Shou selalu mengejarnya, memperhatikan sosoknya dari kejauhan. Ia adalah pemuda yang memiliki garis wajah tegas, postur tubuh yang tinggi, hidung yang mancung dan mata yang tajam. Namun di balik semua itu ia adalah orang yang ramah, lembut dan periang. Shou senang untuk berada di dekat pemuda itu meski hanya berdampingan.
.
.
.
.
.
-Smile, Tears, Love-
Alice Nine © PS Company
Story © Cierru
.
.
.
.
.
"Oi, Saga!" Panggil Tora, teman sekelas Saga.
"Ayo main!" sambung si kecil Hiroto.
Saga menanggapi ajakan kedua sahabatnya itu dengan anggukan setuju. Ketiganya kelua kelas sambil tertawa lepas. Shou cepat-cepat memebreskan bukunya dan keluar kelas. Ia tidak ingin terlambat bekerja hari itu.
Game Center
Hiroto dan Tora asyik balapan mobil. Dalam game tentunya. Sementara Saga berkeliling game center sambil sesekali memperhatikan keadaan sekitarnya. Saga sangat suka memperhatikan orang dan lingkungannya. Baginya manusia itu adalah objek yang unik dan tak terduga.
"Hm?" mata Saga tertuju pada sosok mungil yang sibuk melayani pelanggan café yang ada di depan game center itu. Ia tahu betul siapa pemuda manis itu.
"Hei, aku lapar. Aku mau ke café di depan itu." pamit Saga.
"Ya ya pergilah nanti kami susul!" ucap Hiroto tak peduli. Saga mengehela nafas dan pergi ke café itu.
Sesampainya di sana, ia mengambil tempat di pojok. Saga memang pada dasarnya tidak suka dengan keramaian. Selama ini ia berusaha menghindari apa yang tidak ia sukai. Saga melambaikan tangannya tanda meminta menu. Namun kebetulan yang datang adalah sosok yang tadi dilihatnya, Shou.
"Irishima- EEEE Saga-kun?" pekik Shou kaget.
"Konnichiwa, Shou-kun." Balas Saga enteng. Shou tersenyum hangat. Pipinya memerah dan degup jantungnya meningkat.
"Silahkan~ Aku mau ke meja lainnya." Pamit Shou. Saga dengan malas membuka menu-nya. Dan lama-kelamaan ia malah tertarik untuk memperhatikan sosok lincah Shou ketimbang memilih makanan.
=Saga_Shou=
Shou diam-diam tersenyum. Hari ini ia sangat senang karena ia akhirnya bisa berbicara dengan Saga, orang yang selama ini dikagumi dan disukainya. Ia melayani tamu-tamu yang ada di sana dengan senyum terbaiknya.
"Nee~~ Shou-kun~~ Ada apa nih?" tanya Nao, teman Shou.
"Iie, Hanya sedang senang ^.^" Jawab Shou sambil tersenyum.
"Eh? Kenapa? Apa karena pujaan hati yang kau ceritakan itu datang?" tebak nao sambil menowel-nowel pipi Shou.
'BLUSH!'
"Uwaa~~ Aku benar rupanya!~ Yang mana? Yang mana?" Goda Nao berlagak mencari-cari Saga.
"N, Nao-kun…. /"
"Piiipoon! Aku tahu yang mana! Yang duduk di pojok itu 'kan?~ Itu tuh yang memakai seragam SMA Seito, yang berhidung mancung, berwajah tampan, dan berambut cokelat! Rights?~~ Rights?~~" kali ini Tohya juga ikut-ikut.
"Uwwwwww! T, Toooohyaaa-kunn! Nao-kunn!" protes Shou malu-malu.
"Ahahahaha!" keduanya tertawa lepas dan puas karena berhasil menggoda Shou.
Shou segera melayani pesanan Saga demi menghindari kedua teman jahilnya itu. Pemuda itu memesan sepotong Opera Cake dan segelas cappuccino.
"Silahkan." Ucap Shou sembari meletakkan pesanan Saga.
"Arigato. Ah, kau ada waktu? Aku ingin mengobrol sebentar." Tanya Saga.
"Sekarang? Baiklah, aku tanyakan pada manager dulu." Balas Shou dan berbalik pergi.
"Leda-saaaann~~" panggil Shou riang.
"Ada apa Shou-chii?" tanya Leda sambil mengelus-elus Waccha, kucing temannya yang sedang berbelanja bahan kue.
"Aku boleh istirahat lima belas menit?" Pinta Shou.
"Hmmmmm….." Leda tampak berpikir.
"Yah, berhubung café tidak terlalu ramai… OK! Lima belas menit!" ucap Leda sambil mengacungkan jempol.
Shou berlari kecil menuju meja Saga. Ia duduk berhadapan dengan pemuda itu. Entah kenapa sekarang ia malah memiliki keberanian untuk bertatap muka dengan Saga. Mereka tertawa lepas. Ia banyak bicara hari itu. Ia berkata kalau ia harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri.
"Yo, pasangan bahagia!" seru Hiroto usil.
"W, what? Kami hanya teman!" tampik Shou.
"Saga, Ellena bisa ngamuk lho kalau kau selingkuh dengan Shou."
'DEG'
Ucapan Tora barusan menyadarkan Shou dan membuatnya kembali ke daratan.
'Ah…. Benar juga ya…. Saga-kun sudah punya Ellena-san… Apa yang kulakukan sih?...' batin Shou sedih.
"Ah! Aku harus kembali bekerja. Sampai besok, Saga-kun ^^" pamit Shou memaksakan senyum.
"Eh? Apa aku salah bicara?" tanya Tora heran.
-Night-
"Jaa~ Minna! Sampai besok!" Pamit Shou riang.
Pemuda imut itu dengan hati-hati meninggalkan toko. Sengaja memilih jalan memutar yang agak jauh karena takut melewati jalan yang sepi. Ia berjalan di antara kerumunan orang-orang yang sibuk berbelanja. Yup, Shou tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan yang cukup populer. Ia dapat melihat banyak orang ya berlalu-lalang di sana. Namun mata Shou menangkap sesosok pemuda yang sangat ia kenal, Saga.
Tetapi ternyata ia tidak sendirian. Saga asyik bercanda mesra dengan seorang remaja perempuan yang sudah pasti adalah Ellena. Mereka terlihat sangat akur dan bahagia. Ellena sangat cantik dengan baju terusan putih, legging dan boots cokelat. Saga juga sangat tampan dengan kemeja hitam, jeans, dan boots hitam. Mereka benat-benar serasi.
'DRAP!'
Shou berlari menjauhi Saga. Ia tidak ingin Saga melihatnya dalam keadaan seperti ini. Tersakiti. Shou dapat merasakan dengan jelas bagaimana hatinya perlahan menjadi sakit dan terluka. Seolah teriris pisau bernama 'cinta'.
-Shou's House-
Shou merebahkan dirinya di kasur empuk. Pemandangan tadi membuat pikirannya kacau balau. Saga tampak sangat bahagia, seolah tidak ada celah baginya untuk masuk di antara mereka. Shou menatap foto almarhum Ibunya, kemudian foto Kakak laki-laki yang mirip Ibunya, Hizaki. Yang terakhir foto kucing Hizaki, Sonia.
Shou tertawa miris. Entah kenapa saat ini yang dapat mengobati rasa sakitnya adalah melihat foto Ibu dan Kakaknya. Shou bangkit dan berjalan menuju meja belajarnya. Ia mengambil sebuah buku cokelat tua yang lusuh. Ia membuka lembar demi lembar dan sampai pada halaman kosong. Diambilnya ballpoint yang terletak tidak jauh dari posisinya. Shou mulai menuliskan keluh kesahnya hari akhirnya ia jatuh tertidur kelelahan.
-Next Day-
Meski hari ini hari Minggu, Shou tetap bekerja. Di hari seperti ini café akan dipenuhi oleh pasangan muda-mudi yang tengah berkencan. Shou sedikit iri dengan mereka yang telah memiliki pasangan. Menjelang sore, café mulai agak sepi.
"Fuh~ Lelah!" ucap Tohya sambil mengibaskan celemeknya.
"Ahaha, ayo istirahat dulu." Ajak Shou sambil memberikan secangkir cokelat hangat ke Leda, Nao, dan Tohya.
Ketiganya tersenyum dan meminum cokelat buatan Shou itu. cokelat itu memiliki rasa yang pas. Tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit. Shou sangat piawai dalam membuat minuman itu.
'KLING'
Bunyi bel tanda pengunjung masuk berbunyi. Shou meletakkan cangkirnya dan segera pergi ke depan untuk bersiap. Namun langkahnya terhenti ketika tahu siapa yang datang.
'Ellena-san?' batin Shou heran.
Ellena tidak bersama Saga. Gadis Inggris itu justru datang bersama seorang lelaki yang tidak kalah tampan dari Saga. Dari gerak-gerik mereka, Shou makin percaya bahwa mereka berpacaran. Tapi tentu aneh. Kemarin baru saja ia melihat Saga dan Ellena bercengkrama, sekarang ia melihat Ellena jalan dengan lelaki lain.
"Ada apa Shou?" tanya Nao heran.
"Etto, gantikan aku untuk melayani tamu itu ya?" pinta Shou sambil menunjuk Ellena yang duduk di bangku tempat dimana Saga kemarin duduk.
"Kenapa?"
"Sudaaah gantikan sajaa aku!" suruh Shou sambil mendorong Nao keluar.
Nao akhirnya menuruti permintaan Shou. Shou tidak ingin terlihat oleh Ellena. Tidak untuk waktu yang sangat tidak tepat ini. dalam hati ia terus berdoa semoga Saga tidak melihat pemandangan ini. Ia tidak ingin melihat Saga terluka. Melihatnya murung saja sudah sakit, apalagi melihatnya bersedih dan kecewa.
'KLING!'
Shou tersentak kaget. Mata Shou membulat sempurna saat tahu siapa yang datang.
'C, CHOTTO MATTE! Saga-kun?' pekik Shou dalam hati.
Saga mendekati meja itu dengan pandangan tidak yakin. Dalam hati ia tidak ingin percaya dengan apa yang dilihatnya. Shou ingin menghentikkan Saga, namun terlambat. Saga sudah memanggil nama gadis itu dengan nada heran.
"Ell?" Panggilnya pelan. Ellena tersentak dan tampak ketakutan.
"Apa yang kau lakukan di sini? Dan…. Siapa dia?" tanya Saga dengan nada kecewa.
Ellena menunduk, tidak berani melihat atau membalas omongan Saga. Perlahan tapi pasti, Ellena menjelaskan semuanya. Saga diam. Setelah Ellena selesai bicara, pemuda itu tanpa basa-basi lagi pergi meninggalkan café itu. ia tak memperdulikan teriakan Ellena yang menghentikannya.
Shou tersentak saat tahu Saga sudah keluar toko dan pergi menuju arah yang tidak seharusnya ia ke sana. Shou segera berlari menyusul Saga. Daerah toko ini, bila malam akan menjadi tempat yang menyeramkan. Dimana-mana terdapat preman. Beruntung bila kau hanya digoda. Mayoritas dari mereka meminta uang atau bahkan melecehkanmu.
"SAGA-KUN!" Teriak Shou saat jarak di antara mereka menipis.
Saga berbalik dan menoleh. Tepat sebelum Shou sampai, beberapa pemuda mirip preman datang mengerumuni Saga. Mereka sok dekat dengan bersandar pada bahu Saga. Mereka meminta uang, namun tentu saja Saga tidak mau begitu saja. Ia mendapatkan selembar uang dengan susah payah. Saga melawan, namun kalah jumlah dengan para preman itu.
'DUAK!'
Di saat yang tepat, Shou menendak tengkuk salah seorang penyerang. Meski bertubuh kecil, Shou ahli Aikido. Saga cukup kaget saat tahu siapa yang membantunya tadi.
"S, Shou?" Panggil Saga dengan tatapan heran.
"Lari, Saga-kun! Cepatlah! Aku baik-baik saja!" perintah Shou sambil memasang kuda-kudanya.
Tetapi, sebelum Saga sempat menolak atau mendebat perintah Shou, seorang preman yang tadinya tumbang menerjang kearah Saga sambil membawa pecahan botol bir.
"!"
'CRAAASHH!'
.
.
.
.
.
.
TBC
