Halo~ Ini Re-Publishnya ya :D Jadi aku buat chapter 1 sebagai prolog karena ini benar-benar awal dari ceritanya. Ya, alur baru yang aku temukan mungkin terkesan sangat drama dan ceritanya mungkin sedikit sinetron :s Walaupun sebenarnya aku gak suka sinetron '-' Bagaimana kalau coba dibaca saja?

So, Don't Like Don't Read! ^^


Merry-Go-Round

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : Minato Namikaze & Kushina Uzumaki

Genre : Romance, Drama, Friendship

Warning : typo(s), OOC, abal, gaje, AU, cerita agak pasaran, dll.


Chapter 1 : Prolog.


"Ingat ya, hari Sabtu, jam 10 pagi, di Konoha Land, jangan sampai terlambat!" titah seorang gadis bersurai hitam panjang dengan berkoar-koar dan penuh semangat.

"Siap!" jawab seluruh siswa yang jumlahnya sekitar 10 orang yang berada di hadapan gadis tersebut. Lalu, siswa-siswa tadi membubarkan diri, kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Gadis tadi hanya tersenyum lebar dan kembali duduk di tempatnya.

"Hei, Miko, tidak bisakah kau diam sebentar? Aku mau tidur," keluh seorang gadis berambut merah yang sedari tadi – duduk di sebelah tempat duduk gadis berambut hitam tadi – membenamkan wajahnya di balik lipatan tangannya di atas meja.

Gadis yang merasa namanya terpanggil, Miko, lengkapnya Mikoto Uehara, menengokkan kepalanya ke arah sahabatnya yang saat ini keadaannya sangat bertolakbelakang dengan kondisi hatinya saat ini, lesu dan tidak bersemangat.

"Hei, Kushina, cerialah sedikit!" kata Mikoto, berusaha menyemangati sahabatnya, Kushina Uzumaki. Namun, yang disemangati tetap saja pada keadaan semula, tidak bergerak sedikitpun dari posisinya saat ini.

"Ceria apa! Aku mengantuk!" ucapnya dengan agak ketus, tapi jujur sih memang. Yah, salah sendiri tidur tengah malam karena terlalu seru bermain game online.

"Hei, ayolah, kamu jadi aneh dan sedikit uring-uringan semenjak aku ngajak kamu ke Konoha Land. Ada apa sih?" tanya Mikoto karena agak heran dengan sikap Kushina semenjak dia mengajak Kushina ke Konoha Land, tentunya bersama dengan Fugaku Uchiha – pacar baru Mikoto – dan siswa-siswa yang tadi berkerumun di meja Mikoto.

"Ah, gak ada apa-apa kok," jawab Kushina sekenanya. Dia hanya tidak ingin Mikoto bertanya lebih jauh, itu merepotkan.

"Ya sudah kalau kamu gak mau cerita.. Tapi, kamu tetap ikut ke Konoha Land kan?" tanya Mikoto mengkonfirmasi, berharap sahabatnya berubah pikiran. Pasalnya, beberapa hari lalu saat Mikoto mengajaknya ke Konoha Land, Kushina langsung menolak mentah-mentah tawaran itu tanpa berpikir sedikitpun.

"Tidak," jawab Kushina yang kini sudah duduk tegak sambil memasang wajah malas ke arah sahabatnya. Mikoto hanya menghela nafas kecewa. Jawaban yang sama seperti beberapa hari lalu.

"Ayolah Kushina, kan biaya semua aku yang tanggung," pinta Mikoto dengan wajah memelas, masih berharap kata 'Ya' meluncur dari bibir mungil Kushina.

"Ini bukan masalah biaya Miko," jelas Kushina yang agaknya bosan melihat wajah memelas Mikoto, namun hatinya sedikit tergerak dan agak iba melihat sahabatnya sendiri memohon-mohon seperti itu padanya.

"Ayolah Kushina, apa sih sulitnya ikut? Biaya aku tanggung, makan malam aku tanggung, tinggal main saja kan?" Mikoto masih belum menyerah, terus memohon pada Kushina, mungkin saja Dewi Fortuna masih bersedia menatapnya walaupun hanya dengan ekor mata saja.

"Maaf Miko, tapi ini bukan masalah biaya, aku hanya..." Kushina memotong ucapannya, membuat Mikoto jadi penasaran dengan alasan Kushina menolak ajakannya selama ini.

"Malas," lanjut Kushina singkat. Mikoto hanya melongo tak percaya dengan tidak elitenya. Malas? Hanya itu? Hanya itukah?! Oh, Kushina, tidak tahukah kau bahwa seorang Mikoto Uehara merasa ada petir menyambar di belakangnya seusai kau menyebutkan alasan singkatmu yang terkesan tak logis tapi logis (?) itu?!

"Oh Kushina sahabatku! Hanya itu? Ayolah Kushina, mungkin acara ini terkesan tidak penting bagimu, tapi ini sangat bermakna bagiku, Kushina," pinta Mikoto lagi, dengan nada yang semakin terkesan sedih. Kushina menatap nanar sahabatnya. Benar juga, dia tidak boleh egois seperti itu. Acara ini penting untuk Mikoto. Selain untuk merayakan ulang tahun yang ke-17, acara ini juga untuk merayakan hari jadi Mikoto dengan Fugaku.

"Ya-ya sudah deh, aku ikut," lirih Kushina masih menatap Mikoto dengan iba.

"Benarkah?! Oh, Kushina terima kasih banyak!" pekik Mikoto kegirangan dengan mata berbinar-binar, disusul pelukan mautnya. Kushina hanya mampu memutar matanya bosan.

"Hei, Miko, lepaskan!"


Seorang lelaki berjalan frustasi menaiki tangga rumahnya. Mengabaikan segala pertanyaan yang dilontarkan oleh kedua orangtuanya. Memasuki kamarnya dalam diam. Memendam segala kekecewaannya.

Dia hanya mampu mendudukkan diri di atas kasur king size-nya dengan wajah datar. Yang dia inginkan saat ini hanyalah mengasingkan diri di tempat yang jauh dari tempatnya berada saat ini, menenangkan diri, dan berusaha melupakan semua hal yang terjadi hari ini, dan terakhir, menganggap segalanya tidak pernah terjadi.

"Hah," lagi-lagi, dia hanya mampu menghela nafas berat, seolah beban yang mengganjalnya sangat berat. Dan tiba-tiba, dia memikirkan sebuah tempat dimana mungkin saja dia bisa menenangkan dirinya. Tidak mungkin sih untuk memulai hidup baru di sana, mengingat dia masih berusaha menyelesaikan studi tingkat kuliah semester 4 di sini. Ya, memang tak bisa dipungkiri bahwa dia jenius, bahkan di usia semuda ini – 17 tahun – dia sudah menginjak jenjang terakhir dalam dunia pendidikan.

"Yah, Konoha, mungkin tidak buruk," gumamnya masih dengan wajah datarnya.

To Be Continue


Aku yakin ini sangat-sangat super kelewatan pendek ._. Tapi, mau bagaimana lagi, tentunya sebagai salah satu chapter percobaan, aku membutuhkan pendapat kalian dulu. Ini memang tidak jauh berbeda, tapi menurutku, perbedaannya penting kan? Kalau masih ada yang ingat isi chapter pertama yang lama, bisa dikatakan sangat panjang, tapi aku melupakan sesuatu yang mungkin terkesan sedikit fatal. Jadi, baca dan review ya! Karena review kalian menambah semangat menulisku dan tentunya juga menentukan kelanjutan fic ini, harus Keep or Delete?

Hehe, jadi, terima kasih banyak! ^^