A Kriskai Story

Author: albaZ

Tittle: Insane

Category: Brothership, Angst, Hurt/Comfort, Yaoi

Rating : NC

Cast: (Kim) Wu Jongin (17) Wu Yifan (23) Park Chanyeol (20)

Kleenex Warning

Alternative Universe (AU) / Elseworld

Out Of Character (OOC)

Contain Abuse

Contain Incest

Non-Consensual

Non-Canon

WIP

Chapter 1 - The Start

Jongin selalu menganggap Yifan sebagai pahlawanya. Sejak kecil sudah begitu. Ia selalu mengekori Yifan dan Yifan tidak mempermasalahkanya. Yifan senang jika Jongin berada disekitarnya, ia akan memeluk Jongin, mengacak rambutnya, mencubit pipinya. Hal yang menurutnya normal dan itu biasa terjadi dalam hubungan kakak-adik. Tapi tidak bagi Jongin karena Yifan selalu spesial dimatanya. Mata Jongin akan berbinar saat menatap Yifan. Bahkan disaat semua orang memanggilnya Yifan hanya Jongin yang memanggilnya Wufan karena kakaknya itu sangat spesial baginya.

Sejak kecil Jongin memang berbeda, kesehatanya tidak sebagus Yifan. Ibu mereka meninggal karena kecelakaan lalu lintas saat mengandung Jongin, saat itu kandunganya masih berusia tujuh bulan dan harus disesar. Jongin berada di inkubator dalam jangka waktu panjang panjang. Yifan membenci Jongin saat itu, seluruh keluarga Ibu mereka membenci Jongin. Tak ada yang mau memberinya ASI sehingga sejak lahir Jongin sudah dicekoki susu formula. Kesehatanya yang buruk bertambah buruk.

Mata Jongin-lah yang membuat hati Yifan kecil melunak. Besar dan coklat, seperti kelereng. Yifan selalu menyukai mata Jongin, ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memandangi mata adik kecilnya. Terkadang ia juga merasa kesal dengan mata Jongin, pandangan memohonya itu benar-benar menaklukan segalanya. Yifan yakin ia akan memberikan jantungnya pada Jongin jika anak itu menunjukan pandangan memohonya. Benar-benar memelas. Besar, coklat dan berkaca-kace. Yifan'kan jadi tak tega.

Masa kecil Jongin selalu dipenuhi sosok kakaknya. Mereka tidak memiliki Ibu dan Ayah mereka sibuk bekerja. Keluarga mereka biasa-biasa saja tapi semuanya selalu tercukupi. Usia mereka terpaut delapan tahun. Yifan jauh lebih dewasa dan lebih kuat. Dari dulu sampai kapan pun hati kecil Yifan akan selalu bertekad untuk melindungi Jongin Kecil-nya yang manja itu. Jongin itu cengeng dan Yifan tidak suka melihat air mata adiknya. Semua orang tau kalau tawa Jongin sangat berharga. Jongin yang bahagia adalah favorit Yifan. Si Naga itu akan menyemburkan apinya pada siapa pun yang berani menyakiti Naga kecilnya. Yifan marah besar saat ia melihat Jongin dipukuli teman-teman sekelasnya. Anak-anak nakal itu mengejek Jongin yang tidak memiliki Ibu. Jongin, ditengah-tengah kerumunan hanya bisa menangis sambil melindungi kepalanya dengan tanganya. Hari itu hujan deras dan Jongin menggigil, demi apa pun, dingin adalah kelemahanya. Jika Yifan tidak kuat panas maka Jongin tidak kuat dingin. Mereka itu benar-benar berdeba tapi selalu melindungi seperti saat itu. Amukan Yifan benar-benar dahsyat, anak-anak nakal itu habis dipukulinya hingga lari terseok-seok. Yifan berjongkok dan menarik Jongin kedalam pelukanya. Tubuh adiknya tergolek dan Yifan histeris, adiknya itu lemah, sangat lemah. Kenapa orang-orang jahat selalu menindas orang yang lemah. Yifan menggendong Jongin yang setengah sadar lalu berlarian ditengah guyuran hujan. Yifan menangis dan berdoa dalam hati, berharap adiknya akan baik-baik saja. Ia memang pernah membencinya tapi biar bagaimanapun Jongin tetap Naga Kecilnya.

Malam itu benar-benar bencana, Jongin terkena hipotermia dan salah satu dari anak-anak nakal itu menginjak tangan Jongin hingga tulangnya retak. Yifan hanya bisa merutuk dalam hati. Semalaman Yifan memeluk adiknya hingga tertidur, padahal rencananya Yifan ingin menghangatkan suhu tubuh adiknya tapi tanpa disengaja Yifan malah menumpahkan salivanya dirambut Jongin dan membuat Jongin menggerutu saat ia sadar. Yifan hanya bisa cengengesan, setidaknya ia merasa lega. Jongin-nya baik-baik saja.

Sejak saat itu Yifan benar-benar menjaga Jongin. Pulang-pergi sekolah bersama, mengantar-jemput Jongin kursus ballet. Menyuruh Jongin menunggunya latihan basket. Sejak saat itu dimana ada Jongin selalu ada Yifan. Semuanya terasa sempurna tapi tidak bertahan lama. Yifan mendapatkan gadis pertamanya dan hati Jongin hancur. Sejak saat itu gadis itu menjadi prioritas pertama Yifan. Jongin merasa tak berdaya dan terlupakan. Mereka hanya bertahan selama dua bulan. Dan Jongin menjadi orang yang paling bahagia saat Yifan memberitahunya. Gadis itu selingkuh dan Yifan uring-uringan sepanjang minggu. Jongin berada disisinya sepanjang minggu berusaha menghibur Yifan. Hatinya sedikit sakit saat Yifan bercerita ini itu tentang gadisnya, tapi itu tidak masalah selama Yifan berada disisinya. Tapi Jongin salah, Yifan justru menggila, ia mabuk-mabukkan dan bermain dengan PSK-PSK jalanan. Jika Yifan merokok itu sudah biasa tapi semakin hari Yifan semakin liar dan Jongin hanya bisa menghela nafas berat.

Saat itu badai salju dan Yifan berjanji akan menjemput Jongin. Hari ini ada latihan tambahan karena bulan depan pentas balet pertama Jongin. Hal yang sudah ditunggu-tunggu Jongin sejak lama dan Jongin berlatih keras, terlalu keras. Hingga ia merasa ada yang salah dengan pinggangnya tapi ia tidak peduli, harapanya sebentar lagi terkabul.

Jongin menunggu cukup lama dan tanganya sudah meembeku, tapi Yifan belum juga datang. Yifan pasti melupakan janjinya. Ini sudah terlalu malam dan bus sudah tidak ada, uangnya tidak mungkin cukup untuk naik taksi. Jongin menghela nafas lalu berjalan menuju minimakker 24 jam untuk membeli susu panas dan permen jahe juga hot pack. Tanganya terasa kebas padahal Jongin sudah memakai sarung tangan. Jongin berusaha berjalan secepat mungkin, hari semakin malam, dingin dan Jongin ketakutan. Tapi tubuhnya menggingil hebat, bibirnya memucat seputih salju. Jongin merapatkan jaketnya dan terus berjalan menerjang badai salju yang lumayan lebat.

Jongin tersenyum saat melihat rumah sederhanya yang hangat, ia segera membuka pintu pagar lalu berlari, dengan tergesa-gesa Jongin mengetuk-ngetuk pintu. Sial, malam itu dinginya minta ampun. Jongin sudah membayangkan duduk disofa hangatnya dengan secangkir coklat panas.

"Appa! Buka pintunya," Jongin mengetuk pintu tersebut, kali ini sedikit lebih kencang. Mungkin ayahnya tertidur.

"Appa! Ini Jongin. Buka pintunya! Jongin kedinginan."

Jongin tersenyum lega saat ia ingin mengetuk lagi pintu tersebut terbuka, namun senyumnya segera lenyap saat ia melihat orang yang membuka pintunya bukan Ayahnya. Melainkan pria bertubuh besar, berotot, dan terlihat menyeramkan. Astaga bahkan orang tersebut jauh lebih tinggi dari Yifan.

"Anda siapa?"

TBC

Oh my god I'm sorry i'm sorry i'm sorry i feel so bad

Akun saya di locked, jadi cerita ini kehapus

Saya gak ngerti kenapa tapi saya mohon maaf

Saya bingung mau bicara apa tapi terimakasih untuk reviews di posting sebelumnya

Jadi saya akan langsung melanjutkan ke chapter 2

I made i lot of mistakes on my first time posting this story

jadi saya membetulkan beberapa kesalahan saya

Terima kasih untuk para pembaca yang telah memberi masukan

I appreciate it a lot :)