BRAKKK

"Tsunade-sama! Ada berita gawat!"

Tsunade yang sedang meminum tehnya spontan langsung memuncratkan tehnya, "Kau membuatku kaget Shizune! Jangan ulangi itu lagi!" ancam Tsunade sambil mengelap mulutnya.

"Ah, gomenasai Tsunade-sama! Tapi ini benar-benar gawat!" kata wanita bernama Shizune itu.

"Baiklah-baiklah, ada apa memangnya?" Tanya Tsunade kalem.

"Uchiha Sasuke, Haruno Sakura, Uzumaki Naruto dan Sai gagal melaksanakan misinya!"

"APUAAAA?!" BRAKK! Tsunade yang kaget spontan memukul mejanya sekuat tenaga dan seketika, meja Hokagenya terbelah menjadi 2, "Bagaimana bisa HAH?!"

"A-ano, i-itu karena s-saat mereka ditemukan, mereka sudah pingsan di depan rumah itu," jawab Shizune takut-takut.

"Sialan! Padahal mereka tim yang paling kupercaya untuk melaksanakannya! Dan mereka gagal? Tak bisa kupercaya!" decak Tsunade kesal, "Shizune, apa tak ada kandidat lain untuk melaksanakannya?"

"Tak ada Tsunade-sama, tim 8 dan 10 gagal melaksanakan misi ini. Sama halnya dengan tim Guy. Para Jounin dan Anbu juga gagal melaksanakan misi ini. Termasuk Hatake Kakashi dan Maito Guy," jelas Shizune.

Tsunade mendecih.

"Siapa lagi yang bisa kita kirimkan sekarang, Tsunade-sama? Kalau begini terus, bisa-bisa Konoha akan terus di terror!"

"Masih ada Shizune."

"Hah? Siapa? Hampir semua ninja berbakat gagal Tsunade-sama! Memang siapa lagi yang harus kita kirim?" heran Shizune.

"Mereka…Ninja-ninja berbakat. Ninja sekaligus penjahat rank-S." ujar Tsunade serius.

"J-jangan-jangan, mereka…"

"Ya. Akatsuki. Shizune! Segera siapkan seseorang yang bisa mengajak mereka untuk melaksanakan misi ini! Secepatnya!" perintah Tsunade kepada murid kesayangannya setelah Sakura.

"Tapi bagaimana jika mereka menolak, Tsunade-sama?"

"Mereka akan kena bogemanku! Cepat Shizune! Atau mau kau yang kena heh?" ancam Tsunade.

"Hehehe, Ha'I Tsunade-sama." Dengan secepat kilat, Shizune langsung menghilang.

"Sigh…Kuharap Akatsuki tidak akan gagal melaksanakan misi ini." Harap Tsunade cemas sambil melihat ke arah jendela. Hujan.

A Mission!

Warning: OOC, AU, BAHASA CAMPUR ADUK, ALUR KECEPATAN, Multi Genre.

PAIR: No Pair. Just Slight for PeinKonan

Genre: Mystery/Horror/Humor/ Friendship

Rate: T

Disclaimer: Naruto and Akatsuki belong to Masashi Kishimoto. The Story is mine.

Please Enjoy it!

Disebuah gua yang tak layak untuk ditempati tapi tetap ditempati, hidup 10 ekor mahluk abal nan nista. Mereka memakai jubah berwarna hitam dengan motif super norak yaitu awan merah. Tentu tak asing lagi kan? Mereka adalah…Akatsuki *ditendang Akatsuki*.

Akatsuki adalah sebuah organisasi kelas S yang sangat ditakuti di dunia ninja. Tapi sumpah ya menurut Author, mereka gak nakutin. Gimana gak nakutin? Isinya ganjil gitu. Masa iya ada monster pierching, kertas Koran wajib buang, kakek muda, banci taman lawang, boneka jadi-jadian, lintah darat, orang sesat, lollipop autis sampai yang paling aneh pun ada, Hiu darat dan Venus Flytrap berjalan.

Buset dah.

Tapi perkenalan tentang Akatsuki segitu dulu ya, mereka udh nge deathglare author sambil bawa-bawa senjata andalannya. Okey, jangan marah woi! Kita mulai ya, 3 2 1. ACTION!

Markas Akatsuki, Jam 2 Sore.

.

.

"Hyaaaa ini cewek bodynya bagus banget, hehehe."

"Aduh, harga bbm naik lagi? Oh no! Bisa-bisa harga kertas ikut naik juga!"

"Gyaaaa keriput gue nambah lagi! Bisa-bisa kalah saing lagi gue sama si otoutou!"

"Deidara dengar! Seni itu adalah sesuatu yang abadi dan akan selalu dikenang! Bukan sesuatu yang geje seperti peledakmu itu!"

"Enak saja peledak ku dibilang geje, un! Danna yang seharusnya dengar, un! Seni itu adalah sesuatu yang rapuh dan akan hancur begitu saja, un! SENI ADALAH LEDAKAN! Dan aku balikkan kata-kata lo, yang geje itu ya seni bonekamu itu, un!"

"Satu satu, Tobi sayang DeiDei! Dua-dua, Tobi sayang Saso! Tiga-tiga, Tobi sayang Ita! Satu dua tiga Tobi sayang semua!"

"Heh Hidan brengs*k! Cepat bayar hutangmu sekarang! Bunga mu ditambah 2 kali lipat!"

"Apa kata lu Kakuzu bab*?! Masa hutang cuman 1000 RYO sampai segitunya?!"

"Wahai piranha(!) ku tersayang~ Maukah dikau menjadi istriku?"

"Bunga mawar, bunga bangkai, bunga melati, bunga Raflesia, kembalilah pada papa!"

"Yah kumat deh autisnya si putih."

Author bilang juga apakan. Gak ada nakut-nakutinnya sama sekali. Abstrak banget obrolannya. Btw pasti udah pada taukan siapa orang-orang diatas itu?

Sedang asik-asiknya ribut sendiri, tiba-tiba bel(?) mereka berbunyi.

TING TONG

"Oi Dei buka pintunya!" suruh pria berpierching yang tadi lagi liat majalah bokep kepada cewek eh cowok yah pokoknya setengah2lah yang belakangan ini diketahui bernama Deidara.

"GAK BISA GITU DONG DANNA, UN! SENI ITU ADALAH LEDAKAN! DANNA ODONG, UN!"

"…Sasori tolong buka pintu—"

"APA KATAMU BANCI?! ENAK SAJA ODONG! EMANGNYA GUE ODONG-ODONG HAH?!"

"…" urat di kepala Pein mulai berkedut, "Deidara, Sasori, berhenti ribut—"

"DANNA ODONG! DANNA ODONG! WEK WEK!"

"SIALAN KAU DEIDARA! DASAR BANCI ABAL-ABAL!"

"Sasori! Deidara! Berhenti ributnya!"

"DIAM KAU TOKO ANTING BERJALAN!"

Pein marah. Seketika keluar aura-aura tak mengenakan yang membuat anggota Akatsuki lain(-SasoDei)diam tak berkutik. Bahkan KakuHidan sudah berhenti ributnya ketika Pein mengeluarkan aura-aura jahat.

"DANNA JELEK ODONG BODOH!"
"DEIDARA BEGO BANCI ABAL!"

Dan dua orang itu tetap ribut tanpa menyadari ada bahaya yang menunggu mereka.

"Akasuna No Sasori, Deidara,"

Merasakan firasat buruk, Sasori dan Deidara segera menengok ke arah Pein, dan…

"GYAAA CEPAT BUKAKAN PINTUNYAAA!" teriak Pein super mega besar banget sambil mengaktifkan Rinnegannya.

"Huwaaaa baik leader-sama (un)!"

Dengan cepat, duo seniman itu kabur ke pintu depan. Anggota Akatsuki lain? Jangan tanya. Mereka langsung gedubrak begitu mendengar suara Pein.

Oh ya, yang seharusnya ditanyakan, sejak kapan ada pintu dan bel di sebuah markas berbentuk gua?

O_o

Depan pintu markas…

.

.

"Bah, lama banget nih buka pintunya. Lagian pada ngapain sih sampai teriak-teriak begitu?" gerutu seekor cewek berkacamata yang menggunakan jaket yang hampir menutupi rambutnya sambil menghentak-hentakkan kakinya sebal.

"Tsunade-sama bilang kalau sifat Akatsuki itu sadis dan dingin. I wonder…" celetuk seekor cowok flat yang penampilannya bisa dibilang 'agak' lebih normal dari cewek itu. Sebenarnya sih udh normal. Tapi yang gak normalnya itu, dia bawa-bawa TeddyBear .

"Oh ya? Gue gak percaya loh. Bisa aja sifat mereka jauh dari kata sadis dan dingin kan?" kata cowok yang wajahnya MIRIP banget sama si cowok Flat. Hanya saja yang ini berkacamata.

"Yah, kita lihat saja nanti." Balas si cowok flat cuek.

Klek

"Ah! Lihat pintunya terbuka!" seru si cewek heboh sambil nunjuk-nunjuk orang yang buka pintu pake jari tengah.

"Siapa kalian, un? Dan lo cewek, lo ngajak berantem gue hah, un?" Deidara bales nunjuk cewek itu pake jari tengah juga.

"Enak aja! Gue gak ngajak berantem kok! Elo kali! Tapi kalau emang mau berantem beneran, hayu gue tantang lo!" tantang si cewek sambil kekeuh nunjuk Deidara pake jari tengah.

"Huh! Biar kutunjukan kalau seni itu adalah ledakan, un!" seru Deidara sambil lumat-lumat tanah liat.

Cowok flat, cowok kacamata dan Sasori cuman sweatdrop melihatnya.

"Dei, udah deh jangan norak. Itu tamu dan kita harus menghormatinya!" nasehat Sasori pada partnernya. Tumben normal.

"Kau juga Ai. Jangan gitu ah malu-maluin!" kata cowok kacamata itu sambil narik si cewek yang dipanggil Ai itu.

"Tapi dia ngajak berantem Rei/Danna (un)! Mana bisa gue diem aja (un)!" balas Ai dan Deidara berbarengan. Sadar kalau mereka mengucapkannya berbarengan, dua-duanya langsung kirim deathglare.

"JANGAN IKUT-IKUTAN (UN)!" teriak keduanya bersamaan (lagi).

"WAAAA JANGAN BERISIKK!" teriak si cowok flat. Seketika Ai, Rei, Dei dan Saso langsung melihat ke arah cowok flat itu, "Kalian jangan berisik! Nanti TeddyBear gue nangis nih!"

Ai sama Rei sweatdrop. Sasori sama Deidara cengok.

"TeddyBear? Nama bonekamu, un?" Tanya Deidara sambil mengambil sang TeddyBear dari empunya, "dih cowok kok suka main boneka, un? Mana bonekanya jelek begini, un! Bahahaha!" tawa Deidara membahana sambil memutar-mutar TeddyBear itu.

"Jangan…ganggu…TeddyBear…ku…GYAAAAAA LEPASKAN MY SWEETIE TEDDYBEAR!" tiba-tiba, si cowok flat ngamuk dan langsung nerjang Deidara. Deidara sendiri langsung panik. Dan dengan autisnya dia teriak,

"Huwaaa un gue mau diperkaos, un!"

"…"

"Hei Ren tenang jangan ngamuk!" seru Rei sambil memegang cowok yang bernama Ren itu kencang. Sedangkan Ai langsung mengambil TeddyBear itu dari tangan Deidara. Kemudian dia mengasihnya kembali kepada Ren.

"Kau kembali pada papa nak!" Ren langsung meluk-meluk TeddyBear itu sambil nangis-nangis gaje. Yang lain sweatdrop.

Sasori yang diam daritadi akhirnya angkat bicara, "Udah ah autis-autisnya, ada perlu apa kalian kesini?"

"Oh? Kami kesini ingin menyampaikan sesuatu ke leader kalian sekaligus kalian sendiri. Ini penting." Jelas Rei sambil membetulkan kacamatanya.

"Sesuatu itu apa, un?" Tanya Deidara.

"Ya makanya karena itu kami ingin bertemu leader kalian untuk memberitahu!" jawab Rei sambil ajeb-ajeb.

"Begitukah? Baiklah kalau begitu silahkan masuk." Ajak Sasori kepada mereka bertiga. Sedangkan Deidara sudah masuk duluan.

Inside Akatsuki Hideout

.

.

"Oi Leader-sama, ada tamu nih!"

Pein yang saat itu sedang membaca majalah bokep sambil senyum-senyum gaje langsung menengok ke 3 orang tamunya. "Bah tumben ada yang mampir ke sini! Biasanya kagak ada!"

"Iya kagak ada yang mampir, udah tau kalian penjahat kelas S mana ada yang mau mampir. Kalaupun ada mereka pasti strees!" batin ke tiga orang itu secara bersamaan. Gak nyadar padahal mereka mampir. Berati mereka stress dong wkwkwk (ReiAiRen: Narator geblek itu sih beda! Kita mampir kesini gara-gara disuruh Tsunade-sama, kalau bukan karena kepentingan kita ogah banget ke sini kali!).

"Uhum, sebenarnya kami mampir ingin menyampaikan surat dari Hokage, tapi sebelumnya kami ingin semua anggota kumpul dulu." Kata Rei kalem. Tapi sebenernya dalam hati dia udah merinding ngeliat wajah bokep si Pein.

"Oh gitu? Gausah lah biar gue aja yang tau!" kata Pein cuek bebek, "Gue males manggil anggota gue yang abnormal itu!" lanjutnya sambil ngejelekin anggotanya. Gasadar dia yang paling abnormal.

"Yah tapi ini penting! Semua anggota wajib tau! Mau mereka abnormal, normal atau setengah-setengah(?) tetep harus tau!" kata Rei cepet.

"Jah maksa amat si lo! Iye iye gue panggilin! Woy Saos panggilin tuh mereka!" suruh Pein ke Sasori seenak udel.

"Lah kok gue lagi sih? Suruh yang lain kek!" tolak Sasori sambil manyun kesel dijadiin babu melulu.

"Panggil atau gue bakar seluruh boneka lo?" ancam Pein sambil nodongin buku bokepnya.

"IYA GUE PANGGILIN KOK TENANG AJA! WOY SEMUANYA YANG MASIH PADA MAU IDUP, BURUAN KEBAWAH KALAU ENGGAK MALEM INI PEIN BAKAL ADA DISEBELAH KASUR LO SIAP-SIAP NERKAM ELO!" teriak Sasori pake toa yang diambilnya secara random. Spontan, anggota Akatsuki lain yang tadinya pada sibuk sendiri gak nyampe 2 detik udah kumpul di ruang tengah.

"Ancaman lo gak mutu amat. Dasar Saos!" cibir Pein ke Sasori.

"Biarin daripada gak gue panggilin! Udah buruan tuh mulai topiknya!"

"Iye iye! Nah, sekarang perlihatkan surat itu kepada kami! Woy kenapa jadi pada cengok?" Tanya Pein ke tiga orang tamu tak diundang itu.

"Buset ternyata ini toh anggota Akatsuki! Gila nyeremin semua!" batin Ai sambil nutupin mukanya pake surat gara-gara diliatin sama Pein.

"Wkwkwkw ini yang namanya Akatsuki? Cuman gara-gara ancaman gak mutu malah pada takut gini ck ck ck." Batin Rei ngakak dalam hati. Belom tau aja dia gimana si Pein itu.

"Mukanya kok abstrak semua sih?" ini sih pikirannya si Ren yang asli Jleb banget.

"WOI BANGUN LO BERTIGA JANGAN MELAMUN!" teriak Pein pake toa yang diambil dari Sasori tepat di depan muka mereka.

"Eh mama eh mama jatuh!" latah Ai.

"Apa mana ada kebakaran?" Tanya Rei dodolnya kumat.

"Eh Abstrak eh Abstrak kok Akatsuki mukanya Abstrak sih?" ini latahnya Ren yang makin parah. Untung gak pada denger.

"Nyeh sebenarnya kalian ini siapa sih?" Tanya Itachi sambil garuk-garuk keriput(?).

"Kami ini berasal dari Konoha sekaligus utusan dari Godaime A.K.A Tsunade-sama. Perkenalkan yang bawa-bawa TeddyBear itu Fujiwara Ren, yang make kacamata itu Fujiwara Rei dan gue sendiri Nakamura Aihara." Jelas Ai secara panjang, padat dan jelas.

"Nakamura Aihara? Kayaknya gue pernah denger deh nama itu!" celetuk Hidan.

"Enggak enggak! Mungkin itu perasaan lo aja! Kalaupun pernah denger itu pasti Nakamura Aihara yang lain!" sela Ai tiba-tiba, "Kalau ketauan gue Author disini bisa berabe. Bakal dihajar gue hii!" ckckck ternyata.

"Udah ah basa basinya! Nih surat yang kalian pinta!" Ren dengan cepet ngambil itu surat dari tangan Ai dan menyerahkannya ke si Pein. Si Pein kerepotan sendiri pas ngebuka surat itu dan akhirnya kepaksa dibantu Zetsu dan Kisame. Gimana gak repot wong suratnya segede gaban gitu. Saat dibuka mereka semua (-ReiAiRen) langsung kaget plus seneng. Seperti apakah isi surat itu? Setau Narator sih seperti ini:

Dear Akatsuki

Saya, Senju Tsunade, Hokage dari Konoha ingin menyampaikan berita membahagiakan!

Saya mengundang kalian untuk tinggal di sebuah rumah yang sangatt bagus sekaligus indah! Pasti kalian bosen kan kalau tinggal di gua reyot itu kan?

Makanya saya membeli sebuah rumah untuk kalian. Dan fasilitasnya dijamin sangat LENGKAP. Keperluan dan kebutuhan kalian semua akan terpenuhi disitu! Dari mulai majalah bokep-pieching, kertas bermutu, krim anti keriput dan kaca keluaran terbaru, tanah liat paling oke, boneka dan robot-robotan terkenal di dunia, tempat buat ritual, lollipop berbagai rasa, aquarium dan kolam renang besar dan juga tak ketinggalan kebun dengan berbagai bunga di dalamnya!

Dan yang paling membahagiakan, ini semua

GRATIS

Tidak dipungut biaya sama sekali.

Jika kalian tertarik, maka kalian akan dianterkan oleh 3 orang sableng yang saya kirim ke rumah baru kalian. Perlengkapan yang perlu kalian bawa hanya persediaan jubah Akatsuki saja. Gak lebih.

Oke segitu dari saya! Tinggal yah di rumah itu!

With love, Tsunade-sama, MUACH :*

Yah kira-kira begitulah isi suratnya. Sumpah alay banget *ditinju Tsunade*

"WOAHH beneran nih?" Tanya Pein seneng.

"Iye." Jawab Ren singkat.

"Berati entar Tobi dapet lollipop banyak banget dong!" seru Tobi riang gembira.

"Iya." Lagi-lagi jawabannya singkat. Tapi kali ini yang jawab Ai.

"YES berate gue bisa ngalahin si Otoutou nanti!" kata Itachi sambil bernarsis-narsis ria.

"Iyo." Kembali jawaban yang singkat. Bedanya yang jawab kali ini Rei.

"YESSSSS!" seru semua Akatsuki sambil tebar-tebar Conffeti.

"Nah! Sekarangkapan kami bisa tinggal di rumah itu?" Tanya Pein udah kesenengan.

"Sekarang juga boleh kok." Jawab trio sableng itu dengan kompak.

"Oke deh! Baiklah anggota-anggotaku tersayang, sekarang siapkan jubah cadangan kalian! Kita akan berangkat sekarang! Dan untuk Konan chayank, siapin baju buat AA Pein ya? AA nunggu di depan nanti!" suruh Pein ke 8 anak buahnya dan ke pacarnya si Konan. Konan sih iya iya aja.

"YES SIR!" secara serempak, Akatsukikers segera melesat ke arah kamar mereka.

SasoDeiTobi Room's

.

.

"Lalalala Tobi bakal makan lollipop berbagai rasa!" senandung Tobi dengan ceria sambil mengepak barangnya di kopernya. (Ps. Disini ceritanya semua anggota Akatsuki punya koper masing-masing.)

"Tanah liat baru, un~" si Dei ikut-ikutan bersenandung ria juga rupanya.

"…" cuman si Sasori yang diem aja. Deidara yang heran lantas menanyakan ada apa gerangan yang terjadi sama Sasori?

"Danna kenapa, un? Kok gak seneng gitu, un?" Tanya Deidara pada Danna-nya.

"Enggak, gue cuman curiga aja." Jawab Sasori.

"Lah curiga kenapa, un?" Tanya Deidara lagi.

"Itu, aneh aja tiba-tiba si nenek itu ngundang kita secara tiba-tiba. Bukannya kita penjahat kelas S?" jelas Sasori. Jeli juga ni anak.

"Gue gak ngerti apa yang Danna katakan, un. Yang penting, jangan sebut nenek, un! Konon katanya, kalau ada yang nyebut Godaime Hokage nenek dari jauh, dia bakal ketiban sesuatu, un!" bales Deidara gak penting.

"Hah?" Sasori cengo. Dan tiba-tiba, muncul meja Hokage yang sudah terbelah 2 dengan cepat menimpa si cowok boneka itu.

"Gyaaaa sakitt!"

"Gue bilang juga apa kan, un!" ujar Deidara sambil ngakak. Tobi sih udah keluar daritadi.

"Sialan! Bantuin singkirin Deidara!"

"Bahahaha iya iya sabar, un!"

Di depan pintu markas

.

.

"Weh, Sasori Deidara kalian lama amat! Habis ngapain? Dan Sasori, muka lo kok bonyok gitu sih?" heran Hidan sambil pasang muka –What the Hell?—.

"Jangan tanya dah!" kata Sasori langsung ngeloyor.

"Bahahahaha, un! Danna tadi ketimpa meja yang datang secara random, un! Diketahui meja itu milik Godaime Hokage, un!" tawa Deidara.

"BWAKAKAKAKA!" spontan yang lain langsung ngakak.

"Berhenti ketawanya!" suruh Sasori sambil nutupin muka. Malu gitu ceritanya kan wkwkwk.

"Hahaha udah ah ketawanya, jadi udah pada siap belom?" tanya Rei sambil cengengesan.

"SIAP DONG (UN)!" teriak semuanya semangat (-SasoAiRen).

"Oke maju jalan!"

Apakah yang akan terjadi berikutnya? Apa Akatsuki benar-benar tinggal di tempat itu? Kejadian apa yang akan menghampiri mereka? Wah kayaknya Sasori udah curiga duluan tuh!

TBC

Author Note:

Author: AKHIRNYA JADI JUGA FANFIC PERTAMA SAYA MWAHAHAHA *ketawa setan*

Sasori: Sialan lu thor ujung-ujungnya gue apes juga!

Author: Yah sekali-sekali gak apa-apa kali! Lagian baru lo kok! Ntar yang lain gue nistain juga kok tenang!

Sasori: Sompret.

Author: Sekedar pemberitahuan, Rei sama Ren itu OC teman sekaligus author juga disini! Hayo tebak siapa? Wkwkwk dan Aihara A.K.A Ai itu author sendiri! Narsis gak apa-apa dong? XD! Ciri-ciri Ren itu rambutnya agak panjang sepundak yang dia ikat setengah. Sedangkan Rei rambutnya lebih pendek dan acak-acakan. Dia juga pake kacamata. Warna rambut dua-duanya sama-sama coklat! Mereka juga kakak-adek! Kalau Ai, rambutnya warna hitam sepunggung. Pake kacamata minus dan sering pake jaket.

BTW, karena ini penpik pertama saia, saia menerima luas kritikan dan saran dari senpai dan juga para readers!

Okey, Review onegai?