-Best Friend-
a Rune Factory Frontier 2009 FanFiction
By Sapphire Akaba
Rune Factory Frontier © Neverland Co. and Marvelous Entertainment
Pairing:
Rosetta x Raguna
Main Characters:
Rosetta
Raguna
Mist
Summary:
"Antara cinta dan persahabatan, mana yang akan dipilih Rosetta?"
.
.
.
.
-1-
May I love you?
"Everyone hears what you say
Friends listen to what you say
Best friend listen to what you don't say"
Sahabat.
Bagiku Mist adalah sahabat terbaik yang pernah ada di dunia ini. Kami berteman sejak masih kecil, walau kadang aku merasa bersaing dengannya, tapi dialah orang yang paling dekat denganku. Ketika aku kabur dari rumah karena bertengkar dengan Ayah, Mist dengan senang hati mengizinkanku berbagi rumah dengannya.
Kami berdua sangat akrab, yah tidak jarang juga sih kami bertengkar, tapi itu justru semakin mengakrabkan kami. Aku sangat menyanyangi Mist, dia adalah orang yang paling ingin kulindungi dan tidak ingin kusakiti hatinya. Hingga kemudian, pemuda itu datang ke Trampoli.
Namanya Raguna, rambutnya berwarna coklat gelap, wajahnya selalu terlihat cerah dan ceria. Dia datang ke kota ini untuk mencari Mist, dan akhirnya pemuda ini pun tinggal di Trampoli dan menjadi tetangga Mist. Raguna terkena amnesia, aku sedikit menaruh simpati padanya, yah walau dia juga terlihat tak terbebani dengan amnesia-nya itu.
Aku tahu Mist menyukai Raguna, dan sepertinya Raguna juga menyukai Mist, tapi jauh di lubuk hatiku aku juga memendam perasaan suka pada Raguna. Raguna adalah pemuda terbaik yang pernah kukenal, sifatnya sangat ceria dan ramah. Walau kadang aku sering bicara kasar padanya, dia tetap bersikap ramah padaku.
Dan itulah yang sepertinya membuatku menyukainya. Dan itu juga yang menjadi sumber masalahnya. Apa yang akan dikatakan Mist jika dia tahu aku juga menyukai pria yang disukainya?
KLING
Bunyi bel pintu toko berbunyi. Aku mendongak, wajahku memerah sesaat ketika melihat siapa yang datang. Astaga, Raguna.
"Hai Rosetta." Sapanya ceria. Inilah yang kusuka darinya, dia seperti matahari yang bersinar, selalu ceria dan bersemangat.
"Raguna, sedang apa kau?" Balasku sedikit gugup. Bagaimana tidak gugup? Baru saja aku memikirkannya, tiba-tiba dia muncul di hadapanku.
Dia terkekeh. "Aku ingin berbelanja, tentu saja." Jawabnya sambil mendekati konter.
Ya, tentu saja dia datang ke Materia untuk berbelanja, mana mungkin untuk bertemu denganku. "Oh, kau mau membeli apa?"
Raguna terlihat memilih sesuatu. "Aku ingin earing ini, dan juga cheap bracelet." Ujarnya sambil mengambil 2 benda yang dipilihnya.
"1050 Gold, terima kasih." Ujarku riang, yeah tokoku laku tentu saja aku senang.
Raguna langsung mengenakan kedua benda itu di tubuhnya.
"Hei, Raguna." Panggilku.
Dia menoleh, "Ya?"
"Mmm, jangan berpikir yang macam-macam dulu. Tapi kumohon, kau harus mulai menjaga dirimu. Apalagi sekarang kau sering bertualang ke Whale Island, banyak monster yang bisa membunuhmu kapan saja disana." Pintaku sungguh-sungguh.
Raguna tersenyum. "Terima kasih sudah mencemaskanku, Rosetta. Tapi aku akan baik baik-baik saja kok. Makanya aku membeli armor ini, sekaligus sebagai pelindungku." Ujarnya sambil mengacungkan earing dan bracelet yang baru dibelinya tadi.
Aku tetap saja merasa cemas, tapi tak kutunjukkan perasaan itu di depannya. "Oh, baguslah. Kalau begitu sering-sering ya belanja armor di tokoku."
Raguna tertawa. "Yeah, pasti." Mendengar tawanya sungguh membuat jantungku berdebar-debar. "Oops, aku harus segera pergi. Sudah dulu ya." Lalu dia berjalan keluar.
"Eh, mau kemana?" Tanyaku.
Dia berbalik. "Ke Whale Island, aku mau jalan-jalan sebentar kesana."
Aku berdecak. "Kalau mau jalan-jalan apa tidak bisa mencari tempat yang lebih aman dan tanpa monster." Gerutuku.
Pemuda ini kembali tertawa. "Ah Rosetta, aku bukan tipe orang yang cepat mati kok. Jangan menyindirku seakan aku akan mati begitu menginjakkan kaki di Whale Island. Begini-begini aku sudah ahli pedang lho." Raguna memamerkan two handed sword-nya.
Raguna bodoh, siapa yang menyindirmu? Aku mencemaskanmu tahu! "Jangan mati!" Ujarku dengan nada menantang. "Kalau kau sampai mati, arwahmu tidak akan tenang di alam sana."
Raguna mengacungkan jempolnya. "Tidak akan mati. Kalau aku mati, arwahku akan mengahantuimu."
"Hey apa-apaan—"
Raguna sudah buru-buru kabur sebelum aku meyemprotnya. Masih terdengar tawanya yang ceria itu.
.
.
Jam 5 sore, seperti biasa aku pergi ke Mist Farm—yeah, nama farm Raguna semakin menyakinkanku kalau dia memang ada hati dengan Mist—untuk mengambil barang yang bisa dijual. Di sana, aku bertemu dengan Mist yang sedang berdiri di dekat halaman.
"Mist!" Sapaku setengah teriak sambil melambai padanya.
Mist menoleh, lalu balas melambai. "Rosetta!" Serunya tak kalah kencang.
Aku berjalan menghampirinya. "Kau betah sekali sih menghabiskan waktu di sini?" Sindirku. Mist memang selalu datang ke farm Raguna setiap hari. Bahkan walau yang punya farm sedang tidak ada di tempat. Seperti sekarang ini.
Mist tertawa kecil. "Aku senang melihat Raguna bekerja keras. Aku sangat suka ketika melihat wajahnya yang sedang penuh semangat."
"Ah, bilang saja kau menyukainya." Godaku, ada rasa sakit ketika mengatakannya.
Mist tersipu. "Bukan suka yang seperti itu. Kurasa semua gadis di Trampoli menyukainya, dia kan selalu bersikap baik pada wanita." Puji Mist.
Aku tersenyum. "Ya, dia memang baik."
"Kau sendiri, apa kau menyukainya?" Pertanyaan Mist membuatku terpaku sejenak.
Lalu dengan tertawa pelan aku mengibaskan tangan. "Hahaha, yang benar saja. Aku tidak menyukainya, mana mungkin." Dustaku. "Aku menyukainya hanya sebagai teman."
Mist mengangguk. "Oh, begitu. Tapi kurasa kau harus menemukan pria yang kau sukai Rosetta. Kau kan tomboy, tidak banyak lelaki di sini yang berani mendekatimu. Apa kau mau kucarikan 'seseorang'."
Sekarang aku tertawa lepas. "Jangan campuri urusanku Mist, aku masih suka dengan kehidupanku yang seperti ini. Bebas, lepas, semuanya baik."
"Ya maaf, tapi kurasa Danny cocok untukmu."
Aku memandangnya kaget. "Hah? Kau bercanda? Dia itu pemalas sekali, bukan tipe ku." Tolakku mentah-mentah.
Mist tertawa. "Tapi kurasa dia cukup manis."
"Kau lihat dia dari apanya sih?" Tanyaku kesal.
"ROSETTA!!" Teriak seseorang. Kami berdua menoleh, tampak Raguna berlari kencang mengampiri kami masih dengan pedang terhunus.
"Simpan dulu pedangmu, Raguna." Mist mengingatkan.
Raguna terkekeh. "Hehe maaf, maaf." Dia lalu menyimpan pedangnya. Setelah itu dia memandangku. "Rosetta, kau sudah mengambil barang-barangnya?"
Aku menggeleng. "Belum, kenapa?"
Raguna tampak lega. "Baguslah, ada barang yang ingin kutambah." Dia lalu memasukkan sesuatu barang ke box.
Aku mendekatinya. "Sini, aku ingin mengambilnya sekarang." Ujarku sambil menggesernya menjauh.
Raguna menjauh dan kembali mendekati Mist. Sedari menghitung, aku mendengar Raguna berbicara dengan Mist.
"Mist, ini untukmu." Serunya. Aku melirik sedikit, itu turnip. "Hasil kebun sendiri lho."
Mist menerimanya sambil tersenyum cerah. "Wow, thanks Raguna. Aku menyukainya."
Mereka berdua tersenyum. Hatiku semakin sakit, Mist dan Raguna itu sangat cocok, pantaskah aku berada di tengah-tengah mereka.
"Hm, kau memasukkan turnip juga Raguna? Penggemar turnip ada yang bakal sewot nih." Sindirku ketika melihat ada turnip di box itu. Aku bisa melihat ekspersi kesal Mist.
Raguna sendiri hanya nyengir sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Yak, sudah selesai. Barang-barang yang kau masukkan benar-benar membantu pekerjaanku, baguslah." Seruku riang. "Ingat, besok aku datang lagi. Siapkan, benda-benda yang bagus dan bermanfaat ya!" Ancamku.
Pemuda itu mengacungkan jempolnya. Aku mengangguk dan lalu berjalan pergi.
"Rosetta, tunggu!" Raguna berlari mengejarku.
Aku menoleh. "Apa lagi sih?" Tanyaku ketus.
"Aku punya sesuatu untukmu." Dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, strawberry.
Aku terbelalak melihatnya. "Darimana kau tahu kalau aku suka strawbeery?" Tanyaku heran sambil menerimanya. "Janga-jangan, kau suka aku ya?" Godaku.
Raguna tertawa. "Yang benar saja."
Dalam hati aku setuju, ya yang benar saja. "Anyway, thanks."
Raguna mengangguk.
Aku meneruskan langkahku. Raguna, kenapa kau selalu bersikap baik padaku? Kenapa kau selalu bersikap baik pada semua orang? Itu menyusahkanku tahu? Aku menggelengkan kepala. Buka salahnya kan memiliki sifat ramah pada semua orang?
Raguna, bolehkah aku mencintaimu?
.
.
To be Continued
A/N :
Wakakakak, akhirnya aku bikin juga fic ini XDDDD. Semua aktivitas Raguna disini itu nyontek dari semua hal yang suka kumainkan di wii. Contoh, sering ngecengin Rosetta di materia dengan alasan pengen belanja, hobi jalan2 ke whale island, sering nyemperin cewek dengan pedang terhunus (di game nya sih ga bakal ada yg negor), sering ngasih turnip ke Mist dan Strwberry ke Rosetta. Beberapa omongan Rosetta jug ada yang kucontek dari gamenya langsung.
