Nanda : Moshi...Moshi... Minna, Nanda kembali lagi membawakan Fic buatan saya... Saya berharap semua membacanya.. :3

Good Bye Gouenji-kun

Disclaimer : Inazuma Eleven Level-5 (c)

Rate : K+ semi T

Genre(s) : Spiritual, Hurt/comfort (entahlah... :D)

Warning(s) : Tidak layak baca, kadang ada Typo atau lebih, ada bagian yang di dramatisir, judul dengan ceritanya ga nyambung, banyak OOC, capslock ada yang jebol, hati-hati kadang ada ungkapan perasaan (yaoi dikit),Chara death dan lain-lain.

.

.

.

Selamat Membaca!

.

.

.

Di pagi yang cerah, kicauan-kicauan burung terdengar.

Sinar matahari yang merambat masuk, melewati celah-celah fentilasi.

Angin sejuk berhembus pelan di pagi hari.

Embun pagi masih hinggap di dedaunan.

Dan...

(Shirou POV)

Halo, salam kenal semuanya. Namaku Fubuki Shirou dan kakak dari Fubuki Atsuya, inilah kebiasaan kami.

"Aniki! Di mana sikat gigiku ?"Tanya Atsuya, dari kamar mandi dengan teriakannya ya ampun. Ini masih pagi, sudah teriak-teriak.

"Ada di dekat cermin bukan? Di dalam gelas.."Kataku yang menjawab dari dapur, sedang memasak untuk sarapan.

Suaranya tidak terdengar lagi? Berarti sudah dapat ya.

"Nee.. Aniki, bukankah ini masih pagi sekali ?"Tanya Atsuya sudah memakai atribut lengkap sekolah kami, yaitu Raimon Junior High.

"Iya, memangnya ada apa?"Tanyaku balik kepadanya, sambil menaruh roti bakar untuk sarapan.

"Tidak, hanya mengatakan itu saja,"Katanya lalu langsung memakan sarapannya.

*Waktu Sarapan.*

Yah.. Kami, harus berjalan ke sekolah dengan waktu sekitar 30 menit. Kami pindah dari Hokaido ke Tokyo dikarenakan sekolah kami. Yuup.. Sudah sampai di sekolah.

"Dah, Aniki. Aku pergi ke kelas dulu," ucap Atsuya sambil melambaikan tangannya kepadaku. Dia berlari ke kelasnya, 1-1. Sedangkan aku berjalan ke kelasku, 2-2.

Jika kalian semua bertanya kenapa Atsuya masih kelas satu, itu semua karena dia pernah koma selama satu tahun. Waktu yang terlalu lama untuk koma.

Aku mulai masuk ke dalam kelas, yang langsung disambut oleh teriakan Tsunami..

"Hoi.. Shirou! apakah kau sudah mengerjakan pr kimia itu?"Tanya temanku Tsunami. Yah, dia memang dikenal adalah murid yang paling tidak suka mengerjakan pr di rumah.

"Sudah," jawabku singkat, sambil menaruh tas di bangku milikku.

"Boleh aku lihat?" tanyanya dengan mimik wajah memelas.

Aku tertawa kecil. "Baiklah," jawabku, lalu menyerahkan buku pr kimiaku kepadanya. Dia tersenyum lebar, aku tahu itu maksudnya tanda terima kasih.

"Shirou, kau sudah dengar belum?" tanya Kazemaru, yang duduk di sebelahku.

Aku memandangnya heran. "Belum, memangnya ada apa?" tanyaku.

"Kemarin ada kecelakaan pesawat dari Jerman menuju Jepang, dan-"

Perkataan Kazemaru terputus oleh bel sekolah berbunyi menandakan masuk. Huh, padahal aku penasaran apa yang ingin disampaikan Kazemaru.

*Waktu pulang.*

Aku masih penasaran, sebetulnya Kazemaru itu ingin bilang berita tentang apa sih? Tapi, kenapa perasaanku aneh begini yah. Atau jangan-jangan terjadi sesuatu...

"Nee... Aniki, ada apa denganmu?"Tanya Atsuya, yang baru saja membuyarkan lamunanku.

"Eh.. Tidak ada apa-apa kok, aku hanya memikirkan pr saja."Kataku yang berbohong agar tidak di curigai olehnya.

"Um.. Aku yakin Aniki tidak memikirkan tentang pr, jika itu benar-benar yang di pikirkan Aniki. Mengapa Aniki tampak gelisah, khawatir, dan serius begitu?"Tanya Atsuya, yang berhasil memergoki ku.

"Ano...um.. itu.. Itu benar kok, aku sedang memikirkan pr yang sulit."Kataku yang mencoba mengelak lagi dari Atsuya, dan akhirnya dia hanya mengatakan 'oh'.

Aku ingin jalan-jalan, tetapi belum sampai rumah. Mengapa rasanya saat ini waktu berjalan lambat sekali ya? Atau mungkin itu hanya perasaanku saja. Ah, sudahlah.

"Aniki!"Teriak Atsuya, yang sekali lagi membuyarkan lamunanku.

"Ada apa, Atsuya?"Tanyaku yang menengok ke belakang, dan terlihat dari raut mukanya bahwa Atsuya sedang khawatir sekarang.

"Aniki ini, bagaimana sih. Untung saja, aku teriak jika tidak Aniki akan tertabrak."Katanya lalu menghela nafas, tunggu dia bilang tertabrak? Berarti, ya ampun. Aku saking seriusnya tidak memikirkan keselamatan sendiri saat menyebrang.

*Sampai di rumah, lalu setelah ganti baju.*

"Aniki rapih sekali, ingin kemana?"Tanya Atsuya, yang aku lihat sepertinya sedang mengerjakan pr. Atsuya kau rajin ya, nanti Aniki beri hadiah deh.

"Eh.. Aku ingin jalan-jalan sebentar."Kataku , lalu mengenakan sepatu.

"Hati-hati, jangan kebanyakan melamun. Dan jangan pulang lebih dari jam 10 malam ya."Katanya yang mengantarku ke depan pintu rumah, Atsuya sejak kapan sifatmu menjadi ke ibuan begini.

"Iya."Jawabku dengan senyum, lalu keluar dari rumah.

Nah, sekarang aku sudah sampai di taman. Mau apa? Aku bingung, aku jalan-jalankan hanya untuk refreshing saja. Otak ku sepertinya perlu udara segar, nee.. Apa itu Kazemaru?

"Kazemaru, kau ingin kemana? Mengapa membawa bunga tulip putih?"Tanyaku kepada Kazemaru, dan terlihat dari mukanya bahwa dia kaget.

"Eh.. Shirou, aku ingin menjenguk teman kita."Katanya yang agak terlihat sedih.

"Nee.. Teman kita, apa aku boleh ikut?"Tanyaku kepadanya, sekalian saja. Kalau dia bilang 'teman kita' berarti temanku juga.

*sesampainya di rumah sakit, dan di kamar no.117*

Saat, aku memasuki ruang itu dan saat itu juga hatiku sakit. Dan sekaligus terkejut.

"Maaf ya Shirou, kami tidak memberi tahumu. Itu karena, Endou bilang jangan beritahu dulu. Dia takut kau terkejut. Dan kami juga tidak mau, nantinnya kau jadi terpukul."Kata Kazemaru, yang sepertinya mengkhawatirkanku.

"Terima kasih.. Tetapi, sebaiknya kalian memberitahuku. Aku tak akan apa-apa kok."Kataku yang masih menatap seorang Gouenji Shuuya yang tertidur pulas di sebuah kasur rumah sakit.

Mengapa dia bisa begini, mengapa semua orang tidak memberi tahuku lebih cepat? Gouenji, kasihan sekali dirimu jika aku bisa mengubahnya saja. Pasti, kau tidak akan seperti ini.

Eh, apa tadi aku memikirkannya?

Shirou, apa yang kamu pikirkan. Tidak boleh, dia itu temanmu sendiri. Teman setimmu

"Shirou, ada apa denganmu?"Tanya Kazemaru yang menghilangkan lamunanku.

"Eh.. Tidak, aku hanya berpikir. Bagaimana Gouenji bisa seperti ini?"Tanyaku dengan nada yang biasa agar tidak di curigai, sekali salah langka maka aku akan tertangkap basah.

"Gouenji, dia seperti ini karena kecelakaan pesawat. Tetapi, untung saja dia hanya terluka. Yah.. Walau luka itu mengenai bagian kepalanya, sehingga dia sekarang dalam keadaan koma."Kata Kazemaru, yang menampangkan wajah sedihnya lagi.

"Apa yang lain sudah menjenguk?"Tanyaku kepada Kazemaru, lalu dia melihat kearahku.

"Tentu sudah, tinggal kau saja yang belum. Memangnya ada apa?"Tanya Kazemaru.

"Jadi, termasuk Atsuya sudah menjenguknya."Kataku yang sudah mencapai puncaknya untuk marah, tetapi ku tahan karena ada yang lebih penting.

"Tentu sudah, dia juga merencanakannya bersama kami. Ini demi keselamatan jantungmu."Kata Kazemaru, dan dia menaruh nada jail di kata 'jantungmu'

"Memangnya ada apa dengan jantungku?"Tanyaku kepadanya, dan disambut dengan muka yang bingung dari Kazemaru. Kena kau sekarang.

"Tidak, kami hanya takut nantinya kau punya penyakit jantungan."Katanya yang sekali lagi aku gagal memergokinya. Harus kuakui, bahwa Kazemaru itu pintar.

"Nee.. Kazemaru."Kataku yang memanggil nama Kazemaru, dan melihat kearah Gouenji dengan tatapan sedih.

"Ya, Shirou."Katanya yang sambil melihat ke arahku lagi.

"Apakah Gouenji, akan bangun lagi?"Tanyaku yang membuat Kazemaru kaget, lalu karena reflek aku menutup mulutku dan menggeleng-gelengkan kepalaku.

Ampun Shirou! Bagaimana bisa kata-kata itu keluar dari mulutku. Aduh..Aduh... Mengapa aku jadi berpikiran kalau Gouenji akan mati, atau perasaanku ini yang mengatakannya?

"Shirou.. Aku yakin Gouenji akan bangun lagi. Endou juga pasti bilang begitu."Kata Kazemaru yang tersenyum.

"Terima kasih, Kazemaru."Kataku sambil memegang dadaku, yang entah mengapa dari tadi terasa sakit.

*Di persimpangan jalan*

"Nee.. Shirou, mau aku antar pulang?"Kata Kazemaru yang menawarkan untuk menemaniku pulang. Aku tahu sekarang sudah malam, tetapi aku kan juga tidak terlalu lemah. Memangnya aku perempuan apa.

"Tidak, terima kasih. Aku bisa pulang sendiri."Kataku yang tersenyum manis kepada Kazemaru, lalu aku melanjutkan perjalananku menuju rumah.

Sepi.. Sunyi, hanya ada suara kakiku dan sinar lampu jalan yang menerangi jalanan. Hah.. Aku tak habis pikir Gouenji, dia koma. Dan teman-temanku tidak memberitahuku, sebetulnya jika memberitahuku lebih cepat aku tidak apa-apa. Tapi.. Mereka khawatir kepadaku, sehingga tidak memberi tahuku.

"Aniki! Aku cari-cari, dari mana saja. Ini sudah lewat jam 10, aku sangat khawatir."Kata Atsuya yang entah darimana lalu memelukku dengan erat. Sudah lewat jam 10 ya? Maaf, ya.

"Maaf, ya Atsuya. Aniki telah membuatmu khawatir, tadi aku habis dari rumah sakit."Kataku, lalu Atsuya melepaskan pelukannya berganti dengan muka bingung. Lalu, sambil berjalan menuju rumah.

"Menjenguk siapa?"Tanya Atsuya kepadaku, sambil memasukan tangannya ke kantung jaketnya.

"Gouenji, dia koma."Kataku, terlihat dari mukanya dia biasa saja.

"Gouenji.. Berarti, Aniki sudah tahu ya. Sebetulnya, aku tidak ingin ikut-ikutan merahasiakan itu. Tetapi, Endou khawatir sekali kepada Aniki. Jadi, aku ikut saja."Katanya yang sekarang tersenyum.

Yuupp, Akhirnya sampai di rumah yang nyaman dan hangat. Aku ingin langsung ke kamar, tapi..

"Nee.. Aniki, belum makan kan?"Tanya Atsuya, lalu dia pergi ke dapur.

"Bagaimana kau tahu?"Tanyaku kepadanya, dengan muka bingung.

"Tentu, aku tahu. Perut Aniki, saat di jalan berbunyi. Mandilah dulu, pakai air hangat."Kata Atsuya yang sedang memasak um.. Sepertinya, dia memasak Miso Ramen. Baiklah aku mandi dulu.

*Selesai mandi*

"Aniki, sudah selesai mandi. Ayo makan sini."Kata Atsuya yang mengajak ku makan, tunggu biasanya dia menyeretku. Ada apa dengannya? Mengapa dia berubah begini?

"Iya, baiklah."Kataku lalu duduk di seberangnya, dia hanya memperhatikanku saja. Dengan memiringkan kepalanya? Ada apa dengannya, mengapa sepertinya akhir-akhir ini dia bertingkah seperti seseorang yang aku kenal.

"Nee.. Ada apa? Ayo makan Aniki, nanti keburu dingin loh."Katanya, aku melanjutkan acara makanku tapi... Aku, tidak bisa berhenti menatap Atsuya yang lama-kelamaan gayanya semakin imut saja.

Biasanya kan, dia sangat tidak suka gaya itu. Mengapa dia jadi begini? Aduh kerasukan roh apa kau nak?

"Aniki, ayo makan. Kalau tidak mau makan juga, nanti aku suapin ya?"Tanya Atsuya, dan otomatis hampir membuat aku melempar mangkuk makananku. Ya ampun, Atsuya kamu ini kerasukan roh siapa sih? Kok, jadi begini. Ya ampun.. Aku takut.

"Er.. Tidak, terima kasih Atsuya. Aniki bisa makan sendiri kok."Kataku yang tersenyum walau aku paksa, karena Atsuya yang menatapku dengan imutnya.

"Nah.. Sudah habiskan, sini biar aku yang cucikan mangkuknya."Katanya yang beranjak dari tempat duduknya, lalu mencuci mangkuk itu di wastafel dekat penggorengan.

"Mau aku temani?"Tanyaku kepada Atsuya, dia menggeleng.

"Tidak usah, sebaiknya Aniki tidur saja."Katanya, karena dia bilang begitu baiklah aku tidur..

(Normal POV)

Keesokan Harinya, burung-burung kembali berkicauan.

Embun pagi yang masih hinggap di dedauan, masih ada seperti kemarin.

Sinar matahari masih merambat masuk melewati fentilasi dan sela-sela dari jendela.

Tetapi, ada yang berbeda..

Akhir dari Chapter 1, bersambung...

Nanda : Review please.. :3, Terima kasih telah membaca. Dan maaf, jika dari salah satu bagian genre-nya atau dua-duanya tidak terlalu terasa di chapter ini...