High School Love Story
Boy X Boy
Lai Guanlin
Yoo Seonho
Park Jihoon
Note:
Lai Guanlin (17y.o; 2nd grade)
Yoo Seonho (16y.o; 1st grade)
Park Jihoon (18y.o; 3rd grade)
Cr. Kimssijeonnim
Inspired by Crazy Little Things Called Love
Happy Reading
Angin musim gugur yang menerbangkan helaian surai hitam seorang namja yang tengah duduk di tepi jendela kelas nya sambil asik membaca buku, sebelah earphone putih nya ia gunakan untuk menyumbat telinga kanan nya.
"Seonho-ya."
Namja yang dipanggil pun menolehkan kepalanya. Seonho menutup bukunya melihat sang sahabat berjalan mendekati nya.
"Kenapa? Mau laporan tentang Jihoon sunbae dan Guanlin Sunbae lagi? Biarkan saja."
Samuel mengendus kesal melihat tingkah laku Seonho yang sok tidak peduli.
"Ya! Aku mengenalmu itu dari kelas 1 smp. Kau tidak pernah sependiam ini sebelum kau melihat Guanlin Sunbae dan Jihoon Sunbae bersama sebulan yang lalu. Come on just getting over him."
Seonho mengendus malas, ayolah ia hanya ingin mengubur perasaan nya sedikit demi sedikit tapi justru Samuel lah yang membuatnya kembali teringat lagi pada sosok Sunbae kesayangan nya itu.
Seonho melemparkan pandangan nya keluar jendela saat dua sosok yang tengah ia hindari tengah menghampiri nya.
"Seonho-ya tidak makan siang?"
Itu suara Jihoon, ia bertanya dengan senyum manis yang terpatri di bibirnya. 'kalau Jihoon Sunbae semanis itu, aku bisa apa?' keluh Seonho dalam hati.
"Seonho-ya?"
Kini giliran Guanlin membuka suaranya, membuat Samuel mencibir pelan karena sikap sok peduli Guanlin padahal ia cuma cari muka didepan Jihoon -Begitu menurut Samuel.
"Ah- aku bawa bekal, aku akan makan nanti. Sunbae makan duluan saja."
"ah- padahal aku benar benar ingin melihat mu makan, yasudah kalau begitu jangan lupa makan bekal mu ya. Bye."
Setelah nya Guanlin dan Jihoon meninggalkan kelas Seonho Dan Samuel.
"makan bekal mu. Aku pergi dulu, jangan terlalu memikirkan mereka."
"iya bawel, pergi sana."
.
Samuel melangkahkan kakinya hati hati sambil sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada yang mengikuti mereka.
"Daehwi hyung."
"Oh? Kau sudah datang? Kemari, kau ingin minta bantuan apa?"
Samuel duduk di sebelah Daehwi yang tengah asik dengan sketsa nya.
"jadi begini hyung, hm, aku agak ragu tapi apa kau bisa menasehati seseorang yang sedang patah hati?"
"eh? Siapa yang patah hati?"
"Yoo Seonho, siapa lagi? Tapi dia bertindak sok tidak peduli membuat aku makin gemas melihat ia yang makin hari makin menutup diri."
"ung- akan aku coba. Kau tinggal tentukan waktunya dan kabari aku."
"Wah Gomawo Hyung. Aku akan mengabari mu secepat nya." Seru Samuel sambil berlari meinggalkan taman belakang sekolah.
"Ne!"
.
Seonho sudah menghabiskan sandwich jumbo nya dengan ekstra daging sapi, mood nya mulai kembali seperti sedia kala. Ia mulai melupakan masalah Guanlin dan Jihoon.
"Yoo Seonho! Aku punya tiket makan ayam gratis! Dengan tambahan satu menu minuman bebas dan burget ayam!"
Seonho menoleh dengan mata berbinar memandang kearah Samuel.
"tapi ada syarat nya."
"ah sudah kuduga."
.
"aku pulang saja deh, aku bisa bikin ramyeon dirumah." Rengek Seonho pada Samuel yang masih setia menyeret tas yang sedang Seonho gunakan membuat Seonho mau tak mau ikut terseret mengikuti langkah Samuel.
"tidak! Enak saja! Ini demi masa depan mu, hidup mu dan anak ayam di dalam jiwa mu itu."
"anak ayam pantat mu. Jiwa anak ayam ku baik baik saja. Ayolah." Samuel menggeleng final dan mendudukan sahabat nya di kursi tepat dihadapan Daehwi.
"annyeonghaseyo." Seonho membungkukan sedikit kepalanya memberi salam pada Daehwi.
"Annyeong! Sam bisa kau tinggalkan kami berdua."
"Baiklah, hyung." Dengan patuh Samuel meninggalkan meja itu dan memilih meja lain untuk ia singgahi beberapa menit kedepan.
'sial, darimana si bule itu kenal dokter cinta gadungan ini?'
"kau mau cerita sekarang, Seonho?"
"ah-darimana aku harus cerita?"
"dari awal tentu saja."
.
Seonho berjalan mengelilingi sekolah mencari kelas yang akaan ia tempati selama setahun kedepan, namun tidak ada tanda tanda ia mendekati kelasnya itu. Bertanya pun ia segan.
'kalau bukan gara gara si bule yang meninggalkan aku, pasti aku sudah duduk dengan tenang di kelas' gerutu Seonho dalam hati.
"Yoo Seonho? Kau yang kemarin menang lomba makan burger di lommba yang diadakan Osis kan?"
Seonho melempar pandangan nya kearah sumber suara dan menemukan namja mungil dengan wajah manis tengah tersenyum kearah nya.
"ah ne-" Seonho melirik angka garis tiga di kerah baju milik namja itu. "-Sunbae."
"wah aku tidak menyangka kau bisa menghabiskan burger sebesar itu. Kau terlihat kebingungan? Kenapa kau ada di gedung kelas 2? Ah kau pasti sedang mencari kelas, kajja! Aku bantu."
"oh? Terimakasih-"
"Jihoon, Park Jihoon."
"ah- ne, terimakasih Jihoon Sunbae."
"bukan masalah. Kajja."
.
"kau mau masuk ekskul apa?"
Seonho masih mengelus ngelus dagu nya. "aku akan terlihat keren kalau aku main basket."Seonho melanjutkan langkah nya menuju lapangan basket untuk mendaftar ekskul basket.
Samuel membuntuti Seonho yabg sedang menunggu giliran untuk mengisi formulir, setelah selesai mengisi formulir Seonho diberi tau untuk datang ke tes, siapa tau ia bisa jadi tim inti.
"kau sombong sekali, baru daftar langsung mau ikut tes ikut tim inti. Mentang mentang dulu kapten tim basket."
"masalah mu dimana, Sammy si kura kura?"
Samuel mendecih mendengar kata kata Seonho. Seonho hanya mengangkat bahu acuh lalu melanjutkan makan sosis bakar yang ia beli di kantin tadi.
.
"masuk! Selanjutnya!"
Seonho tersenyum sombong kearah Samuel. Sepertinya Samuel benar benar harus menguras dompet nya karena kalah dengan Seonho, ia benar benar tidak menyangka kalau pelatih killer itu akan meluluskan Seonho di sleksi masuk tim inti ini. Dan semua nya sangat menyebalkan, apa apaan meneraktir Seonho 1 sandwich dan sebotol minuman yang dibeli di café mahal depan sekolah. Sial benar benar sial.
Seonho menengelap wajah nya dengan handuk berwarna kuning dengan motif telur di beberapa sisi. "kau hebat juga. Selamat bargabung di tim inti." Seonho dan Samuel mengerejapkan matanya melihat sebotol ice lemon di depan Seonho.
Seonho mendongakan kepalanya, matanya tak dapat berkedip melihat sosok yang tengah tersenyum padanya dengan bibir tebal dan gummy smile yang membuat orang dihadapan nya makin tampan.
"ah- ini, karena kau satu satu nya murid baru yang di terima di tim inti di awal tahun jadi pelatih menyuruhku memberi ini."
"ah-ne kamsahamnida-"
"Guanlin, Lai Guanlin. Aku dari kelas 2-3."
"ah- ne kamsahamnida Guanlin sunbae."
Sosok itu duduk tepat di sebelah Seonho setelah Seonho menerima minuman yaang sedaritadi ia sodorkan, membuat Samuel memutar kepalanya demi melihat seseorang yang ia yakini adalah kakak kelas nya.
"Um- Sunbae sepertinya bukan orang Korea. Apa aku benar?"
"ya. Aku asli Taiwan, tahun lalu aku baru pindah kesini."
"ah- senang berkenalan dengan mu, Guanlin Sunbae-nim" heboh Seonho dengan senyum cerah sedaangkan Guanlin hanya membalas nya dengan senyum.
.
Hari demi hari Seonho lebih sering menghabiskan waktu dengan Guanlin. Ia mulai mengetahui sedikit demi sedikit sifat Guanlin. Guanlin itu adalah seorang pendengar yang baik, murah senyum, hanya saja dia terlalu pendiam dan bukan tipe orang yang suka mengungkapkan perasaan nya. Dan Seonho juga mulai menyadari kalau diam diam ia memberikan hati nya pada sosok Sunbae berbibir seksi itu.
"Seonho-ya. Kau dicari Jihoon Sunbae tadi. Ia bilang ia mau curhat dengan mu. Ah kenapa sih para Sunbae merebut ayam peliharaan ku?"
"ayolah Sammy di kura kura, aku akan menemuimu di kantin 5 menit sebelum jam istirahat berakhir."
"Yeah yeah Just go away."
Seonho terkekeh lalu melangkah riang ke ruang musik, tempat biasa Jihoon bercerita dengan nya.
"Jihoonie Sunbae!"
"Seonho-ya! Aku kan sudah meminta mu memanggilku dengan sebutan hyung."
Seonho terkekeh geli lalu duduk di sebelah Jihoon, tangan terampilnya mulai menari di atas tuts piano menimbulkan dentingan berirama yang sangat menenangkan.
"kau ingin cerita tenang dia lagi?"
"um! Dan ya beberapa tentang ujian percobaan masuk universitas."
"baiklah aku akan dengarkan."
.
Seperti biasa, Samuel dan Seonho tengah bercanda sambil berjalan santai kearah lapangan basket. Segala macam lelucon mereka lemparkan. Hari ini mereka benar benar tertawa terbahak bahak tanpa meperhatikan sekeliling mereka yang menatap mereka dengan tatapan aneh.
Namun, harus nya mereka ingat tentang kata kata para orang tua tentang jangan lah kalian tertawa berlebihan karna bisa saja setelah nya kalian akan mendapat masalah.
Dan benar saja, mata Seonho menangkap seseirang yang ia cap sebagai Sunbae termanis sejagad raya itu tengah mengecup pipi Sunbae kesayangan nya dan diantara mereka tidak ada rasa risih malah tertawa seng bersama sama.
"Seonho-ya, gwenchana?"
"Gwenchana."
Tak ada lelucon ataupun tawa yang keluar dari mulut keduanya, hanya langkah ragu Seonho dan tatapan miris Samuel yang mengarah pada sang sahabat.
"ah- Seonho-ya! Sammy!"
"annyeonghaseyo. Jihoon Sunbae, Guanlin Sunbae."
Seonho dan Samuel sedikit membungkuk memberi salam pada kedua Sunbae mereka.
"Ah ternyata kalian benar benar saling kenal. Ah Guanlin jaga Seonho ne? Dia adik kecil ku yang sangat manis."
Jihoon mengacak surai Seonho sedangkan empunya hanya menunduk dalam.
"aku akan makan lalu pergi les. Jangan lupa makan Seonho."
"um"
Seonho tersenyum cerah lalu mmelambaikan tangan kearah Jihoon.
"makan yang banyak hyung, kau belajar sangat keras, aku tidak mau kau sakit." Guanlin mengelus rambut Jihoon dengan sayang.
"aku pasti akan makan. Bye! Bye Seonho! Bye Sammy!"
Setelah itu hening sesaat dan Guanlin membuka percakapan.
"sudah makan?"
"Sunbae bertanya dengan siapa?" tanya Samuel bingung.
"kalian."
"Belum." Jawab Samuel sambil sesekali menoleh melihat sahabat nya yang tengah mengalihkan pandangan kearah lain.
"makanlah, Jihoon hyung tadi membawakan kimbap."
Samuel mengangkat alisnya lalu menyeret Seonho agar makan bersama nya.
Guanlin tersenyum. Sedari tadi memang ia beberapa kali tersenyum kearah Seonho walaupun kata kata nya irit tapi itulah Guanlin, awalnya Seonho mengerti.
Tapi sekarang tidak. Ia merasa Guanlin dingin dengan nya, dan ia mulai berpikir.
'Apa hubungan mereka?'
.
"mmm- aku juga tidak begitu tau tentang hubungan mereka. Aku sekelas dengan Guanlin sejak kelas 1 dan dia dekat dengan Jihoon dari awal masuk. Mungkin mereka teman dari kecil. Ah- Seonho-ya, kau hanya perlu optimis. Mungkin mereka hanya teman, yakan?" Daehwi tersenyum membuat Seonho mau takmau juga tersenyum.
"hm mungkin."
"-tidak"
TBC
1st september 2017
Maaf balik balik malah bawa ff lain :')
Buat ff Meanie yang Homo(phobic) itu special chapter nya lagi di bikin karena aku mau nya update special chapter itu lebih panjang dari biasanya.. so buat yang nunggu, harap sabar ya karena aku ga ada minat buat ngasih konflik jjadi agak susah gitu.. pokoknya please wait for special chapter of Homo(phobic)..
Akhir kata aku ucapkan terimakasih biat yang sudah mau meluangkan waktu nya untuk baca ff ini..maaf bila banyak kealayan dan ketypoan terjadi diantara kita
Please wait for next chapter
I hope you're guys wont pass the next chapter
Thanks and See you!
