I WANT YOU
Author : Lullaby Dik
Main Cast : Kibum, Kyuhyun, Jaejoong, Changmin.
Pair : KiHyun [Kibum X Kyuhyun]
Length : Twoshoot
Disclaimer : Ide dan cerita murni punya Dik, selain para tokoh tentu saja.
Warning : Boys Love or YAOI, M-Preg.
[CHAP 1]
ENJOY STORY!
[Don't Like? Want To Bash Me? HUSH!]
LullabyDik
Presents
.
.
Pintu di ketuk dari luar, yeoja berpakaian resmi kantor yang sangat pas atau bisa dibilang ketat, menunggu respon dari dalam. "Masuk." Yeoja itu tersenyum. Selalu mendengar suara sajangnim nya yang berat membuat tubuhnya panas, apalagi sajangnim tampan itu jarang sekali mengeluarkan suaranya.
"Sajangnim, 10 menit lagi rapat." Ujar yeoja itu bersikap sopan. Dia sengaja menunduk dalam didepan namja yang dipanggil sajangnim, niatnya agar belahan dadanya terlihat.
Sayang sekali, namja irit bicara itu sudah kebal dengan sikap para yeoja disekelilingnya. Telefon di meja namja itu berdering. Dia segera mengangkat.
"Kim Kibum." Sebutnya.
"Aku tahu anak es. Yak! Sekarang kau cepat kesini. Eomma ingin berbicara padamu." Kibum sampai harus menjauhkan gagang telefon akibat suara eommanya yang dibatas wajar.
"Eomma. Aku ada rap…"
"Aishhh… jinjja. Aku tidak perduli! 5 menit! Jika tidak eomma akan pergi! PALLI!" sela sang eomma. Tidak lama kemudian suara 'tutt… tutt… tutt…' menyudahi percakapan mereka. Kibum mendengus kesal. Bukan sekali atau dua kali, eommanya terus menerus menarik perhatiannya agar bisa pulang atau setidaknya mengobrol lama.
Kibum memijat pelipisnya. Dia tidak kesal. Memang, dia paham eommanya sangat kesepian dirumah. Appanya juga belum memilih pensiun.
"Ada apa sajangnim?" tanya yeoja yang berstatus sekretaris Kibum-bername tag Geum Joong.
"Suruh Lee Donghae menggantikan ku. Tidak ada bantahan, Geum Joong." Pesan Kibum sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruang kerjanya. Geum Joong membungkuk dalam mengantarkan kepergian sang bos.
"Huh! Apa nyonya Kim tidak bisa satu hari saja tidak mengganggu." Umpat Geum Joong.
[~KiHyun~]
"KIBUM!" teriak nyonya Kim begitu melihat kedatangan anaknya. Yeoja paruh baya itu langsung menerjang tubuh tegap Kibum, bergelantungan di leher anaknya. "Eomma, kau berlebihan." Sahut Kibum datar.
Nyonya Kim melepaskan pelukannya, merengut kesal. "Eommakan rindu padamu Es!" rutuknya. Kibum mencium kilat pipi eommanya, "Aku bukan es eomma. Jadi, ada apa?" tanyanya to the point.
"Duduklah dulu! Kau tidak boleh pergi ke kantor lagi. Arachi!" nyonya Kim melenggang masuk ke ruang keluarga diikuti oleh Kibum. Mereka berdua duduk di atas sofa saling berhadapan.
"Seperti yang kau tahu, eomma sangat kesepian. Jadi, eomma punya dua pilihan yang harus kau pilih. Tidak ada Penolakan!" Kibum mengangguk pasrah. Dia juga tidak pernah berniat menolak permintaan sang eomma, seaneh apapun itu.
"Pilihan pertama. Kau segera menikah. Pilihan kedua. Adopsi anak buat eomma!"
"Mwo?" untuk pilihan pertama-sudah biasa. Kibum selalu mengulurnya. Tapi, pilihan kedua? "Aku sudah 27 tahun eomma. Tidak mungkin mempunyai adik." Jelasnya. Nyonya Kim menggeleng cepat. "Kalau begitu menikah!"
"Baik. Aku akan menuruti pilihan kedua saja." putus Kibum. Dia bersikukuh tidak mau segera menikah, Kibum mempunyai suatu keyakinan, ketidakpercayaan terhadap hubungan pernikahan. Sebab dia melihat yeoja-yeoja disekitarnya yang selalu membuat perutnya mual.
"MWO? Kau lebih memilih mengadopsi daripada membuat dengan istrimu nanti? BAIK. BAIK. Jika itu keputusanmu. Maka, sekarang juga kau pergi ke Panti Asuhan dan dapatkan anak buat eomma. SEKARANG!" nyonya Kim mendorong-dorong tubuh Kibum agar segera keluar. Tidak lupa menitipkan alamat Panti Asuhan yang pernah dikunjunginya dalam acara sosialisasi beberapa waktu lalu.
"Segera kembali." Ingat nyonya Kim.
Kibum memasuki mobilnya, melaju dengan kecepatan sedang. Sepanjang perjalanan merutuki tingkah eommanya yang aneh bin ajaib. Dan tidak tertebak pastinya. Kibum tidak punya pilihan lagi, selain mengabulkan yang satu ini.
[~KiHyun~]
Hari Minggu adalah hari libur atau kebebasan bagi setiap siswa sekolah. Mereka pasti menghabiskan waktu dengan bermain sepanjang hari atau juga ada yang tidur. Termasuk Kyuhyun, siswa kelas X. Memilih bermain PSP disepanjang hari daripada menerima ajakan Changmin, teman tetangga sebelahnya, mengunjungi panti asuhan nyonya Shim-ibunya Changmin.
"Kau tidak keluar Kyu?" tanya nyonya Cho –ibunya Kyuhyun begitu melihat anaknya masih setia diatas sofa meski hari sudah siang.
"Malas eomma." Jawab Kyu cuek. Nyonya Cho meletakkan belanjaan nya kasar. Berkacak pinggang melihat kemalasan tingkat dewa Kyuhyun. Ditambah, saat pergi ke pasar tadi pagi nyonya Shim memberitahu bahwa siang ini anaknya Changmin akan mengunjungi panti asuhan mereka. Pasti Kyuhyun juga diajak, tapi anak malas itu menolak.
SRETTT
Nyonya Cho mengambil paksa PSP Kyuhyun tanpa persiapan dahulu dari siempunya PSP. Sehingga sekarang PSP itu murni ditangan nyonya Cho.
"YAKK! Eomma, kembalikan!" teriak Kyuhyun panik.
"ANIYA! YAK! Kau berteriak pada eomma mu eoh?!" balas nyonya Cho tidak kalah sengit.
Kyuhyun merengut, menghentak-hentakkan kakinya kasar. Merengek-rengek seperti anak kecil. "Kembalikan! Kembalikan!"
"Hentikan Kyu! Kau harus bersikap dewasa. Sekarang, kau harus pergi bersama Changmin jika tidak PSP dan semua kaset game mu eomma sumbangkan ke Panti Asuhan!" ancam nyonya Cho yang seratus persen berhasil. Rengekan Kyuhyun berhenti digantikan tatapan takut yang berlebihan.
"Nde. Nde. Aku pergi, jangan disumbangkan eomma!" Kyuhyun berlari terbirit-birit menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
[~KiHyun~]
Kibum memasuki halaman Panti Asuhan yang direkomendasikan oleh eommanya. Tersenyum tulus saat melihat beberapa anak kecil berlari-larian dihalaman, tertawa lepas. Kibum melangkah ke dalam. Mencari siapa gerangan pemilik Panti ini.
"Annyeong haseyo. Kim Kibum imnida." Kibum memperkenalkan diri begitu dirinya bertemu seorang yeoja tua yang sedang memberi nasehat kepada anak asuhnya. "Ooo… Nde. Kau bisa memanggilku Jaehyun ahjumma. Ada apa Kibum-ssi?" tanya yeoja itu.
"Aku ingin mengadopsi salah satu anak disini. Ibuku, Kim Seohyun yang berencana mengadopsinya." Jaehyun berjalan menuju kantornya, sedikit terkejut mendengar sebuah nama yang tidak asing lagi.
"Kim Jaejoong? Aa… dia yeoja yang sangat baik. Donatur terbesar dipanti ini. Kau anaknya?" Kibum mengangguk. "Kenapa dia ingin mengadopsi anak?" heran Jaehyun.
"Eum, soal itu. Eomma merasa kesepian." Jawab Kibum canggung.
"Aigoo… jadi benar apa yang dia katakan tentang mu? Ya sudah, kau lihat saja dulu anak-anak disini. Kebetulan ini waktu bermain mereka. Jika ketemu, kau katakan saja padaku, nde."
Kibum mengangguk, dia membungkuk dalam sebelum meninggalkan ruangan.
[~KiHyun~]
Sesampainya didepan gedung panti asuhan, Changmin menepuk bahu Kyuhyun cukup keras, menyadarkan teman semasa kecilnya itu untuk bangun. Mata Kyuhyun yang merah sehabis tidur, mengerjap beberapa kali. Lalu, melayangkan tatapan kesal kepada Changmin.
"Cepat turun, atau kau mau kehabisan oksigen di mobil." Changmin segera turun.
Dengan malas Kyuhyun mengikuti langkah Changmin, sedikit risih melihat anak-anak yang bermain heboh didepannya. "Berisik sekali." Umpatnya.
Changmin terus masuk ke dalam, mengunjungi kantor dari pengurus panti. Menyampaikan berita yang dititip ibunya. "Kau tunggu saja disana, diruang bermain. Aku ada urusan sebentar." Pesan Changmin. Kyuhyun mengibas-ngibaskan tangannya, menyuruh Changmin pergi saja.
Kyuhyun melangkah ke ruang bermain, disini sangat banyak anak-anak. Tapi tidak terlalu ribut, karena masing-masing serius bermain susun rumah yang Kyuhyun anggap sangat membosankan.
Mata karamel Kyuhyun menjelajahi barang-barang yang ada diruangan itu, sampai akhirnya dia menemukan rubik yang terletak diatas meja kecil. Kyuhyun tersenyum senang. Dia mempunyai permainan juga setelah eommanya masih menahan ponsel dan PSP miliknya.
Kyuhyun meraih rubik itu, dan mulai memutar-mutarnya sesuai pola yang telah dia pelajari. Larut dalam permainannya, tanpa sadar anak-anak yang berada disekitarnya mulai tertarik dengan kegiatan namja putih pucat itu.
Anak-anak itu mengerubungi Kyuhyun, menatap tangan terampil Kyuhyun antusias. Kyuhyun yang sadar tengah menjadi pusat perhatian, memberhentikan sejenak permainannya. Menatap bingung anak-anak kecil itu.
"Hyung! Kau sangat keren bisa memainkan itu!" seru bocah laki-laki bermata bulat.
"Nde! Oppa Daebakk! Chen saja tidak bisa." Tunjuk bocak perempuan itu kepada bocah laki-laki berpipi tirus disebelahnya.
Kyuhyun yang mendengar pujian atas dirinya, tersenyum lebar. "Tentu saja!" ucap Kyuhyun bangga. Namja Evil yang terkenal tidak pernah akrab dengan anak kecil itu, mulai memperkenalkan tekhnik bermain rubik kepada bocah-bocah itu. Mengajarkannya perlahan dan antusias.
[~KiHyun~]
Kibum berjalan mengitari halaman depan dan belakang panti asuhan. Memperhatikan anak kecil yang ada disana. Tapi, tidak ada satupun yang menarik. Kibum tidak terlalu pandai dalam hal anak kecil.
Bosan diluar, Kibum memutuskan masuk ke dalam. Manatahu ada anak kecil terselip yang menarik hati.
Dia berpikir bahwa ini sama dengan ajang mencari pasangan.
[~KiHyun~]
Kibum sampai keruangan yang seperti ruangan bermain karena banyaknya mainan berserakan dilantai. Tertarik dengan sekumpulan anak-anak yang duduk melingkari seseorang. Kibum melihat sesosok yang menjadi pusat perhatian, namja berambut ikal, bermata bulat, yang lihai bermain rubik. Tertarik. Kibum sangat tertarik.
Jaehyun ahjumma mendekati Kibum, dia penasaran, apa yang membuat namja dingin-seperti yang sering diucapkan nyonya Kim, berdiri cukup lama memperhatikan sesuatu.
"Kau melihat apa?" tegur Jaehyun.
"O." Kibum menoleh, tersenyum hangat kepada yeoja paruh baya itu. "Sepertinya aku sudah mendapatkannya, ahjumma." Jawab Kibum tidak melepas perhatiannya ke arah kumpulan itu.
Jaehyun ikut memperhatikan, meneliti siapa gerangan yang dipilih Kibum dari anak-anak kecil itu. Xiumin? Bocah perempuan berpipi bulat. Chen? Bocah laki-laki berpipi tirus. Kyungsoo? Bocah laki-laki bermata bulat? Atau siapa?
"Yang mana?" tanya Jaehyun antusias.
"Itu." Kibum menunjuk tepat ke arah namja yang sedang bermain rubik, namja yang bertubuh lebih besar daripada yang lain. Tentu saja, dia sudah berusia 17 tahun.
"E?" bingung Jaehyun, merasa tidak yakin dengan yang dilihatnya. Setahu dirinya itu adalah teman yang dibawa Changmin tadi. "Namja yang bermain rubik itu?" tanya Jaehyun memastikan.
Kibum mengangguk pasti.
"Tapi, dia bukan anak panti Kibum. Dia temannya Changmin. Changmin adalah anak pemilik panti asuhan ini, kalau tidak salah, nama temannya itu Kyuhyun." jelas Jaehyun.
Kibum manggut-manggut. Dia juga tidak bodoh, dia sadar namja manis itu bukan anak panti. Karena, niatan Kibum sesunggunya sudah melenceng dari perintah eommanya.
"Tapi, aku memilih dia. Kyuhyun." tegas Kibum.
Jaehyun jadi tambah bingung. "Dia bukan anak yatim Kibum. Kau tidak bisa memilihnya."
"Bisa minta perhatiannya sebentar?" Kibum bersuara, serentak semua kepala disana menoleh kepadanya. Menatap bingung seorang namja tampan berjas formal berdiri disana. Termasuk namja bernama Kyuhyun.
"Ahjumma, tolong umumkan pada mereka, aku ingin mengadopsi salah satu diantara mereka." Bisik Kibum ditelinga Jaehyun. Keberaniannya saat berbicara tadi hilang sudah, tatapan bingung menuntut yang dilayangkan anak-anak kecil itu sekaligus namja manis yang disukainya, membuat Kibum gugup. Padahal, setajam apapun tatapan relasinya, tidak mempan buat seorang Kim Kibum yang dingin.
Jaehyun yang masih dalam mode bingung mengikuti saja apa yang diminta Kibum.
"Anak-anak. Hyung atau oppa tampan ini ingin mengadopsi salah satu diantara kalian. Jadi, tolong perkenalkan diri masing-masing nde." Perintah Jaehyun lembut. Anak-anak kecil itu tampak gembira. Mereka saling tatap dan berteriak senang.
Kyuhyun tidak tahu bersikap bagaimana saat anak kecil itu mulai berdiri berjajar. Dengan canggung, Kyuhyun ikut berdiri dibelakang mereka. Yah, dia merasa tidak sopan saja. Meski evil tapi Kyuhyun punya insting sopan tersendiri.
Kibum menyeringai melihat targetnya ikut berdiri canggung.
"Kim Minseok imnida…" ucap Xiumin riang.
"Chen! Hyung panggil aku Chen saja!" giliran Chen yang percaya diri.
"Do Kyungsoo." Ujar bocah bermata bulat kalem.
Kibum mengangguk-angguk saja mendengar nama anak kecil itu masing-masing, sesekali dia tersenyum tipis.
Semua sudah memperkenalkan diri, namun, Kibum belum buka suara. Yang lain jadi semakin bingung. "Kibum…" tegur Jaehyun.
"Kau. Perkenalkan dirimu." Tunjuk Kibum kepada Kyuhyun.
"Naega?" Kyuhyun menunjuk dirinya sendiri. Kibum mengangguk. Walaupun bingung tapi Kyuhyun tetap memperkenalkan diri. "Cho Kyuhyun."
"Aku memilih Kyuhyun, ahjumma."
"MWOOO?!" jerit Jaehyun dan Kyuhyun bersamaan. Kyuhyun membeku ditempat, banyak kalimat yang ingin dia lontarkan, tapi semua tercekat ditenggorokan, hingga ekspresi wajahnya lah yang memperlihatkan segala ketidakpercayaannya, 'Are You Crazy?'
"Kibum. Ahjumma sudah bilang, kau tidak bisa…" Ucapan Jaehyun berhenti saat melihat Kibum melangkah mendekati Kyuhyun. Anak-anak kecil itu langsung memberi jalan kepada nya.
Setelahnya Kibum memberi senyum mematikan kepada Kyuhyun, lalu turun kebawah, menjadikan lututnya sebagai penopang.
"Kyuhyun, apa kau mempunyai pilihan anak kecil disini yang bisa kita adopsi?"
Kyuhyun menatap ke bawah, menatap mata kelam Kibum dengan mulut setengah terbuka. Posenya bagai namja yang akan melamar seorang gadis, tapi, Kita? Apa pendengaran Kyuhyun semakin bermasalah setelah operasi itu?
"Maaf ahjussi, anda salah orang." Akhirnya Kyuhyun mendapatkan kembali nyawanya setelah melayang terpisah-pisah akibat kaget yang berlebihan. Kyuhyun akan berjalan pergi sebelum tangan Kibum menahan pergelangan tangannya.
"Kyu, bagaimana bisa kau pergi setelah suamimu bertanya tentang anak kita kelak?"
"YAKK! Apa kau gila?" hardik Kyuhyun. Tangannya tidak lepas juga dari genggaman Kibum yang begitu kuat.
"Kyu berhenti membentak. Karena aku memilihmu. Ahjumma…!" panggil Kibum.
Jaehyun yang menyaksikan adegan entah-apa-itu hanya bisa menyahut panggilan Kibum. "Nde?"
"Mungkin aku akan kembali ke sini, untuk sekarang aku sudah mendapatkan pilihan. Gamsahamida." Kibum berdiri dari pose bersimpuhnya, menarik pinggang ramping Kyuhyun, mengangkat kaki jenjang Kyuhyun sehingga tubuh ringan Kyuhyun berada dipegangannya seutuhnya.
"Jja. Kita pergi. Eomma ku sedang menunggu menantunya."
"EOMMMAAAA!" teriak Kyuhyun.
-To Be Continued-
Note's : RE-PUBLISH. Kyu itu aneh dan penuh kata terserah. Haha.
[Thanks For Review]
Important!
Make A Review, Please?
Anggap review itu hadiah buat FF abal-abal Dik.
[Thanks For Reading]
Jja!
