.

.

.

.


Ah, Akhirnya.

Prince of Tennis © Konomi Takeshi

Puisi dibuat oleh seseorang yang mengetik dengan suasana hati yang sama dengan isi puisinya.

WARNING : Diksi tidak jelas, hancur. Abstrak dan tidak terdefinisi saking tidak jelasnya.

Note : Kalimat di dalam kurung adalah apa yang sedang terjadi ketika Niou membatinkan puisi itu.


.

.

.

.


Ah, akhirnya

Matahari pun tergelincir di ufuk barat sana

Usai sudah berjalan sia-sia di atas buku

Melangkah menjauh dari lembaga

Menentang dari lingkaran kuning itu

("Dek, jalannya jangan melamun! Ketabrak pohon, baru tahu rasa!")

Ah, akhirnya

Kaki bersepatu ini menari di aspalan

Helaian perak ini bermain dengan angin yang sejuk

Mulut seksi ini menggelombangkan kebebasan

Penglihatan lautan biru ini pun menelusur menuju surga teluk

("Ma! Kakaknya gila lagi!" "Hush, jangan ditunjuk!")

Ah, akhirnya

Dewasa ini, dapat lepas dari kekangan ini

Membebaskan alas penapak lapangan ini

Menerbangkan kandung badan ini

Melenyapkan kepenatan ini

("Brengsek banget, Sanada itu. Udah tau gue baru aja kena hukum di kelas, eh, seenaknya aja dia main hukum lagi!")

Ah, akhirnya

Tak dihiraukan ajakan menyuap makan

Tak dihiraukan runtuhnya bongkahan buku

Tak dihiraukan deretan kecaman

Tak dihiraukan pula saudara tergencet di balik lembar pintu

("BAAANG! GUE JANGAN DIGENCET! SAKIT, GILA!")

Ah, akhirnya

Tangan ini melepas selembar benang

Kaki merayap di atas pembaringan ini

Tubuh menutupi dirinya di bawah tegang

Dan wajah dipenuhi seringai jahanam ini

("Hai, Sayang. Maaf lama nih.")

Ah, akhirnya

Tangan ini mengusapnya lembut

Mencumbunya dengan sejuta kasih cinta indah

Mendekap dalam erat

Membawa dalam mimpi yang cerah

("Ahh... nikmatnya...")

Ah, akhirnya

Rindu terbalas, hati berbunga

Memulai hari dengan pagi yang cerah

Menciuminya dengan manja

Terberingsut dalam obsesi meriah

("Masaharu! Bangun! Sudah siang!")

Ah, akhirnya

Aku tenggelam dalam pelukan

Aku hanyut dalam kehangatan

Aku menghilang dalam belaian

Aku terhipnotis dalam keobsesian

("Astaga, Bang! Masih molor juga?! Udah jam 7 lho!")

Ah, akhirnya

Berisik sekali

Aku tak peduli

Aku hanya ingin bersamanya kini

Aku hanya ingin tidur kembali

("Kau memang paling mengerti sekali denganku. Hei, Bantal, Guling, Selimut.")

Ah, akhirnya

Air dingin menghantam dengan kejam

Menghancurkan segalanya

Disertai hujatan dan kecam

Aku pun lenyap dalam kegilaan selamanya

("AH SIAL. GUE TELAT BANGUN.")


.

.

.

.


End (?)


.

.

.

.


A/N : Tak ada maksud apa-apa. Hanya ingin mengatakan betapa pemalasnya Niou itu sebenarnya == Dan adiknya Niou yang sempat disebut barusan adalah Kotetsu yang juga pernah muncul di 'Jejak si Trickster' :D

Omong-omong, ini adalah proyek puisi pertama yang hancur lebur. Sudah lama dibuat, tapi baru berani di-publish sekarang. Gezz, pasti hancur dan tak sesuai EYD -.-

Komentar dan kritik diperlukan untuk ke depannya. Terima kasih saya ucapkan sebelum saya hiatus untuk selamanya (EH! BERCANDA!) dan fokus pada masa depan.


(14032015. Perbaikan kata "di" yang terkesan sembarangan di sini.)