Main cast : ChanyeolxBaekhyun
Genre : Romance , Hurt/Sad, Marriage Life
Rate : T-M
Summary : " this is not sweet as you think "
Baekhyun harusnya tahu semua ini adalah sebuah kesalahan saat ia menerima lamaran lelaki yang baru di temuinya beberapa kali di Gereja tapi hati kecilnya tidak bisa menolak pesona dari seorang Park Chanyeol.
Chanyeol harusnya tahu pernikahan bukanlah permainan dan lagi sampai detik ini bahkan hatinya masih mencintai mantan kekasihnya. lalu kenapa ia masih bersikeras menikahi Baekhyun?
"yang harus kau tahu, aku hanya menikah satu kali seumur hidupku. suka atau tidak suka, kau akan tetap menjadi suamiku sampai kita berubah menjadi abu." - unknown
"jangan pernah berpikir untuk meninggalkan ku, hal itu tidak akan pernah terjadi." - guess who said this
PERTEMUAN PERTAMA
Tap
Tap
Suara langkah kaki menggema di dalam rumah mewah milik keluarga Park, beberapa maid tampak membungkuk hormat sejak Tuan Muda mereka menginjakkan kakinya kembali di rumah mewah ini.
Tampak sosok anggun Nyonya Park yang berdiri menyambut sang putra di ruang tamu dengan senyuman di wajahnya.
"Selamat datang, Sayang."
Nyonya Park merentangkan tangannya lantas memeluk anak lelakinya itu.
"Ibu tidak harus repot-repot menyambut ku seperti ini " Putra sulung keluarga Park itu balas memeluk Ibunya yang sudah setahun belakangan ini tidak di temuinya.
Pelukan itu terlepas, Nyonya Park hanya tersenyum lalu mengusap pelan bahu tegap anaknya yang memakai jas abu-abu tua dengan dasi navy melekat di leher jenjangnya.
"Kau kan jarang berkunjung kemari jadi ini semua sambutan yang wajar. "
Tuan muda Park itu lantas tersenyum kecil.
"Baiklah, Bu. Ngomong-ngomong dimana Chaeyoung? Aku tidak melihat mobilnya di halaman."
Nyonya Park menghela nafas lalu menggandeng tangan putranya ke arah ruang makan, karena memang Tuan Muda Park Chanyeol ini berkunjung saat makan siang, jadilah Nyonya Park meminta para maid untuk menyiapkan makan siang untuknya dan putra kesayangannya ini.
"Apa anak itu berbuat ulah lagi?."
Tanya Chanyeol saat ia dan Ibunya sudah duduk berhadapan di meja makan, sedangkan para maid tampak menyusun beberapa hidangan yang akan di santap keduanya.
"Kau seperti tidak tahu adikmu saja, Ibu dan Ayah menyuruhnya untuk kuliah jurusan bisnis tapi adikmu itu malah kuliah jurusan seni. Bagaimana dia bisa memimpin perusahaan nanti nya." Keluh Nyonya Park.
Chanyeol terkekeh pelan, tidak heran dengan bagaimana sikap seenaknya sang adik.
"Sudahlah, Bu. Biarkan Chaeyoung memilih jalan hidupnya sendiri, lagipula yang mengurus perusahaan kan masih ada aku dan Hyunshik hyung, Ibu tenang saja."
"Kau dan kakakmu itu sama saja, kalian berdua terlalu memanjakan Chaeyoung. " Keluh Nyonya Park.
"Whoaaa! Oppa!" Baik Chanyeol maupun Nyonya Park tampak terkejut saat suara khas Chaeyoung terdengar menggema.
Chanyeol tertawa senang saat merasakan pelukan dari adik perempuan satu-satunya itu. Saat melihat sosok tinggi Chanyeol, sang adik lantas berlari dari ruang tengah dan memeluk Chanyeol dari arah belakang.
"Ya Tuhan! Chaeyoung suara mu itu membuat Ibu jantungan!"
Chaeyoung yang mendengar keluhan Ibunya itu lantas tertawa kecil.
"Maafkan aku Bu, itu karena aku benar-benar merindukan Chanyeol Oppa! Oppa kenapa baru kembali dari Amerika sekarang sih? Chaeyoung kan rindu~~~~" ungkap gadis yang berusia 21 tahun itu.
"Oppa punya banyak pekerjaan disana, maaf ya Oppa tidak sempat menemui Chaeyoung selama setahun belakangan." Ucap Chanyeol lembut.
Nyonya Park tersenyum bahagia saat melihat interaksi keduanya, Chaeyoung memang lebih dekat dengan Chanyeol daripada dengan Hyunshik, jadilah gadis itu hobi bermanja-manja dengan Chanyeol saat ada kesempatan dalam kesempitan.
"Chaeyoung lepaskan pelukan mu dan duduk, Oppa mu harus makan siang dulu dan kau juga harus makan siang di rumah. Tidak ada penolakan." Chaeyoung mengangguk patuh lalu duduk di sebelah Chanyeol.
Chanyeol mengusak rambut kecoklatan milik adik perempuannya itu, yang di hadiahi teriakan kesal Chaeyoung karena tatanan rambutnya rusak.
Nyonya Park hanya menggeleng pelan melihat kelakuan keduanya.
#CHANBAEK#
Lelaki bermarga Byun itu tampak tersenyum manis saat bermain bersama anak-anak muridnya, bekerja sebagai guru taman kanak-kanak memang menyenangkan sekaligus menjadi hiburan tersendiri bagi dirinya yang memang menyukai anak-anak.
"Guru Byun, cita-cita guru Byun apa?" Tanya seorang gadis kecil yang saat itu Baekhyun temani bermain.
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu hm?" Tanya Baekhyun penasaran.
Gadis kecil berkepang dua itu menggeleng pelan.
"Aku hanya penasaran. Kalo aku, cita-cita ku ingin menikah!" Jawab gadis kecil itu riang.
Baekhyun terkejut lantas tertawa.
"menikah?"
Gadis mungil itu mengangguk antusias lantas menatap penuh tanya pada Baekhyun.
"Apa guru Byun tidak mau menikah?"
Baekhyun mengangguk.
"Tentu saja aku akan menikah dan memiliki anak perempuan lucu seperti Chelsea ini~~~" Baekhyun mengusak pelan kepala gadis kecil bernama Chelsea itu.
"Baekhyun-ah."
Moment keduanya terhenti ketika seseorang yang Baekhyun kenal suaranya itu datang menginterupsi.
"Hani? Ada apa?" Baekhyun yang menyadari kedatangan salah satu rekan kerjanya itu lantas berdiri.
"Ibu Cheslea sudah menjemput, kau bisa bersiap pulang, aku yang akan mengantarkan Chelsea kedepan. Ayo Chelsea." Hani tersenyum sambil mengangkat tubuh mungil Cheslea kedalam gedongan nya.
"Sampai jumpa besok guru Byun, jangan lupa untuk menjawab pertanyaan ku." Baekhyun tertawa lalu mengangguk, Baekhyun mengecup pipi kanan Chelsea .
"Sampai jumpa Chelsea, iya iya aku akan menjawabnya besok. Dadah!" Baekhyun melambaikan tangannya pada Chelsea yang berjalan menjauh dengan Hani.
.
.
.
'Klik'
L
ampu apartemen sederhana itu menyala, Baekhyun baru bisa menginjakkan kaki di apartemen miliknya setelah selesai bekerja sambilan di cafe dekat sekolah tempatnya mengajar, ngomong-ngomong Baekhyun bekerja sebagai petugas kasir.
Gajinya sebagai guru sebenarnya lebih dari cukup untuk menghidupi dirinya tapi karena sekarang ia juga harus menghidupi sang adik Byun Baekhee, Baekhyun memutuskan untuk mengambil pekerjaan sambilan.
Baekhyun duduk diatas sofa sambil memejamkan mata sipitnya,
"Kau baru pulang?" Baekhyun hanya bergumam membalas pertanyaan sang adik kembar.
Baekhyun bisa merasakan sepatu dan kaus kaki miliknya di lepaskan lalu pijatan kecil dirasakannya di kaki-kakinya.
"Kau pasti sangat lelah bekerja, maafkan aku ya Baek sudah menjadi beban bagimu."
Ucap Baekhee sambil tetap memijat kaki kakak kembarnya itu.
"Lebih baik aku bekerja keras seperti ini daripada aku harus melihat kau kembali dan hidup menderita bersama suami mu itu." Baekhyun membuka matanya dan duduk tegap agar bisa memandang wajah sang adik yang saat ini menunduk sambil tetap memijat kakinya.
"Terima kasih sudah mau menampung ku Baek, cuma kau keluarga yang aku punya."
Baekhyun mengusak rambut panjang milik sang adik,
"Kenapa aku harus keberatan berbagi tempat tinggal ataupun yang lain denganmu, bukankah sejak bayi kita juga berbagi rahim Ibu bersama?"
Baekhee terkekeh lalu mengangguk membenarkan.
"Kau sudah menghubungi Ibu?" Tanya Baekhee.
"Sudah. Hanya berbincang sedikit, aku tidak terlalu nyaman berbicara banyak pada Ibu. Bagaimana denganmu, sudah menghubungi Ayah?" Tanya Baekhyun.
Baekhee menggeleng.
"Aku takut Ayah tidak mau berbicara dengan ku lagi."
"Ya! Mana mungkin. Ayah juga sangat menyayangi mu Baek. Telponlah Ayah, aku yakin Ayah akan senang."
Baekhee hanya mengangguk mengiyakan ucapan Baekhyun.
Sejak perceraian kedua orangtuanya saat mereka berumur 7 tahun, Baekhyun dan Baekhee harus tinggal terpisah karena Baekhee yang ikut dengan sang Ibu dan Baekhyun yang ikut dengan sang Ayah.
"Apa Chanlie masih menghubungimu?"
Baekhee yang sudah selesai memijat kaki Baekhyun lantas mendongak menatap sang kakak
"Dia sudah kembali ke China."
Baekhyun mengangguk puas, karena ia akan sangat murka jika lelaki itu masih menganggu kehidupan adiknya.
#CHANBAEK#
Chanyeol menghela nafas saat Ayahnya mengungkit masalah pernikahan untuk yang kesekian kalinya semenjak ia menginjakkan kakinya di rumah orangtuanya ini .
"Ayolah, Aku belum tertarik untuk menikah." Keluh Chanyeol.
Tuan Park menggeleng tidak setuju,
"Ayah tidak akan memberikan perusahaan jika kau tidak menikah."
Chanyeol mendelik tidak terima.
"Kenapa Ayah mencampur adukkan hubungan antara perusahaan dan pernikahan, itu tidak masuk akal!" Kesal Chanyeol.
"Dewan direksi mau kau menikah dulu sebelum resmi menduduki posisi CEO, bukankah Ayah dulu juga seperti mu sekarang ini? Kau seperti baru tahu prosesnya saja."
Jika Hyunshik mewarisi perusahaan keluarga pihak Ibunya maka lain halnya dengan Chanyeol yang mewarisi perusahaan keluarga Ayahnya, peraturan kedua perusahaan itu cukup bertolak belakang. Chanyeol bahkan pernah menyesal karena menerima tawaran untuk mengurus perusahaan keluarga Ayahnya ini, karena lihatlah sekarang, bahkan Hyunshik yang lebih tua 5 tahun darinya itu belum menikah dan sudah memimpin perusahaan sejak usia 25 tahun, tapi dirinya yang baru berusia 26 tahun harus menikah hanya untuk memimpin perusahaan, itu salah satu Kebijakan kuno yang di wariskan dari Kakek-kakek nya dulu.
"Bukankah kau sudah punya kekasih? Kenapa tidak mengajaknya menikah?" Tanya Tuan Park.
"Dia sudah menikah dengan laki-laki lain." Jawab Chanyeol ketus.
Tuan Park mengedikkan bahunya sambil mengambil cangkir kopi miliknya
"Well, kau bergerak lambat. Kalau begitu kau harus cepat mencari penggantinya."
.
.
.
setelah percakapan dengan Ayahnya tadi, Chanyeol memutuskan untuk pulang ke Apartemen.
Saat ini lelaki tinggi itu tampak memutar handphone hitamnya, menimbang-nimbang apakah ia harus mengirim pesan atau tidak tapi dengan keberanian akhirnya Chanyeol memilih untuk tetap mengirimnya.
Chanyeol
Kau sibuk?
07:00 PM
Chanyeol menatap langit-langit kamarnya sesaat setelah mengirim pesan singkat kepada mantan kekasihnya.
Sudah 6 bulan setelah pernikahan sang mantan kekasih tapi Chanyeol akui ia masih gagal untuk move on.
'Tring!'
Bby❤
Jangan
mengirimiku pesan
aku sedang makan malam
bersama suamiku.
07:15 PM
Chanyeol menatap nanar pesan yang dikirimkan lelaki yang pernah di cintainya itu, ia lantas mematikan ponselnya dan meletakkan nya di atas nakas tempat tidur.
Chanyeol ingin sekali marah dan membentak atau sekedar berteriak kesal tapi ia tahu ia sudah tidak punya hak apapun lagi.
Bahkan untuk sekedar protes pun ia tidak punya hak. Karena dari sudut manapun tidak ada yang benar dari perasaan cintanya untuk orang lain yang sudah menikah.
.
.
.
Hari Minggu pagi ini Chanyeol memilih untuk berangkat ke Gereja dan menjalani ibadah pagi. Chanyeol keluar dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam gereja, suasana pagi ini cukup ramai dan penuh. Chanyeol sesekali menegur dan berbicara kepada jemaat lain yang dikenalnya.
"Guru Byun!."
Chanyeol menoleh saat suara gadis kecil yang menggemaskan itu memasuki indera pendengarannya.
"Oh hai Yeri-aa, kau datang bersama Ibumu?"
Dapat Chanyeol liat sosok guru Byun yang di panggil gadis kecil itu ternyata adalah seorang lelaki mungil yang duduk tidak jauh darinya.
Gadis yang di panggil Yeri itu mengangguk semangat, lalu menunjuk kearah tempat duduk yang berada di depan.
"Ibuku disana, aku kemari hanya ingin menyapa Guru Byun. Selamat hari Minggu, Guru Byun. " Gadis itu mengecup pipi Gurunya itu dan di balas usakan pada puncak kepalanya.
"Terima kasih Yeri, selamat hari Minggu juga ya dan sampaikan salamku untuk Ibumu. " Gadis itu tersenyum lalu berlari meninggalkan Baekhyun untuk menghampiri sang Ibu.
Bisa Chanyeol lihat lelaki mungil itu tersenyum manis setelah kepergian gadis kecil tadi.
"Muridmu?"
Tanya Chanyeol tiba-tiba, bisa Chanyeol lihat laki-laki mungil itu tampak terkejut lalu menoleh kearahnya.
"A-ah ya, dia salah satu muridku." Jawab Baekhyun.
Chanyeol mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kau jemaat baru? Aku baru pertama kali melihatmu disini." Tanya Baekhyun sopan, berhubung ibadah pagi belum di mulai ia rasa tidak ada salahnya berbincang bersama jemaat lain.
Chanyeol meringis lalu menggeleng.
"Aku baru kembali ke Korea kemarin setelah setahun menetap di Amerika dan lagi aku memang cukup jarang ke Gereja." Jelas Chanyeol.
"Aaa begitu..."
Chanyeol tertawa pelan lalu mengulurkan tangannya.
"Rasanya tidak sopan jika kita sudah mengobrol tapi tidak saling mengenal. namaku Park Chanyeol dan kau?"
Baekhyun ikut mengulurkan tangannya menyambut tangan besar milik Chanyeol.
"Senang berkenalan denganmu, Chanyeol-Ssi. Namaku Byun Baekhyun."
Bisa Chanyeol lihat bagaimana mata sipit itu melengkung lucu saat lelaki di depannya ini tersenyum.
Disinilah semuanya bermula.
A/n
Sedikit info untuk ff yang lain aku memutuskan untuk discontinued karena udah mentok bgt idenya, aku mohon maaf kalo ada yang sampe skrg masih nungguin kelanjutan ff yg lain. Sebagai gantinya aku bawa ff baru ini, mungkin bakal aku up juga di akun wattpad aku :)
Sekali lagi aku minta maaf karena harus dicontinued yang lain dan minta maaf karena baru bisa muncul lagi skrg hehe.
Ketemu next chap ya.
