THE SWEET DAY

Sweet day, Hari balasan bagi orang yang memberikan Coklat atau permen di hari ulang tahun sekolah ke sesorang yang dianggap berarti bagi dirinya, entah itu guru, sahabat atau teman mungkin bisa juga.. Hmm maksudku yahh orang yang di sukai. Memberikan kado yang manis berupa coklat atau permen seolah menjadi khas ulang tahun sekolah ini setiap tahunnya, hal ini memiliki arti bahwa 'Rasa manis akan selalu memaniskan sekolah ini'. Entahlah, aku juga tidak mengerti maksud dari slogan itu. Namun kebanyakan dari teman-temanku—termasuk aku di dalamnya—memberikan coklat atau permen ke seseorang yang di sukai. Aku sangat memimpikan coklat Sweet day dari Naruto. Tapi, rasanya itu tidak mungkin.

Aku selalau gagal memberikan coklat persahabatan pada Naruto. Setiap kali Aku ingin memberikannya, bahkan sudah berada di hadapannya. Tetapi selalu gagal. Itu karena otakku berkata lain. Otakku selalu memerintahkan kaki ini untuk segera berlari dari hadapan Naruto. Kalau saja Aku tidak berlari, otakku akan memerintahkan tubuhku untuk pingsan. Aku terlalu pemalu jika sudah berhadapan dengan Naruto.

Satu orang langganan yang selalu menerima coklat persahabatanku ialah Kiba. Setiap coklat yang ingin kuberikan pada Naruto selalu gagal. Jadi, untuk Kiba saja.

Tahun ini, Aku tidak memberikan coklat persahabatan pada siapapun. Coklat yang ingin kuberikan pada Naruto hilang. Entah dimana, mungkin saja sewaktu Aku menabrak Naruto sambil menangis. Sungguh memalukan. Tapi, saat itu Aku benar-benar sangat kecewa, Aku melihat Naruto cemburu saat Sakura memberikan coklat pada Sasuke. Kalau dipikir-pikir, Naruto pasti akan menganggapku cewek aneh.

"Guk!"suara Akamaru membuatku buyar. Aku berbalik, mengikuti arah suara itu. Dapat kulihat Akamaru peliharaan Kiba mengendus-ngendus di bawah kakinya.

"Kiba, ada apa ?" tanyaku dengan raut muka malas.

"Ini untukmu.." Kiba memberikanku sekotak coklat. "Aku'kan nggak ngasih coklat ke kamu," Risih rasanya menerima.

"Nggak apa-apa, rasanya udah kebiasaan aja ngasih coklat ke kamu tiap tahun," Aku nggak enak nerimanya walau Kiba sudah bilang begitu. "Kalo kamu nggak terima, kasihan dong aku, udah cape-cape beliin," Kiba bersikeras. Kalo sudah ngomong gitu..

"Maaf banget, Aku nggak ngasih coklat ke kamu.." akhirnya kuterima sodoran sekotak coklat dari Kiba.

"Sama-sama, tidak masalah," Kiba berlalu sambil membawa Akamarunya.

Sepersekian detik berikutnya aku kembali dalam duniaku sendiri.

Aku menoleh kearah sakura yang banyak banget dapat coklat. Bahkan, sampe sekarang coklatnya masih sisa. Setiap tahun memang begitu. Cewek terpopuler di kelas, siapa yang nggak mau ?. sedangkan Aku ?, hanya gadis pemalu yang duduk dipojokan kelas. Sambil mengamati sang kekasih.

Aku teringat kata Kiba, saat kepergok memperhatikan Naruto dari jauh. Katanya..

Kau selalu sembunyi Hinata, padahal kau cantik apa adanya, tapi kau tak pernah membiarkan orang lain mengenalmu lebih dekat, Naruto tidak akan tau bahwa kau menyukainya, karena kau selalu sembunyi, itu tidak akan membawa perubahan..

Kata-kata Kiba menggetar kuat dihatiku. Sejak saat itu, Aku mulai memberanikan diri untuk hadir dihadapan Naruto. Tapi, sayangnya kata-kata Kiba tidak menggetar di otakku. Hanya menggema.

Itu tidak akan membawa perubahan..

Kalimat itu selalu terngiang di kepalaku. Sampai Bel membuatku buyar.

"Tttteeett..teeeettt.." tanda pelajaran dimulai. Pelajaran olahraga di siang hari. Entah kenapa, guru Kato mau saja mengajar pelajaran itu.

Anak 11-D berganti baju olahraga. Di ruang ganti terpisah. Satu per-satu keluar dari ruang ganti. Lalu, menaruh baju kemeja di bawah laci meja.

"Uuh.., lama amat ya ?" gumamku. Maklum saja, hanya ada 3 ruang ganti buat cewek. Dibandingkan dengan seisi kelas yang ceweknya ada 43 orang. kadang, dapat antrian paling akhir. Seperti sekarang ini.

Akhirnya, kedapetan juga giliran ganti baju. Setelah keluar dari ruang ganti, sekeliling udah sepi. Semuanya udah pada kelapangan.

Aku sendirian masuk kelas untuk menaruh baju kemeja di bawah laci mejaku. Aku berbalik ingin keluar kelas. Saat Aku melewati meja Naruto, terpikir olehku untuk mendudukinya sebentar.

Tempat duduk ini sangat hangat..

Aku menoleh ke samping. Teringat olehku Naruto bersebelahan dengan Sakura. Aku tidak iri maupun dengki dengan Sakura. Hanya saja.., Aku berpikir Sakura itu beruntung.

Aah.., sayangnya Aku tidak bisa lebih lama untuk mendudukinya..

Aku beranjak. Tanpa sengaja, Aku tersandung dasi kemeja Naruto yang menggantung.

"Gubrakk.." kemeja, celana panjang, sabuk, dan kotak pensil Naruto tertarik. berjatuhan. Aku memungutnya dan menaruhnya kembali. Gerakanku reflex berhenti, melihat sebatang coklat yang diikatkan pita manis ungu lavender berada di laci paling belakang meja Naruto. Aku tak berani menyentuhnya. Aku hanya melihatnya penuh khayal..

Seandainya saja coklat itu ia berikan padaku.., tapi..tidak mungkin ah ! Aku'kan tidak memberikannya coklat..!

Aku segera menepis khyalan anehku dan cepat-cepat membereskan barang-barang Naruto. Lalu, keluar menuju lapangan basket.

'FUUhhh.., untung saja Pak guru Kato sering telat ' batinku.

"Hai Hinata !" sapa Yuna menepuk bahuku. "Hai juga, Yuna.." jawabku. "Kita ke belakang sekolah dulu yuk ! guru Kato'kan belum datang, ada yang ingin kuceritakan.." Yuna berbicara mengecil saat di akhirnya.

"OK.." Aku menuruti ajakan Yuna. Baru saja ingin ke belakang sekolah, guru Kato sudah muncul. Gak rame ahh..

Setelah jam pelajaran olahraga selesai, Aku secepatnya langsung ke ruang ganti tanpa jajan dulu, takut ngantri lagi.

.

.

Aku melihat Naruto memandangi sekuntum lavender kecil. Aku ingat betul lavender yang di pegang Naruto. Itu..itu.., lavender yang kukemas dalam bungkusan coklat persahabatan !, koq bisa ? coklat itu ditemukan Naruto ? jika memang benar.., Aku malu.

Tahun ini Aku nekat untuk mengemas coklat,lavender, kartu pengenalan dan lebih parahnya lagi puisi dalam satu bungkusan coklat. Apakah Naruto akan membenciku ? tidak ingin bicara denganku ? karena Aku.."Mengejutkan hatinya ?"

Aku tak berani masuk kelas dan memecah keheningan Naruto. Cukup menatap matanya yang indah seperti langit. Naruto memandang kea rah jendela. Uups.., Aku tak sadar. Aku langsung bersembunyi di balik tembok.

"Hinata?, kaukah itu ?, masuk saja. Aku tau itu kau," Naruto masih memandangi lavender ungu muda. Aku hanya nyengir menghampiri Naruto.

"A.., ada apa Naruto ?" mata Naruto tiba-tiba menatapku tajam. "ini dari kamu?" Naruto menunjukkan bungkusan coklat."benarkan ?" Aku tak bisa menghindar, dalam bugkusan itu tertera jelas nama Naruto. "ini tulisanmu kan ? Hinata ?" tulisanku yang rapi berderet. Mudah di ingat.

"Iya.." suaraku berat. Pasti Naruto bakal mengintrogasiku atau..menjauhiku..

Naruto tersenyum. Wajahnya yang tadi serius dan tatapannya yang tajam berubah drastis.

"Aku tau ini darimu.., Aku sudah lama tau mengenai gerak-gerikmu padaku.., karena itu.." jantungku berdegup kencang menanti sambungan kalimat Naruto. "Arigatou, Daisuki desu," Naruto menyodorkan coklat Sweet Day tepat di depan tanganku yang masih kaku.

Be..benarkah ? Naruto memberiku coklat Sweet Day! Untuk pertama kalinya ! harapanku terkabul !

Sabar Hinata ! sabar ! Hinata !, jangan pingsan dulu..!

Aku berusaha melawan rasa kaku dan pingsan. Perlahan Aku menerima coklat sodoran , menatap matanya pasti.

"Daisuki de..desu, Naruto.." ucapku pelan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*OWARI*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~