Pertama,

Tangan hangat itu masih memeluknya erat. Seakan tidak ingin melepaskannya. Suara memekakkan telinga itu masih terdengar.

Hangat, seperti darah yang mengalir dari tubuh pria yang sangat Ia cintai

Menyakitkan, karena itu adalah pelukan terakhir.

Berbekas, sampai kapanpun.

Kedua,

Tubuh itu tumbang di hadapannya. Darah mulai mengalir perlahan-lahan dari tubuh pria itu.

Air mata mengalir, suara jeritan seorang gadis terdengar.

Membeku di tempat, beberapa pasang tangan menariknya. Menjauhi seseorang yang sangat ia sayangi.

Ketiga,

Terdiam di tempat. Mata terbelalak.

Ia tak bisa melakukan apapun. Suara berisik terdengar dimana-mana.

Lantas, mengapa ada sedikit rasa puas di hati ini?

Keempat,

Jeritan dan tangisan memekakkan telinganya.

Liquid bening turun dari mata ke pipinya. Jika tangannya tidak terikat, ia benar-benar akan membunuh pria di depannya ini.

Kelima,

Setiap hari.

Setiap hari akan selalu pemandangan seperti ini. Kedua orang di depan ini.

Perdebatan, teriakan, pukulan, tangisan, dan penderitaan. Kenapa?

Keenam dan ketujuh,

Sakit.

Sakit rasanya ketika para manusia berbaju putih itu menyuntikkan sesuatu ke lengannya.

Kapan kami akan terbebas, Tuhan?

Dan…

Inilah kisah mereka. Kisah dimana rahasia yang mereka jaga rapat-rapat, terbongkar karena orang yang mereka cintai.


-The Past-

-CelestyaRegalyana-

-T-

-Mystery, Romance, Family, Drama, Friendship, Tragedy, Horror, Humor, and Suspense-

-Kuroko No Basuke hanyalah milik Tadatoshi Fujimaki, Yana hanya punya Seijuuronya#PLAK-

-OOC, Typo, Typo(s), GaJe, idenya udah pasaran, abal, dan lain-lain. Ah, ya, disini Yana buat warna mata, warna rambut, dan lain-lain gak sama dengan Anime aslinya. Yah, masaan ada, sih, manusia dengan rambut warna biru, kuning, dan merah di dunia ini? (Kalau di cat, sih beda itu) Intinya sesuai dengan dunia nyata-


PLAK!

Satu tamparan mendarat dengan mulusnya ke pipi kanan gadis itu. Gadis malang itu tersungkur, dan mengaduh kesakitan.

"Hei, Seijuuro! Lihatlah Adik-Mu Tercinta ini! Aku baru saja menamparnya! Tidakkah kau menolong dan memukuli kami habis-habisan seperti yang kau lakukan beberapa bulan yang lalu?!"

Suara tertawa yang keras terdengar setelah seorang pria yang memakai kemeja yang compang-camping mengatakan hal tersebut.

Seijuuro hanya menjawabnya dengan nada yang datar. "Diam, dan lanjutkan saja kegiatanmu itu."

"Dengarlah itu! Ternyata seorang Akashi Seijuuro adalah orang yang sangat tega pada Adik perempuannya sendiri! Bwahahaha!" Seijuuro hanya memutar matanya dengan malas.

"Kalau begitu, ayo kita lanjutkan lagi pestanya!"


"Hiks… Hiks…"

Cairan bening itu terus menerus mengalir melalui pipi lebam-lebamnya. Perih, dan rasa sakit menjadi satu.

Kenapa? Kenapa? Batin gadis itu. Tangannya masih bergerak untuk mengobati semua luka-luka yang berada di tubuh kecilnya.

Setiap hari ia harus menelan bulat-bulat segala pukulan, dan caci-makian mereka. Walaupun tubuh ini sakit, jauh lebih sakit hatinya. Apalagi jika mengetahui siapa dalang dari semua penderitaannya ini.

Akashi Seiyuura, biasa dipanggil Yuura adalah gadis yang sedang dilanda kesedihan ini. Padahal dulu hidupnya bahagia bersama Kakak laki-lakinya, Akashi Seijuuro.

Ya, ia dulu bahagia tanpa seorang Ayah ataupun Ibu. Hanya dengan Bibi, Paman, Sepupu, dan yang terpenting adalah Kakaknya.

Tapi itu semua berubah dengan cepat. Hanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat, pantaskah ia mendapatkan segala penderitaan ini?

Yuura adalah gadis yang pemalu, pendiam, pintar, tetapi ceroboh. Semua orang tau itu. Entah sudah banyak masalah yang ia perbuat karena kecerobohannya itu, tetapi belum pernah ada yang benar-benar parah. Jika tidak dihitung dengan kejadian 2 minggu lalu.

Saat itu, Yuura tidak sengaja menjatuhkan gelas berisi air ke atas laptop Seijuuro. Gadis itu panik, apalagi melihat laptop mahal milik Kakaknya itu langsung mati.

Seijuuro masuk ke kamarnya dan mendapati wajah panik Adiknya, beserta laptopnya yang rusak. Ia bertanya, "Apa yang terjadi?!"

Yuura tergagap, dan mencoba memberitahu semuanya. Seijuuro naik darah, dan untuk pertama kalinya ia menampar Adik kesayangannya itu. Gadis itu menangis dan meminta maaf pada kakaknya. Tetapi percuma, Seijuuro benar-benar marah karena di dalam laptop tersebut terdapat banyak data-data yang penting–Baik tentang perusahaan ataupun tugas sekolahnya-

Dan semenjak saat itulah penderitaan Yuura dimulai.

Seijuuro mulai berlaku kasar dan dingin padanya. Yuura selalu berusaha untuk meminta maaf padanya, tetapi respon Seijuuro selalu sama. Selalu cuek dan menganggap Yuura tidak ada. Parahnya, Seijuuro sudah berani untuk memukuli adiknya itu, tidak peduli bahwa yang sedang ia siksa itu adalah adiknya sendiri.

Dan jauh-amat-sangat parahnya, anak-anak nakal yang tidak menyukai Yuura-Baik pria ataupun perempuan- untuk ikut membully Yuura.

Yuura ingin mengadu pada sepupunya –Midorima Shintarou-, sahabat-sahabatnya, ataupun pada bibi dan pamannya, tetapi Seijuuro mengancamnya. Jika Yuura berani mengadu pada mereka, gadis itu akan di… Yah, begitulah. Kakaknya itu juga mengancamnya jika ingin mengakhiri hidupnya yang menyedihkan ini –Seijuuro ingin Yuura mati secara perlahan-, ataupun jika Yuura diam-diam pergi dari rumah.

"Kau baik-baik saja, Yuura?" Suara lembut itu mengalun. Itu adalah suara Clara. "Ya, aku… Hiks, baik-baik saja, kok." Yuura tersenyum paksa.

"Tapi, kau baru saja dihajar habis-habisan oleh mereka… Dan luka-luka mu yang sebelumnya juga belum sembuh." Suara Clara terdengar lirih.

"Itu adalah konsekuensi dari perbuatanku, kok. Jadi aku pantas mendapatkan ini." Yuura menghapus air mata yang masih terkumpul di pelupuk matanya. Clara hanya menatapnya dengan iba.

Mengenai Clara… Clara itu bukan manusia, Clara hanyalah sebuah roh.

Iya, Clara memang bukan manusia. Juga bukan sepenuhnya hantu, ia hanyalah roh yang berkeliaran di luar badannya.

Tekejut? Yuura memang mempunyai indera keenam untuk melihat-lihat hal seperti itu. Jadi jangan heran jika gadis itu sangat sering kerasukan. Kata pamannya, tubuh Yuura sangat menarik untuk dijadikan "Wadah" bagi para roh-roh yang jahat.

Ketika Yuura kerasukan, ia bahkan bisa melakukan hal-hal yang mengerikan. Kasus yang paling parah adalah ketika umurnya 13 tahun, entah roh apa yang memasukinya, Yuura menyanyikan sebuah lagu yang mengerikan, mengambil pisau, dan mencoba untuk melukai dirinya sendiri. Beruntung Seijuuro dan Shintarou langsung menghentikannya. Entah berapa jam untuk menyadarkan Yuura kembali. Oh, itu salah satu kejadian yang sangat Yuura takuti. Setelah sadar, Yuura merasakan bahwa tubuhnya sangat lelah, dan ia menangis di pelukan Seijuuro berjam-jam, lalu tertidur karena kelelahan.

Sedangkan Clara adalah roh yang baik. Ia tidak bermaksud jahat pada Yuura, ia hanya ingin menemaninya saja. Awalnya Yuura ketakutan, tetapi ketika mengetahui maksud Clara, ia mulai merasa nyaman dengan hantu itu. Ketika melihat Clara, Seijuuro sudah bersiap-siap untuk mengusirnya, tetapi Yuura mencegahnya dan menjelaskan semuanya.

Pernah sekali Yuura bertanya pada Clara, mengapa dia menjadi seperti ini, dan sebenarnya dia ini sudah meninggal atau sedang koma? Clara hanya menjawab; "Tubuhku sedang koma di suatu tempat." Lalu Yuura bertanya; "Mengapa kamu tidak kembali saja ke tubuhmu?" Clara hanya tersenyum miris. Dan Yuura tau, bahwa ada sesuatu yang menyakitkan, dan membuat Clara tidak ingin kembali ke tubuhnya.

Hanya Clara yang tau, dan hanya Tuhan yang tau.


"Sei-Nii…? Kita mau kemana? Ini kan sudah jam 11 malam…"

Tangan mungil itu diseret dengan kasar ke suatu tempat oleh si Absolut. "Diam." Dan Yuura hanya bisa menutup mulut. Gawatnya, Clara tidak bisa ikut karena Seijuuro mengancamnya.

Yuura dibawa ke club kecil-kecilan oleh Seijuuro. Gadis itu benar-benar ketakutan, apalagi ketika melihat sekumpulan anak-anak nakal yang sering membully-nya. "Woah, paket kita sudah datang, yah?" Ucap salah satu dari mereka. Tangan nakalnya mencolek dagu Yuura.

"Wahaha, ini akan menjadi malam yang panjang, Cantik." Mereka mulai menggerubungi Yuura, dan ia benar-benar merasa risih dengan hal itu.

"Mana bayarannya?" Pinta Seijuuro. Salah seorang dari mereka memberikan sebuah amplop kepada si Absolut. "Hmh. Nikmatilah si 'Murahan' itu." Ucapnya yang membuat mata Yuura terbelalak. Kini Yuura mengerti hal apa yang akan mereka lakukan padanya.

Yuura ketakutan apalagi ketika melihat segerombolan anak nakal itu tersenyum mesum. "Jangan… JANGAN DEKATI AKU!" Mereka tertawa meleceh. "Memangnya, kau bisa berbuat apa, hah?"

Yuura mundur selangkah, ia benar-benar berharap bahwa ada seseorang yang mau menolongnya. "Ayo bermain, Akashi Seiyuura~ Kami tidak akan kasar-kasar, kok, padamu."

Yuura berlari dan menabrak pria yang berada di belakangnya. Bahkan pria yang ia tabrak tersebut sampai tersungkur. Seijuuro dan kumpulan pria nakal itu terkejut, dan segera mengejar Yuura.

Rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi, semakin lama semakin deras. Keciprat air mulai tercipta di kala kaki mungil itu berlari, diikuti dengan belasan sepasang kaki yang mengejarnya.

Yuura menangis dan berteriak minta tolong. Tetapi, karena ini tempat yang sepi, tidak ada yang mendengarnya. Tuhan! TOLONG AKU! Teriaknya dalam hati. Ia bisa merasakan betapa jelasnya suara langkah kaki di belakangnya.

Di depan sana, terlihat seorang pemuda dengan jas bewarna hitam berdiri diam di bawah guyuran hujan. Pemuda itu! Pemuda yang akhir-akhir ini selalu Yuura lihat. Gadis itu tak tau siapa sebenarnya pria itu, karena pria itu selalu menghilang setelah Yuura melihatnya.

"Hei, yang disana! Hiks… Tolong aku!" Teriaknya kuat-kuat. Pemuda itu hanya terrdiam beberapa saat, sebelum kembali menghilang di balik hujan. Entah mengapa, kaki Yuura bergerak untuk mengikuti pria itu.

Terus menerus Yuura mengikutinya, begitu juga dengan pria-pria di club malam itu yang berlari mengikutinya. Pria itu menghilang, dan kembali muncul, seperti ingin memberitahukan sesuatu kepada Yuura.

Gerakan kaki Yuura terhenti ketika pria itu sudah berdiri tepat di depannya-Bahkan Yuura sudah tidak mempedulikan lagi orang-orang yang mengejarnya- Pria itu berbalik menatapnya.

Mata Yuura terbelalak. Dia… Memori itu kembali terbuka dan memunculkan beberapa gambar di kepalanya. Mata kesepian itu, senyuman itu, dia… Air mata Yuura kembali menetes. Bibir Yuura menyebutkan sebuah nama yang sangat asing.

Yuura bahkan tak menyadari ada cahaya yang sangat terang dan suara klakson mobil yang sangat nyaring.

TITITITTTT!

BRAK!

Dan semuanya gelap.


Air hujan mulai bersatu dengan darah yang mengalir. Menciptakan sungai darah yang mengerikan. Semua orang terdiam. Tubuh itu terhempas di depan mereka, lebih tepatnya di depan kaki Seijuuro.

Seijuuro membeku di tempat. Kejadian itu terjadi tepat di depan matanya. Mata itu terbuka dengan jelas dan kaku –Dengan darah yang mengalir-, menatap Seijuuro yang sedang membeku di tempat. Sebelum Seijuuro berteriak;

"YUURAAAA!"


Haloha, ini aku, Yana si Author Cantik!#PLAK!

Akhirnya, setelah hampir satu tahun tidak muncul-muncul, Yana punya ide kembali untuk membuat FF T^T! Sebenarnya bukan masalah ide juga, sih… Yana lagi sibuk sekolah makanya gak sempat buat FF.

Gimana, gimana? Feel nya kerasa tidak? Maaf ya, kalau kesan penulisannya berbelit-belit dan gak jelas, udah lama gak buat FF nih… Makanya jadi kayak gini…

RNR? Kritik, saran, flame, dan semuanya diterima^^