Di dalam dunia ini, ada dua hal yang diperebutkan oleh seluruh manusia yang bahkan mampu membuat mereka saling mengincar, menjatuhkan dan membunuh satu sama lain; uang dan kekuasaan.
Namaku adalah Kim Jongin. Aku adalah seorang Omega, yang merupakan kasta paling bawah di lingkungan sosial manusia era ini. Aku tidak tahu siapa yang memulai sistem Alpha, Beta dan Omega. Namun, siapapun itu orangnya. Aku sangat ingin meretakkan tulang hidung atau tengkoraknya.
Savage
Summary : Oh Sehun is a sexy dangerous mafia Alpha.
Rated M
Warnings for sexual content, dirty talk, violence, and lots of things
a/n this a/b/o universe and Italian mafia fiction
Prolog : Omerta
Sebagai seorang Omega, sudah kodratku untuk tunduk pada Alpa dan berlaku submissive bahkan kepada Beta. Mungkin, kebanyakan Omega berpikir kalau menjadi baik, penurut dan tak pernah membangkang adalah suatu hal yang seharusnya mereka lakukan. Suatu hal yang menunjukkan kalau mereka adalah Omega yang baik. Omega yang pantas untuk dibawa pulang oleh Alpha kaya raya yang usianya dua kali lipat dari omega tersebut.
Beberapa Omega berpikir kalau mungkin itulah takdir terbaik mereka. Mereka berpikir kalau tidak ada lagi jalan hidup yang mampu mereka dapatkan selain berakhir menjadi Omega kesekian milik seorang pria tua hidung belang. Mereka jelas putus asa dan lebih takdir itu daripada berakhir menjadi budak yang diperjual-belikan.
Jujur saja, Aku lebih memilih untuk mati. Daripada berakhir bersama seorang pria tua yang menuntut seks setiap malam dan menjadikanku simpanan kesekiannya.No-fucking-way. Itu bukan jalan hidup ataupun takdir yang pantas untuk kudapatkan atau Omega lain dapatkan.
Kami pantas untuk mendapatkan hidup yang lebihbaik.
Ketika, aku membuka kulkas untuk memanaskan makanan. Aku baru menyadari kalau seluruh makananku sudah dikuras habis oleh Taemin, sahabat Beta-ku, beberapa hari yang lalu. Aku langsung membanting pintu kulkas merasa begitu lapar dan jengkel. Ini perasaan yang membuatku teringat akan masa 'in heat'-ku. Masa yang sangat menyiksa dan membuat para Omega mendapat julukan sebagai bitch in heat or slut. Karena sulit untuk dipungkiri, kami menang bertingkah seperti itu saat kami mulai memasuki masa in heat. Rasional, akal sehat, dan kewarasan seolah lenyap dan berganti menjadi nafsu, gairah, serta dorongan seksual yang menggebu-gebu. Masa ini biasanya berlangsung selama nyaris seminggu. Dan biasanya, aku selalu mengurung diri di dalam kamar apartemenku dengan bantuan dildo dan lube.
Aku tidak ingin membahas masa terburuk dalam hidupku itu. Intinya, aku sangat membenci masa in heat yang bisa membuatku berakhir antara diperkosa atau hamil tanpa ada yang mau bertanggungjawab.
Oke, just for you know, Omega laki-laki pun bisa hamil dan melahirkan bayi yang sehat. Aku sendiri tidak tahu bagaimana , cara membuatnya, oke? Tapi, cara bagaimana bayi bisa berkembang di dalam tubuh Omega laki-laki. Mungkin, salah satu profesorku pernah menjelaskan. Tapi, siapa yang dulu? Aku bukan tipikal Omega yang menginginkan atau membesarkan anak. Dan lagipula, sudah lima tahun ini aku tidak berhubungan seks. Bukan karena tidak ada yang mengajakku, hanya saja aku tidak mau melakukannya.
Seks tidak senikmat yang mereka semua pikirkan.
Ketimbang berhubungan seks atau berkencan, aku lebih memilih menyibukkan diri dengan berbagai macam kasus Beta akhir-akhir ini. Walaupun, aku seorang Omega yang biasanya mendapat label sebagai housewives atau yang berperan untuk mengurus rumah serta anak. Aku berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai detektif investigasi bagian Beta di kepolisian pusat. Semua ini berkat rekomendasi yang universitasku berikan. Dan, fyi, aku ini lulusan Stanford Law School bagian Criminal Investigation & Forensic. Jadi, sulit bagi mereka untuk menolak rekomendasi khusus dari salah satu universitas terbaik di duniadengan alasan kalau pekerjaan ini tidak cocok bagi Omega sepertiku.
Aku ditempatkan di divisi Investigasi Beta yang artinya khusus hanya menangani kasus para Beta karena bisa dibilang bagian itu adalah divisi teraman. Tidak banyak Alpha yang bekerja dalam divisi ini karena biasanya mereka ditempatkan pada divisi penanganan kasus Alpha dan Omega. Kasus kekerasan, pembunuhan maupun pelecahan seksual adalah makanan sehari-hari para Alpha (yang menurutku tidak begitu bajingan) di divisi Investigasi &Forensik (I&F) untuk Omega. Sementara, kasus kekerasa sesama Alpha di bar adalah makanan para Alpha brengsek yang suka melebih-lebihkan hal sepele semacam itu di divisi I&F untuk Alpha.
Setelah, mengenakan trenchcoat dingin yang menggantung di dekat pintu. Aku segera beranjak keluar dari apartemen lalu mengunci pintu. Tidak terasa Desember sudah datang serta ornamen natal mulai dipasang di etalase beberapa toko di pusat kota. Aku dapat merasakan percikan semangat natal yang ternyata masih berada di dalamku. Sepertinya, tahun ini aku akan melewatkan natal bersama keluarga besarku. Semoga saja tidak ada kasus baru yang bisa menghancurkan rencana natalku itu. Aku benar-benar tidak ingin bekerja sepanjang liburan natal maupun tahun baru.
"Fuck you, Park. Just get out!" pintu apartemen di sampingku terbuka lebar dan seorang pria bertubuh jangkung ditendang keluar dari dalam apartemen. Pria jangkung dengan telinga aneh itu terbahak keras sama sekali tidak tersinggung oleh makian pria yang lainnya.
Aku tertegun sejenak. Seharusnya, aku cepat-cepat angkat kaki karena aku dapat mencium aroma khas Alpha dari arah mereka berdua. Dan, sungguh, itu bukan suatu pertanda yang bagus. Mengingat, para Alpha dapat menjadi sanga brengsek jika bertemu dengan Omega pria, sepertiku.
Terlambat, sebelum aku sempat berjalan pergi menuju tangga. Pria bertubuh jangkung itu menyadari keberadaanku, mungkin ia mencium aroma Omega-ku. Pria itu berbalik menghadapku, menatap lurus pada diriku membuatku mustahil untuk melarikan diri. "Wah, Sehun, ternyata tetanggamu adalah seorang Omega, yang jujur saja, lumayanmenarik," mata pria jangkung itu bergerak mengamatiku dari atas sampai bawah.
Dahiku mengernyit, mulutku sudah siap untuk mengeluarkan sindiran pedas darinya. Namun, lagi-lagi, timing tak berpihak padaku. Pria bernama 'Sehun' yang ternyata adalah tetangga baruku melangkah keluar dan ia tampak geram. Entah pada diriku atau pria jangkung itu. "Just go, you asshole. Beritahu ayah kalau aku akan mengurus semuanya. Dia tidak perlu pulang ke Korea,"
Pria jangkung itu tampaknya tidak akan bermain-main lagi. Ia mengambil langkah mundur sambil mengangkat kedua tangannya tanda menyerah."Oke, oke, tidak perlu membuang emosimu pada diriku, bos," meski, perkataannya jelas adalah sebuah gurauan. Dapat terdengar suatu rasa takut yang tersirat dari suaranya. Menunjukkan kalau Sehun itu adalah pemimpin yang cukup diseganinya.
Anehnya, aku masih terpaku di tempatku. Mengamati interakai dua Alpha yang bahkan tak kukenal. Tiba-tiba saja, pria bernama Sehun itu melirik ke arahku. Tatapannya jauh berbeda dari pria jangkung itu. Matanya mengilat dingin menunjukkan ketidaksukaannya pada segala macam hal yang ada di dunia ini. Ia menatapku cukup lama, membuatku menelan ludah berkali-kali dan keringat bercucuran jatuh membasahi punggungku. Suhu udara yang awalnya dingin terasa jauh lebih panas sekarang.
"Gosh, aku merasakan sexual-tension di sini!" seru pria jangkung itu lalu kembali terbahak keras. Sehun hanya melirik sepintas padanya. Pria itu tidak menyangkal atau bahkan peduli dengan apa yang pria jangkung itu katakan. Ia masih memasang wajah datar serta dingin yang sama ketika ia berbalik kembali padaku.
"Hai, namaku Oh Sehun. Aku adalah tetangga barumu," ia tidak membungkukkan tubuhnya. Ia tidak menanyakan siapa diriku. Ia hanya memperkenalkan dirinya seolah aku mesti tahu siapa orang yang kini menatapku dengan mata kosong.
"Umm, namaku Kim Jongin. Aku harap kau dapat merasa nyaman di sini," balasku dengan sedikit canggung.
"Tentu saja, dia akan merasa nyaman jika memiliki tetangga sepertimu," gumam pria jangkung itu. Aku mendelik tajam ke arahnya sama seperti apayang Sehun lakukan. Pria itu kembali mengangkat kedua tangannya sambil memasang cengiran bodoh.
Sehun menghela nafas. Sejenak, pria itu terlihat sangat letih. "Just go, Chanyeol. Tell my dad to stay out of my bussiness. I can take care of myself," untuk ukuran orang Korea, aksen bahasanya sangat fasih. Mungkin, ia sudah lama tinggal di luar negeri makanya tidak aneh kalau aksennya sebagus ini.
Kali ini, giliran pria jangkung yang bernama Chanyeol itulah yang menghela nafas. Tanpa bicara dan hanya melambaikan tangan sebagai salam perpisahan, ia melangkah menuju tangga apartemen. Sehun menatap kepergiannya beberapa saat sebelum ia masuk ke dalam apartemennya, sama sekali tidak bicara atau bahkan melirik ke arahku.
Pria itu benar-benar aneh dan memiliki aura berbahaya. Namun, untung saja ia bukan tipe Alpha kurang ajar seperti temannya itu. Aku yakin kalau kehadirannya di samping apartemenku tidak akan banyak membawa masalah.
Namun, entah mengapa aku memiliki firasat buruk. Dan biasanya firasatku itu tidak pernah salah.
.
.
"Jadi, bandar narkoba yang kita tangkap kemarin ini mengaku kalau ia memiliki koneksi dengan mafia Itali? Serius?" Baekhyun kemudian berdecak tak percaya. Memang rasanya sulit untuk memercayai perkataan orang teler seperti agen pemasok narkoba utama di Seoul itu. Namun, menurut bukti yang dibeberkannya serta tes kebohongan lewat deteksi detak jantung. Pria itu memang berkata jujur.
"Percaya atau tidak, hyung. Tapi, apa yang dikatakannya memang benar. Selama lima tahun ini, dinas kelautan mencatat adanya aktivitas keluar-masuknya kapal barang milik salah satu perusahaan Itali yang menanamkan saham cukup besar di Korea. Dan siapa yang tahu kalau kasus narkoba ini berhubungan dengan gembong mafia Itali?"
"Kalau memang benar begitu, ini sudah bukan pekerjaan kita. Pemerintah atau bahkan FBI lah yang harus turun tangan,"
"Tapi, apa salahnya kalau kita membantu?"
Salah satu alis Baekhyun terangkat naik. Pria tampak menahan tawa di ujung bibirnya. "Apa benar kau ini seorang Omega dan bukannya seorang Alpha?" tanya Baekhyun curiga.
Sebenarnya, aku tidak pernah suka membahas statusku sebagai Omega di tempat kerja. Namun, untuk beberapa orang yang cukup dekat denganku, aku anggap ini adalah sebuah pengecualian. "Aku berharap kalau aku ini benar-benar seorang Alpha yang menyamar menjadi Omega, hyung. Tapi, sayangnya, aku memang seorang Omega,"
"Well, kalau begitu, kau adalah Omega yang cukup hebat," puji Baekhyun. Pria itu tampak tulus mengatakannya.
"Thanks," balasku dengan senyum. Sebab hanya itu yang dapat kulakukan.
"Soo," Baekhyun mulai memainkan sebuah pensil di atas mejanya. Ekspresi wajahnya terlihat licik memberikanku firasat buruk. "kudengar kau memiliki tetangga baru? Dan katanya, seorang Alpha?"
Shit. Taemin benar-benar bermulut besar. "Umm, iya. Taemin bilang apa padamu?"
Kali ini, Baekhyun tidak bisa menahan tawanya lagi. Ia mengibaskan tangannya menandakan bahwa ia tidak mau menjawab pertanyaanku. Dasar. Mereka berdua sama-sama bajingan.
"Hei, aku baru saja mendapat email dari divisi Omega," ujar Baekhyun membuat perhatianku kembali padanya. Tidak biasanya divisi Omega mengirimkan email atau bahkan berinteraksi dengan divisi kami. Karena meskipun para Alpha dari divisi tersebut tidak begitu brengsek, mereka tetap menganggap divisi kami payah. Sebab kasus yang kami tangani tidak seintens atau se-wah milik mereka. "katanya mungkin saja kasus yang kita tangani berhubungan dengan kasus mereka. Ini soal mafia Itali itu," lanjut Baekhyun.
Setelah mendengar pernyataan tersebut, Baekhyun dan diriku langsung bergegas menuju gedung divisi Omega. Ketiga divisi terbagi menjadi tiga gedung dan dari semua gedung itu kuakui kalau gedung divisiku saja yang paling biasa. Sementara, gedung divisi Omega yang lebih sering dikunjungi oleh tamu spesial dari pemerintahan tampak jauh lebih berbeda. Begitu memasuki area divisi, aku dapat merasakan beberapa pasang mata Alpha yang mengikuti langkahku. Aku dapat mencium aroma mereka yang tampak terganggu dengan kedatanganku. Jujur saja, aku baru empat kali masuk ke dalam divisi Omega dan aku masih belum terbiasa dengan kesan unfriendly yang mereka berikan padaku.
Baekhyun menuntunku menuju ruang interograsi. Di dalam ruanganku, ada dua orang Alpha dan seorang Beta yang kukenal. Kris Wu, kepala divisi Omega. Choi Seung Hyun, detektif investigator utama. Dan Kim Minseok, bagian medical check-up bagi korban. Mereka sudah menunggu kami di kursi mereka masing-masing. Di dalam ruangan, terdapat sekat berupa kaca yang membatasi ruang interograsi dengan ruang pengamat. Aku dapat melihat seorang pria berambut cokelat yang menundukkan kepalanya di dalam sana. Pria itu terlihat pucat dan ketakutan. "Siapa dia?" tanyaku tanpa peduli untuk berbasa-basi atau berlaku sopan.
"Straight-forward as always," kata Kris tampak impresif.
Aku hanya balas menatapnya dengan kening mengerut. Sementara itu, Minseok yang merupakan salah satu rekan kerja terdekatku dengan sangat baiknya mau menjelaskan. "Namanya Lu Han. Dia adalah salah satu Omega yang berhasil kabur Omega trafficking (penjualan Omega). Dia bukan warga negara Korea. Dia bilang dia orang Cina. Tapi, yang membuat situasi ini menjadi sangat aneh adalah dia hanya bisa berbicara bahasa Perancis,"
"Lalu, apa yang menghubungkannya dengan mafia Itali serta kasus kami?" tanya Baekhyun. Good point, dude. Baru saja aku ingin menanyakan hal yang sama.
"Omertà, adalah kata pertama yang pria itu katakana pada kami," jawab Minseok.
"Kode keheningan tentang aktivitas kriminal dan penolakan untuk memberikan bukti kepada pihak berwenang. Ini kode yang biasanya digunakan oleh anggota mafia Italia sebagia bukti loyalitas," jelasku pada Baekhyun yang tampak kebingungan.
"Jadi, dia anggota mafia? Lalu, mengapa ia bisa berakhir di Omega trafficking?" tanya Baekhyun lagi.
"Itulah yang sedang kami cari tahu," tukas Seung Hyun.
Sejenak, aku dan Kris saling berpandangan. Dari cara pandangnya, aku dapat mengerti apa maksudnya menyuruh kami untuk ke sini. Ia memintaku untuk menginterograsi Lu Han karena kami sama-sama Omega. Dia berpikir Lu Han akan jauh lebih terbuka padaku. "Aku bukan tipe orang yang setengah-tengah. Kalau kalian sudah melibatkanku pada kasus ini sekarang, maka aku tidak ingin nantinya aku disingkirkan seolah aku tidak pernah terlibat lagi hanya karena I'm a fucking Omega, okay?"
Kris semakin terlihat impresif, Seung Hyun hanya tercenung kaget, sementara Minseok diam-diam tampak bangga padaku. "Deal, Jongin," kata Kris kemudian.
Dan, somehow, aku merasa cukup bangga dengan sifat membangkang. Masa bodoh kalau tidak ada Alpha yang menginginkan Omega sepertiku ini. Sebab aku sendiri pun tidak menginginkan Alpha manapun yang tidak mau menerima diriku apa adanya.
Aku tidak ingin mengubah diriku menjadi orang lain hanya karena statusku. Aku ingin menjadi diriku sendiri dan sampai kapanpun itu tidak akan pernah berubah.
.
.
"Bonjour!" sapaku setelah menutup pintu rapat-rapat.
Di dalam ruangan terdapat dua kamera yang merekam di sudut ruangan. Luhan mengangkat kepalanya, mungkin menyadari aroma Omega-ku, dan menatapku dengan sedikit tidak percaya. "Pouvez-vous parler anglais ou coréen?" (anda bisa berbicara inggris atau korea?)
Luhan membuka mulutnya, tapi ia kemudian menutupnya. Lalu, ia menggeleng. Oke, ini cukup aneh. "Combien de temps vivez-vous en Italie?" (berapa lama anda tinggal di Itali?)
Luhan tampak terkejut. Mungkin, karena aku mengetahui tempat asalnya. Lalu, dia menjawab dengan suara kecil, "Je suis né en Italie. Ma mère est le peuple chinois. Elle est une très belle femme chinoise." (Saya lahir di Itali. Ibuku adalah seorang Cina. Dia adalah wanita Cina yang sangat cantik)
"Qu'est-ce que vous êtes en vacances en Corée?" (Apa kau sedang berlibur di Korea?)
Aku berpura-pura bodoh dan tidak tahu kalau pria ini melarikan diri dari perdagangan Omega. Dahi Luhan mengernyit serta wajahnya mengeras. Pria itu kemudian menyeringai, lantas tak tampak sepolos sebelumnya. "Pourquoi avez-vous prétendre? Vous savez ce qui est arrivé à moi. Nous sommes à la fois une Omega. pour ce mensonge à l'autre?" (Mengapa kau harus berpura-pura? Kau tahu apa yang terjadi padaku. Kita sama-sama seorang Omega. untuk apa saling berbohong?)
"Okay, then, let's be honest with each other. Aku tahu kau bisa bicara bahasa Korea. Karena tidak mungkin kau melarikan diri dan bisa berhasil sampai ke kantor polisi kalau kau tidak bisa bicara bahasa Korea atau Inggris,"
Luhan bersandar pada bangkunya seraya menarik senyum licik. Ia menganggukkan kepalanya dengan bibir terkatup rapat. Ia mengerti apa yang kubicarakan. Ia tidak bisa membohongiku dengan wajah polos serta mata memelasnya. Aku tahu kalau Luhan tipe Omega yang bisa mengeruk sampai habis harta para Alpha hanya dengan wajah polosnya itu di atas ranjang. "Aku yakin kau tidak sedang melarikan diri juga. Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini?" tanyaku dengan nada mendesak.
"Untuk ukuran seorang Omega, kau terlihat lebih mirip seorang Alpha," Shit. Bahkan, aksen Korea-nya lebih lancar daripada Kris yang entah sudah berapa lama menetap di sini. Para Alpha idiot itu benar-benar dikelabui olehnya. "namun, sayangnya aromamu itu tidak bisa berbohong. Apa yang sebenarnya dilakukan Omega sepertimu di tempat ini? Apa karena tidak ada yang menginginkanmu makanya kau berakhir di tempat ini?"
Tanganku mengepal erat. Menahan aliran adrenalin untuk menghantamkan kepala jalang itu ke permukaan meja. Aku melirik sepintas ke arah kaca. Aku memang tidak bisa melihat mereka di luar sana. Namun, mereka dapat melihat dan membaca ekspresi 'aku tidak mau melakukan ini lagi' yang kuberikan pada mereka.
"Pertanyaan terakhir, putain. Apa yang sebenarnya kau lakukan di Korea?"
Luhan memajukan tubuhnya hingga wajah kami hanya berjarak beberapa senti. "Omertà. Aku tidak akan pernah bicara lagi dengan bajingan sepertimu,"
Lalu, dia kembali bersandar pada bangkunya. Aku menggertakkan gigi, kemudian segera bergegas keluar dari ruangan interograsi. Kubanting pintu tersebut tanpa menghiraukan empat pasang mata yang mengamatiku. Dengan wajah menahan amarah, aku berkata, "Setidaknya, kita tahu kalau bajingan itu bukan korban di sini."
.
.
Semalaman, aku tidak bisa tidur dan terima kasih pada pertanyaan bodoh bajingan bernama Luhan itu.
Aku tahu kalau seharusnya pertanyaan itu tidak menggangguku. Aku tahu kalau aku mungkin bertindak kekanak-kanakan karena terlalu mudah terpengaruh oleh perkataan Luhan. Tapi, entahlah, pertanyaan bajingan itu membuatku berpikir. Kalau, sebenarnya apa yang salah di dalam diriku?
Aku tidak seperti kebanyakan Omega yang lebih memilih pekerjaan yang berada di dalam kantor dan tidak melibatkan bahaya. Sedangkan, aku memilih bahaya dan amat menyukainya. Sampai mungkin, aku berpikir kalau aku sudah terobsesi dengan bahaya yang mengakibatkan adrenalin di dalam diriku memuncak.
Mataku terpejam, tapi indera pendengaranku semakin menajam. Apartemenku berada tidak jauh dari pusat kota sehingga terkadang aku dapat mendengar ramainya lalu lintas serta kota yang tak pernah padam meski malam menjelang. Namun, kali ini aku dapat mendengar suara jarum jam yang bergerak melewati angka 12. Dan suara desahan serta erangan keras seorang wanita dari kamar sebelah.
"Fuckk, Sehunn, just fuck me harder!"
"That spott.. ughh.. your dick is fucking hot, baby,"
Lalu, aku mendengar suara benturan pada tembok yang bahkan menggoyangkan figura yang menggantung pada tembok kamarku. "Alphaa, please knot me! Omg, ughh, ahhh,"
Tanpa kusadari, celanaku sudah basah oleh cairan kental yang berasal dari hole-ku. Dan, persetan, penisku pun sudah mengeras. Di waktu tengah malam seperti ini, rasionalku kadang sulit untuk bekerja. Sehingga, tanpa dapat mencegahnya kedua tanganku sudah menurunkan celana tidurku. Aku menendang selimut yang menutup sebagian tubuhku lalu melebarkan kaki. Satu tanganku sudah mulai memijat penisku dengan tempo pelan. Sementara, tanganku yang lainnya sudah memasukkan dua jari ke dalam hole-ku.
Salah satu kerugian menjadi Omega adalah kami mudah terangsang.
Kami sulit mengontrol cairan yang berguna sebagai pelumas ini karena, well, alat reproduksi kami sangat sensitif. Jika, wanita mengeluarkan cairan tersebut di vagina mereka. Maka, pria sepertiku mengeluarkannya lewat anus – okay, that sounds too dirty.
"Ughhh,"
Aku tidak dapat mendengar suara erangan wanita itu lagi. Dan entah mengapa, suara eranganku semakin membesar seiring dengan semakin mencepatnya tempo kedua tanganku. Kemudian, aku mendengar suara benda yang dibanting dan wanita yang berteriak, "fuck you, Sehun! Kau mengusirku bahkan sebelum aku mencapai orgasme!"
Aku bahkan tak dapat memikirkan apa yang membuat Sehun mengusir wanita itu. Di pikiranku, hanya ada seorang Alpha yang sudah siap mendesakkan penisnya masuk ke dalam hole-ku. Gosh, I'm so horny right now.
Kini, sudah ada tiga jari di dalam hole-ku. Sementara, tempo kocokanku semakin melambat. Tempo ketiga jariku semakin mencepat. Bergerak keluar-masuk ke dalam hole-ku. Namun, aku masih merasang kurang. Aku membutuhkan sesuatu yang lebih besar.
Ketika, aku hendak membuka laci meja nakas di samping kasurku untuk mengambil sebuah dildo yang tersimpan di sana. Tiba-tiba saja, aku mendengar suara tembakan. Dan terima kasih pada suara yang terlalu nyata untuk berasal dari televisi itu, rasa horny-ku lenyap entah kemana. Aku segera bergegas memakai celanaku kembali dan berlari menuju kamar mandi untuk mencuci tangan. Lalu, mengambil sebuah pistol yang tersembunyi di laci meja komputerku.
Bahkan, belum sempat aku menarik nafas serta mempersiapkan diri. Seseorang sudah mengetuk pintu apartemenku. Dengan nafas terengah serta penampilan berantakan, aku segera membuka pintu dan mendapati kalau Sehun sudah berdiri di depan apartemenku. Rambutnya berantakan, matanya setengah mengantuk, serta wajahnya sangat tampan sama sekali tidak menunjukkan kalau ia baru saja membunuh seseorang.
Satu tanganku berada di belakang untuk menyembunyikan pistol. Jujur saja, aku tidak pernah ditugaskan di luar lapangan sekalipun aku sangat menginginkan. Jadi, aku tidak pernah benar-benar mendapat pelatihan untuk menembak atau melindungi diriku. Aku bisa meninju samsak dengan sangat baik. Namun, bukan berarti aku bisa meninju wajah seseorang dengan sangat baik juga.
"Hai," fuck, aku terlihat sangat canggung. Dia pasti tahu kalau aku mendengar suara tembakan itu. "maaf kalau kau harus menunggu cukup lama. Aku baru saja bangun,"
"Oh, ya?" suaranya serak dan seksi. Dan entah mengapa, mataku segera beralih pada gundukan daging yang berada di tengah celananya. Fuck, fuck, fuck, aku dapat merasakan cairan itu keluar membasahi celanaku.
Harusnya, tadi kau pakai celana dalam atau boxer dulu! Fuck!
"Ya," jawabku sambil menganggukkan kepala. "jadi, ada apa Sehun?"
Kepalan tanganku pada gagang pistol tersebut semakin mengerat. Bukannya, menjawab pertanyaanku. Sehun malah menyeringai dan berkata dengan entengnya, "I can smell you, you little whore. Aku dapat mencium kebohonganmu dan cairanmu itu."
Bibirku mengatup rapat serta mataku terbelalak. Sebelum, aku sempat mengarahkan pistolku padanya. Sehun sudah mendorongku hingga punggungku membentur pintu. Dia menghimpit tubuhku sampai tanganku tanpa sengaja menyentuh perutnya. Kaos hitamnya yang tipis membuat tanganku dengan mudah merasakan garis kotak yang berada di balik kaos itu. Oh, shit, horny and scared – bukanlah kombinasi yang bagus.
"Aku tahu kau mendengar aku membunuh jalang itu. Kau tahu mengapa aku membunuhnya?" dia menggigit cuping telingaku. Membuatku tubuhku sedikit terperanjat dan sebuah desahan rendah terlepas keluar dari bibirku. Fuck, itu adalah salah satu bagian sensitif pada diriku. "Karena aku bisa melakukannya. Dan aku juga bisa melakukannya lagi pada dirimu sekarang,"
Kini, bibir Sehun berpindah pada pipiku. Ia menciuminya dengan lembut membuat diriku semakin sulit untuk mengendalikan diri. "Kau bisa memilih, mon petit ours. I can fuck you first then I kill you or I can kill you right now?"
.
.
Rin's note :
THIS IS MY COMBECAK FANFIC! Dan well, ini nggak akan panjang kok.. palingan cuma 5-6 chapter?
Anyways, aku lagi work in progress nih nulis WTBBFIL, Renessaince, Sweet Tempatation, Sexy Silk. Semuanya chapternya lagi kurombak abis-abisan haha dan aku janji bakal update soon
Karena, finally, UAS bentar lagi selesai yesss
FYI, ide mafia ini datang pas aku baca buku Omerta di Wattpad. It's an amazing story about Italian mafia. Aku ngambil plot mafia itu dan aku tambah dengan a/b/o universe biar makin kompleks. But, inti dari ceritanya tentu aja beda.. OF FUCKING COURSEEE
*putain : whore
*mon petit ours : my little bear (lol)
p.s sehun is fucking hot. END OF STORY.
