DISCLAIMAR:PoT not mine
Warning: bahasa kaku, typo bertebaran
ini adalah cerita pertama saya di fandom PoT. dan saya belum selesai melihat alur cerita PoT secara keseluruhan (sementara yang saya lihat hanya pertandingan dimana Ryoma muncul) karna itu tolong maklumi jika pada chapter ini atau chapter depan (jika bisa) terdapat kata-kata yang menyimpang dari alur cerita.
MIND TO READ AND REVIEW
Seorang anak laki-laki bersandar pada dinding aula bandara, menunggu pesawat menuju ke Amerika. Dia menunduk menyembunyikan wajahnya. Ada rasa bersalah bersarang dalam hatinya karna meninggalkan negri ini tanpa berpamitan pada siapapun.
"pesawat menuju new york akan lepas landas tiga puluh menit lagi. Bagi para penumpang diharap segera bersiap" pengumuman lewat loudspeaker membuat pemuda itu mengangkat barang-barangnya dan berjalan masuk kedalam bandara.
Setengah melamun, pemuda itu menabrak seseorang. "ah gomen" pemuda itu berucap pada orang yang ditabraknya sambil menurunkan topi filanya.
"doumo" dan orang yang ditabraknya itu segera pergi meninggalkan dia. Satu suara yang mampu membuat pemuda yang akan melakukan penerbangan menuju Amerika menghentikan langkahnya. Dia melihat orang yang barusan ia tabrak. Ia melihat orang itu memakai jaket biru putih, dia memasang penutup kepalanya dan juga memakai topi fila berwarna putih yang sama seperti pemuda itu. Dilihat dari jauh kelihatannya dia seorang laki-laki
"terserah!" merasa tidak mengenal pemuda tadi. Dia kembali melanjutkan perjalanan untuk menuju pesawat.
Tanpa disadari siapapun, seorang pemuda dengan jaket biru putih menghentikan langkahnya tepat setelah pemuda yang tadi sempat menabraknya telah menghilang dari pandangan. Dia menoleh kebelakang dan tersenyum. "kau sama sekali tidak berubah Ryoma!" dan pemuda itu berjalan menjauh.
"apa...ke Amerika?" teriak salah seorang anggota regular Seigaku. Begitupun dengan anggota klub tennis yang lainnya. Saat ini, sang pelatih Ryuzaki-sensei memberitahu bahwa salah seorang anggota regular Seigaku telah melakukan penerbangan ke Amerika
"tapi kenapa ochibi tidak memberitahu kita?" tanya seorang berambut merah dengan wajah sedih
"pergi tanpa mengatakan apapun, benar-benar ciri khasnya" ucap seorang berambut coklat yang matanya tertutup
"kemungkinan Echizen pergi diam-diam adalah 88,3%" ucap seorang berkacamata maniak data. Dan begitulah gumaman-gumaman dari seluruh anggota klub tennis Seigaku siang itu. Baru beberapa hari mereka menyelesaikan turnamen nasional dan sekarang sang rookie arrogant itu sudah pergi begitu saja.
"aku baru tahu tadi pagi saat Nanjirou menelponku dan mengatakan kalau Ryoma sudah berangkat kebandara" ucap sang pelatih merasa frustasi dengan mantan muridnya itu. Tidak bisakah dia memberitahu hal seperti ini lebih cepat?
"baiklah, hanya itu pengumumannya. Sekarang kalian lanjutkan latihan kalian" ucap sang kapten. Semua segera melanjutkan latihan mereka sebelum dihadiahi lari keliling lapangan oleh sang kapten.
"jadi ini ya Seigaku" gumam seorang pemuda dengan jaket biru dan topi fila putih yang dibalut dengan tudung jaketnya. dia berjalan kedalam sekolah dengan membawa tas tennis biru dipundak kanannya. Seakan hafal dengan denah Seishun gakuen, dia langsung menuju kehalaman belakang tempat dimana lapangan tennis berada.
Disekitar lapangan sudah dipenuhi oleh orang-orang yang ingin melihat latihan klub. Dia menurunkan tasnya dipinggir dan meraih sebuah tablet berukuran sedang dari dalam tasnya dan mulai memainkannya sambil sesekali melihat kearah lapangan.
Latihan hari itu berbeda dari biasanya. Para non-regular memang berlatih seperti biasa namun terlihat di hampir seluruh wajah pemain regular raut tidak bersemangat. Kecewa karna salah satu anggota mereka yang pergi tanpa berpamitan.
"baiklah, istirahat 30 menit" teriak sang kapten. Semua anggota sibuk mengambil napas setelah berlari 30 putaran.
Langit mulai nampak kemerah-merahan dan hampir seluruh penonton sudah meninggalkan Seigaku. Yang masih terlihat disekitar lapangan tennis mungkin hanya sekelompok fansgirl yang ingin melihat idola mereka. Ryuzaki dan Osakada tidak ada diantara mereka. Kelihatannya mereka juga kecewa dengan kepergian Ryoma
Seorang pemuda berambut merah secara tidak sengaja melihat kearah luar lapangan dan menemukan sesuatu yang mencurigakan "hei Inui" pemuda itu memanggiol pelan nama orang disampingnya
"ada apa Eiji?" dan orang yang dipanggilnya pun menoleh
"kau tahu siapa dia?" Eiji menunjuk pada seorang pemuda dengan jaket biru putih dan topi fila putih yang tertutup tudung jaketnya, dan penampilannya itu berhasil menyembunyikan wajahnya. Pasalnya saat ini dia sedang sibuk mengetikkan sesuatu di tablet miliknya.
"aku tak tahu, kelihatannya dia bukan murid Seigaku" jawab lawan bicaranya. Dilihat dari pakaian yang dipakai pemuda itu, terlihat jelas bahwa ia bukan murid Seishun gakuen.
"dia sudah ada disana sejak tadi siang, apakah mungkin dia mata-mata dari sekolah lain?" tanya Eiji.
"kemungkinan dia sedang mengambil data kita adalah 97,5%" ucap Inui. Siapapun juga tahu kalau dia sedang mengambil data. Karna dari caranya melihat kearah pemain Seigaku dan caranya mengetik, terlihat jelas kalau dia sedang mengawasi
"ada apa, Inui? Eiji?" Fuji datang dan bertanya apa yang sedang dibicarakan oleh kedua temannya
"Fuji, apa menurutmu dia mata-mata?" tanya Eiji menunjuk kearah pemuda tadi. Momoshiro yang ada didekatnya mendengar pembicaraan senpainya ikut mendekati mereka
"entahlah, aku tak pernah melihatnya, tapi bukankah dia terlihat seperti Echizen?" tanya Fuji. Semua orang segera melihat pemuda itu dan betul saja, tinggi pemuda misterius itu hampir sama dengan tinggi Echizen Ryoma, mungkin malah lebih pendek sedikit.
Pemuda itu sepertinya menyadari kalau dia ketahuan, jadi dia segera membuika tasnya, menyimpan tabletnya dalam tasnya dan bersiap pergi ketika Momoshiro pergi untuk menegurnya.
Seorang pemuda misterius berdiri disamping lapangan tennis dengan sebuah tas tennis berukuran besar berwarna biru ada disampingnya. Dia sedang mengamati permainan anggota Seigaku sejak tadi siang. Pemuda itu menyadari segerombolan pemain regular sedang menatapnya was-was. Namun bukannya terkejut pemuda itu malah tersenyum tipis dan segera menyimpan tabletnya pada tasnya.
Pemuda itu kelihatan terburu-buru saat melihat salah seorang pemain regular Seigaku mengejarnya hingga dia lupa menutup resleting tasnya. Dan tepat saat itu dia juga tidak memperhatikan jalan dan menabrak seseorang. Diapun terjatuh begitu juga dengan tas yang ada dipundaknya
"daijoubu desu ka?" tanya seseorang yang menabraknya yang tidak lain adalah wakil kapten Seigaku, salah satu anggota regular juga. Namun saat ia hendak mengulurkan tangan, dia terkejut dengan sebuah raket tennis berwarna biru yang jatuh dari tasnya begitu pula dengan dua bola tennis yang masih menggelinding. Salah satu bola itu mengarah pada kaki seorang pemain regular Momoshiro takeshi.
"apa yang terjadi Oishi-senpai?" Momoshiro bertanya tepat dengan kedatangan anggota regular Seigaku yang lainnya
"ah tidak, aku yang salah! Aku tidak memperhatikan jalan lalu menabraknya" jawab wakil kapten. Momoshiro lupa dengan tujuannya keluar lapangan karna melihat senpainya yang terjatuh hingga dia melihat kearah orang yang ditabrak Oishi dan mengingat tujuannya
"kau orang yang mengawasi kami sejak siang tadi kan?" tanya Momoshiro. Sekarang, saat ia melihat sebuah raket dan bola tennis keluar dari dalam tasnya, dia tidak ragu lagi bahwa orang ini memang benar-benar seorang mata-mata "darimana asalmu?" Momoshiro kembali bertanya
"e..to..senpai tachi, bisakah kalian berhenti menatapku seperti itu?" ucap pemuda itu merasa tidak nyaman dengan tatapan dari anggota Seigaku yang hadir disana
"kalau begitu bisa kau jelaskan tujuanmu datang kesini?" kali ini sang maniak dat ayang bertanya
"aku bukan mata-mata, aku baru pindah dari Amerika dan akan mendaftar keSeigaku besok. Jadi aku hanya ingin melihat apa yang dilakukan oleh klub tennis Seigaku" ucap pemuda itu. dia nampak santai meskipun sedikit gugup
"oh jadi kau adalah murid baru? Jadi kau ingin bergabung dengan klub tennis?" tanya Eiji. Pemuda itu hanya mengangguk
"lalu apa yang dari tadi kau lakukan? Mengambil data?" Inui bertanya
"aku suka mencatat permainan tennis yang kulihat" jawab pemuda itu. dia berdiri dan memungut raket serta bolanya, namun wajahnya masih belum terlihat oleh anggota regular Seigaku
"bisa kulihat datamu?" tanya Inui, dia selalu semangat saat bertemu dengan maniak pengumpul data seperti dirinya
"tentu" dan pemuda itu menyerahkan tabletnya pada Inui. Pemuda itu merasa bahwa ia tidak perlu menjelaskan apapun pada Inui karna jika Inui adalah seorang maniak analisis, maka ia pasti tahu arti dari semua yang ia tulis
"tapi kenapa kau menggunakan tablet?" tanya Fuji
"karna terakhir kali aku menggunakan buku catatan, aku menghabiskan satu buku hanya untuk mendata satu klub satu kali latihan" pemuda itu menjawab dengan santai sebelum teriakan dari Inui terdengar
"ada apa Inui?" Eiji yang khawatir bertanya padanya
"i..ini sangat detail, bahkan lebih detail daripada data milikku" aku Inui. Semua orang hanya bisa terperangah. Kalau Inui tidak mau mengakui data milik yanagi dari rikkaidai, lalu apa yang membuat Inui mau mengakui data milik pemuda asing dihadapannya ini? "berapa lama kau mengawasi kami?" tanya Inui
"sejak tadi siang" jawab pemuda itu
"itu tidak mungkin, bahkan butuh waktu tiga hari bagiku untuk mendapatkan data seperti itu dengan memperhatikan secara rutin" ucap Inui mengembalikan tabletnya pada pemiliknya
"tapi aku berkata yang sebenarnya! Aku baru melihat permainan kalian tadi siang" ucap pemuda itu dengan santainya. Fuji berpikir sejenak sebelum melihat raket yang hendak dimasukkan oleh pemuda itu kedalam tasnya
"siapa namamu?" tanya Fuji, dia rasa dia harus menandai anak ini dalam daftar berbahaya dibawah daftar Echizen
"Yuki Kizuki" jawab pemuda itu. "tahun pertama" kelihatannya dia sengaja mengatakan hal itu untuk membuat syok Inui. Apalagi ini, dulu permainan tennisnya dikalahkan oleh anak kelas satu Echizen Ryoma dan sekarang datanya akan dikalahkan lagi oleh anak kelas satu
"apa kau bisa bermain tennis?" tanya Fuji. Pemuda itu terdiam sejenak, kelihatannya ia tahu kemana arah pembicaraan ini akan berlanjut
"tentu" jawabnya dengan pasti "mau bermain denganku? Aku bosan hanya mencari data" ucapnya
"baiklah, aku akan bermain satu set denganmu" ucap Fuji
"hei Fuji apa kau yakin?" tanya Eiji
"tenanglah Eiji, apabila dia memiliki kemampuan sebaik Echizen, itu akan menguntungkan kita" ucap Fuji.
"kau benar tapi bagaimana kalau dia berbohong?" tanya Eiji
"kukira dia tidak berbohong, kudengar tadi diruang guru mereka sedang membicarakan tentang kepindahan Echizen juga murid baru yang akan datang minggu ini" ucap Oishi.
"bisa kita mulai sekarang, Fuji-senpai?" tanyanya
"Oishi, tolong sampaikan izinku ke Tezuka, nanti aku pasti menghadapi hukuman darinya" ucap Fuji dengan tenang "baiklah ayo!" ajak Fuji dan mereka berdua masuk ke dalam lapangan. "apa kau berencana bermain dengan jaket itu?" tanya Fuji,
"tentu, ini adalah pakaian ternyamanku saat bermain tennis" jawabnya.
Fuji dan Yuki menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang ada disana, mungkin mereka bertanya-tanya siapa pemuda itu? atau betapa beraninya dia menantang Fuji-senpai! Atau gumaman yang lainnya
"kau boleh men-serve duluan!" ucap Fuji
"apa kau yakin senpai?" pemuda itu bertanya dan hanya dibalas anggukan oleh Fuji. "baiklah kalau begitu" pemuda itu melambungkan bola dengan tangan kirinya kemudian memukulnya dengan raket yang ada ditangan kanannya. Bola itu begitu cepat, namun bukan itu yang membuat semua mata menatap mereka. Melainkan bahwa barusan pemuda itu melakukan
"twist serve?" ucap pemain kelas dua Arai setelah bola itu melewati Fuji yang terkejut mematung. Dan itu sontak membuat Fuji membuka matanya sebentar lalu menutupnya lagi
"jadi kau bisa menggunakan twist serve juga ya?" tanya Fuji, dia mengeratkan genggamannya pada raketnya, seseorang yang bisa menggunakan twist serve, sudah pasti orang itu bukan orang sembarangan
"kau yang memintaku melakukan serve duluan, senpai!" ucapnya. Dia melempar-lempar bola ke tanah kemudian melakukan twist serve lagi, lagi dan lagi hingga dia mendapat satu angka
"game won by Yuki 1-0" ucap Inui yang menjadi wasit pertandingan
"aku tidak percaya, Fuji-senpai kalah satu game dengan anak baru" ucap salah seorang junior
"mungkin dia pemain kelas tiga yang sudah berbakat? Tinggi badan bukan segalanya kan?" tanya yang lainnya
"tidak!" tegas Momoshiro "tadi dia bilang kalau dia murid kelas satu" lanjutnya
"tapi itu tidak mungkin kan?" ucap yang lainnya. Mereka kemudian melanjutkan menonton pertandingan. Para pemain yang sebelumnya sedang berlatih menghentikan aksi mereka
"game won by Yuki 4-2" ucap Inui setelah beberapa lama. Semuanya tercenggang, Fuji kalah dua game? Siapa sebenarnya anak itu? itulah yang ada disetiap pikiran pemain tennis yang hadir disana.
"ada apa ini?" Tezuka yang baru saja kembali bersama dengan pelatih Ryuzaki memasuki lapangan dan terkejut dengan pertandingan yang dialami oleh Fuji bersama dengan anak misterius "siapa yang bertarung melawan Fuji itu?" Tezuka bertanya pada Oishi
"namanya Yuki Kizuki, dia bilang akan menjadi murid Seigaku mulai besok" jawab Oishi
"Yuki Kizuki?" tanya Ryuzaki-sensei. Dia seperti mengingat-ingat sesuatu sebelum pandangannya mengarah kearah Fuji yang hendak melakukan smash
"bukankah dia lumayan hebat? Mungkin kemampuannya sebanding dengan ochibi! Dia bisa menjadi kekuatan besar bagi Seigaku sejak ochibi menghilang" ucap Eiji
"aku ragu akan hal itu!" ucap Ryuzaki-sensei, saat itu bola yang dismash oleh Fuji berubah arah dan mengarah ke topi fila yang dipakai oleh Yuki, menerbangkannya serta membuat tudung jaketnya tersingkap
"apa maksudmu Ryuzaki-sensei?" tanya Oishi. Seketika semua mata memandang apa yang ada dilapangan tennis, seketika itupun juga rambut orang yang dilawan Fuji muncul dari tudung jaket yang dipakainya dan tertiup oleh angin sore yang tiba-tiba muncul. Orang itu memiliki rambut biru sepunggung dan mata biru azure senada dengan warna rambutnya.
"itu karna Yuki Kizuki adalah seorang perempuan!" ucapan Ryuzaki-sensei seakan menjawab pertanyaan dari seluruh orang yang ada disana
"heeee!" dan teriakan terhebat berasal dari pemain akrobatik Kikumaru Eiji. "anak itu, yang sedang dilawan Fuji adalah perempuan?" tanya Eiji sekali lagi. Seluruh anggota klub hanya bisa termangu, pertunjukan macam apa yang baru saja mereka lihat?
Pemain tennis jenius dari Seigaku Fuji syusuke tidak pernah menyangka bahwa orang yang dari tadi ia lawan dengan (tanpa sadar) serius adalah seorang perempuan sampai ia mendengar hal itu dari lawan mainnya sendiri
"melakukan hal seperti itu pada seorang gadis sangat tidak sopan, kau tahu itukan senpai?" pemuda bukan gadis itu meraih topi fila putihnya yang tergeletak ditanah sambil menikmati ekspresi yang ditunjukkan oleh orang-orang disekitarnya
"game won by Fuji 3-4" ucap Inui setelah kembali dari keterkejutannya "change court" lanjutnya. Dan Fuji serta Yukipun bertukar lapangan
"jadi kau benar-benar seorang perempuan ya?" tanya Fuji sambil memainkan bola tennis ditangan kirinya
"bukankah sudah jelas? Apakah daritadi kalian menganggapku laki-laki?" pernyataan itu membuat Fuji yang melambungkan bola gagal memukulnya
"0-15" ucap Inui yang juga facepalm. Apakah dia tidak sadar kalau penampilannya itu membuat semua orang mengira kalau dia adalah laki-laki?
"kau lumayan juga ya?" ucap Fuji.
"bukankah senpai yang terlalu terbawa suasana?" Fuji kebingungan dengan kata-katanya "permainan senpai hampir mendekati serius bukan? Bukankah itu artinya senpai lebih lemah daripada aku?" semua orang saling menatap satu sama lain, apa-apaan anak ini? Apa dia berusaha memanas-manasi Fuji?
"kau ternyata cukup sombong juga? Dan itu mengingatkanku pada seseorang" ucap Fuji lalu melakukan servis terbaiknya. Dimana Yuki hanya bisa diam karna salah satu triple counter milik Fuji
"game won by Fuji, four game all!" ucap Inui setelah Fuji berhasil mengambil kembali poin yang hilang
"apa anda mengenal dia, Ryuzaki-sensei?" tanya Oishi. Kenyataan bahwa beliau tahu kalau Yuki adalah perempuan tentu saja berarti kalau Ryuzaki sensei mengenal dia sebelum ini
"ayahnya juga merupakan muridku bersama dengan Nanjirou dan dia adalah teman masa kecil Ryoma" jawabnya. Semuanya kembali terperangah
"bahkan suatu hari Ryoma pernah tanpa sengaja mengakui kalau Kizuki adalah gurunya!" dan ucapannya kembali membuat suasana ricuh. Bahkan Tezuka yang biasanya hanya berwajah datarpun menjadi tertarik
"40-15" ucap Inui sebagai wasit. Dia mengambil buku catatannya dan menulis apa yang baru saja dikatakan oleh Ryuzaki-sensei. Barangkali itu bisa ia gunakan untuk mengancam Echizen suatu hari nanti.
"heh, jadi kau adalah guru dari Echizen ya?" tanya Fuji, dia menghela napas kelelahan.
"tidak, aku hanya mengajarkan dia memakai tangan kiri" ucap Yuki. Dan itu membuat pertahanan Fuji melemah sehingga dia kemasukan bola.
"game won by Yuki! 5-4"
"mengajari Echizen memakai tangan kiri?" ulang balik Oishi "bukankah itu berarti dia adalah..." Oishi tidak melanjutkan kata-katanya, sejujurnya dia takut melanjutkan kata-katanya
"benar! Kizuki sama seperti Ryoma, dia adalah pemain kidal!" ucap Ryuzaki-sensei. Ada apa dengan semua ini? Seorang anak bisa mendesak Fuji sampai seperti itu? terlebih dia seorang perempuan dan terlebih lagi yang dia gunakan dari awal bukanlah tangan dominannya! Bahkan Echizen sekalipun tak bisa menang melawan Fuji menggunakan tangan kirinya, lalu bagaimana dia bisa?
"jadi itu yang kau maksud tadi? Pernyataan bahwa dari tadi kau belum bermain serius?" tanya Fuji, dia berhasil mengambil kembali poin yang hilang sehingga kedudukan menjadi 5-5
"itu bukan maksudku senpai! Aku sudah bermain serius, malah sangat serius! Kau orang kedua yang bisa mendorongku sampai seperti ini setelah Ryoma!" ucap Kizuki
"kalau begitu kenapa kau tidak menggunakan tangan kirimu?" tanya Fuji sambil melambungkan bola tinggi. Namun betapa terkejutnya dia mendapati Yuki terdiam tanpa mencoba memukul balik bola. Fuji yakin dia belum kehabisan tenaga
"game won by Fuji 6-5" dan akhirnya membuat Fuji memenangkan pertandingan. Sementara itu Yuki tidak berkata apa-apa, dia mengambil topi fila yang ia lemparkan kepinggir lapangan, memakainya kemudian menyelubunginya dengan tudung jaket, seperti penampilannya diawal pertandingan
"pertandingan yang menyenangkan Fuji-senpai!" ucapnya mengambil tas yang tergeletak dipinggir lapangan tanpa menyapa anggota regular yang ada disana "Ryuzaki-san! Aku ingin mengajukan diri sebagai manager klub tennis! Itupun kalau kau tidak keberatan" ucapnya lalu berlalu pergi
"tunggu! Jawab pertanyaan Fuji-senpai! Kenapa kau tidak menggunakan tangan kirimu padahal kau itu pemain kidal?" teriak Arai. Yuki menghentikan langkahnya namun tidak menoleh
"akulah yang membuat Ryoma menjadi monster yang sekarang sehingga dia bisa membawa Seigaku menuju kejuaraan, paling tidak berterima kasihlah! Dan itupun juga sudah cukup bagiku" ucapnya kemudian kembali melangkah "bisa melihat dia berada dipuncak karna ajaranku itu sudah cukup meski aku tak bisa menggapai puncak itu" dia berbalik sebentar dan tersenyum lalu kembali melangkah pergi meninggalkan anggota Seigaku yang bertanya-tanya
"dasar sombong!" rutuk Arai
"dia..." semua orang menoleh kearah Ryuzaki-sensei "kudengar dia mengalami insiden tepat sebelum kejuaraan yang membuat dia tak bisa mengangkat tangan kirinya" ucap Ryuzaki-sensei
"jadi dia tak menggunakan tangan kirinya bukan karna dia tak mau, tapi karna dia tak bisa" ucap Fuji tiba ditempat para regular dan mengamati Yuki yang mulai menjauh
"insiden seperti apa itu sebenarnya?" tanya Oishi
"aku juga tak tahu! Ryoma juga terlibat didalamnya, tapi baik Ryoma maupun Kizuki menolak untuk memberitahukan alasannya" ucap Ryuzaki-sensei
"tapi membayangkan dia mengatakan kalau dia yang mengubah Echizen menjadi monster, aku tak bisa membayangkan monster seperti apa dirinya sendiri" ucap Fuji
"jika saja dia menggunakan tangan kirinya, mungkin saja kau sudah kalah Fuji" ucap Inui. Fuji hanya mengangguk
"sepertinya aku harus memasukkan dia kedalam daftar orang yang harus kuwaspadai setelah Tezuka dan Echizen" ucapnya membuat Tezuka merasakan sensasi aneh datang dari perkataan Fuji
Seorang gadis dengan jaket biru putih dan topi fila putih yang dibalut oleh tudung jaketnya yang menyembunyikan rambut serta wajahnya berjalan sambil menenteng tas berwarna biru di pundak kirinya. Sesekali dia menatap langit sore yang mulai menggelap.
Gadis yang telah melepas karirnya menjadi pemain profesional. Dia memegang pundaknya, mengingat janji yang telah dia utarakan pada seseorang, seseorang yang akan menggantikannya meraih mimpinya.
Gadis itu tidak menyesal melihat pemuda yang ia kagumi itu sedang berjalan menuju puncak meninggalkan dia dan bekas luka dipundak kirinya. Seharusnya bukan dia yang menerima luka ini, seharusnya saat ini dia sudah menjadi seorang profesional. Dan juga seharusnya saat ini dia yang meninggalkan pemuda itu. bukan dia yang ditinggalkan
gadis yang begitu tegar. Dia sama sekali tidak keberatan saat pemuda itu meninggalkan dirinya dengan janji akan menjadi yang terbaik diseluruh Jepang, dan saat itu terwujud, gadis itu harus kembali padanya dan menjawab segala pertanyaan yang pernah pemuda itu berikan sebelum dia meninggalkan Amerika beberapa bulan yang lalu.
Namun saat gadis itu kembali punang menuju Jepang, justru pemuda itu pergi meninggalkannya lagi menuju Amerika tanpa gadis itu bisa memenuhi janjinya.
Gadis itu menyuruh pemuda tersebut untuk menunggu, tapi kenyataannya malah gadis itu yang menunggunya. Dia tak mau menemui pemuda itu sebelum ia menemuinya lebih dulu. Karna pemuda dengan harga diri tinggi itu akan kehilangan harga dirinya jika sang gadis yang pergi menemuinya.
Gadis itu hanya menunggu. Menunggu kepulangan pangerannya hingga mereka bisa kembali bersama seperti sebelum segalanya terjadi. Karna bagaimanapun juga dia adalah sang putri yang menunggu sang pangeran untuk datang menjemputnya
wah, akhirnya selesai juga! gak nyangka bisa buat Fic baru di Fandom PoT. padahal saya masih berhutang 3 fic di fandom sebelah (biasa, author adalah tipe orang yang suka berhenti ditengah jalan ketika ide berhenti mengalir)
disini saya menggambarkan yuki kizuki adalah teman masa kecil ryoma, dia hebat dalam bermain tennis. dia adalah pemain kidal.
tolong sampaikan review anda, saya lebih senang apabila anda mau memberitahu letak kesalahan saya!
baiklah sampai jumpa di chapter depan!
