Angin rasanya sepoi-sepoi hari ini. Pun santainya Park Jimin di bar penuh riuh manusia. Melepas penat sembari memerhatikan gerumul pria yang tengah berpesta miras dan kartu-kartu bertaruh duit. Jimin bekerja tanpa tekanan hari ini. Mengekori seorang pria dengan janggut yang berantakan dengan mata elangnya. Pria itu meletakkan tangan kurang ajarnya di paha seorang gadis yang sama kurang ajarnya, kemudian memberi sedikit tekanan di daging kenyal itu. Jimin mendesis jijik melihat noda lipstik di leher sampai dada bidang pria bau alkohol itu.
Jimin bukanlah pemabuk. Dia masih waras untuk menjaga pikirannya. Maka dari itu ia tolak tawaran Tropical Orgasm(1) dari peracik minuman di bar itu. Ia menyeringai tipis--hampir tak terlihat--ketika pria yang ia matai menghilang di balik tembok lorong yang redup. Otak Jimin memerintahkan kedua tungkainya untuk mengekori pria mesum itu, yang merupakan seorang pemimpin dari mafia kelas kakap.
Jimin terhenti di pertigaan lorong, mendapati don(2) itu mencumbui wanita bayarannya, sementara tangan penuh dosanya menangkup gundukan di dada perempuan itu. Merematnya penuh nafsu diiringi cecap dan aliran saliva di mulut. Jimin menggeram pelan. Pemandangan yang begitu seksi, tapi Jimin tak seharusnya menikmati.
Jadi, sebelum nafsunya makin membuncah, Jimin melempar pisau kecilnya ke pembungkus otak pimpinan mafia itu,mencabut nyawanya tanpa sempat si korban berteriak.
Uh oh, Jimin hampir lupa dengan pelacur itu.
"Hmmp!" Jeritan wanita itu teredam tangan berlapis kain Jimin. Pria bersurai hitam sebahu itu meletakkan telunjuknya di depan bibir. Setelah berapa lama, wanita itu paham yang dimaksud Jimin.
"'Satu malam' untuk tutup mulut, tuan?" Goda lacur itu. Jimin merogoh saku korbannya dan mengeluarkan dompet yang menggembung.
"Pakai semuanya."
Jimin meninggalkan wanita yang telah dibius gaji buta itu, sembari menggendong jenazah segar untuk diserahkan.
Entah dimana wanita itu menaruh orga berpikirnya. Tak tahukah ia bahwa penjara akan melahap orang yang salah? Jimin tertawa seraya menggelengkan kepalanya.
Hidup atau mati, 3000 dolar untuk penangkap Kent Sanderson. Jimin pemenangnya.
#
Ia datang lagi ke bumi.
Tak jauh berbeda, hanya perubahan teknologi. 1 hari di neraka beratus tahun lamanya. Ia menghirup bau basah rumput, membersihkan apek neraka yang mendekam di paru-parunya.
Kali ini ia serupakan wajah dengan seorang wanita rupawan. Matanya bisa menghisapmu ke dalam nafsu tak tertahankan.
Minatnya jatuh pada lelaki bertubuh kekar, namun tampak bahwa ia bukanlah pria berotak tajam. Mangsa bagus untuk memulai kekacauan.
Oh yaampun. Jangankan yang bodoh, yang berintelegensi saja takluk padanya. Siapa penghuni neraka dan calon-calon penghuninya--yang merupakan pendosa yang mengotori bumi suci--yang tak kenal Min Yoonji. Iblis yang cantik luar biasa itu, yang memerangkap manusia ke dalam lautan dosa. Lucifer saja mengakui kehebatan rayuan, tubuh, dan permainan otaknya. Min Yoonji iblis dengan sexy sex brain nya.
"Oh tuan, bisakah kau bantu aku?" Ucap sang iblis. Lihatlah sandiwaranya, benar-benar lemah dan tak berdaya.
Pria itu terdiam, memandangi sekian detik dan tersenyum penuh arti.
"Tentu, dengan sedikit imbalan, kurasa tak masalah."
Min Yoonji menyeringai tipis dibalik lengan yang melingkari lehernya.
Dikamar remang itu, jemari kaki Yoonji menekuk bagai balerina, ketika kulit seputih susu itu berlumur keringat dan saliva yang bersenyawa dengan sperma, menelan dalam-dalam kejantanan besar nan panjang dengan pusat tubuhnya. Melengkungkan punggungnya nikmat, mengangkat tinggi-tinggi payudara yang membusung. Mengerang puas ketika cairan hangat memenuhi tubuhnya.
"Aaanghh..."
Menikmati seks penuh gairah, setelah itu menjatuhkan penyetubuhnya ke neraka terdalam, membakarnya hingga lebih gelap dari hitam.
#
-Prolog-
#
"Lakuna Candramawa"
Ruang Kosong Hitam di Atas Putih
By Lee Thea.
MinYoon (GS).
And other pairings.
Bangtan Boys belongs to God, Big Hit Ent. and their parents.
#
(1) Tropical Orgasm : Campuran vodka, rum rempah, dan beberapa bahan lain.
(2) Don : Sebutan untuk bos mafia dalab Bahasa Italia.
A.n : Halo, Lee Thea kembali lagi.
Terimakasih untuk review di fanfic-fanfic sebelumnya.
Saya menyadari ada beberapa dari reader yang kurang paham dengan bahasa yang berat, jadi saya mencoba untuk menurunkan tingkat kebahasaannya. Apakah terlalu berbelit-belit? Katakanlah, saya dengan senang hati akan memperbaikinya.
Ini pertama kali saya membuat multichapter. Sepertinya akan update sedikit lama dikarenakan ujian masuk universitas sudah di depan mata. Doakan saya agar sehat selalu dan menjalankan ujian dengan baik, supaya bisa melanjutkan fanfic ini. Mohon bantuannya, readers yang terhormat.
Terimakasih banyak, seperti biasa, your reviews are valuable for me.
