Red Night "You've Got Me From Hello" (Luchan Version)
1
Cast :
Lee Haechan
Lucas Wong
Lee Taeyong
Ten Chittapon Leechaiyapornkul
dll
Summary:
Haechan, lelaki manis dengan hubungan yang rumit, seorang penulis yang mencari ketenangan dengan menghirup segelas anggur merah setiap malam, untuk mencerahkan hatinya yang kelam akibat kisah cintanya yang rumit.
Genre:
Romance, Hurt/Comfort
Rate: T
Warning:
BL, Yaoi, out karakter, mungkin kalian udah banyak tuhh nemu remake novel ini dari berbagai pairing. Cerita ini bukan asli punya aku, aku hanya meremakenya jadi versi YUCHAN, cerita asli punya Kak Santhy Agatha judul novelnya You've Got Me From Hello... Jadi kalo nemu crita yg sama dengan pair yg beda, itu wajar.. Harap maklum karna critanya emang bagus, jadi banyak yg meremakenya...
.
.
Ingatan akan kejadian itu masih terasa begitu menyakitkan baginya. Melihat dengan mata kepalanya sendiri akan pengkhianatan Taeyong, kekasih yang sangat dicintainya. Lelaki yang dia kira akan menjadi pasangan hidupnya, selama-lamanya sampai mereka menua. Apa yang dia lihat itu merupakan kehancuran bagi seluruh rencana masa depannya, pernikahan mereka. Kehancuran bagi segalanya, bagi hati Haechan, dan bagi kepercayaannya kepada semua laki-laki tampan di dunia ini.
Teganya Taeyong! Tak henti-hentinya Haechan meneriakkan umpatan kepada mantan tunangannya itu di dalam hatinya.
Semula diawali dari telepon itu, sebuah telepon dari nomor tidak dikenal, yang entah kenapa Haechan angkat. Telepon itu dari seorang lelaki manis, yang menangis, mengatakan bahwa dia juga kekasih Taeyong dan mengatakan bahwa Taeyong telah meninggalkannya tanpa mau bertanggungjawab.
Oh, tentu saja Haechan pada awalnya tak percaya, tetapi lelaki manis itu mengajaknya bertemu. Dan meskipun saat itu Haechan sangat yakin bahwa Taeyong tidak mungkin mengkhianatinya, Taeyong tidak mungkin melakukan semua itu kepadanya.
Haechan mau bertemu dengan lelaki manis yang menelepon itu, dengan tujuan awal ingin mengata-ngatai lelaki itu agar jangan memfitnah Taeyong, tunangannya yang sangat setia dan tampan.
Tetapi kemudian, siang itu di sebuah café di ujung jalan, seluruh keyakinan Haechan dijungkirbalikkan. Lelaki itu, Ten namanya, sudah mempersiapkan segalanya. Semua bukti yang diperlukan terhampar di hadapan Haechan, seolah menamparnya dengan keras.
Di sana ada foto-foto mesra Taeyong dan Ten, yang menunjukkan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Tentu saja! Seorang yang bukan kekasih tidak mungkin mencium pipi, berangkulan begitu erat dan saling memeluk seperti yang tergambar di dalam foto itu. Ten juga menunjukkan pesan-pesan mesra mereka, dari nomor Taeyong. Bahkan Taeyong tidak pernah seromantis itu dengannya, pesan-pesan mereka penuh dengan kata-kata cinta dan janji-janji muluk yang menyakitkan Haechan. Lalu seakan semua bukti belum cukup menghancurkan hari Haechan, Ten dengan tenang mengatakan bahwa keperawanannya sudah diserahkan kepada Taeyong. Dan bahwa sekarang keluarganya akan menuntut kepada keluarga Taeyong.
Hati Haechan seakan dihancurkan oleh pengkhianatan yang begitu parah, bukan hanya karena Taeyong berselingkuh di belakangnya. Tetapi juga karena Taeyong telah begitu saja menghancurkan seluruh keyakinan Haechan tentang lelaki yang baik.
Haechan selalu menjaga dirinya sampai dengan usianya yang sekarang, duapuluh lima tahun dan dia masih perawan. Meskipun kadang dia membiarkan Taeyong mencium bibirnya, tetapi hanya sebatas itu. Tidak pernah lebih.
Taeyong pernah suatu kali meminta lebih, tetapi Haechan mengangkat alis dan mengatakan apa yang diyakininya, nasehat eommanya. Bahwa seorang lelaki yang baik, akan menjaga pasangan yang dicintainya. Bukannya memaksa untuk merusaknya. Taeyong saat itu menerima penjelasan Haechan dengan lembut, dan bersumpah bahwa dia benar-benar mencintai Haechan, jadi tidak akan pernah merusaknya. Dan Haechan sangat bersyukur mempunyai tunangan seorang lelaki yang bisa menjaga moralnya, seorang lelaki yang baik dan tidak berorientasi kepada hasrat duniawi semata.
Semua pandangannya tentang Taeyong – dan semua laki-laki tampan lainnya – hancur seketika itu juga. Taeyong telah tidur dengan Ten, lebih dari pada yang seharusnya. Bagaimana mungkin Haechan bisa memaafkan Taeyong?
Malam itu Haechan bertemu dengan Taeyong, dan memaparkan semuanya, bukti-bukti yang ada. Taeyong tampak sangat marah, kepada Ten, bukan kepada Haechan.
"Dan kau percaya apa yang dikatakan lelaki itu?", tanya Taeyong waktu itu.
Haechan menatap lelaki itu. Yang dulu dicintainya, bahkan mungkin sekarang masih dicintainya meskipun cinta itu terasa menggores seluruh hatinya hingga terasa nyeri.
"Dia menunjukkan semua bukti-bukti itu, foto-foto mesra kalian berdua, pesan-pesan mesra kalian, masihkah kau membantah semuanya?"
Taeyong tercenung tampak ragu, lama kemudian, dia menatap Haechan dengan pandangan memohon,
"Maafkan aku sayang"
Air mata pecah dari dasar hati Haechan. Sejak siang tadi Ten menemuinya, Haechan bahkan tidak bisa menangis, dia terlalu marah. Tetapi sekarang, berdiri di sini, berhadapan dengan Taeyong yang mengakui segalanya membuatnya tak bisa menahan diri lagi,
"Teganya kau melakukan itu kepadaku Taeyong, setelah pertunangan kita yang delapan tahun lamanya. Aku percaya padamu! Aku menghormatimu… aku…", suara Haechan tertahan oleh napasnya yang mulai sesak oleh luapan perasaannya.
Taeyong memijit keningnya tampak kesakitan.
"Maafkan aku Haechan, aku… aku khilaf, tidakkah kau mengerti? Aku tidak pernah menginginkan berselingkuh dengan Ten dibelakangmu. Tetapi Ten… Ten, dia mengejarku, kau tahu dia juniorku di perusahaanku dan aku bertugas membimbingnya, Dia… dia sangat tergila-gila dan terobsesi denganku. Aku sudah berusaha menolaknya dengan berbagai cara, tetapi dia…. dia tidak menyerah. Suatu malam, ketika hujan, dia mengetuk pintu apartemenku, berkata bahwa mobilnya mogok di dekat situ dan dia kehujanan. Aku tidak punya kesempatan untuk menolaknya, dia… dia kemudian merayuku… dan aku….", suara Taeyong terhenti ketika melihat ekspresi Haechan, "Jangan… jangan sayang, jangan merasa jijik kepadaku… aku hanya laki-laki biasa, aku menyesali semuanya. Aku memang tidak tahan godaan, aku harap kau mengerti semuanya….," Taeyong mendekat, berusaha menyentuh tangan Haechan, tetapi Haechan menepiskannya dengan kasar.
"Jangan sentuh aku", desis Haechan geram, "Kau bisa saja bilang itu ketidaksengajaan untuk kejadian pertama, tetapi kalian melakukannya lagi dan lagi….Dan aku yakin itu bukanlah suatu ketidaksengajaan lagi…"
"Itu semua terjadi begitu saja!" seru Taeyong frustrasi, "Dia… dia selalu menyediakan diri, dan kupikir, semua tanpa komitmen. Aku tidak tahu dia akan berbuat sejauh ini, menyakiti kau dan aku, berusaha menghancurkan hubungan kita. Kau tahu? ...aku sebenarnya sudah akan meninggalkannya"
"Aku sangat kecewa Taeyong." Haechan menyusut air matanya, semua kesedihannya berubah menjadi kemarahan, "Kau meniduri seorang lelaki dan menganggap itu hanya selingan sambil lalumu, pemenuhan kebutuhanmu…. Itu sangat tidak bermoral.."
"Maafkan aku Haechan, aku harap kau mau mengerti. Lagipula pernikahan kita tinggal lima bulan lagi, kau tidak akan membiarkan ini menghancurkan semua rencana masa depan kita bukan? Aku akan membereskan semua masalah ini dan kita bisa melanjutkan semuanya."
"Tidak!", Haechan mundur selangkah, "Aku tidak mau melanjutkan apapun! Dan kurasa aku tidak akan pernah bisa! Kau… kau bukanlah lelaki yang kuinginkan untuk bersamaku sampai akhir hidupku lagi. Ternyata aku salah selama ini Taeyong," dengan kasar Haechan melepas cincin emas itu dari jemarinya. Cincin yang dipasangkan secara resmi oleh Taeyong di depan seluruh keluarga mereka ketika mereka baru lulus dari Senior High School, delapan tahun yang lalu. "Kukembalikan cincin ini dan kuminta hatiku kembali. Silahkan jelaskan semuanya kepada orang tua kita, karena aku sudah muak kalau harus mengulang semua ini lagi.," diletakkannya cincin itu ke telapak tangan Taeyong, "Selamat tinggal Taeyong."
Haechan membalikkan tubuhnya, dan tidak menoleh lagi ke belakang. Meskipun Taeyong masih memanggilnya dengan lembut, mencoba membuatnya berubah pikiran.
Kemudian Haechan menjelaskan secara singkat keputusan bulatnya kepada kedua orang tuanya, menolak telepon-telepon dari orangtua Taeyong agar dia mau memaafkan Taeyong. Semua sudah selesai, babak hidupnya yang ini sudah musnah, bersama dengan cintanya, seluruh masa depannya dan rencana pernikahan mereka beberapa bulan lagi. Haechan menghadapi segalanya dengan kepala tegak meskipun hatinya hancur bukan kepalang.
Malam itu juga, Haechan mengepak segalanya dan mengambil keputusan untuk pindah ke kota lain. Haechan seorang penulis novel, dia bisa tinggal di mana pun dia mau. Dia tidak terikat pada perusahaan mana pun.
Maka Haechan memilih kota itu, kota yang menjanjikan penyembuhan. Kota yang jauh, kota yang tak punya keterikatan apapun dengan masa lalunya. Haechan sudah bertekad, persetan dengan semua laki-laki tampan, kaya, dan brengsek. Dia tidak membutuhkannya. Akan dia tunjukkan kepada dunia yang kejam ini, bahwa seorang Haechan bisa hidup tanpa harus meletakkan hatinya ke dalam genggaman mahluk jahat yang bernama laki-laki semacam mantan tunangannya.
.
.
TBC
Dilanjut or Delete?
Aku ragu publish ini soalnya Luchan(?) entahlah ada yg suka ma pair ini apa nggak…
Karena aku fansnya Lucas so anakku Haechan ku buat dia sama Lucas aja, soalnya Mark udah ma Jaemin..hehehe.. Buat pacarnyaHaechan jangan marah yaa?
Jadi di terusin atau didelete?
Sign
Minnie
