YA TUHAN! Orang tuaku.. Pergi meninggalkanku untuk selamanya.

Aku Selalu Besamamu by Nichi Aorena

fanfic from Naruto by Masashi Kishimoto

Douzo ^^


Chapter 1

Hello Tokyo!


Hiks..

Hiks..

Hiks..

Hiks..

Coba banyangkan jika orang tua-mu meninggal, apa yang akan kau lakukan? Sudah siap? Yakin hanya itu persiapanmu? Itu semua terjadi tiba-tiba. Hanya Tuhan Yang Maha Esa yang tahu.

Kau mau apa? Menangis? Meratap? Yakin orang tuamu bisa bahagia karena kelakuanmu?

Aku, sebisa mungkin menerima ini dengan lapang dada. Tak kupungkiri air mata terus menetes dimataku.

Aku menatap kedua nisan almarhum orang tuaku. Wajah lesu, mata sembab, siapa tahu, ada hati yang memancarkan kekuatan.

"Ibu.. Ayah. Kalian selalu bersamaku?"

"Aku janji, akan membanggakan kalian. Didikan ayah dan ibu akan sangat berguna bagiku. Terima kasih banyak" setelah itu aku berdoa sejenak dan menaburkan beberapa kelopak bunga.

"Beristirahatlah yang tenang.."

=ninaninaninanina=

"Sakura-chan, maukah kau melanjutkan sekolah di Tokyo?"

"Maksud Bibi Yamanaka? Maaf, aku masih ingin di Konoha. Rumah ini sangat nyaman."

"Kau yakin? Bibi rasa sudah saatnya kamu berkembang, kamu tenang saja ada anakku -Ino- di Tokyo. Kalian akan bersekolah disana. Sekolahnya bagus, aku yakin Sakura-chan akan mudah untuk menggapai cita-cita disana!"

"Ba-bagaimana dengan biayanya? Apakah aku tinggal bersama Ino?"

"Tenang saja, semua sudah kuatur."

=ninaninaninanina=

Ayah.. Ibu.. Aku ke Tokyo ya. Maaf kalau aku pergi jauh-jauh. Sakura akan selalu melakukan yang terbaik.

Sampai jumpa Konoha..

[TOKYO!]

Sakura Haruno, murid kelas 1 Tokyo Senior High School. Tahun ajaran baru ini semua siswa menyambutnya dengan suka cita. Tentu tidak mudah bersekolah disini. Test masuknya sangat sulit. Beruntung sekali selain lulus test, aku juga dapat beasiswa disini.

Aku tinggal di apartement sederhana di Tokyo bersama Ino. Dia sahabatku sejak kecil. Aku menyusulnya ke Tokyo setelah sekian lama kami berpisah.

Aku memasuki ruang kelas 1-A. Asing sekali. Dan lihat! Semuanya nampak glamour, aku jadi minder.. Sepertinya di sekolah ini memang hampir sepenuhnya berisi orang-orang kaya.

Aku memilih untuk duduk di pojok belakang kelas. Duduk sendiri.. Ya sampai teman sebangkuku yang entah siapa duduk di sebelahku. Atau memang aku akan selalu sendiri..

Memerhatikan sekeliling ruangan, semuanya nampak sudah akrab, aku harus bagaimana?

Masa orientasi siswa. Kakak-kakak OSIS ini meskipun menyebalkan tapi lumayan baik karena melaksanakan tugasnya dengan baik untuk membimbing kami.

"HEY KAU DIPOJOK SANA!"

"E-eh?" Aku sangat kaget mendengarnya.

"KEDEPAN KELAS!"

"Ba-baik"

"Kau tau sopan santun?"

"Aku minta maaf senpai."

"Apa yang kau lamunkan heh?"

"..."

"Kau kuhukum!" Wajahku yang selumnya menunduk, kiri mendongak menatap senpaiku takut-takut. Harus kuterima, ini semua salahku melamun disaat senpai sedang bicara.

"Kau harus gombalin salah satu cowok disini!"

"Nani?!" Kataku pelan.. Aduh bagaimana ini. Aku menatap teman-temanku. Siapa?

"Hmm.. Nah. Dia saja. Ayo gombal!"

"Ba-baik"

Tap. Tap. Tap. Kakiku melangkah menuju mejanya. Kulihat banyak suara-suara berbisik. Oh tampan sekali, pantas saja. Mungkin dia Fansnya banyak.

"AYO MULAI!"

"A-ano.. Kamu suka pelajaran kimia ya?" Seketika kelas hening.

"Hn." Jawabnya tanpa ekspresi. Wajahnya keren, aku menelan ludahku dan berkata..

"Oh aku juga suka! Pantes hati kita kovalen! Hehe..." Aamiin, doaku malu-malu.

Canggung, oh no. Rasanya malu, mengerikan, ahh bisa-bisa dia ilfeel.

Aku seharian ini hanya diam di kelas. Menikmati pemandangan dari jendela. Aku memandanginya lewat jendela, bayangannya terpantul disini. Rambut hitam, mata onyx, kulit pucat, tinggi tegap, aaah makin tampan ketika dia membaca buku.

=ninaninaninanina=

Seminggu berlalu, aku mulai bisa menyesuaikan diri disini. Meskipun 'sendiri', aku masih bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Itu yang terpenting.

Sedangkan Ino, dia ada di kelas sebelah - 1-B. Huuuah, makanya aku merasa kesepian.

Aku mengikuti ekstrakulikuler Palang Merah Remaja. Memang tidak begitu memiliki prestasi, peminatnya juga sedikit sekali, dan sana aku terpilih menjadi wakil ketua PMR. Ketuanya, kelas 2 jurusan IPS, yaitu Shimura Sai.

Apa kebiasaanku dikelas? Diam. Haha. Cuma itu.

Hei! Kau yakin cuma diam? Iya sih cuma diam. Tapi pandanganku tak bisa lepas begitu saja dari muka datar yang menawan itu, Uchiha Sasuke.

Keluarga Uchiha tentu semua sudah tau! Kaya, terpandang, berkelas, perusahaan besar yang kini menguasai beberapa pasar global.

Aku cukup tau diri untuk tidak mengusik keluarga Uchiha, aku hanya bisa menikmati perasaan sepihakku.

=ninaninaninanina=

Aku berjalan di koridor lantai bawah menuju ruang UKS. Disinilah tempat sehari-hariku di sekolah ini -selain dikelas tentunya. Aku hanya ingin UKS terawat, meskipun hanya wakil ketua aku tak ingin ketua merasa kerepotan untuk mengurus kegiatan perempuan ini.

Deg.

Langkahku terhenti saat tiba-tiba di depanku ada Uchiha-san. Ah tampan sekali, mukaku! Mukaku memanas. Aku menundukan kepalaku kembali..

Melangkah dengan gugup menyingkir dari jalannya, dan menjauh darinya.. lagi.

Ruang UKS sepi, hanya ada aku disini. Pikiranku melayang ke Uchiha-san. Ketenggelamkan kepalaku dalam lipatan tanganku diatas meja. Ngantuk, hanya tidur 3 jam semalam. Tugas pekerjaan rumah berhasil menyiksaku, SMA memang berat.

"Sudahlah Sasuke, lukamu harus segera diobati!"

"Hn."

"Tak usah sok kuat deh!"

Suara siapa itu? Sasuke?

Tok. Tok. Tok.

"Yo! Sakura-san, temanku ini kakinya terluka. Obati ya!"

"Eh? Ba-baik."

HAH. Temanmu itu Sasuke? Uchiha-san? Sesuai dugaanku, mukaku akan memanas ketika melihatnya. Semerah apa wajahku sekarang?

Sasuke duduk di salah satu ranjang, aku mengambil beberapa peralatan untuk mengobati lukanya.

"Ma-maaf jika rasanya perih. Tahan ya.."

"Hn."

Aku memberikan cairan alkohol 70% pada luka di lutut kirinya, lalu betanie, kapas, perban, lalu selesai! Semudah itu kah? TIDAAAK. Aku gugup! 8(_)8

Wajahnya datar menatapku. Rasanya pasti perih, apakah Uchiha-san tidak punya ekspresi lain selain muka datar itu?

"Selesai. Lain kali hati-hati ya Uchiha-san. Semoga cepat sembuh!" Rentetan kalimat yang sedari tadi sudah kupersiapkan kini meluncur juga dari bibir ku. Sebisa mungkin menyembunyikan kegugupanku.

"Hn" balasnya singkat.

"Heheheh. Terima kasih ya. Bye~" Naruto-san yang sedari tadi hanya bermain dengan smartphonenya kini menampakkan senyuman lebarnya. Lalu dia bersama Uchiha-san meninggalkanku di ruangan ini.

"Haaaaaaah..." Ungkapku lemah ketika ruangan ini sepi kembali.

Aku Selalu Bersamamu

-» To Be Continue «-

[Author Note]

Halo! Nina kembali bersama cerita prequel dari "Nikki: My Birthday". Semoga mina-sama suka. Dari awal memang fic itu akan kubuat cerita lanjutan versi lengkapnyaa. Makanya fic itu sedikit menggantung hehehe.

Untuk updatenya, mungkin chapter dua akan di publish Jum'at besok. Maaf kalo lama, sebisa mungkin Nina akan update kilat.

See you again ( ^-^)/

Thanks for Reading! Mind you to Review this chap?