu masalah terselesaikan," kata Naruto diakhiri dengan senyuman tulus, "Aduh!" ringis Naruto memegangi lengan kirinya. Ternyata sedari tadi darah Naruto terus mengalir tanpa henti, Naruto saja yang tidak merasakannya, padahal nanti bisa berakibat fatal. Naruto memandang telapak tangan kanannya yang berlumuran darah, ia menyipitkan mata dengan bibir yang tiba-tiba membentuk garis lurus horisontal ketika melihatnya, "U-uah! Da-darahnya banyak sekali yang keluar…" gumam Naruto dengan bulir keringat yang menggantung di belakang kepalanya.

"Akan lebih banyak lagi jika kau tidak menuruti permintaanku."

"Eh?!"

Belum sempat Naruto mengetahui siapa orang tersebut, tiba-tiba senjata tajam yang dipergunakan Tenten teracung mulus tepat di lehernya, tubuhnya pun dipeluk seseorang dari belakang. Naruto menoleh kebelakang, ia terkejut ketika mendapati Sasuke 'lah yang melakukan hal ini terhadapnya. "Te-Teme! Lepaskan aku brengsek! Atau kubunuh kau!" ancam Naruto bergetar.

Sasuke menyeringai licik, "Bukannya aku yang harusnya mengatakan hal seperti itu, Dobe?" kata Sasuke penuh ancaman. Ia semakin memeluk tubuh Naruto erat dan mendekatkan sisi tertajam dari senjata tajam yang digunakannya pada leher Naruto.

"Apa maumu, hah?!" bentak Naruto keras.

Sasuke mendekatkan bibirnya di telinga Naruto, "Ada, asalkan kau mau menurutinya," bisik Sasuke.

Naruto bergidik ngeri saat merasakan hembusan nafas Sasuke yang menyentuh tengkuknya, "A-apa?! Jangan mempermainkan aku, Teme!" seru Naruto sedikit membuat gerakan gelisah.

Sasuke menekankan senjata tajam itu pada leher Naruto, "Bergerak sedikit saja, nyawamu bisa melayang," ancam Sasuke lagi. Kali ini Naruto tidak berani bergerak lagi. Setelah memastikan Naruto sudah tenang dipelukkannya, Sasuke langsung membuang senjata tersebut ke sembarang lantai. Ia pun memindahkan tangan kirinya ke paha bagian belakang Naruto. Naruto bergerak panik ketika tubuhnya melayang oleh karena digendong Sasuke.

"UWAAH!!! APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriak Naruto keras meronta-ronta digendongan Sasuke.

"Dasar brisik. Diam dan jangan bergerak! Kau mau darahnya semakin banyak keluar?!" bentak Sasuke.

Naruto terdiam, lagi pula perkataan Sasuke benar adanya, terlebih lagi darahnya sudah cukup banyak yang pergi meninggalkannya tanpa izin. Naruto menurut saja dan memberanikan diri untuk mengalungkan kedua tangannya di leher Sasuke, berhasil membuat cleaning servis yang sedang melakukan kegiatannya membuka mata dan mulutnya lebar-lebar saat mendapati adegan paling luar biasa tahun ini. Bagaimana tidak? Ketua dari Geng masing-masing yang sudah terkenal seantero Negeri bermusuhan, bergendongan mesra!!! Hampir saja membuat si petugas pingsan tidak percaya.

_

_

_

_

_

Tu Bi Kontinyu...

OoooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

*tepar*

Chap. 1 SELESAI~~!!! XD XD XD

Masih ingat dengan Shion? Perempuan yang jadi Miko di Naruto Shippuden The Movie 1 itu lho... gax apa-apa 'kan kalau nama depannya Shion, Zuki ganti dengan 'Megami'?? Memang ada yang tahu nama Klan Shion itu apa?? ==a Soalnya Zuki gax tahu, XD *sepaked by Shion*

Ahh... ==a Sasu keenakkan bisa main peyuk2 Naru seenaknya. =___='' *geplaked* Dasar Seme gax betah jauh2 dari XP *depaked*

O ya, Fic ini dan Fic lainnya mungkin akan rajin Apdet di hari Jum'at sekitar jam 2 siang [14.00 WIB]. Tapi gax perminggu lho... may be satu bulan apdet 1 Chap. dari semua Fic. XD

...

Fic Zuki memang tidak pernah bisa terlepas dari kesalahan berupa typo dan teman-temannya. Zuki mohon maap jika masih ada kesalahan di fic Zuki.

Akhir kata… Zuki tunggu Review/Flamenya^^

With D'Heart

Mikazuki Chizuka.