Disc:

Naruto: Masashi Kishimoto

Shingeki No Kyojin: Hajime Isayama

.

.

.

Pairing: Uzumaki Naruto x Historia Reiss/Christa Renz

Genre: adventure/romance

Rating: T

Setting: zaman Heian (zaman kerajaan jepang kuno)

Senin, 12 Juni 2017

.

.

.

Fic request for SilverF

.

.

.

NINJA RAHASIA PELINDUNG SANG PUTRI

By Hikasya

.

.

.

Chapter 1. Surat cinta untuk putri

.

.

.

Pandangan teduh saffir biru itu selalu tertuju pada seorang gadis berambut pirang yang mengenakan kimono biru itu. Gadis berambut pirang dan bermata biru diketahui bernama asli Historia Reiss, atau lebih dikenal sebagai Christa Renz, seorang putri Kaisar yang sedang menyamar menjadi rakyat biasa, mencoba hidup berbaur dengan rakyat-rakyatnya yang tinggal di sebuah desa bernama Konoha ini.

Lalu pria berambut pirang jabrik dan bermata biru yang memandang Historia itu, diketahui bernama Uzumaki Naruto, seorang pengembara yatim piatu yang tinggal menetap di desa Konoha ini dan memilih menjadi seorang ninja rahasia yang bekerja sebagai bawahan Kaisar. Dia menjadi orang kepercayaan Kaisar yang selalu ditugaskan untuk melakukan misi rahasia, yang hanya diketahuinya bersama kelompoknya dan sang kaisar.

Di siang hari seperti ini, dia menyamar sebagai rakyat biasa. Selalu mengenakan kimono jingga yang diikat obi hitam di pinggangnya, celana panjang hitam, dan sendal hitam kayu bertali. Sarung tangan hitam tampak menutupi kedua tangannya. Juga kain hitam juga melingkari kepalanya.

Begitulah penampilan sehari-harinya jika tidak bertugas sebagai ninja.

Siang terik seperti ini, dia berdiri terpaku di antara keramaian orang-orang. Memandang Historia dari kejauhan. Dalam diam yang abadi, tidak berani untuk mendekati Historia, meskipun kesempatan itu ada, tapi hal itu mustahil untuk dilakukan. Sebab ada seorang gadis berambut hitam dan bertubuh tinggi, yang selalu ikut menemani Historia pergi.

Gadis berambut hitam yang diketahui bernama Ymir, pengawal pribadi Historia yang ikut menyamar menjadi rakyat biasa.

Naruto ingin mendekati putri Kaisar itu, karena dia sudah jatuh cinta pada putri Kaisar itu sejak pertama kali bertemu dengan putri Kaisar itu. Dia ingin mengenal Historia lebih dekat, dengan cara berteman. Tapi, dia tidak bisa melakukan semua itu karena takut terhadap Ymir yang akan selalu bertindak keras padanya. Sering juga Ymir menghajarnya habis-habisan karena dia ketahuan mendekati Historia secara diam-diam hingga dirinya berakhir babak belur.

Tidak mau kejadian yang sama terulang kembali padanya untuk kedua kalinya, Naruto mengambil inisiatif untuk menjaga jaraknya dari Historia. Walaupun Historia sering berpapasan dengannya di jalan, pasti Ymir akan menghalangi Historia agar tidak memberikan senyuman padanya. Lalu Ymir memberikan deathglare padanya sehingga dia tersandung batu dan menabrak pejalan kaki lainnya. Alhasil, pejalan kaki itu akan ikut terjatuh bersamanya dan mengundang semua orang menertawainya.

Sungguh, kejadian konyol yang tidak pernah bisa dilupakan. Naruto mengakui itu. Tapi, perasaan cintanya pada Historia semakin besar. Tidak sanggup lagi untuk memendamnya terlalu lama. Menuntunnya untuk melakukan sesuatu agar Historia mengetahui perasaannya yang sebenarnya.

Atas dukungan teman-teman ninjanya, Naruto mendapatkan keberanian itu. Teman-temannya menyarankannya untuk membuat surat cinta agar Historia bisa tahu isi hatinya yang sesungguhnya. Dia mengerti itu dan mencoba menulis surat cinta itu dengan dibantu oleh satu teman ninjanya.

'Baiklah, aku serahkan saja surat ini pada Historia-sama sekarang juga,' batin Naruto yang mengeluarkan sebuah gulungan kertas dari balik baju kimono jingganya.

Dia celingak-celinguk sebentar lalu menemukan seorang anak laki-laki berusia sekitar 9 tahun, berjalan santai menuju ke arah yang berlawanan dengannya.

Dipanggilnya anak laki-laki itu.

"Hei, kau!"

Anak laki-laki berambut hitam itu menghentikan langkahnya, ketika merasa dirinya ditunjuk oleh Naruto. Dia celingak-celinguk karena kebingungan dan menunjuk dirinya sendiri.

"Eh? Aku maksudnya ya, Nii-san?"

"Ya, kau."

Anak itu datang mendekati Naruto.

"Ada apa?"

Naruto menyerahkan gulungan kertas itu pada anak itu.

"Apa kau bisa memberikan gulungan ini pada kakak cantik itu?"

Anak itu terdiam sebentar saat menerima gulungan itu. Kemudian memandang ke arah yang ditunjuk Naruto.

"Kakak cantik yang mana?"

"Yang berambut pirang itu."

"Oh, Christa Renz itu."

"Iya. Kau mengenalnya?"

"Ya, aku mengenalnya karena kakak itu suka membantuku. Dia sangat baik. Aku senang karena dia menganggapku sebagai adiknya sendiri."

"Oh, begitu."

"Jadi, Nii-san ingin memberikan gulungan ini pada Christa-nee?"

"Iya."

"Baiklah, aku akan menyerahkannya sekarang."

DRAP! DRAP! DRAP!

Anak itu berlari-lari kecil melewati orang-orang yang lalu-lalang di jalanan itu. Naruto memperhatikannya dengan seksama.

Begitu di dekat Historia yang sedang berbicara dengan kelompok gadis muda, anak laki-laki itu menarik-narik lengan kimono yang dipakai Historia.

"Nee-san... Nee-san..."

Historia menoleh dan tersenyum senang karena bertemu dengan anak itu.

"Ah... Hei, Konohamaru rupanya. Ada apa ya?"

Dengan cepat, anak laki-laki yang diketahui bernama Sarutobi Konohamaru itu, memberikan gulungan kertas itu pada Historia.

"Ini... Ada titipan dari kakak tampan itu."

"Titipan dari kakak tampan?"

"Iya. Dia berdiri di sana, Nee-san."

Konohamaru dengan polos menunjuk ke tempat dimana Naruto berdiri tadi. Historia juga melihat ke arah yang ditunjuk itu. Tapi...

DOOONG!

Tidak ada. Naruto tidak ada di mana-mana. Entah kemana perginya.

"Lho... Kemana perginya kakak tampan tadi?" Konohamaru sweatdrop di tempat.

"Ah, mungkin dia sudah pergi," Historia memperhatikan keadaan sekitar.

"Ya sudahlah. Pokoknya Nee-san terima saja surat ini."

"Baiklah. Terima kasih ya."

"Sama-sama. Aku pergi dulu. Sampai jumpa, Nee-san."

Konohamaru segera berbalik dan pergi usai menyerahkan gulungan itu pada Historia. Historia menggenggam gulungan itu di tangan kirinya, sementara tangan kanannya digunakannya untuk melambai pada Konohamaru. Dia tersenyum dengan wajah yang sangat berseri-seri.

Ymir memperhatikan mereka sedari tadi, dia menyudahi pembicaraannya dengan temannya. Lalu berjalan pelan mendekati Historia.

"Ada apa, Christa-san?"

Dia memanggil Historia dengan sebutan "Christa-san" jika masih menyamar seperti ini. Historia hanya menjawab dengan enteng.

"Konohamaru memberikan sebuah gulungan padaku."

"Gulungan?"

"Iya. Aku tidak tahu isinya apa. Tapi, aku akan melihatnya di rumah nanti."

"Oh, begitu."

"Bagaimana kalau kita pulang saja sekarang?"

"Baiklah...," Ymir mengangguk tegas."Aku akan memasak buat makan siangmu. Kau menunggu saja di kamarmu."

"Ya, Ymir-san," Historia mengangguk dan melambaikan tangannya pada teman-teman perempuannya itu."Dah, semuanya. Aku pulang dulu ya."

"Dah, Chris-chan! Hati-hati di jalan!"

Semua temannya menyahut bersamaan dan ikut melambaikan tangan kanan masing-masing. Ymir hanya tersenyum.

Sang putri dan pengawalnya pun beranjak dari sana. Meninggalkan jalanan desa yang semakin ramai saja.

.

.

.

Tiba di kamarnya yang sangat luas, Historia segera duduk bersimpuh di atas tatami. Di depannya, ada sebuah meja kayu yang beralaskan kain hijau yang sangat tebal. Lalu membuka gulungan kertas yang diikat dengan tali itu.

SREK! SREK! SREK!

Tidak membutuhkan waktu yang lama, dia membuka gulungan kertas itu dan segera membaca tulisan huruf kanji kuno yang tertulis di gulungan kertas itu. Isinya seperti ini:

[Untuk Historia-sama.

Sejak pertama kali bertemu denganmu, aku merasa telah jatuh cinta padamu. Aku ingin mendekatimu dan mengenalmu, tapi aku tidak bisa melakukannya karena ada pengawalmu yang galak itu. Sehingga membuatku hanya bisa memandangmu dari jauh. Aku seperti penguntit yang selalu mengikutimu kemanapun kau pergi.

Ya, itulah yang bisa kulakukan. Aku sadar bahwa aku hanya rakyat biasa yang hanya mengagumimu dari jauh. Tanpa bisa memilikimu. Aku hanya bisa bermimpi seandainya aku memiliki keberanian yang besar, mencoba melamarmu di depan Kaisar. Aku ingin menjadikan kau istriku karena aku sangat mencintaimu.

Ah, itu hanya khayalan belaka yang tidak akan pernah terjadi di kehidupanku. Kita berbeda kasta. Kita tidak akan pernah bersatu. Tapi, biarlah aku mencintaimu hanya sebatas mimpi.

Dari seseorang yang mencintaimu.]

Begitulah, isi dari gulungan kertas itu. Historia tertegun setelah membacanya.

"Siapa ya yang menulis surat cinta ini untukku?" katanya setelah lama terdiam."Apa jangan-jangan si Uchiha Sasuke itu? Ah, tidak. Dia bukan tipe pria yang suka menulis surat cinta seperti ini. Jadi, siapa ya?"

Dia berpikir keras untuk menentukan siapa pria yang telah mengirimkan surat cinta ini padanya. Dia menebaknya dari sekian pria-pria yang mencoba mendekatinya. Tapi, pada akhirnya, dia tidak menemukan jawabannya hingga Ymir memanggilnya.

"Christa-san! Ada orang yang mencarimu!"

"Siapa?"

"Sakura."

"Sakura?"

"Iya."

"Tunggu sebentar. Aku segera datang ke sana."

Dengan tergopoh-gopoh, Historia bangkit berdiri dari duduknya. Gulungan kertas tadi disembunyikannya di bawah tatami-nya. Dia berjalan cepat dan menggeser pintu kamarnya dari samping. Lalu pintu kamarnya ditutupnya dengan bunyi yang pelan.

Setelah itu, dia berjalan cepat menuju keluar rumahnya yang berarsitektur jepang tradisional, untuk menemui Haruno Sakura yang telah menunggunya di luar sana.

.

.

.

Di tempat lain, tepatnya di atap rumah seorang warga biasa.

Tampak beberapa pria berusia sekitar 19 tahun, berkumpul di puncak bangunan yang berarsitektur jepang kuno. Tampak Naruto yang duduk santai bersama mereka.

Salah satu dari mereka, pria berambut hitam dan ada tato segitiga merah terbalik di dua pipinya, duduk di atas punggung anjing raksasa peliharaannya, bertanya pada Naruto.

"Hei, Naruto."

"Uhm... Apa?"

"Apa kau sudah menyerahkan surat cinta itu pada Historia-sama?"

"Sudah."

"Lalu?"

"Lalu aku langsung kabur begitu anak laki-laki itu menyerahkan surat itu pada Historia-sama."

"Hah!?"

Kiba ternganga habis. Semua temannya juga ternganga sepertinya.

Melihat ekspresi teman-temannya begitu, Naruto menunjukkan wajah bingungnya.

"Kenapa reaksi kalian begitu?"

"Habisnya kenapa kau malah kabur sih!? Dasar, kau penakut!"

"Apa katamu, Kiba!? Aku ini bukan penakut, tahu!"

"Hei, bukan apa namanya, kalau bukan penakut!?"

"TUTUP MULUTMU, KIBA! ATAU KAU..."

Belum sempat, Naruto meneruskan perkataannya, datanglah pria berambut raven yang mencegat Naruto agar tidak menyerang Kiba. Orang-orang terkejut dengan kedatangannya yang begitu tiba-tiba.

"Uchiha Sasuke!"

Ya, dialah Uchiha Sasuke yang memimpin kelompok ninja rahasia yang dibawahi sang Kaisar. Dia selalu datang tiba-tiba dengan kerennya, hingga mengundang beberapa anggotanya tidak suka melihatnya. Terlebih bagi Naruto, yang notabene memang suka bermusuhan dengannya - karena Sasuke juga menyukai Historia.

"Hei, hentikan! Siang-siang begini, jangan tunjukkan kemampuan kalian itu. Apa kalian tidak ingat perkataan Kaisar waktu itu?"

Semuanya mengangguk paham kecuali Naruto yang merengut.

"Ya, kami paham... Ketua Sasuke," sahut pria berambut hitam yang diikat satu seperti bentuk nenas, Nara Shikamaru.

"Musuh-musuh akan mengetahui kita dengan mudah jika kita mengeluarkan kemampuan khusus kita sebagai ninja rahasia," tambah pria berbadan gendut, Akamichi Chouji.

"Ngomong-ngomong, kenapa ketua menemui kami di sini?" pria berambut hitam yang diketahui bernama Aburame Shino, ikut bertanya.

"Iya. Apa ada misi lagi dari Kaisar?" Kiba juga ikut bertanya.

Sasuke bersidekap dada dan berdiri tegap di samping Naruto.

"Ya, ada misi lagi dari Kaisar."

"Misi apa itu?" Naruto pun bersuara juga.

"Misi... Membunuh para mata-mata Kumo yang berkeliaran di desa ini."

"...!"

Semuanya membelalakkan kedua mata masing-masing. Sasuke pun menambahkan.

"Dan target mereka adalah membunuh anak Kaisar, Historia Reiss itu."

"...!?"

Kembali mereka kaget. Naruto merasa panik sekali.

"Historia-sama terancam bahaya! Kita harus segera melindunginya dari mata-mata Kumo itu!"

"Tenang saja, Naruto. Jangan panik begitu."

"Aku tidak akan bisa tenang sebelum aku berhasil membunuh mata-mata itu!"

BETS!

Naruto segera menghilang saat melompat ke udara. Teman-temannya merasa panik karenanya.

"Gawat! Naruto malah pergi sendirian!"

"Bisa-bisanya dia bertindak egois seperti itu."

"Aku takut karena kecerobohannya itu, akan membuat para musuh mengetahui jati diri kita yang sebenarnya."

"Cepat! Cari Naruto sebelum dia bertindak terlalu jauh!"

"Baik, ketua!"

Maka semuanya pun melesat terbang dan menghilang di tempat itu. Meninggalkan kesunyian yang tidak berujung.

.

.

.

Di gang di antara dua bangunan berarsitektur jepang kuno, tiga orang tampak berdiri di sana. Mereka berpakaian biasa seperti rakyat-rakyat zaman kerajaan jepang kuno pada umumnya, sedang membicarakan sesuatu yang sangat penting.

"Apa kau tahu di mana Historia Reiss itu berada?"

"Menurut informasi yang kudapat, Historia Reiss itu tidak ada di istana itu. Tapi, dia sedang pergi ke suatu tempat."

"Dia pergi kemana?"

"Entahlah. Yang pasti dia masih berada di wilayah desa ini."

"Kita harus segera membunuhnya."

"Ya, itulah yang diinginkan oleh Kaisar kita."

Ketiganya saling tersenyum sinis dan segera menghilang dari tempat itu. Keberadaan mereka tidak dicurigai oleh penduduk sekitar. Hanya para ninja rahasia yang bisa mengendus keberadaan mereka itu.

Di tengah jalan desa yang dipenuhi orang-orang itu, tampak Naruto yang berlari cepat sambil melewati orang-orang itu. Dia sangat mencemaskan keadaan Historia.

'Historia-sama, aku akan melindungimu, meskipun nyawaku taruhannya,' batin Naruto bertekad keras di dalam hatinya.

Sementara teman-temannya sedang mencarinya dari puncak bangunan-bangunan tradisional itu, lalu menemukannya yang berlari di bawah sana.

"Itu dia!" tunjuk Kiba dengan suara yang keras."Naruto ada di bawah sana!"

"Tahan dia, teman-teman!" seru Sasuke yang melompat langsung ke bawah.

"Yaaaa!" sahut semuanya.

SYAAAT! SYAAAT! SYAAAT!

Mereka muncul tiba-tiba di depan Naruto. Mengejutkan semua orang di jalanan itu.

"Kalian?" Naruto memasang wajah bosannya karena tidak terkejut sama sekali."Kenapa kalian malah mencegatku, hah?"

"Teman-teman, tangkap dia!"

BETS! BETS! BETS!

Tanpa aba-aba lagi, mereka mengeluarkan tali tambang yang didapatnya dari kantong kulit yang terpasang di samping obi mereka. Kemudian membentuk formasi tertentu dan mengikat tubuh Naruto dengan tali tambang masing-masing.

Alhasil, adegan ini membuat orang-orang ternganga melihatnya.

"APA-APAAN INI!?" Naruto membelalakkan kedua matanya dan menunjukkan wajahnya yang garang."LEPASKAN AKU!"

Suara Naruto sangat keras menggema dan mengguncang tempat itu. Memecahkan gendang telinga bagi orang-orang yang mendengarnya.

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Fic request untuk SilverF sudah jadi.

Ya, beginilah ceritanya.

Jadi, bagaimana pendapatmu tentang cerita ini?

Terima kasih banyak ya karena sudah membacanya.

Bye.

Senin, 12 Juni 2017