•
•
CHANBAEK FANFICTION
•
•
~0o0~
•
•
Author : lladyluck
Wattpad : lladyluck
Main cast : Park Chanyeol x Byun Baekhyun
Category : Boys Love
Genre : Romance, Yaoi
Rate : T-M
Bahasa Indonesia
.
.
Note :
cerita ini sudah di post di wattpad dengan nama author yang sama
•
•
Chapter 1
•
•
Kediaman keluarga Park pagi ini tampak sedikit ribut karena suara seorang wanita yang mengusik kamar seorang saudaranya. Tuan Park yang terhormat, memiliki satu orang putra, dan satu orang putri yang selalu ribut namun terkadang akur.
Pagi ini, tidur seorang Park Chanyeol sama sekali tak nyenyak dikarenakan sang kakak perempuannya, Park Yoora mengganggunya di pagi buta. Yakni pukul 05.00 pagi. Bahkan saat itu matahari masih menyembunyikan sosoknya.
"Ayolah Chan!" Bujuk Yoora sambil menggoyangkan bahu Chanyeol yang masih terlentang tidur di atas kasur king sizenya.
"Noona.. kumohon, aku baru tidur 2 jam yang lalu.." Chanyeol masih menutup matanya, namun mulutnya tetap menjawab ucapan sang kakak.
"Ayolah, baru kali ini aku memohon padamu. Aku kuliah sampai malam, dan aku tidak punya waktu membeli kue dengan diskon besar-besaran seperti itu."
"Noona bisa membelinya besok.."
"Aniya, diskonnya hanya hari ini. Lagipula, jika membeli kue hari ini kita bisa mendapatkan gantungan kue lucu berbentuk muffin! Jika kau membelikannya untukku, akan kuberikan gantungannya untukmu." Yoora menambah kekuatannya menggoyangkan selinut yang digunakan Chanyeol.
Namja jangkung itu benar-benar lelah menghadapi sang kakak bahkan sekarang sudah hampir satu jam berlalu dan sebentar lagi akan menunjukan pukul 06.00 pagi. Dan Chanyeol hanya mendapat waktu tidur selama dua jam karena asik bermain game.
"Sepulang sekolah, belikan aku kue itu Chan! Jika tidak, aku akan menyebarkan nomor ponselmu ke seluruh teman perempuanku!" Ancam Yoora membuat seketika Chanyeol membuka matanya kemudian menatap Kakaknya tajam.
"Baiklah. Dan jangan coba-coba menyebar nomor ponselku. Karena hal itu, mereka selalu menerorku." Yoora tersenyum kemudian mencubit pipi Chanyeol gemas.
"Kyaa! Terima kasih Chan, nanti kuganti uangmu. Ingat kuenya ya~" setelah mendapat apa yang ia inginkan, Yoora akhirnya keluar dari kamar Chanyeol dengan aura penuh kemenangan.
Chanyeol menatap pintu yang tertutup hanya bisa terdiam. Kepalanya begitu berat apalagi setelah menyetujui perminataan kakaknya. Chanyeol beranjak dari kasurnya kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.
Tak butuh waktu lama bagu Chanyeol membersihkan dirinya, berpakaian, dan bersiap-siap. Suara ibunya yang berada di lantai bawah sudah bisa ia dengar walaupun kamarnya berada di lantai dua. Chanyeol mengambil tasnya kemudian turun menuruni satu persatu anak tangga dengan wajah mengantuk.
"Apa yang kalian ributkan pagi-pagi eoh?" Suara baritone dari sang kepala keluarga, tuan Park melirik ke arah Chanyeol dan Yoora yang sudah duduk manis di kursinya bersiap untuk sarapan.
"Hahaha, apa yang appa katakan? Kami selalu akur, mungkin yang ribut pagi-pagi itu suara tetangga," Yoora tertawa garing membuat ayahnya mengangguk paham.
Chanyeol menonton akting kakaknya hanya menatap malas. 'Dasar noona licik!' Batin Chanyeol tetap pada ekspresi datarnya.
"Sstt, sebaiknya kalian berhenti bertengkar. Eomma dan appa akan pergi ke Perancis untuk urusan kerja minggu ini, kalian bersikaplah baik." Ibu mereka menengahi sambil membawakan roti bakar dan beberapa telur mata sapi untuk menjadi menu pagi ini.
"Um, benar. Karena aku akan lebih sering pulang malam, aku curiga Channie akan membawa pacarnya ke rumah berduaan~" Yoora mengedipkan matanya membuat Chanyeol yang memegang garpu di tangan kirinya sangat ingin menancapkannya di dahi kakaknya.
"Aku tidak punya kekasih," aku Chanyeol melanjutkan acara sarapannya.
"Sayang sekali, padahal setahuku kau begitu populer." Ucap Yoora melanjutkan acara sarapannya.
Ya, Chanyeol memang populer. Namun namja jangkung itu sama sekali tak tertarik menjadikan mereka salah satu pacarnya. Contohnya adalah hari ini.
Selesai sarapan, lalu berangkat sekolah menggunakan mobil sportnya, Chanyeol begitu digilai para wanita di sekolahnya. Siswa kelas XI itu terkenal karena wajahnya yang tampan, kecerdasan, bahkan latar belakang yang memadai. Ah, satu lagi, Chanyeol adalah orang yang baik hati. Contohnya ketika seorang gadis menyatakan cintanya, ia akan menolak gadis itu dengan halus dan berbagai alasan yang menyakinkan.
Walaupun sedikit kantung mata menghiasi wajahnya, itu tak membuat pesona Chanyeol runtuh pagi ini. Seperti biasa, para siswa siswi di sekolah yang menatapnya tak luput dari bisikan-bisikan mengenai Chanyeol.
Chanyeol melangkankan kakinya menuju kelasnya yang pagi ini sudah ramai. Namja jangkung itu mengangkat sebelah alisnya ketika seorang gadis cantik menghadang jalannya ketika hendak masuk ke kelas. Gadis itu begitu cantik, dan bahkan Chanyeol mengakui itu.
"Chanyeol-ah, hari ini aku membuat biskuit susu. Aku membuatnya sepenuh hati, bisakah kau menerimanya?" Ucap gadis itu yang sama sekali tak Chanyeol kenal.
Karena tak enak hati untuk menolak, Chanyeol hanya bisa menerima pemberian gadis itu. Sontak itu membuat gumaman orang-orang sekitar. Gadis cantik itu berpamitan dari hadapan Chanyeol yang menatap bungkusan di tangannya.
"Uwoh! Lihatlah dirimu, kau baru saja diberikan bingkisan oleh ketua cheers, Irene!" Seru Sehun yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Chanyeol menatap Sehun sekilas kemudian menghela nafasnya ketika kerumunan tadi sudah membubarkan diri.
"Aah, jadi namanya Irene?"
"Keterlaluan sekali kau tak tahu gadis itu." Sambung jongin kini menyembul di sebelah Sehun.
"Entahlah," Chanyeol melangkahkan kakinya masuk ke kelas, melewati Jongin dan Sehun yang berdiri di dekat pintu.
"Yak, aku heran denganmu, kenapa kau tidak pacari saja Irene? Dia cantik, ketua cheers, baik, dan pintar masak. Aku yakin kalian akan menjadi pasangan serasi." Sehun mengutarakan apa yang ia pikirkan sedangkan Chanyeol duduk di kursinya sambil memandang Sehun dan Jongin yang duduk di kursi di depannya.
"Satu hal jika ia tidak ingin berpacaran dengan wanita.. Chanyeol! Apa kau gay?" Jongin kini menebak namun Chanyeol tak merespon.
"Bodoh, Dia memiliki banyak wanita yang bisa ia pacari, kenapa harus memilih laki-laki?!" Sehun kini protes membuat Chanyeol akhirnya membuka suara.
"Bisakah kalian diam? Hari ini aku hanya dapat tidur dua jam, dan kalian malah bertengkar di hadapanku."
"Ah, maaf. Tapi yaah, tetap saja aku penasaran kenapa kau tidak pernah mengencani satu gadispun di sekolah ini?" Sehun menggaruk kepalanya gusar dan Jongin hanya mengehela nafasnya.
"Bukankah sudah ku katakan? Satu-satunya hal logis Chanyeol tak ingin berpacaran adalah karena dia gay!" Sehun melotot ke arah Jongin.
"Lagi-lagi kau mengatakan hal konyol." Ucap Sehun dengan nada meremehkan.
"Ah, bisakah kalian diam? Aku tidak ingin berpacaran bukan berarti seperti asumsi kalian. Baik itu laki-laki atau wanita aku tak perduli." Chanyeol mendelik sampai akhirnya menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya di atas meja.
Dia terlalu lelah meladeni dua sahabat di depannya ini. Terlebih lagi mereka membahas tentang cinta.
Padahal sampai sekarang, Chanyeol belum menemukan orang yang mampu membuatnya tertarik.
.
/My Sweet Prince/
.
Sepulang sekolah, hendak menyalakan mesin mobilnya, suara pesan masuk berbunyi dari arah ponsel Chanyeol. Namja jangkung itu dengan malas menatap layar datar ponselnya yang berisi pesan dari kakaknya, Yoora.
From : Noona
To : Channie
Ingat! Belikan aku kue dengan diskon besar-besaran di café XOXO!
Sore ini begitu berat bagi Chanyeol. Namja itu menutup ponselnya kemudian menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan rata-rata.
Chanyeol tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di tempat tujuannya. Begitu ramai di café itu membuat Chanyeol susah menelan ludahnya sendiri. Café XOXO adalah café yang baru saja buka dua bulan lalu. Tak heran jika banyak sekali masyarakat yang berbondong-bondong ingin menikmati hidangan di café itu.
Namja jangkung itu turun dari mobilnya kemudian masuk ke dalam café yang dominan isinya adalah para wanita yang sedang menikmati secangkir minuman. Chanyeol ingin cepat-cepat pergi dari sini.
Iapun segera berjalan ke arah rak kue bertuliskan diskon dengan spidol tebal. Berwarna merah terang. Matanya menangkap satu kotak kue ukuran besar yang kebetulan tersisa satu membuatnya langsung cepat mengambil kotak tersebut.
"Ah!" Pekik seseorang ketika kue tersebut sudah jatuh ke tangan Chanyeol.
"Aaargh! Ku-kue yang dijual terbatas.." ucap seorang pria mungil yang kini mengeluarkan nada parau dari mulutnya sambil menatap kotak kue di tangan Chanyeol.
Chanyeol menaikan alisnya menatap seorang pria kecil yang memakai baju seragam sama seperti seragamnya tampak memasang wajah kecewa. Namja itu terdiam sambil menunduk.
"Ada apa?" Akhirnya Chanyeol membuka suara dan seketika tangan namja mungil itu berada di atas kotak kue yang di pegang Chanyeol.
Sontak hal itu membuat Chanyeol melotot kaget. Lelaki mungil di depannya tampak mencoba merebut kotak kue yang baru saja ia dapatkan beberapa menit lalu.
"E-eh, tu-tunggu! Apa-apaan ini eoh?!"
"Berikan padaku! Akan kubayar dua kali lipat!" Pekik namja mungil itu membuat pengunjung café menatap mereka sambil terkikik geli.
Demi Tuhan! Chanyeol malu sekali.
"Aku duluan yang mendapatkannya, kau tidak boleh bertindak seperti itu!" Chanyeol melawan karena jujur saja jika noonanya tidak akan mendapatkan kue ini, maka nomor ponselnya akan terancam.
Namja mungil itu melepas tangannya dari kotak kue yang di bawa Chanyeol. Namja mungil itu menatap kesal Chanyeol yang juga menatapnya.
Astaga, Chanyeol tak pernah membayangkan namja di depannya ini memiliki paras begitu manis untuk ukuran seorang pria. Wajahnya kecil dengan pipi chubby merah membuat Chanyeol gemas. Bahkan matanya seperti puppy dan bibir tipisnya tampak begitu memikat.
"Ugh!" Kesal namja mungil itu akhirnya pergi ke arah pintu keluar café tanpa berbicara sepatah apapun lagi kepada Chanyeol yang hanya heran menatapnya.
Chanyeol bernafas lega lalu akhirnya berjalan ke arah kasir untuk membayar. Membeli kue itu membuatnya mendapat bonus sebuah gantungan muffin seperti apa kata kakaknya. Chanyeol yang selesai membeli, langsung berjalan ke arah pintubkeluar café. Namun, kakinya terhenti ketika melihat sosok namja mungil yang hampir mengajaknya berkelahi menghadangnya ketika ia hendak menuju parkir mobilnya.
"Apa lagi?"
"Kumohon, akan kubayar dua kali lipat kue itu. Kita satu sekolah kan? Tolonglah.." mohon namja mungil itu membuat Chanyeol sedikit tertarik dengan sifat orang yang baru saja ia temui itu.
"Siapa namamu?"
"Byun Baekhyun."
"Hm, jadi Baekhyun maaf, aku tak bisa menyerahkan kue ini padamu. Oh dan kenalkan namaku Park Chanyeol." Ucap Chanyeol memperkenalkan diri.
"Aku tidak memintamu mempernalkan diri. Aku hanya memintamu menyerahkan kue itu. Uhm, se-setidaknya jika kau tidak mau, kau bisa berikan padaku gantungan muffin yang kau dapatkan tadi." Chanyeol menaikan alisnya.
Ia baru saja mendapat pengakuan bahwa lelaki mungil bernama Baekhyun itu hanya menginginkan gantungan muffin dari kue itu. Chanyeol menatap Baekhyun yang dengan tatapan memelas di depannya.
Begitu bodoh jika Chanyeol langsung memberikan gantungan muffin yang diinginkan Baekhyun kepadanya. Ia tak ingin membuang kesempatan emas yang baru saja ia dapatkan.
"Tidak, ini semua milikku. Termasuk gantungan muffin ini adalah milikku." Chanyeol mengeluarkan gantungan muffin yang baru saja ia dapatkam kemudian menggoyangkannya tepat di depan wajah Baekhyun.
"Ku-kumohon.. aku ingin sekali gantungan itu. Apakah ada yang harus kulakukan agar kau mau memberikannya?" Baekhyun mendekatkan tubuhnya ke arah Chanyeol kemudian memegang ujung almamater seragam sekolah namja jangkung itu.
"Tidak bisa," Chanyeol membulatkan tekadnya kemudian melewati Baekhyun untuk berjalan ke atah mobilnya. Baekhyun melihat itu spontan mengikuti Chanyeol bahkan sampai masuk ke dalam mobil.
"Yak?! Apa yang kau lakukan?!" Kaget Chanyeol melihat Baekhyun kini duduk di kursi disampingnya. Demi Tuhan! Namja mungil itu benar-benar nekat walau hanya karena gantungan muffin.
"Aku menginginkan gantungan muffin itu!
"Aah, akan kupikirkan. Jadi bisakah kau keluar dari mobilku sekarang?" Usir Chanyeol halus membuat Baekhyun yang baru saja diberi harapan langsung keluar dari mobil namja jangkung itu.
"Jadi, apa sudah kau pikirkan?" Tanya Baekhyun dari luar mobil walaupun suaranya begitu kecil untuk bisa di dengan Chanyeol.
"Aku belum memikirkannya, besok kau bisa temui aku saat jam istirahat."
Dan belum sempat Baekhyun menjawab, Chanyeol langsung melajukan mobilnya cepat membuat namja mungil itu mempoutkan bibirnya kesal.
.
.
ㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎㅎ
A/n : di komen yassh :D
