Love Life

Ini tetang kisah kehidupan sepasang cucu adam dan hawa. Kehidupan bersama selama 5 tahun yang tak pernah bisa diam dan tenang.

"aw aw aw sakit!"

Slap!

Sebuah pukulan telak di paha sang surai maroon yang terlihat berantakan.

"Tetsu! Kau—"

"diam Taiga-kun"

"kau bisa mengobati tidak?! Mau membunuhku?"

"ya, lalu aku akan mengambil semua warisanmu"

"kau seperti tante matre!"

"siapa peduli"

Ya, ini argumen yang ke berjuta kalinya. Masalah sepele bisa mereka jadikan masalah besar yang luar biasa. Mereka selalu mencari titik masalah di pembicaraan. Hm...keluarga ini jauh dari kata ideal. Benar benar kacau, mungkin yang akan menjadi tetangga mereka nanti akan sangat kerepotan.

Saat ini kita sedang berada di kediaman keluarga kecil Kagami. Rumah yang dia beli 3 tahun lalu hasil bekerja menjadi romusha di kantor ayahnya. Selama satu tahun dia dan istrinya—Tetsuya harus tinggal di Amerika. Tepatnya di rumah utama keluarga Kagami, dimana semua anggota keluarga besar Kagami tinggal. Tetsuya sempat pusing karena hampir semua anggota keluarga bersurai merah. Dan setengah tahun kemudian mereka pindah ke Jepang karena Taiga mendapat panggilan pekerjaan dari kampung halaman mereka—Jepang.

"TETSU! SAKIT!" ini dia sang kepala keluarga. Kagami Taiga. Usianya sudah 29 tahun menjelang 30 tapi sifatnya benar-benar kekanakan dan suka mengomel. Tsk! Kepala keluarga yang buruk!. Eits tunggu dulu, jangan berpikiran yang jelek tetang si Grumpy man ini, dia ini malah bisa dikatakan suami ideal loh. Dia pandai membersihkan rumah, perhatian,baik,pekerja keras bahkan bisa memasak dengan baik. Tetsuya saja merasa kalah.

"lemah" dan ini si ibu keluarga yang expresionless. Kagami Tetsuya.Maiden name-nya Kuroko. Suaminya biasa memanggilnya Tetsu atau Tet-chan kalau sedang manja—ada maunya. Usianya satu tahun lebih muda dari Taiga. Dia tipe ibu rumah tangga yang pendiam, tak suka banyak bergosip tapi mulutnya sangat ember. Dia dapat menyebarkan 1 gosip hanya dengan 2 kalimat. Jangan pernah sembunyikan apapun darinya, Tetsu sudah tau segalanya. Selalu menyikapi segala hal dengan kepala dingin. Rasa sayangnya pada Nigou (anjing jantannya) melebihi rasa sayangnya dengan suaminya. Sekian.

Kediaman mereka cukup jauh dari pusat kota dan tak terlalu bising oleh derit kereta, mobil atau kendaraan lainnya.

Dan kabarnya. Mereka akan punya tetangga sebentar lagi. Tetangga satu halaman rumahnya.

Ya ada dua rumah dalam 1 halaman yang luas ini. Pemilik sebelumnya dari rumah sebelah sudah pindah ke kota Fukuoka dua minggu lalu. Taiga bersyukur tetangga sebelahnya pindah. Mengapa?

Ya...karena tetangganya itu seorang pemuda yang suka sekali menggoda Tetsu. Walaupun Tetsu tak merespon tetapi tetap saja wanita itu memberikan senyum terindah pada pemuda bahkan sering mampir kesana untuk membagi kue atau berbagi cerita karena mereka punya peliharaan dengan spesies sama. Dia cemburu tau!. Ow How sweet!

Taiga menghela nafas lega saat istrinya selesai mengobati (menyiksa) kakinya yang terluka. Salahkan pengemudi mengantuk itu tadi pagi. Akibatnya dia tertabrak (untung tidak mati, karena jalan licin jadi dia hanya tergelincir di atas es) dan tidak jadi berangkat kerja dan harus mengambil cuti 2 hari. Berlebihan! Dia hanya punya luka di lutut dan lecet di siku!. Dasar, berbadan besar tapi lemah.

"Tetsu..." Taiga merebahkan kepalanya di pangkuan Tetsu.

"hm?istirahatlah"

"temani aku disini"

"baiklah"

Tetsuya mengecup kening suaminya sekilas kemudian menepuk-nepuk pundak agar suaminya cepat tertidur. Dengan begini tak ada lagi bayi besar yang .

Kehidupan mereka...tak buruk bukan?

Love Life

Nola

Disclaimer: Fujimaki T- Kuroko No Basuke's

perhatian: mohon maaf jika ada kesalahan kata, penulisan atau sebagainya. Ini saya buat terinspirasi film yang saya tonton di N*t, kalian taulah pasti ya. Dan, terinspirasi dari cek cok yang pernah saya lihat di kehidupan nyata :v

Warning: Sho-Ai/Yaoi, Ngasal, typos?, Switchgender.

enjoy

Love Life

Pagi ini tepat di musim semi bulan pertama—Maret—dimana say goodbye to winter. Pagi yang sangat cerah dimana tak ada lagi angin dingin menghalau aktivitas mereka. Musim semi pada hakikatnya identik dengan 'bunga sakura' ah ya, bunga sakura yang mulai muncul.

Tetapi pagi yang hangat ini tak begitu diindahkan oleh pasangan chaos kita. Siapa lagi kalau bukan Taiga dan Tet-chan? Ah yaampun.

"Tetsuuuu!" Taiga menjerit dari lantai atas. Memanggil istrinya yang sedang memasak.

Tetsuya yang paling tidak suka keributan di pagi pagi hari itu merasa jengkel, suaminya pagi-pagi sudah teriak-teriak. Apa dia tarzan?! Apa ini hutan?!

"APA?!" sahut Tetsuya keras.

"pin dasiku hilang!"

"cari saja dul—"

"tidak ada"

Tetsuya menghela nafas. Suaminya itu ternyata selain bodoh,tidak peka dan menjengjelkan, ternyata dia juga buta padahal bisa melihat. Mungkin mata aslinya ada di dengkul.

Dimatikannya kompor kemudian naik ke atas tangga. Menuju kamar mereka.

Segera dia masuk tanpa bicara dan mencari pin yang dicari Taiga.

Matanya melotot ganas saat menemukan pin berwarna silver di nakas. Pelototan ganas yang dia tujukan pada Taiga tak diindahkan, orang itu malah terlihat senang dan fokus pada pin. Sial! Dia diacuhkan.

"woa, kau hebat. Aku saja tidak ketemu tadi" ujar Taiga membangga-banggakan istrinya.

Tetsuya menghembuskan nafas berat dan rolling eyes

"kau mencari pakai mulut, makanya tidak ketemu" ujar Tetsuya sarkastik.

Setelah pintu kamar tertutup. Taiga mengedipkan mata bingung

"ha?aku kan mencari pakai mata. Memang mulut bisa melihat?!"

Kemudian Taiga mengomel sendiri kenapa istrinya itu bicara melantur.

Entah dia polos atau bodoh. Yang jelas—ah sudahlah, kesal juga lama lama berurusan dengan Taiga.

Lama dia mematut pada cermin. Entah apa yang diperhatikan. Mungkin mengecek apakah dia sudah rapi atau belum, sudah tampan atau belum. Sudahlah Taiga, ingat istri, tak usah banyak gaya.

"Taiga, sarapan!" ujar Tetsuya dari lantai bawah. Kelihatannya dia sudah terlanjur kesal dengan Taiga. Moodnya benar-benar jelek pagi ini. Ugh you're such a moodbreaker, Taiga.

"Coming, Dear"

Hah astaga. Bisakah mereka tidak berkelahi, atau berteriak di pagi hari?. Hei, cobalah untuk be romantis ria di pagi hari.

"Tsk, Tetsu bahkan tak pernah memberiku morning kiss lagi"

Ooh...poor Taiga.

Love Life

Krasak! Srak! Bruk!

"aww..."

Suara gaduh dari arah sebelah membuat Tetsuya terganggu, dia sedang menulis surat untuk mantan anak didiknya di Teiko elementary school, ya dia dulunya seorang guru namun sejak menikah, Taiga menyuruhnya untuk berhenti dan fokus untuk menjadi ibu rumah tangga. Maka untuk tetap terhubung dengan anak didiknya, Tetsuya membuat surat dan mengirimkannya ke sana. Terlihat ketinggalan jaman memang karena bisa saja dia menelpon. Tapi dengan surat itu lebih berkesankan?

Penasaran dengan Siapakah gerangan yang membuat kegaduhan di hari mulai malam begini?. Tetsuya pun mengintip dari arah jendela.

Matanya menyipit karena jarak pandang yang cukup jauh.

"oh!"

Sepertinya itu tetangga baru.

Tetsuya pun segera keluar dan menghampiri.

"konbawa"

"huaa! Astaga!"

Seorang wanita manis bersurai coklat keriting gantung terkejut dengan kehadiran Tetsuya yang tiba tiba dan hampir menjatuhkan buku-buku tua yang di bawanya. Untung Tetsuya segera membantu menahan agar tak terjatuh. Sekarang Tetsuya merasa sedikit keren.

"a...arigato" ujarnya gugup. Menurut analisis Tetsuya, sepertinya orang ini tidak pandai bersosialisasi. Hmm...baiklah Tetsuya akan mengajak orang ini untuk menjadi temannya. Pasalnya dia sangat kesepian setelah Mahiro—tetangganya dulu, pindah keluar kota.

"perlu bantuan?"

"ah eh...uh, boleh. A...arigato gozaimas" wanita ini begitu kikuk. Bahkan tangannya sampai gemetaran. Hei, wajah Tetsu tak seperti hantu kan? Iya kan?

Tetsu pun membantu wanita yang baru saja dia tau namanya Kouki, dengan mengangkat dan memindahkan barang dari mobil ke dalam rumah. Sempat terkesima dengan banyaknya buku-buku tua dan buku filsofi yang dia bawa. Mungkin sesekali dia harus pinjam buku kemari.

Dia pikir Kouki tinggal sendiri, ternyata tidak. Pasalnya sedari Tetsu melihat dan hadir disini, tak ada orang lain selain Kouki dan dirinya.

Begitu figura kecil di letakkan di nakas ruang tengah. Tetsu mengangguk. Ternyata sudah menikah. Karena jika dilihat-lihat, Kouki ini masih kelihatan terlalu muda untuk menikah. Lagi pula kemana suaminya? Mengapa di saat repot begini suami Kouki tak turut turun tangan? Kejam! Kalau Tetsuya jadi Kouki, mungkin si suami sudah habis dibantai.

Tsk, dia jadi ingat kejadian tadi pagi.

Setelah hampir semua barang di pindahkan ke dalam rumah, Tetsuya mengajak Kouki mampir kerumahnya untuk makan kue dan minum teh. Pekerjaan ini melelahkan.

"ah, jadi kau baru menikah 2 bulan lalu?" Tetsuya mengangguk paham. Hmm... pantas saja wajah wanita ini masih segar, kalau saja pernikahannya menginjak usia 1 tahun, Tetsuya rasa wajah itu akan menjadi seperti wajahnya. Depresi.

"um...kami memutuskan untuk tinggal disini karena jaraknya tak jauh dari kantor Sei" Kouki menggaruk pipinya kikuk, rasanya aneh berbagi cerita dengan orang yang dia baru kenal. Apalagi dengan seorang wanita yang bicaranya datar-datar saja ini, dia merasa di introgasi.

"ah, kau pindah karena pekerjaan. Kurasa suami mu itu orang yang err...super sibuk" ujar Tetsu sedikit memelankan suara dan berhati-hati bicara. Takut takut istri orang marah, rumahnya yang kena teror.

Air muka Kouki berubah senantiasa mengingat suaminya yang memang super sibuk itu. Ya, suaminya sejak mereka awal menikah memang jarang dirumah karena sibuk bekerja sana sini. Hah, sulit juga menjadi istri workaholic.

Tetsu yang merasa bersalah karena ucapannya tadi kini duduk mendekat. Menepuk-nepuk paha Kouki menenangkan.

"hei, kau tau?suami super sibuk itu biasanya berusaha meluangkan waktu untuk istrinya. Jadi, jangan pernah kecewakan suami mu, oke?"

Wajah Kouki berbinar dengan semu di pipi. Dia merasa kagum dengan Tetsuya. Mungkin dia harus sesekali konsultasi dengan Tetsuya.

"Hai' Kagami-san!"

Ketika Tetsuya mengecek jam kepulangan Taiga, tak lama suara pintu terbuka dan ucapan 'tadaima' terdengar. Taiga sudah pulang.

"Tetsu...aku lapar dan apa tetangga—" seketika keluhannya terhenti saat melihat sesosok lain selain istrinya dirumah. Wow siapa gerangan?

Melihat ada Taiga datang, Kouki bangkit dan ojigi sopan. Kemudian Tetsuya saling memperkenalkan keduanya.

"ah jadi kau tetangga baru, ngomong-ngomong barangmu masih ada diluar, tak takut di curi?" tanya Taiga seraya menyandarkan punggungnya di sofa. Sesekali melirik cookies di meja.

"haha tidak, barang diluar hanya tinggal barang interior besar saja, pencuri tak mungkin kuat"

"hee...benar jug—aw sakit tetsu" Taiga mengerang sakit saat punggung tangannya dipukul hingga berbunyi nyaring oleh istrinya sendiri. Seketika Kouki melotot sekali.

"jangan sentuh makanan sebelum kau mencuci tangan"

"tsk, merepotkan, lagi pula perut yang mengatur, aku tak akan sakit perut" ujar Taiga nekat mencomot cookies. Sebelum masuk kemulut, Tetsuya langsung mencubit pinggangnya. Hei! Itu gambaran buruk untuk pengantin baru. Seketika Tetsuya sadar dan menghentikan tindak anarkisnya.

Memperhatikan keduanya membuat Kouki terkekeh. Lucu ya, mereka berdua.

kala itu juga ponsel Kouki berbunyi.

"maaf Kagami-san—moshi-moshi? Sei? Ada apa?"

Oh suaminya, ujar Tetsu dalam hati. Dan mendiamkan Taiga yang banyak bertanya. Suasana hening tanpa halau suara lain.

' kudengar dari Akise kau sudah memindahkan sebagian barang'

"heum, Kagami-san membantuku dia onee-san sebelah rumah" ujar Kouki excited. Suaminya harus mengenal Tetsuya dan Taiga. Akan sangat menyenangkan jika mereka bisa berkumpul bersama.

'kau tidak boleh kelelahan, sayang. Aku sudah memanggil yang lain untuk memindahkan barang'

"kita akan merepotkan Akise-san—"

'sudah tugasnya Kouki, sekarang kamu dimana?'

"di rumah Kagami-san, tetangga sebelah rumah"

'aku kesana—pip'

Sambungan terputus.

Semua pasang mata fokus ke arah ponsel.

"Suamimu?" tanya Taiga yang langsung disikut oleh Tetsuya. Dasar tidak sopan!

Kouki mengangguk seraya bersemu.

"dia bilang, dia akan kemari sebentar lagi"

Wah, tipe suami cekatan ya. Ketika mendapat lirikan mata 'lihat-contoh-suaminya' dari istrinya, Taiga segera mengalihkan pandangan dan pura-pura tak tau.

Ketiganya membunuh waktu dengan berbincang dengan di sela perkelahian Taiga dan Tetsuya sambil menunggu kedatangan suami penasaran bagaimana rupa suami Kouki, dia pun mulai membanding-bandingkan ketampanannya dengan suami orang.

Ting tong

Ah itu dia!

Kouki pun izin permisi untuk membuka pintu tapi di cegat oleh Tetsuya. Sangat tidak sopan jika pemilik rumah tidak membukakan pintu untuk tamu.

Ceklek

"Selamat malam Oku-sama, maaf mengganggu anda"

"e..eh?s...selamat malam"

Tetsuya terkejut ketika melihat seorang pria tinggi, bermata tajam,berahang tegas dan tentunya tampan sedang membungkuk hormat dan memanggilnya Oku-sama. Apa dia suami Kouki? Sungguh?!

"apa Kouki-san berada di sini?"

Sikap sopannya membuat Tetsuya bersemu. A...astaga dia sampai lupa kalau dia sudah punya suami. Ya ampun. Suami orang membuatnya lupa diri.

"u...uhm, dia ada di dalam. Silahkan masuk"

"maaf mengganggu"

Astaga suaranya sexy sekali.

Begitu melihat Tetsuya membawa seorang pria masuk. Kouki segera berdiri dari duduknya sedangkan Taiga; dia yang tadinya tertawa dalam diam dan wajahnya berbinar sok tampan kini menundukan wajahnya. Suram. Sial! Dia kalah tampan.

"Kouki-san, selamat malam"

"—Se—"

'sudah kuduga itu suaminya!'—Tetsuya masih berdiri di tempatnya, di samping pria tampan tadi.

'brengsek, bagaimana kalau Tetsuya jatuh cinta padanya?!'—suara hati Taiga. Biarkan saja, dia sedang depresi.

"Akise-san? Dimana Sei-kun?"

Kouki berbisik pelan yang juga di balas bisik oleh pria tersebut.

"ah Seijuuro-sama sedang bicara dengan Tanaka-san, nanti menyusul kemari"

"lalu kau sedang apa disini?"

"Seijuuro-sama memerintah saya untuk melihat keadaan anda"

"terimakasih Akise-san tapi—"

"ekhem"

"Taiga!"

"o...oh maafkan aku, Akise-san ini Kagami Tetsuya dan suaminya Kagami Taiga"

Kouki memperkenalkan mereka dengan sopan. Begitu banyak pujian yang di selipkan Kouki sehingga membuat keduanya tersenyum-senyum sendiri. Senang juga punya tetangga yang seperti ini.

"dan ini..."

Taiga mengepalkan tangannya sedangkan Tetsuya merapatkan bibirnya. Penasaran.

"Tohsaka Akise, Sekretaris suami-ku"

Eh?

"senang bertemu dengan anda Kagami Tetsuya-san, Kagami Taiga-san" Tuan Sekretaris membungkuk sopan. Senyumnya begitu manis, surai sehitam jelaganya disisir ke belakang dan terlihat elegan. Ya Tuhan! Nyaris sempurna.

"s...senang bertemu dengan anda Tohasaka-san, silahkan duduk"

Taiga melirik istrinya yang roman wajahnya nampak berbeda. Menggigit bibirnya agar tidak mengomel pada Tetsuya di depan tamu.

"terimakasih Kagami-san"

"Tohsaka-san ingin teh?"

Apa?! Hei—tetsu! Kau tidak menawari suamimu minum?!

Tohsaka berbicara menghadap Tetsuya kemudian menggeleng pelan

"maaf, tapi saya tidak akan lama disini" ada gurat khawatir di wajah Tohsaka. Dia seharusnya tak duduk nyaman dan mengobrol apalagi minum teh disini. Apalagi bersama istri Sachou.

"aah tidak apa-apa jangan sungkan, tidak akan ada yang marah jika kau disini"

Awalnya dia ingin tetap menolak, tetapi begitu mendapat tepukan Kouki di punggung tangannya membuat Tohsaka terpaksa terima.

"h...hai' terimakasih banyak Kagami-san"

Heiiiiii tetsuuuuu!

.

.

"awalnya kupikir kau suaminya"

Mendengar pernyataan dari Tetsuya membuat Tohsaka terkejut dan sedikit malu. Tangan di balik sarung tangannya sudah berkeringat. Berbicara non formal begini membuatnya gugup.

"ah tentu saja tidak, pendamping Kouki-sama jauh lebih baik diatas saya"

"begitu ya, kenapa kau tidak jadi model saja?"

Mendengar penuturan istrinya membuat Taiga melotot. Lalu apa kalau dia jadi model?! Mau jadi fans nya?

Tohsaka mengibaskan tangan di depan wajahnya "saya tidak pandai di depan kamera"

Taiga mendengar istrinya mendecak lidah. Walau suaranya kecil tetap saja dia bisa mendengar, apalagi ada perubahan roman jelas di wajah.

Melirik Tohsaka sedang berbincang dengan Kouki, Dia pun menyikut lengan istrinya.

"hei, kau kecewa dia tidak mau jadi model?!"

"kalau iya kenapa? Dia tampan"

"oi, kau sudah punya aku!"

Keduanya tidak sadar kalau mereka sedang di perhatikan oleh eksistensi lain di depan mereka. Yang sedang menertawakan, betapa lucunya saat mereka berbisik argumen.

"Akise-san, dimana Sei?"

"ah maaf Kouki-sama, sepertinya—"

Ting tong

Itu suami Kouki!

TBC

huahahaha apa ini?! haha, saya lagi mood buat yang kayak ginian