The Happy Days

CHAPTER 1

"KITA"

Mereka sedang asyik bermain Kucing dan Tikus. Tadinya mengasyikkan, tetapi kemudian jadi menyebalkan karena ternyata Yugyeom dengan sengaja membiarkan dirinya terlalu gampang ditangkap, supaya dia bisa ganti menangkap Jungkook—dan dia selalu berhasil, biarpun kedua matanya tertutup dengan kain. Siapa bilang cinta itu buta? Cinta bisa dengan mudah melihat menembus lima lapis syal yang diikatkan rapat-rapat menutupi mata.

"Aku mulai capek," kata Bambam, mengatur nafasnya yang tersengal-sengal dan kedua pipi pucatnya sudah memerah. Mereka duduk berhadap-hadapan dikarpet.

"Akan ku ambilkan es limun didapur," Jungkook berdiri, menuju ke dapur dengan jalannya yang gontai karena permainan tadi.

Mereka berdua berteman sejak satu tahun yang lalu, di hari ospek pertama. Ya, mereka berdua. Jungkook dan Bambam. Pengecualian bagi Yugyeom, karena sejak SMP Jungkook sudah menjadi temannya.

Di hari pertama masuk SMA, Bambam terlihat kebingungan diantara kerumunan orang-orang. Jungkook menawarinya Snickers dan Bambam langsung mengambilnya dari tangan Jungkook. Memang kaget, tapi setidaknya Jungkook tahu bahwa Bambam adalah pribadi yang blak-blakan. Setelahnya, mereka berada di coffee shop yang sama, berbincang-bincang walaupun Bambam belum lancar dengan bahasa Korea sambil menyesap kedua Cascara Latte—Jungkook kaget Bambam memiliki kesukaan yang sama dengannya!

Bambam datang dari Thailand. Alasannya bersekolah disini tidak jelas. Bambam hanya suka berpergian dari negara satu ke negara lain dan ini yang membuat Bambam jelas fasih berbahasa inggris. Dimulai dari perbincangan itu, Jungkook menyimpulkan dia cocok berteman dengannya dan mengajak Bambam untuk tinggal bersama dirumahnya.

Mom-nya Jungkook orang yang lembut, cerewet dan selalu memakai apron ditubuhnya. "Jadi, mulai sekarang kau adalah anak manisku!" katanya sambil mencubit pipi Bambam, saat itu wajahnya langsung penuh terigu karena Mom-nya Jungkook sedang membuat adonan roti untuk toko kue didepan rumahnya.

Bahkan Dad-nya Jungkook yang super maskulin menyambut Bambam dengan hangat, langsung memasang lampu dikamar yang akan Bambam tempati karena sebelumnya lampunya rusak. "Panggil Dad jika kau butuh apa-apa, ya."

Bambam tidak pernah lupa untuk selalu berterima kasih kepada Namjoon dan Seokjin, Dad dan Mom-nya Jungkook. Ia bahkan tidak perlu mengeluarkan uang sewa. Ia hanya perlu mematuhi perkataan Dad dan memakan sampai kenyang masakan Mom. Tugasnya hanya menjadi saudara Jungkook, karena Jungkook adalah anak tunggal. Walaupun menurut Bambam, pasti Namjoon dan Seokjin sangat-sangat direpotkan untuk mengurus mereka berdua. Pokoknya, sangat merepotkan.

Jungkook lalu datang dengan tiga gelas es limun dan sepiring penuh donat.

"Oh, tidak," kata Bambam. "Aku tidak boleh makan lagi. Aku harus benar-benar menjaga tubuhku."

Jungkook dan Yugyeom cekikikan meledek Bambam, memakan donat dengan gaya yang dilebih-lebihkan. Bambam berusaha tidak mempedulikan dengan beralih ke tugas kelompok mereka. Bukankah hari ini seharusnya mereka bertiga mengerjakan tugas surat kabar? Oh, ya ampun.

"Kau benar-benar akan memulai tugas kita?" tanya Yugyeom seraya menarik dirinya mendekati Bambam, melihat apa yang akan temannya kerjakan.

"Ini bukan kamu banget, tau nggak?" cetus Jungkook. "Bahkan Mingyu dan Seokmin juga nggak datang."

Bambam hanya menggedikkan bahu. "Oh, ayolah, kalian mau berlama-lama dengan tugas sialan ini? Setidaknya cepat selesaikan."

Akhir-akhir ini Yugyeom sering berkumpul bersama Mingyu dan Seokmin, dibanding dengan kedua temannya. Diantara mereka bertiga, Yugyeom-lah yang sedikit pendiam. Ya, sedikit. Jelas berubah ketika sudah bertemu dengan kedua temannya. Yugyeom sangat dewasa dengan pembawaan yang tenang yang tidak dimiliki oleh Bambam dan Jungkook. Benar-benar cowok banget daripada kedua temannya. Yugyeom gak tinggal dirumah, dia punya kondominium yang benar-benar rapi.

Jungkook bilang, favorit keduanya adalah Yugyeom setelah Taehyung hyung. Tapi Bambam malah berpikir Yugyeom lah yang pertama dan Taehyung hyung yang kedua bagi Jungkook. Itu tidak penting sih, soalnya Jungkook benar-benar ga bisa hilang dari kedua orang itu.

"Nah, kita akan punya kolom apa saja? Kita harus membuat terbitan ini semirip mungkin dengan terbitan sungguhan," kata Jungkook yang mulai melihat-lihat surat kabar untuk reverensi.

"Kita harus punya kolom etiket," kata Bambam.

"Tentu kita akan punya," Jungkook menimpali, "dan Yugyeom yang akan menjadi editornya."

"Aku bisa menangani kolom etiket sebaik idiot di surat kabar itu," Yugyeom berujar dengan gaya menantang. Bambam langsung mencibir.

Satu-satunya diantara mereka bertiga yang dari luar negeri hanya Bambam. Dan ia membawa semuanya dengan baik disini, walaupun satu-dua kosakata terasa asing baginya. Anak yang jujur. Bambam benar-benar ceking. Padahal Mom sering sekali membuat makanan ringan khusus untuk Bambam dimalam hari.

Bambam manja padahal ia sangat lincah dan berisik. Dan selalu saja memperhatikan fashion dari ujung rambut sampai ujung jempol kakinya. Dia dan Mom sangat cocok untuk urusan cewek-cewek—walaupun Bambam cowok.

"Aku ingin kau menjadi editor kolom Rumah Tangga, Kookie," kata Bambam, sebab ia melihat kening cowok itu mulai berkerut kesal. "Tidak ada yang bisa menangani kolom itu sebaik dirimu."

"Tentu," Jungkook melihat Bambam terlalu sopan untuk mengatakannya sendiri dengan terus terang. "Bam, kau harus menjadi editor Fashion. Ya, kau harus mau, Sis. Gampang sekali kok. Dan Mingyu akan mengurus kolom Rupa-Rupa. Ini penting sekali. Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan, tapi Mingyu harus memastikan di setiap terbitan ada kolom Rupa-Rupa-nya, walaupun dia mungkin mesti mengarang-ngarang sendiri seperti Yugyeom dengan kolom Etiket-nya."

Orang yang mirip dengan Bambam adalah Jungkook. Dia jadi dekat dengan Bambam karena merasa cocok. Bedanya, sifat manis Jungkook yang tidak dimiliki Bambam—dia memang manis tapi tidak mengalahkan manisnya Jungkook!

"Tapi Seokmin akan diberi tugas apa?" Yugyeom berkata dengan nada menegur. "Dia akan sedih sekali kalau tidak dilibatkan."

Jungkook telah melupakan Seokmin. Tak seorang pun ingat pada Seokmin kalau dia tidak ada di depan mata, kecuali Yugyeom. Tapi mereka memutuskan akan memberinya tugas sebagai manajer iklan. Kedengarannya bagus, meski sebenarnya tidak banyak berarti.

Ada dua anak yang kadang ikut berkumpul bersama mereka. Yugyeom lebih dekat kepada dua anak itu dibandingkan dengan Bambam dan Jungkook. Dia mengenalkan Mingyu dan Seokmin saat mereka tidak sengaja bertemu didepan halaman rumah (saat itu mereka sedang membenarkan akar-akar yang berantakan dari bunga-bunga dihalaman, disuruh Mom). Seokmin memang tinggal tidak jauh dari rumah Jungkook, bahkan ibunya sering membeli roti bagel ditoko kue Mom.

Seokmin periang sekali, sampai Bambam bingung mengapa masih ada orang seperiang Seokmin di tengah-tengah masa sekolah yang super-duper menyebalkan.

Lain dengan Mingyu, dia tenang. Tapi ia mengerti suasana apa yang ia hadapi, contohnya ketika mereka sedang berkumpul. Rasanya bukan Mingyu yang tenang ketika mereka bersama, ini orang yang lain. Mingyu memang sangat tampan, Jungkook bilang dia akan langsung menikahi Mingyu jika dia dicampakkan oleh Taehyung hyung. Yugyeom dan Bambam yang mendengarnya langsung bosan.

"Semoga surat kabar kita sukses," Yugyeom mengambil glazed donat.

"Pasti akan sukses kalau kita bertekad untuk sukses," kata Jungkook. "Di mana ada kemauan pasti ada jalan."

"Persis seperti dikatakan Ursula Townley malam itu, ketika dikurung ayahnya dikamar waktu dia berniat kabur dengan Kenneth MacNair," kata Bambam, membersihkan rempahan donat dicelananya.

Satu hal, Bambam benar-benar menguasai dongeng. Ia sangat suka akan hal itu.

Jungkook dan Yugyeom langsung memasang telinga baik-baik, mengendus sepertinya bakal ada cerita.